Tragedi Bir Ma'unah




Sebuah peristiwa yang memilukan pernah terjadi di jaman Rasulullah ﷺ saat sebanyak 70 orang penghafal Qur'an atau Qurro yang diutus untuk menyebarkan Islam dibunuh dalam peristiwa Bir Ma'unah .

Peristiwa  Bir Nau'mah diawali dengan kedatangan Abu Barra dari kaum Bani Amir yang meminta Rasulullah ﷺ untuk mengirimkan utusan guna mengajari Islam.  Rasulullahﷺ semula ragu akan keselamatan kaumnya jika dikirim untuk menyebarkan Islam disana. Namun,  Abu Barra memberikan jaminannya.

Maka berangkatlah 70 orang pilihan. Mereka adalah para qurro,  penghafal Al Quran kala itu.  Sesampai di sebuah gua di atas tempat air bernama Bir Ma'unah,  seorang dari mereka yang bernama Abu Mulhan Al-Ansari atau Harom bin Mulham untuk mendatang pemimpin  penduduk negeri bernama Amir ibnu Tufail Al-Ja’fari dengan membawa surat dari Rasulullah sarta menyampaikan risalahnya.

Kepada pemimpin dan penduduk Bir Ma'unah ia berkata,  "Hai penduduk Bir Ma'unah, sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah kepada kalian. Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya. Karena itu, berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya!"

Tiba-tiba keluarlah seseorang penduduk Bir Ma'unah melemparkan tombaknya dan tepat mengenai dada  Abu Mulham. Mendapati dirinya ditikam tombak ia berkata,  "Allahu Akbar, Demi Robb Ka’bah, aku telah beruntung.” Abu Mulham gugur sebagai syuhada.

Tidak sampai disitu,  mereka kemudian mengepung dan menyerang para sahabat lainnya. Para penghafal Quran yang terdidik itu berusaha melawan tapi tidak berhasil sehingga dari 70 orang  hanya satu yang dibiarkan hidup dan ditawan yaitu Amr bin Umayah.

Amr bin Umayah kemudian dibebaskan karena berasal dari bani Mudhar dan dibela oleh seorang budak wanita. Amr bin Unayah yang kemudian menceritakan peristiwa pembunuhan para sahabat penghafal Quran ini kepada Rasulullahﷺ. Selama 30 hari karena peristiwa Bir Ma'unah ini Rasulullahﷺ membaca qunut Nazilah pada sholatnya.

Allahﷻ kemudian menurunkan ayat Ali Imran 169 sebagai berita gembira bagi orang yang masih hidup di dunia bahwa saudara dan sahabat muslim yang gugur sebagai syuhada mendapatkan kesenangan di surga. Para syuhada ini tidak dikhususkan mereka  yang ada dalam tragedi Bir Ma'unah, tapi juga yang gugur dalam membela agama Allah Islam sejak disiarkan kembali oleh Rasulullahﷺ, gugur tatkala perang Uhud, sampai di akhir jaman.

Bismillahi Rahmani Rahiim
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Rabbnya mendapat rezeki,"
Shodaqollahul'adziim


Allahu'alam.
Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Akhir


Al Akhir - Yang Terakhir


هُوَ الْأَوَّلُ وَالْأَاخِرُ وَالظّٰهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
Quran Al-Hadid 3

Menjadi Yang Pertama dan Yang Terakhir menunjukkan bahwa waktu hanyalah sebuah fenomena yang diciptakan Allahﷻ. Yang Terakhir adalah Yang Abadi yang akan tetap bereksistensi setelah alam semesta lenyap.

فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ
وَخَسَفَ الْقَمَرُ
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
يَقُولُ الْإِنْسٰنُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ
كَلَّا لَا وَزَرَ
إِلٰى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
"Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),
dan bulan pun telah hilang cahayanya,
lalu matahari dan bulan dikumpulkan,
pada hari itu manusia berkata, Ke mana tempat lari?
Tidak! Tidak ada tempat berlindung!
Hanya kepada Rabbmu tempat kembali pada hari itu."
Quran Al Qiyamah 7-12

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيْلَ وَالْفُرْقَانَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah Rabb sekalian langit dan bumi dan Rabb ‘Arsy yang agung Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an, Aku berlindung dari kejahatan segala sesuatu yang Engkaulah yang menguasai ubun-ubunnya. Ya Allah engkaulah Al-Awwal yang tiada sesuatu sebelum-Mu, dan engkaulah Al-Akhir yang tiada sesuatu setelah-Mu, Engkaulah Yang Zhahir Yang tiada sesuatu di atas-Mu dan engkau Al-Bathin, tiada yang lebih dekat dari-Mu sesuatupun, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kefakiran.” Dan Abu Shalih meriwayatkan ini dari Abu Hurairah. (HR Muslim)

Kehidupan yang paling indah adalah menikmati kebaikan kehidupan akhirat yang abadi

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Awal



Al Awal - Yang Pertama

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْأَاخِرُ وَالظّٰهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
Quran Al-Hadid 3

Allahﷻ adalah makhluk yang keberadaan-Nya tanpa permulaan karena kalau ada permulaan bagi-Nya pasti itulah yang membuat-Nya.  Sedangkan Allah tidak dibuat oleh yang lain.

Apa yang kita pahami dengan istilah "sebelum" dan "sesudah" hanyalah dalam pemahaman di kalangan manusia.  Manusia hidup dalam kurun waktu yang telah diatur oleh Allahﷻ sehingga berpikir akan sesuatu yang awal dan akhir. Namun,  Allahﷻ tidak diatur oleh waktu.

 وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ
"...Dan sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu."
Quran Al-Hajj 47

تَعْرُجُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِى يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُۥ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
"Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun."
Quran Al-Ma'arij 4

Akal manusia memiliki batasan yang tak bisa menembus seluruh keberadaan Sang Pencipta.  Manusia tak bisa sombong dengan berkata akan pemikirannya mengenai hal yang diluar jangkauan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
لَنْ يَبْرَحَ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يَقُولُوا هَذَا اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ ‏"‏‏
"Manusia tidak akan berhenti bertanya sampai mereka berkata 'Allah adalah Pencipta segala sesuatu, lalu siapa yang menciptakan Allah?'"
HR Bukhari

Demikianlah Allahﷻ sudah ada saat yang lain belum ada,  begitu pula tetap ada saat semua telah tiada.

Dari Abu Hurairah,  saat hendak tidur Rasulullah ﷺ mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيْلَ وَالْفُرْقَانَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah Rabb sekalian langit dan bumi dan Rabb ‘Arsy yang agung Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an, Aku berlindung dari kejahatan segala sesuatu yang Engkaulah yang menguasai ubun-ubunnya. Ya Allah engkaulah Al-Awwal yang tiada sesuatu sebelum-Mu, dan engkaulah Al-Akhir yang tiada sesuatu setelah-Mu, Engkaulah Yang Zhahir Yang tiada sesuatu di atas-Mu dan engkau Al-Bathin, tiada yang lebih dekat dari-Mu sesuatupun, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kefakiran.” (HR.Muslim)

Menyadari untuk apa kita diciptakan menguatkan kita dalam beribadah kepada Allahﷻ.

Alhamdulillah

Ayat-ayat Menghadapi Para Teroris Anti Islam



Orang-orang yang ia tembaki itu...

بِأَىِّ ذَنۢبٍ قُتِلَتْ
"karena dosa apa dia dibunuh?" (Quran 81:9)

Tidakkah ia sanggup berpikir?

 أَنَّهُۥ مَنْ قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ

"... bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia... "
(QS. 5:32)

Buatnya yang melepaskan peluru!

أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرٰى
كَلَّا لَئِنْ لَّمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًۢا بِالنَّاصِيَةِ
نَاصِيَةٍ كٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
"Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?"
Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka)
yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.' (QS 96:14-16)

Semua kejahatan akan dibalas!

أَيَحْسَبُ الْإِنْسٰنُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
"Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?"
(QS 75:36)

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصٰرُ
"Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,"
(QS 14:42)

Karena yang ia sangka telah mati sesungguhnya tetaplah hidup!

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Rabbnya mendapat rezeki," (QS 3:169)

Teruntuk diri iniini sendiri ...

 فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِى
"Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku"
(Qs 2:150,  3:175,  5:3)

فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ
"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku."
(Qs 5: 44)

 إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ
"...sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. "
(QS. 2: 156)

Alhamdulillah

Sahabat Al A'raf




Kisah penduduk Al A'raf adalah kisah mereka yang terdapat dalam Al Quran surat Al A'raf sesuai dengan namanya. Al A'raf ditafsirkan sebagai tembok yang tinggi, pembatas antara surga dan neraka yang terdapat pintu. Ada juga yang menafsirkannya sebagai tebing yang tinggi.

Kisah sahabat Al Araf difirmankan Allah dalam surat ini. Pada hari akhir nanti, penduduk neraka dan penduduk surga telah masuk ke tempat akhir masing-masing. Penduduk neraka memanggil penduduk surga dan meminta dikasihani berupa air dan rahmat Allah lainnya. Namun, hal tersebut tidaklah mungkin terjadi, sampai akhirnya sebuah hijab atau pembatas, atau tembok yang tinggi tadi, ditutupkan antara penduduk neraka dan surga. Tinggallah penduduk atau sahabat Al A'raf yang berada di antara keduanya.

Penduduk Al Araf ditafsirkan sebagai orang-orang yang sama berat timbangan amal dan kebaikannya. Juga ditafsirkan sebagai mereka yang beramal baik namun terhalang oleh keadaan tertentu sehingga tak bisa memasuki surga.

Sahabat al Araf ditafsirkan sebagai suatu kaum yang berangkat (berperang di jalan Allah) dalam keadaan durhaka karena tanpa seizin orang tua-orang tua mereka, lalu mereka gugur di jalan Allah.Maka mereka tidak dapat masuk surga karena telah durhaka terhadap orang tua-orang tua mereka, dan mereka tidak dapat masuk neraka karena mereka telah gugur dalam membela jalan Allah.

Ulama tafsir berbeda-beda dalam menafsirkan siapa sahabat Al Araf ini. Tetapi semua pendapat saling berdekatan pengertiannya yang bermuara kepada suatu pendapat, yaitu mereka adalah kaum-kaum yang amal kebaikan dan amal keburukannya sama.

Sahabat Al Araf yang dalam firman Allah disebutkan dapat dikenali dari tanda-tandanya, adalah mereka yang paling akhir mendapat keputusan dari Allah. Mereka begitu takut melihat neraka dan begitu cemas mengharap surga. Mereka berdoa agar tidak disatukan dengan kaum zalim dan Allah mengabulkan doa mereka, merahmati dan memasukkan ke dalam surga.


Menulis ulang Al Quran surat Al A'raf ayat 44-51

Bismillahi Rahmani Rahiim

وَنَادٰىٓ أَصْحٰبُ الْجَنَّةِ أَصْحٰبَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدتُّمْ مَّا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا ۖ قَالُوا نَعَمْ ۚ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَيْنَهُمْ أَنْ لَّعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظّٰلِمِينَ

"Dan para penghuni surga menyeru penghuni-penghuni neraka, Sungguh, kami telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepada kami itu benar. Apakah kamu telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepadamu itu benar? Mereka menjawab, Benar. Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di antara mereka, Laknat Allah bagi orang-orang zalim," (44)

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْأَاخِرَةِ كٰفِرُونَ

"(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Mereka itulah yang mengingkari kehidupan akhirat."(45)

وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ ۚ وَعَلَى الْأَعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلًّۢا بِسِيمٰىهُمْ ۚ وَنَادَوْا أَصْحٰبَ الْجَنَّةِ أَنْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ ۚ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ

"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A'raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, Salamun 'alaikum (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk)."( 46)

وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصٰرُهُمْ تِلْقَآءَ أَصْحٰبِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِينَ

"Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu." (47)


وَنَادٰىٓ أَصْحٰبُ الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمٰىهُمْ قَالُوا مَآ أَغْنٰى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ

"Dan orang-orang di atas A'raf (tempat yang tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu." (48)

أَهٰٓؤُلَآءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ۚ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ

"Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah? (Allah berfirman), Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati."(49)

وَنَادٰىٓ أَصْحٰبُ النَّارِ أَصْحٰبَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ ۚ قَالُوٓا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكٰفِرِينَ

"Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu. Mereka menjawab, Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,"(50)

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسٰىهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَآءَ يَوْمِهِمْ هٰذَا وَمَا كَانُوا بِئَايٰتِنَا يَجْحَدُونَ

"(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka, pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami."(51)

Shodaqollahul'adziim

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Azim




Al Azim - Maha Agung

لَهُۥ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ
"Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Agung, Maha Besar."
Quran Asy-Syura 4

Allahﷻ yang Maha Agung,  yang Maha Besar, terlalu besar untuk dipahami oleh pikiran manusia.  Dia tak terhingga lebih besarnya dari ciptaan-Nya.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
"Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar."
Quran Al-Waqi'ah 74

Kita membesarkan nama Allahﷻ dengan berulang kali memuliakan nama-Nya,  "Subhana Rabbiyal Adzim".  Maha Suci Rabb yang Maha Agung.

Kebesaran-Nya melebihi langit dan bumi beserta isinya.

 وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ
Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."
Quran Al-Baqarah 255

Namun,  kebesaran Allahﷻ bisa dipujikan oleh lidah dengan keringanan.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, “Rasulullah  ﷺ berkata kepadaku,
ألاَ أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الكَلاَمِ إِلَى اللهِ ؟ إنَّ أَحَبَّ الكَلاَمِ إِلَى اللهِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

‘Maukah aku beritahukan kepadamu perkataan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah, ‘SUBHANALLAH WA BIHAMDIH’ (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya).” (HR. Muslim)

Saat dalam kesukaran,  Rasulullah ﷺ membaca:

 "‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ‏"‏‏.‏
Tiada Tuhan selain Allah,  Yang Maha Pemurah,  tiada Tuhan selain Allah,  Tuhan langit dan bumi,  Tuhan Pemilik Arsy Yang Agung." ( HR Bukhari)

Perbuatan paling luhur adalah memuliakan Allahﷻ

Alhamdulillah