Tiga Tempat Mulia



Surat At Tin diawali dengan sumpah Allah Subhanahu wa Ta'ala atas tiga tempat yang mulia. Tempat manakah itu?

Al Quran Surat At Tin ayat 1-3
Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1)
وَطُورِ سِينِينَ (2)
وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3)

Demi (buah) tin dan zaitun,
dan demi Bukit Sinai,
dan demi kota (Mekah) ini yang aman

Shodaqollahul'adziim

Dimanakah ketiga tempat tersebut? Ketiga tempat tersebut merupakan tempat diutusnya para nabi pembawa syariat.

SATU, buah tin dan zaitun ditafsirkan oleh para ulama sebagai tempat yang dahulunya dipenuhi dengan kedua jenis buah tersebut yaitu Baitul Maqdis. Baitul Maqdis merupakan tempat dimana Allah ﷻ mengutus Nabi Isa alaihissalam putra Maryam di kota Yerusalem.

DUA, bukit Sinai adalah sebuah bukit yang dinaiki nabi Musa alaihissalam putra Imran yaitu ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala berbicara langsung kepadanya.

TIGA, kota Mekah yang aman, masjidil haram yang padanya Kabah, kiblat kaum muslimin. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus Muhammad ﷺ putra Abdullah untuk menyampaikan syariat Islam sebagai agama akhir zaman.

Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa ketiga tempat tersebut juga termuat dalam kitab Taurat.
"Mereka mengatakan bahwa pada akhir kitab Taurat nama ketiga tempat ini disebutkan. Allah datang dari Bukit Sinai —yakni tempat yang padanya Allah berbicara langsung kepada Musa 'alaihissalam ibnu Imran—. Dan muncul di Sa'ir, nama sebuah bukit di Baitul Maqdis, yang padanya Allah mengutus Isa. Dan tampak di bukit-bukit Faran, yakni bukit-bukit Mekah yang darinya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam."

Tatkala Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah pada sesuatu hal atau tempat, ini menunjukkan kelebihan hal atau kemuliaan tempat tersebut dibandingkan yang lainnya.

Ada baiknya juga kita memahami sampai akhir ayat dalam surat At Tin sebagai kelanjutan dari sumpah Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu tentang penciptaan manusia yang sebaik-baiknya, namun sebagian manusia masuk ke tempat yang rendah yakni neraka kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh. Manusia penuh dengan keingkaran padahal segala bukti telah Allahﷻ turunkan, sampai pada akhir ayat dalam surat ini yakni pertanyaan Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa Dia adalah hakim yang seadil-adilnya.

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya? (Quran At Tin 8)

Maka, sebagaimana disebut sebuah riwayat dari Abu Hurairah, apabila kita membaca surat At Tin sampai akhirnya, atau ayat 8 ini, hendaklah mengucapkan:

بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ من الشاهدين
Bala wa anaa 'alaa dzalika minnassyaahidiin
"Benar, dan aku termasuk orang-orang yang menjadi saksi atas hal tersebut.”

Wallahu'alam
Alhamdulillah

Terpelihara dari Kekiikiran




Kekikiran tak hanya sebatas pada kata pelit,  pelit dalam memberi zakat,  infaq,  sadaqah atau pemberian lainnya yang bermanfaat.  Kekikran bisa berarti juga memakan harta sesama dengan aniaya.

Al Quran surat Al Hasyr 9 dan At Thagabun 16

Bismillahi Rahmaani Rahiim
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"...Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Shodaqollahul'adziim

Abdurrahman bin Auf,  sahabat Nabi yang kaya dan dermawan pernah berdoa di baitullah, "Ya Allah, peliharalah diriku dari kekikiran diriku." Hanya itu doa yang dibacanya, tidak lebih. Lalu seorang pria bernama Abul Hayyaj Al-Asadi bertanya kepadanya, "Mengapa demikian?"
Abdurrahman bin Auf menjawab, "Jika aku dipelihara dari kekikiran diriku, berarti aku tidak akan mencuri, tidak berzina, dan tidak berbuat macam-macam dosa."

Dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: "Jauhilah perbuatan aniaya, kerena sesungguhnya perbuatan aniaya itu adalah kegelapan kelak di hari kiamat; dan takutlah kalian terhadap sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir itu telah membinasakan orang-orang terdahulu sebelum kalian. Karena sifat kikir mendorong mereka untuk mengalirkan darah mereka dan menghalalkan kehormatan mereka." (HR Imam Ahmad)

Dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ﷺ bersabda: "Hindarilah oleh kalian perbuatan aniaya, karena sesungguhnya perbuatan aniaya itu merupakan kegelapan di hari kiamat. Dan takutlah kalian terhadap perbuatan keji, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai kata-kata yang keji dan tidak pula perbuatan yang keji (kotor). Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir itu telah membinasakan orang-orang yang sebelum kalian. Sifat kikir mendorong mereka berbuat aniaya, maka mereka berbuat aniaya; dan mendorong mereka untuk berbuat kedurhakaan, maka mereka berbuat kedurhakaan; dan mendorong mereka untuk memutuskan silaturahmi, maka mereka memutuskan pertalian silaturahmi.'" (HR Imam Muslim)

Dari Abu Hurairah, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Tidak dapat terkumpul di dalam perut seorang hamba selamanya antara debu di jalan Allah dan asap neraka Jahanam. Dan tidak dapat terkumpul pula antara sifat kikir dan iman dalam hati seorang hamba selama-lamanya." (HR Imam Ahmad dan Abu Dawud)

Dari Anas ibnu Malik, dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Telah disembuhkan dari kekikiran orang yang menunaikan zakatnya, menjamu tamunya, dan memberi derma kepada yang terkena musibah."

Riwayat-riwayat hadist untuk ayat di ayas diambil dati tafsir Ibnu Katsir.
Semoga kita terpelihara dari sifat kekikiran.

Alhamdulillah

Menjaga Ketaqwaan


Taqwa berarti menjaga diri, menjauhi apa yang dilarang oleh Allah ﷻ, tidak bermaksiat kepada-Nya.

Al Quran surat Al Hujurat 13
Bismillahi Rahmani Rahiim

يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا  ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقٰىكُمْ  ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
Shodaqollahul'adziim

Umar bin Khattab pernah bertanya kepada sahabatnya Ubay bin Ka’ab, "Wahai Ubay, apa makna taqwa?"
Ubay dengan balik bertanya, "Bukankah Anda pernah melewati jalan yang penuh duri?”
“Ya, pernah,” jawab Umar.
“Apa yang Anda lakukan?” tanya Ubay lagi.
“Saya akan bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati,” jawab Umar.
“Itulah hakikat taqwa,” kata Ubay bin ka’ab.

Dari Tsauban, dari Rasulullahﷺ bersabda: “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.”
Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”
Rasulullahﷺ bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah)

“Dari Abdullah bin Mas’ud رض الله عنه dari Nabi ﷺ beliau biasa berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa.
Artinya:



Ya Allah, aku memohon kepadaMu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan dari perbuatan buruk dan kekayaan.





(HR Muslim)




Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 41: Umeir bim Sa'ad



Umeir bin Sa'ad adalah saudara dari Sa'id bin Amir. Sa'id bin Amir ditugaskan menjadi gubernur di Syria oleh khalifah Umar bin Khattab. Kesholehan dan akhlaq Umeir bin Sa'ad tidak kalah dengan saudaranya itu.

Ayahnya adalah Saad al Qari, ikut berperang, dan syahid di pertempuran Qadisiah. Umeir dibawa ayahnya menghadap Rasulullahﷺ untuk berbaiat dan semenjak itu impiannya adalah syahid. Ia selalu berdiri di saf pertama dan paling awal maju pada panggilan perang.

Pada suatu hari Umeir mendengar Jullas bin Shanit, salah seorang kerabatnya, sedang berbincang-bincang di rumahnya. Jullas berkata, "Seandainya laki-laki ini memang benar tentulah kita ini lebih jelek dari keledai-keledai. " Laki-laki yang dimaksudnya adalah Rasulullah ﷺ.

Kala mendengar perkataan Jullas, Umeir bin Sa'ad langsung bangkit karena geramnya.

"Demi Allah, Hai Jullas! Engkau adalah orang yang paling kucintai dan yang paling banyak berjasa bagiku dan yang paling tidak kusukai akan ditimpa sesuatu yang tidak menyenangkan. Sungguh engkau telah melontarkan sesuatu ucapan seandainya ucapan itu kusebutkan dan sumbernya daripadamu niscaya akan menyakitkan hatimu. Tetapi andainya kubiarkan saja kata-kata itu, tentulah agamaku akan binasa padahal haq agama itu lebih utama ditunaikan. Dari itu aku akan menyampaikan apa yang kudengar kepada Rasulullah! "

Tetapi Jullas tak menunjukkan penyesalannya. Maka pergilah Umeir ingin menyampaikan perihal tersebut. "Akan kusampaikan kepada Rasulullah sebelum Tuhan menurunkan wahyu yang melibatkan diriku dengan dosamu. "

Rasulullah ﷺ kemudian mendapat laporan mengenai Julias lalu mengirim orang untuk mencarinya. Julias berdalih dan menyatakan sumpah palsu. Tak lama setelah itu, Allah menurunkan firman-Nya:

يَحْلِفُونَ بِاللَّهِ مَا قَالُوا وَلَقَدْ قَالُوا كَلِمَةَ الْكُفْرِ وَكَفَرُوا بَعْدَ إِسْلٰمِهِمْ وَهَمُّوا بِمَا لَمْ يَنَالُوا ۚ وَمَا نَقَمُوٓا إِلَّآ أَنْ أَغْنٰىهُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُۥ مِنْ فَضْلِهِۦ ۚ فَإِنْ يَتُوبُوا يَكُ خَيْرًا لَّهُمْ ۖ وَإِنْ يَتَوَلَّوْا يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ عَذَابًا أَلِيمًا فِى الدُّنْيَا وَالْأَاخِرَةِ ۚ وَمَا لَهُمْ فِى الْأَرْضِ مِنْ وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ
"Mereka (orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakiti Muhammad). Sungguh, mereka telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir setelah Islam, dan menginginkan apa yang mereka tidak dapat mencapainya; dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), sekiranya Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka. Maka, jika mereka bertobat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka tidak mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di Bumi."
(Quran At-Taubah 74)

Akibat turunnya ayat ini, Julias mengakui perbuatannya, meminta maaf dan bertobat. Ini semua adalah akibat tindakan Umeir yang tak ingin seseorang pun menghina Nabi ﷺ.

Turunnya ayat ini juga membawa kebaikan bagi Julias karena ia segera bertobat. Seraya memegang telinga Umeir, Nabi ﷺ berkata, "hai anak muda, sungguh nyaring telingamu, dan Tuhan membenarkan tindakanmu!"

Pilihan Umar bin Khattab

Khalifah Umar bin Khattab sangatlah berhati-hati dalam memilih gubernur. Beliau selalu memilih orang kepercayaan yang zuhud dan sholeh, dipercaya dan jujur. Umar bin Khattab justru lebih memilih orang yang tidak mengejar pangkat atau kedudukan, bahkan tidak berhendak menerima jabatan kecuali orang tersebut dipaksa.

Umar bin Khattab selalu mengulang-ulang pesan:
"Aku menginginkan seorang laki-laki bila ia berada dalam satu kaum, padahal ia adalah rakyat biasa tetapi menonjol seolah-olah ialah pemimpinnya. Dan bila ia berada di antara mereka sebagai pemimpinnya, ia menampakkan diri sebagai rakyat biasa. Alu menghendaki seorang gubernur yang tidak membedakan dirinya dari manusia kebanyakan dalam soal pakaian, makanan dan tempat tinggal. Ditegakkannya sholat di antara mereka, berbagi rata dengan mereka berdasarkan yang haq dan tak pernah ia menutup pintunya untuk menolak pengaduan mereka."

Atas pertimbangan ini kemudian Umar bin Khattab memilih Umeir bin Sa'ad sebagai gubernur di Homs. Umeir berusaha menolak dan melepaskan diri dari jabatan namun sia-sia karena amirul mukminin memaksanya untuk menerima. Atas petunjuk Allah dalam istikharahnya, Umeir pun memikul jabatan tersebut.

Setelah setahun menjabat, Umar bin Khattab menulis surat kepadanya untuk datang ke Madinah.

Jalan-jalan di Madinah menyaksikan seorang laki-laki yang rambutnya kusut dengan tubuh berdebu. Lelaki itu diliputi kelelahan karena telah berjalan jauh. Ia adalah Umeir.

Langkah Umeir seakan tercabut dari tanah disebabkan lamanya kepayahan dalam perjalanan dan tenaga yang habis terkuras. Pada pundak kanan ia membawa sebuah tas kulit dan sebuah piring dan pada pundak kirinya membawa kendi berisi air. Ia berjalan dengan tongkat.

Umeir bertemu Umar bin Khattab dan mengucapkan salam. Umar membalas salamnya. Hati Umar sedih mendapati keadaan Umeir seperti itu.

"Apa khabar Umeir?" tanya Umar bin Khattab.

"Keadaanku seperti yang engkau lihat sendiri, Bukankah engkau melihat alu berbadan sehat dan berdarah bersih dan dunia ditanganku yang dapat kukendalikan semauku," jawab Umeir.

"Apa yang kau bawa itu? " tanya khalifah.

"Yang ku bawa, ini adalah bungkusan untuk membawa bekal, piring tempat aku makan, kendi tempat minum dan wudhu, kemudian tongkat untuk bertelekan dan guna melawan musuh jika datang menghadang. Demi Allah dunia ini tak lain hanyalah pengikut bagi bekal kehidupanku, " jawab Umeir.

"Apakah anda datang dengan berjalan kaki?"

"Benar," jawabnya lagi.

"Apakah tak ada orang yang mau memberikan binatang kendaraannya untuk kami tunggangi?"

"Mereka tidak menawarkan dan aku tidak memintanya."

"Apa yang kau lakukan mengenai tugas yang kami berikan kepadamu?"

"Aku telah mendatangi negeri yang Anda titahkan itu. Orang-orang shaleh di antara penduduknya telah kukumpulkan. Ku angkat mereka mengurus pemungutan pajak dan kekayaan negara. Bila telah terkumpul ku pergunakan kembali pada tempatnya yang wajar untuk kepentingan mereka dan kalau ada kelebihan tentulah sudah kukirimkan ke sini."

"Kalau begitu kau tak membawa apa-apa untuk kami?"

"Tidak." Umeir menegaskan.

Umar bin Khatab kemudian berkata, "Tetapkan kembali jabatan gubernur bagi Umeir! "

Umeir berkata, "Masa yang demikian telah berlalu, aku tak hendak menjadi pegawai anda lagi, atau pegawai pejabat setelah anda."

Demikianlah sikap dan perbuatan Umeir bin Sa'ad. Pada kali yang lain khalifah Umar bin Khattab mengatakan, "Aku ingin sekali mempunyai beberapa orang laki-laki yang seperti Umeir akan jadi pembantuku untuk melayani kaum muslimin."

Sikap wara, membuat Umeir tak gentar akan godaan jabatan dan harta. Pada sebuah mimbar, Umeir pernah berorasi:

"Ketahuilah bahwa sesungguhnya Islam mempunyai dinding teguh dan pintu yanh kukuh. Dinding Islam itu adalah keadilan, sedang pintunya ialah kebenaran. Maka apabila dinding itu telah dirobohkan dan pintunya didobrak orang, Islam pun akan dapat dikalahkan. Islam akan senantiasa kuat selama pemerintahannya kuat. Kekuatan pemerintahan tidak terletak dalam angkatan perang atau keperkasaan angkatan kepolisian, tetapi dalam realita pelaksana, melaksanakan segala ketentuan dengan jujur dan benar disertai menegakkan keadilan."

Salam untukmu Umeir bin Sa'ad. Semoga Ridho Allah atasmu.

Alhamdulillah
Kisah sahabat lainnya:
Kisah Sahabat Rasulullah SAW

Tiga yang Sedikit Dilakukan Manusia


Ada tiga hal yang sedikit sekali dilakukan oleh manusia sebagaimana disebutkan Allah Subhanahuwa Ta'ala dalam Al Quran

Tiga hal tersebut yakni:
Bismillahi Rahmani Rahiim

SATU, Sedikit bersyukur
قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
Sedikit sekali kamu bersyukur
Quran Al Mulk 23

DUA,  Sedikit belajar
قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ
Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran
Quran Al Araf 3

TIGA,  Sedikit beriman
قَلِيلًا مَّا تُؤْمِنُونَ
Sedikit sekali kamu beriman
Quran Al Haqqah 41

Shodaqollahul'adziim

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memperingatkan dan semoga kita bisa lebih memperbanyak melakukan ketiga perbuatan tersebut.

Alhamdulillah

Apakah Kita Merasa Aman dari Siksaan Allah





Hanya orang-orang yang merugi yang merasa aman dari siksaan Allah Subhanahu was Taala. Orang yang merugi adalah mereka yang terus menerus melakukan kedurhakaan atau kemaksiatan tanpa ada rasa bersalah.

Al-Hasan Al-Basri rahimahullah pernah mengatakan, "Orang mukmin mengerjakan amal-amal ketaatan, sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir; sementara orang yang durhaka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman."

Menulis ulang Al Quran Surat Al Araf 96-99
Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰىٓ ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيٰتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ  ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُونَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain.
Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi."
Shofaqollahul'adziim


Allah Subhanahu wa Taala mempergilirkan kepada manusia penderitaan dan kesenangan, supaya manusia merendahkan diri kepada Rabbnya saat menderita dan bersyukur tatkala susah. Demikianlah hakikat seorang muslim Namun, kaum kafirin menolak melakukannya, yaitu mengingkari nikmat dan tiada bersyukur, sehingga Allah menimpakan siksaan yang sekonyong-konyong.

Dalam hadist Sahihain disebutkan:

"عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِ، لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ سَراء شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاء صَبَر فَكَانَ خَيْرًا لَهُ"

"Sungguh mengagumkan perihal orang mukmin, tidak sekali-kali Allah memutuskan baginya suatu keputusan melainkan hal itu menjadi kebaikan baginya. Jika dia tertimpa kesengsaraan, bersabar; dan sabar itu baik baginya, jika beroleh kesenangan, bersyukur; dan bersyukur itu baik baginya."

Pada riwayat lain:

ذُنُوبِهِ، وَالْمُنَافِقُ مَثَلُهُ كَمَثَلِ الْحِمَارِ، لَا يَدْرِي فِيمَ رَبَطَهُ أَهْلُهُ، وَلَا فِيمَ أَرْسَلُوهُ"

"Penyakit masih terus-menerus akan menimpa orang mukmin sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosanya. Sedangkan orang munafik perumpamaannya sama dengan keledai, ia tidak mengerti mengapa pemiliknya mengikatnya dan mengapa melepaskannya."

Seorang muslim senantiasa mengevaluasi diri dan menghindari murka Allah. Namun, rasa takut akan siksaan Allah telah dicabut dari hati kaum kafir dan munafik sampai saat ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala menimpakan siksa-Nya dengan tiba-tiba.

Wallahu'alam. Semoga kita terhindar dari sifat-sifat orang yang merugi.

Alhamdulillah

Berjalan dengan Wajah



Orang-orang yang tidak diberikan hidayah oleh Allahﷻ adalah mereka yang seringkali menolak kebenaran.  Pada hari kiamat kelak,  mereka akan berjalan dengan wajah dikarenakan mereka tak mau mengikuti kebenaran itu.
#Quran surat Al Mulk ayat 22
Bismillahi Rahmaani Rahiim
أَفَمَنْ يَمْشِى مُكِبًّا عَلٰى وَجْهِهِۦٓ أَهْدٰىٓ أَمَّنْ يَمْشِى سَوِيًّا عَلٰى صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Maka apakah orang yang berjalan dengan wajah terjungkal itu lebih mendapatkan petunjuk daripada orang mukmin yang berjalan tegak di atas jalan yang lurus?
Shodaqollahul'adiim
Anas Ibnu Malik menceritakan bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah ada orang-orang yang digiring dengan muka di bawah?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab: "Rabb yang membuat mereka dapat berjalan dengan kaki mereka mampu membuat mereka berjalan dengan muka di bawah." (Riwayat Imam Ahmad dalam kitab Sahihain)
Semoga hidayah Allahﷻ selalu dilimpahkan kepada kita.
Alhamdulillah

Penegak Keadilan


Suatu ketika Rasulullah ﷺ memerintahkan Abdullah Ibnu Rawahah untuk pergi ke Khaibar guna menaksir kurma yang dipanen disana.  Perhitungan ini akan digunakan untuk menetapkan jizyah dari masyarakat beretnis Yahudi tersebut.

Saat menaksir jizyah buah kurma,  datanglah sekelompok bani Khaibar membawa sejumlah emas yang mereka kumpulkan. Mereka hendak menyuap Abdullah Ibnu Rawahah dengan emas itu sehingga jizyah yang ditetapkan bisa dikurangi.

Hal tersebut tentu saja ditolak mentah-mentah oleh sahabat Rasulullah ﷺ yang juga seorang pejuang perang tersebut.  Abdullah Ibnu Rawahah yang jago bersyair itu kemudian berkata kepada mereka yang hendak menyuapnya secara tegas:

"Demi Allah, sesungguhnya aku datang kepada kalian dari makhluk yang paling aku cintai, dan sesungguhnya kalian ini lebih aku benci daripada kera dan babi yang sederajat dengan kalian. Bukan karena cintaku kepadanya, atau benciku terhadap kalian, lalu aku tidak berlaku adil terhadap kalian."

Demikianlah salah satu kisah hikmah dari seorang Abdullah Ibnu Rawahah,  sahabat Rasulullah ﷺ yang syahid di perang Muntah, sebagaimana hikmah yang bisa diambil dari Al Quran surat Annisa 135. Allahu'alam.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوّٰمِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلٰىٓ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوٰلِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ  ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلٰى بِهِمَا  ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰىٓ أَنْ تَعْدِلُوا  ۚ وَإِنْ تَلْوُۥٓا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Mengetahui terhadap segala apa yang kamu kerjakan."
Shodaqollahul'adzim

Alhamdulillah

Permohonan Rasulullah ﷺ untuk Umatnya



Lebih dari 1400 tahun yang lalu,  Rasulullah ﷺ mengulang-ulang sebuah ayat dan memohon kepada Allah dengan penuh cinta untuk pengampunan umatnya,  kaum muslimin seperti kita yang hidup saat ini.

Al Quran surat Al Maidah 118
Bismillahi Rahmani Rahiim

إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ ۖ وَإِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 118)

Rasulullah ﷺ menengadahkan tangan dan menangis meminta kepada Allah Ta'ala  pengampunan atas umat Islam setelah berulang-ulang membacanya.

Dalam sebuah riwayat,  Abu Dzar mengatakan bahwa ia melihat Nabi ﷺ berdiri sholat dan membaca sebuah ayat berulang sampai menjelang subuh.  Ayat itu adalah: "Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (Quran 5:118).

Dari Abdullah bin Amr mengatakan, 
Nabi ﷺ membaca ayat Allah yang Maha Mulia dan Maha Agung yaitu doa nabi Ibrahim: "Ya Rabb berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barang siapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang.' (Quran 14:36)
Dan ayat permohonan Nabi Isa: 'Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.' (Quran 5:118)
Lalu Nabi ﷺ mengangkat tangan dan berkata,  "Ya Allah,  umatku umatku",  lalu menangis.
Allah Yang Maha Mulia berfirman,  "Wahai Jibril,  pergilah ke Muhammad dan tanyakan -dan Rabbmu lebih mengetahui- apa yang membuatnya menangis."
Lalu Jibril mendatangi dan bertanya apa yang menyebabkannya menangis dan Beliau ﷺ menjelaskan.  Lalu Allah berfirman  "Wahai Jibril pergilah ke Muhammad -dan Rabbmu lebih mengetahui- dan katakan,  "Sesungguhnya,  Kami akan membuatmu rela dengan nasib umatmu dan Kami tak pernah membuatmu sedih." (HR Muslim)

Shalawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam.

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Hafiz



Al Hafiz - Maha Pemelihara


إن ربى على كل شىء حفيظ
'Sesungguhnya Rabbku Maha Pemelihara Segala Sesuatu. "
Quran Hud 57

إن الله يمسك السموت والأرض أن تزولا ولئن زالتآ إن أمسكهما من أحد من بعده إنه كان حليما غفورا
" Sungguh, Allah Yang Menahan langit Dan bumi agar TIDAK lenyap; dan jika kelelahan akan lenyap tidak ada seorang pun yang mampu menahannya selain Allah. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. "
Quran Fatir 41

Allah ﷻ menjaga Al quran sehingga tak berubah isinya di kitab suci sebelumnya. " Dan Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya. "
Quran Al Maidah 48

Manusia bisa melupakan apa yang telah diperbuat di masa lampau. Namun, Allah mencatat perbuatan perbuatan manusia. "Dia (Musa) menjawab, Pengetahuan tentang itu ada pada Rabbku, di dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuz), Rabbku tidak akan salah atau lupa;" Quran Ta-Ha 52

وما من دآبة فى الأرض ولا طئر يطير بجناحيه إلآ أمم أمثالكم ما فرطنا فى الكتب من شىء ثم إلى ربهم يحشرون "Dan TIDAK ADA Seekor Binatang pun Yang ADA di Bumi dan burung-burung Yang terbang DENGAN kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Rabb mereka dikumpulkan. " Quran Al-An '

قَالَ عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّى فِى كِتٰبٍ ۖ لَّا يَضِلُّ رَبِّى وَلَا يَنْسَى Tidak hanya manusia, tapi semua makhluk dipelihara dengan seksama oleh Allah ﷻ.

Seorang yang percaya akan keyakinan bahwa Allah akan menjaga segala urusannya. "Dia (Ya'qub) berkata, Bagaimana aku akan mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, seperti aku telah mempercayakan saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu? Maka antara Allah adalah penjaga yang terbaik dan Dia Maha Penyayang di para penyayang." Quran Yusuf 64

قال هل ءامنكم عليه إلا كمآ أمنتكم على



عن أبي العباس عبد الله بن عباس رضي الله عنهما قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه وسلم يوما, فقال «يا غلام! ُنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ: اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ، اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ ، إِذَالالا ألول فلَالا فل فلل وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوِاجْتَمَعَتْ عَلىَ أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ ؛ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ ، وَ إِنِ اجْتَمَعُوْا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْيْءٍ بِش لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ ». رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ ، وَقَالَ: حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيِحٌ. وَفِي رِوَايَةٍ غَيْرِ التِّرْمِذِيِّ: «اِحْفَظِ اللهَ تَجِدْهُ أَمَامَكَ ، تَعَرَّفْ إِلَى اللهِ فِي الرخاف فيع فيع في فيع في وَاعْلَمْ أَنَّ مَاأَخْطَأَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيْبَكَ ، وَمَا أَصَابَكَ ؛ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ ، وَاعْلَمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَاعْلمْ أَنَّ النَّصْرَ مَعَ الصَّبْرِ ، وَأَنَّ الْفَرَجَ مَاعَ الكَرْبس وَأن الكَرْبس وَأنَ الكرْب وَأنَ الكرْب و

Dari Abul 'Abbas' Abdullah bin 'Abbâs Radhiyallahu'anhuma, ia mengatakan, “Pada suatu hari, aku pernah dibonceng di belakang Nabi Shallallahu' alaihi wa sallam, lalu beliau bersabda, 'Wahai anak muda, aku akan mengajarkan beberapa kalimat:' Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, maka engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau memohon (meminta-minta), mohonlah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah. Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu, maka mereka tidak dapat memberi manfaat kepadamu, kecuali sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah untukmu. Malah, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu, maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. '”(HR. At-Tirmidzi)

Berlindung kepada Allah ﷻ dengan memperbanyak ibadah kepada-Nya. 

Alhamdulillah 




Alhamdulillah

Menahan Syahwat


Bila mendengar kata menahan syahwat, bisa jadi yang terbayang adalah menahan keinginan kepada lawan jenis.  Padahal jenis syahwat yang perlu kita tahan dari keinginan kepadanya bermacam-macam bentuknya.

Syahwat,  الشَّهَوٰتِ, lebih diterjemahkan sebagai sesuatu yang diinginkan,  disebut dalam Al Quran dalam surat Ali Imran ayat 14. Keinginan tersebut meliputi perempuan,  anak-anak,  harta benda,  bisa emas perak,  kuda,  ternak atau sawah ladang. Jadi menahan syahwat tidak sekadar menahan keinginan kepada lawan jenis saja,  tapi juga menahan keinginan untuk memiliki secara berlebihan kepada hal-hal yang disebutkan tadi.


Berkaitan dengan shaum Ramadhan,  ada lima hal yang mengurangi nilai puasa yaitu (1) dusta,  (2) ghibah,  (3) adu domba,  (4) kesaksian palsu dan (5) melihat dengan pandangan syahwat.
Hal yang kelima,  melihat dengan pandangan penuh syahwat adalah yang paling berkaitan dengan Al Quran Ali Imran ayat 14. Semoga kita bisa menjaga diri kita saat sedang shaum sehingga tidak mengurangi nilai pahala puasa kita.

Menulis ulang surat Ali Imran 14-18
Bismillahi Rahmani Rahiim

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَآءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنٰطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعٰمِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتٰعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُۥ حُسْنُ الْمَئَابِ
"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik." (14)

قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ مِّنْ ذٰلِكُمْ ۚ لِلَّذِينَ اتَّقَوْا عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتٌ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَا وَأَزْوٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَرِضْوٰنٌ مِّنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ بَصِيرٌۢ بِالْعِبَادِ
"Katakanlah, Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu? Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi Rabb mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta rida Allah. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya." (15)

الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَآ إِنَّنَآ ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"(Yaitu) orang-orang yang berdoa, Ya Rabb kami, kami benar-benar beriman, maka ampunilah dosa-dosa kami dan lindungilah kami dari azab neraka." (16)

الصّٰبِرِينَ وَالصّٰدِقِينَ وَالْقٰنِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
"(Juga) orang yang sabar, orang yang benar, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sebelum fajar." (17)

شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلٰٓئِكَةُ وَأُولُوا الْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِالْقِسْطِ ۚ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Allah menyatakan bahwa tidak ada Rabb selain Dia; (demikian pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan keadilan, tidak ada Rabb selain Dia, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (18)
Shodaqollahul'adiim

Alhamdulillah

Jangan Berdoa Keburukan


Seorang muslim dilarang berdoa keburukan, terutama untuk diri, keluarga atau orang terdekatnya.

Al Quran Al Israa ayat 11
Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَيَدْعُ الْإِنْسٰنُ بِالشَّرِّ دُعَآءَهُۥ بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الْإِنْسٰنُ عَجُولًا
"Dan manusia (seringkali) berdoa untuk kejahatan sebagaimana (biasanya) dia berdoa untuk kebaikan. Dan memang manusia bersifat tergesa-gesa."
Shodaqollahul'adziim

Dari Jabir bin 'Abdullah memgatakan Rasulullah ﷺ bersabda:

"‏ لاَ تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى خَدَمِكُمْ وَلاَ تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لاَ تُوَافِقُوا مِنَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى سَاعَةَ نَيْلٍ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبَ لَكُمْ ‏"
Janganlah kalian mendoakan keburukan kepada dirimu sendiri, kepada anak-anakmu, kepada pelayanmu, kepada rumah harta bendamu, sehingga doamu terkabul karena terjadi saat waktu diijabahnya doa." (HR Sunan Abu Dawud)

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Syakur


Al Syakur - Maha Mensyukuri

 إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri."
QS. Asy-Syura 23

Allahﷻ Maha Mesyukuri hamba-Nya,  memberi penghargaan atas kepatuhan berupa hadiah kebaikan, sebagian di dunia dan paling baik di alam baka.

إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتٰبَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجٰرَةً لَّنْ تَبُورَ
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِّنْ فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّهُۥ غَفُورٌ شَكُورٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri."
QS. Fatir  29-30

‎Maka Rasulullah ﷺ selalu mengingatkan seorang muslim yang percaya  akan nikmat akhirat ini untuk selalu berbuat kebaikan,  walau hanya sekadar menyunggingkan sebuah senyuman. Rasulullah ﷺ bersabda:

‎لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْق

‎“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu ‎terhadap saudaramu.” (HR. Muslim)

Berbuat baik juga adalah cara manusia untuk bersyukur kepada-Nya dan Allahﷻ yang Maha Mensyukuri akan menambahkan lagi nikmatnya.

فَكُلُوا مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ حَلٰلًا طَيِّبًا وَاشْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
"Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya."
QS. An-Nahl 114

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah) ketika Rabbmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat."
QS. Ibrahim 7

Sebagai rasa syukur Allahﷻ kepada ketaatan manusia,  Allahﷻ akan memberi imbalan berupa kebahagiaan abadi.

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ أُولٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
جَزَآؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۖ رَّضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ
"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya
QS. Al-Bayyinah 7-8

Berterimakasih kepada manusia lain adalah salah satu bentuk berterimakasih kepada Allah. 

Alhamdulillah

Tragedi Bir Ma'unah




Sebuah peristiwa yang memilukan pernah terjadi di jaman Rasulullah ﷺ saat sebanyak 70 orang penghafal Qur'an atau Qurro yang diutus untuk menyebarkan Islam dibunuh dalam peristiwa Bir Ma'unah .

Peristiwa  Bir Nau'mah diawali dengan kedatangan Abu Barra dari kaum Bani Amir yang meminta Rasulullah ﷺ untuk mengirimkan utusan guna mengajari Islam.  Rasulullahﷺ semula ragu akan keselamatan kaumnya jika dikirim untuk menyebarkan Islam disana. Namun,  Abu Barra memberikan jaminannya.

Maka berangkatlah 70 orang pilihan. Mereka adalah para qurro,  penghafal Al Quran kala itu.  Sesampai di sebuah gua di atas tempat air bernama Bir Ma'unah,  seorang dari mereka yang bernama Abu Mulhan Al-Ansari atau Harom bin Mulham untuk mendatang pemimpin  penduduk negeri bernama Amir ibnu Tufail Al-Ja’fari dengan membawa surat dari Rasulullah sarta menyampaikan risalahnya.

Kepada pemimpin dan penduduk Bir Ma'unah ia berkata,  "Hai penduduk Bir Ma'unah, sesungguhnya aku adalah utusan Rasulullah kepada kalian. Sesungguhnya aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba serta utusan-Nya. Karena itu, berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya!"

Tiba-tiba keluarlah seseorang penduduk Bir Ma'unah melemparkan tombaknya dan tepat mengenai dada  Abu Mulham. Mendapati dirinya ditikam tombak ia berkata,  "Allahu Akbar, Demi Robb Ka’bah, aku telah beruntung.” Abu Mulham gugur sebagai syuhada.

Tidak sampai disitu,  mereka kemudian mengepung dan menyerang para sahabat lainnya. Para penghafal Quran yang terdidik itu berusaha melawan tapi tidak berhasil sehingga dari 70 orang  hanya satu yang dibiarkan hidup dan ditawan yaitu Amr bin Umayah.

Amr bin Umayah kemudian dibebaskan karena berasal dari bani Mudhar dan dibela oleh seorang budak wanita. Amr bin Unayah yang kemudian menceritakan peristiwa pembunuhan para sahabat penghafal Quran ini kepada Rasulullahﷺ. Selama 30 hari karena peristiwa Bir Ma'unah ini Rasulullahﷺ membaca qunut Nazilah pada sholatnya.

Allahﷻ kemudian menurunkan ayat Ali Imran 169 sebagai berita gembira bagi orang yang masih hidup di dunia bahwa saudara dan sahabat muslim yang gugur sebagai syuhada mendapatkan kesenangan di surga. Para syuhada ini tidak dikhususkan mereka  yang ada dalam tragedi Bir Ma'unah, tapi juga yang gugur dalam membela agama Allah Islam sejak disiarkan kembali oleh Rasulullahﷺ, gugur tatkala perang Uhud, sampai di akhir jaman.

Bismillahi Rahmani Rahiim
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Rabbnya mendapat rezeki,"
Shodaqollahul'adziim


Allahu'alam.
Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Akhir


Al Akhir - Yang Terakhir


هُوَ الْأَوَّلُ وَالْأَاخِرُ وَالظّٰهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
Quran Al-Hadid 3

Menjadi Yang Pertama dan Yang Terakhir menunjukkan bahwa waktu hanyalah sebuah fenomena yang diciptakan Allahﷻ. Yang Terakhir adalah Yang Abadi yang akan tetap bereksistensi setelah alam semesta lenyap.

فَإِذَا بَرِقَ الْبَصَرُ
وَخَسَفَ الْقَمَرُ
وَجُمِعَ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ
يَقُولُ الْإِنْسٰنُ يَوْمَئِذٍ أَيْنَ الْمَفَرُّ
كَلَّا لَا وَزَرَ
إِلٰى رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ الْمُسْتَقَرُّ
"Maka apabila mata terbelalak (ketakutan),
dan bulan pun telah hilang cahayanya,
lalu matahari dan bulan dikumpulkan,
pada hari itu manusia berkata, Ke mana tempat lari?
Tidak! Tidak ada tempat berlindung!
Hanya kepada Rabbmu tempat kembali pada hari itu."
Quran Al Qiyamah 7-12

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيْلَ وَالْفُرْقَانَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah Rabb sekalian langit dan bumi dan Rabb ‘Arsy yang agung Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an, Aku berlindung dari kejahatan segala sesuatu yang Engkaulah yang menguasai ubun-ubunnya. Ya Allah engkaulah Al-Awwal yang tiada sesuatu sebelum-Mu, dan engkaulah Al-Akhir yang tiada sesuatu setelah-Mu, Engkaulah Yang Zhahir Yang tiada sesuatu di atas-Mu dan engkau Al-Bathin, tiada yang lebih dekat dari-Mu sesuatupun, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kefakiran.” Dan Abu Shalih meriwayatkan ini dari Abu Hurairah. (HR Muslim)

Kehidupan yang paling indah adalah menikmati kebaikan kehidupan akhirat yang abadi

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Awal



Al Awal - Yang Pertama

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْأَاخِرُ وَالظّٰهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
Quran Al-Hadid 3

Allahﷻ adalah makhluk yang keberadaan-Nya tanpa permulaan karena kalau ada permulaan bagi-Nya pasti itulah yang membuat-Nya.  Sedangkan Allah tidak dibuat oleh yang lain.

Apa yang kita pahami dengan istilah "sebelum" dan "sesudah" hanyalah dalam pemahaman di kalangan manusia.  Manusia hidup dalam kurun waktu yang telah diatur oleh Allahﷻ sehingga berpikir akan sesuatu yang awal dan akhir. Namun,  Allahﷻ tidak diatur oleh waktu.

 وَإِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَأَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّونَ
"...Dan sesungguhnya sehari di sisi Rabbmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu."
Quran Al-Hajj 47

تَعْرُجُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِى يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُۥ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
"Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Rabb, dalam sehari setara dengan lima puluh ribu tahun."
Quran Al-Ma'arij 4

Akal manusia memiliki batasan yang tak bisa menembus seluruh keberadaan Sang Pencipta.  Manusia tak bisa sombong dengan berkata akan pemikirannya mengenai hal yang diluar jangkauan.

Rasulullah ﷺ bersabda:
لَنْ يَبْرَحَ النَّاسُ يَتَسَاءَلُونَ حَتَّى يَقُولُوا هَذَا اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَىْءٍ فَمَنْ خَلَقَ اللَّهَ ‏"‏‏
"Manusia tidak akan berhenti bertanya sampai mereka berkata 'Allah adalah Pencipta segala sesuatu, lalu siapa yang menciptakan Allah?'"
HR Bukhari

Demikianlah Allahﷻ sudah ada saat yang lain belum ada,  begitu pula tetap ada saat semua telah tiada.

Dari Abu Hurairah,  saat hendak tidur Rasulullah ﷺ mengucapkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَاوَاتِ وَرَبَّ اْلأَرْضِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةَ وَاْلإِنْجِيْلَ وَالْفُرْقَانَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ، اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ اْلآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
“Ya Allah Rabb sekalian langit dan bumi dan Rabb ‘Arsy yang agung Rabb kami dan Rabb segala sesuatu, Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an, Aku berlindung dari kejahatan segala sesuatu yang Engkaulah yang menguasai ubun-ubunnya. Ya Allah engkaulah Al-Awwal yang tiada sesuatu sebelum-Mu, dan engkaulah Al-Akhir yang tiada sesuatu setelah-Mu, Engkaulah Yang Zhahir Yang tiada sesuatu di atas-Mu dan engkau Al-Bathin, tiada yang lebih dekat dari-Mu sesuatupun, lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kefakiran.” (HR.Muslim)

Menyadari untuk apa kita diciptakan menguatkan kita dalam beribadah kepada Allahﷻ.

Alhamdulillah

Ayat-ayat Menghadapi Para Teroris Anti Islam



Orang-orang yang ia tembaki itu...

بِأَىِّ ذَنۢبٍ قُتِلَتْ
"karena dosa apa dia dibunuh?" (Quran 81:9)

Tidakkah ia sanggup berpikir?

 أَنَّهُۥ مَنْ قَتَلَ نَفْسًۢا بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِى الْأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعًا وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَآ أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا ۚ

"... bahwa barang siapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang siapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia... "
(QS. 5:32)

Buatnya yang melepaskan peluru!

أَلَمْ يَعْلَمْ بِأَنَّ اللَّهَ يَرٰى
كَلَّا لَئِنْ لَّمْ يَنْتَهِ لَنَسْفَعًۢا بِالنَّاصِيَةِ
نَاصِيَةٍ كٰذِبَةٍ خَاطِئَةٍ
"Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)?"
Sekali-kali tidak! Sungguh, jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya (ke dalam neraka)
yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan dan durhaka.' (QS 96:14-16)

Semua kejahatan akan dibalas!

أَيَحْسَبُ الْإِنْسٰنُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
"Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?"
(QS 75:36)

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غٰفِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُونَ ۚ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الْأَبْصٰرُ
"Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,"
(QS 14:42)

Karena yang ia sangka telah mati sesungguhnya tetaplah hidup!

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ
"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Rabbnya mendapat rezeki," (QS 3:169)

Teruntuk diri iniini sendiri ...

 فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِى
"Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku"
(Qs 2:150,  3:175,  5:3)

فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ
"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku."
(Qs 5: 44)

 إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ
"...sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali. "
(QS. 2: 156)

Alhamdulillah

Sahabat Al A'raf




Kisah penduduk Al A'raf adalah kisah mereka yang terdapat dalam Al Quran surat Al A'raf sesuai dengan namanya. Al A'raf ditafsirkan sebagai tembok yang tinggi, pembatas antara surga dan neraka yang terdapat pintu. Ada juga yang menafsirkannya sebagai tebing yang tinggi.

Kisah sahabat Al Araf difirmankan Allah dalam surat ini. Pada hari akhir nanti, penduduk neraka dan penduduk surga telah masuk ke tempat akhir masing-masing. Penduduk neraka memanggil penduduk surga dan meminta dikasihani berupa air dan rahmat Allah lainnya. Namun, hal tersebut tidaklah mungkin terjadi, sampai akhirnya sebuah hijab atau pembatas, atau tembok yang tinggi tadi, ditutupkan antara penduduk neraka dan surga. Tinggallah penduduk atau sahabat Al A'raf yang berada di antara keduanya.

Penduduk Al Araf ditafsirkan sebagai orang-orang yang sama berat timbangan amal dan kebaikannya. Juga ditafsirkan sebagai mereka yang beramal baik namun terhalang oleh keadaan tertentu sehingga tak bisa memasuki surga.

Sahabat al Araf ditafsirkan sebagai suatu kaum yang berangkat (berperang di jalan Allah) dalam keadaan durhaka karena tanpa seizin orang tua-orang tua mereka, lalu mereka gugur di jalan Allah.Maka mereka tidak dapat masuk surga karena telah durhaka terhadap orang tua-orang tua mereka, dan mereka tidak dapat masuk neraka karena mereka telah gugur dalam membela jalan Allah.

Ulama tafsir berbeda-beda dalam menafsirkan siapa sahabat Al Araf ini. Tetapi semua pendapat saling berdekatan pengertiannya yang bermuara kepada suatu pendapat, yaitu mereka adalah kaum-kaum yang amal kebaikan dan amal keburukannya sama.

Sahabat Al Araf yang dalam firman Allah disebutkan dapat dikenali dari tanda-tandanya, adalah mereka yang paling akhir mendapat keputusan dari Allah. Mereka begitu takut melihat neraka dan begitu cemas mengharap surga. Mereka berdoa agar tidak disatukan dengan kaum zalim dan Allah mengabulkan doa mereka, merahmati dan memasukkan ke dalam surga.


Menulis ulang Al Quran surat Al A'raf ayat 44-51

Bismillahi Rahmani Rahiim

وَنَادٰىٓ أَصْحٰبُ الْجَنَّةِ أَصْحٰبَ النَّارِ أَنْ قَدْ وَجَدْنَا مَا وَعَدَنَا رَبُّنَا حَقًّا فَهَلْ وَجَدتُّمْ مَّا وَعَدَ رَبُّكُمْ حَقًّا ۖ قَالُوا نَعَمْ ۚ فَأَذَّنَ مُؤَذِّنٌۢ بَيْنَهُمْ أَنْ لَّعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الظّٰلِمِينَ

"Dan para penghuni surga menyeru penghuni-penghuni neraka, Sungguh, kami telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepada kami itu benar. Apakah kamu telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kepadamu itu benar? Mereka menjawab, Benar. Kemudian penyeru (malaikat) mengumumkan di antara mereka, Laknat Allah bagi orang-orang zalim," (44)

الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَيَبْغُونَهَا عِوَجًا وَهُمْ بِالْأَاخِرَةِ كٰفِرُونَ

"(yaitu) orang-orang yang menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Mereka itulah yang mengingkari kehidupan akhirat."(45)

وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌ ۚ وَعَلَى الْأَعْرَافِ رِجَالٌ يَعْرِفُونَ كُلًّۢا بِسِيمٰىهُمْ ۚ وَنَادَوْا أَصْحٰبَ الْجَنَّةِ أَنْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ ۚ لَمْ يَدْخُلُوهَا وَهُمْ يَطْمَعُونَ

"Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A'raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, Salamun 'alaikum (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk)."( 46)

وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصٰرُهُمْ تِلْقَآءَ أَصْحٰبِ النَّارِ قَالُوا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِينَ

"Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu." (47)


وَنَادٰىٓ أَصْحٰبُ الْأَعْرَافِ رِجَالًا يَعْرِفُونَهُمْ بِسِيمٰىهُمْ قَالُوا مَآ أَغْنٰى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ

"Dan orang-orang di atas A'raf (tempat yang tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu." (48)

أَهٰٓؤُلَآءِ الَّذِينَ أَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ ۚ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ

"Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah? (Allah berfirman), Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati."(49)

وَنَادٰىٓ أَصْحٰبُ النَّارِ أَصْحٰبَ الْجَنَّةِ أَنْ أَفِيضُوا عَلَيْنَا مِنَ الْمَآءِ أَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ ۚ قَالُوٓا إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكٰفِرِينَ

"Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu. Mereka menjawab, Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,"(50)

الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا ۚ فَالْيَوْمَ نَنْسٰىهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَآءَ يَوْمِهِمْ هٰذَا وَمَا كَانُوا بِئَايٰتِنَا يَجْحَدُونَ

"(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka, pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami."(51)

Shodaqollahul'adziim

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Azim




Al Azim - Maha Agung

لَهُۥ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ
"Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan Dialah Yang Maha Agung, Maha Besar."
Quran Asy-Syura 4

Allahﷻ yang Maha Agung,  yang Maha Besar, terlalu besar untuk dipahami oleh pikiran manusia.  Dia tak terhingga lebih besarnya dari ciptaan-Nya.

فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ
"Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang Maha Besar."
Quran Al-Waqi'ah 74

Kita membesarkan nama Allahﷻ dengan berulang kali memuliakan nama-Nya,  "Subhana Rabbiyal Adzim".  Maha Suci Rabb yang Maha Agung.

Kebesaran-Nya melebihi langit dan bumi beserta isinya.

 وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَئُودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ
Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi, Maha Besar."
Quran Al-Baqarah 255

Namun,  kebesaran Allahﷻ bisa dipujikan oleh lidah dengan keringanan.

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, “Rasulullah  ﷺ berkata kepadaku,
ألاَ أُخْبِرُكَ بِأَحَبِّ الكَلاَمِ إِلَى اللهِ ؟ إنَّ أَحَبَّ الكَلاَمِ إِلَى اللهِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

‘Maukah aku beritahukan kepadamu perkataan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya perkataan yang paling dicintai oleh Allah adalah, ‘SUBHANALLAH WA BIHAMDIH’ (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya).” (HR. Muslim)

Saat dalam kesukaran,  Rasulullah ﷺ membaca:

 "‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ، رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ‏"‏‏.‏
Tiada Tuhan selain Allah,  Yang Maha Pemurah,  tiada Tuhan selain Allah,  Tuhan langit dan bumi,  Tuhan Pemilik Arsy Yang Agung." ( HR Bukhari)

Perbuatan paling luhur adalah memuliakan Allahﷻ

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Batin




Al Batin - Maha Tersembunyi

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْأَاخِرُ وَالظّٰهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 3)
Allahﷻ adalah yang tetap ada,  diri dan realita-Nya sama sekali tidak diketahui oleh kita.  Pengetahuan manusia mengenai Allahﷻ adalah bahwa Allahﷻ tidak bisa digambarkan.
Sesuatu yang tak tampak bagi manusia adalah sebuah pertanda jua akan ada-Nya Dia.
عٰلِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلٰى غَيْبِهِۦٓ أَحَدًا
"Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu."
(QS. Al-Jinn 72: Ayat 26)
Allahﷻ adalah aspek dari semua zat.  Melampaui ruang dan tempat,  rupa dan realita,  yang  ada pada awal dan pada yang akhir,  melampaui waktu. Demikian pula keberkahan dari-nya,  turun secara lahir maupun batin.
أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُۥ ظٰهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجٰدِلُ فِى اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتٰبٍ مُّنِيرٍ
"Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu dan menyempurnakan nikmat-Nya untukmu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan."
(QS. Luqman 31: Ayat 20)
Pengetahuan manusia di dunia bisa saja mendalami yang lahir dan batin.  Sayang,  adakalanya pengetahuan itu tidak digunakan untuk mempersiapkan hari akhir.
يَعْلَمُونَ ظٰهِرًا مِّنَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْأَاخِرَةِ هُمْ غٰفِلُونَ
"Mereka mengetahui yang lahir (tampak) dari kehidupan dunia; sedangkan terhadap (kehidupan) akhirat mereka lalai."
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 7)
Keikhlasan adalah salah satu kunci sukses amal sholeh
Alhamdulillah

Asmaul Husna: A-z Zahir




Az Zahir-Maha Nampak
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْأَاخِرُ وَالظّٰهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 3)
Allahﷻ Yang Maha Terang,  Maha Nyata.  Allahﷻ nembuat dirinya nampak jelas,  terang atau nyata,  tidak kasat mata. Allahﷻ menampakkan kenyataan diri-Nya,  keberadaan-Nya di alam Raya.  Semua menunjukkan betapa keberadaan-Nya sungguh Maha Kuasa. bahkan pada penciptaan manusia sendiri terdapat keberadaan-Nya.
سَنُرِيهِمْ ءَايٰتِنَا فِى الْأَافَاقِ وَفِىٓ أَنْفُسِهِمْ حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُۥ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur'an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?"
(QS. Fussilat 41: Ayat 53)
Keberadaan Allahﷻ itu demikian jelasnya sehingga sangat mudah saja dirasakan oleh mereka yang memiliki jiwa yang bersih.
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,"
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 30)
Az Zahir bisa juga Allahﷻ sebagai Sang Pemenang atau Yang Mengunggulkan.
هُوَ الَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِالْهُدٰى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk diunggulkan atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 33)
Moralitas mendasarkan dirinya dengan terang atas kepercayaan kepada Allahﷻ.
Alhamdulillah

Hadist Qudsi Penyejuk Jiwa




Dari Abu Dzar Al-Ghifari r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Allah ﷻ berfirman:

يَا عِبَادِيْ إِنِيْ حَرَّمَتْ الظُلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلَاتَظَالَمُوْا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan perbuatan zhalim atas diri-Ku dan Aku jadikan kezhaliman di antara kalian sebagai sesuatu yang diharamkan, maka janganlah kalian saling berbuat zhalim.”

يَاعِبَادِيْ كُلُّكُمْ ضَالٌ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِيْ أَهْدِكُمْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua dalam keadaan tersesat kecuali orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah hidayah kepada-Ku, niscaya Aku akan beri kalian hidayah.”

يَاعِبَادِيْ كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُوْنِيْ أُطْعِمْكُمْ
“ Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua lapar, kecuali orang yang telah Aku beri mareka makan, maka mintalah makan kepada-Ku, Niscaya Aku akan beri kalian makan.”

يَاعِبَادِيْ كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُوْنِيْ أُكْسِكُمْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua telanjang, kecuali orang yang telah Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya aku akan beri kamu pakaian.”

يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُنُوْبَ جَمِيْعًا فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْ لَكُمْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian melakukan kesalahan pada siang dan malam hari, sedangkan Aku lah yang mengampuni semua dosa, maka minta ampunlah kepada-Ku, Aku akan ampuni kalian.”

يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوْا ضُرِّيْ فَتَضَرُّوْنِيْ وَلَنْ تَبْلُغُوْا نَفْعِيْ فَتَنْفَعُوْنِيْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukan kemudharatan yang bisa memberikan kemudharat kepada-Ku, dan sekali-kali kalian tidak akan mampu melakukan manfaat yang bisa memberikan manfaat kepada-Ku.”

يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ اَوَّلَكُمْ و آخِرَكُمْ وَ إِنْسَكُمْ وَ جِنَّكُمْ كاَنُوْا عَلَى اْتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا
“Wahai hamba-hamba-Ku, jikalau kalian yang terdahulu dan yang terakhir dari manusia dan jin semuanya memiliki (hati sebagaimana) hati orang yang paling taqwa, maka hal itu tidak akan menambah (keagungan) sedikitpun di dalam kerajaan-Ku.”

يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ اَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَ إِنْسَكُمْ وَ جِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَر قَلْب رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مُكْلِيْ شَيْئَا
“Wahai hamba-hamba-Ku, jikalau kalian yang terdahulu dan yang terakhir dari manusia dan jin semuanya memiliki (hati sebagaimana) hati orang yang paling durhaka, maka hal itu tidak akan mengurangi (kemuliaan) sedikitpun di dalam kerajaan-Ku.”

يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ اَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَ إِنْسَكُمْ وَ جِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسْأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُهُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ المَخِيْطُ إذَا أُدْخلَ البَحْرَ
“Wahai hamba-hamba-Ku, jikalau kalian yang terdahulu dan yang terakhir dari manusia dan jin semuanya berada di suatu lapangan, kemudian mereka meminta kepada-Ku, lalu Aku memberi kepada setiap orang sesuai dengan permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi (sedikit pun) kekayaan yang ada pada-Ku, kecuali seperti halnya air yang menempel pada sebuah jarum ketika jarum tersebut dimasukkan ke dalam lautan.”

يَا عِبَادِيْ إنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيْهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيْكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمِدْ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُوْمَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya amal kalian itulah yang akan Aku hisab, kemudian Aku memberi balasannya secara sempurna. Maka barang siapa menemukan balasan yang baik, hendaknya dia memuji Allah; dan barang siapa menemukan balasan yang buruk, maka janganlah sekali-kali mencela, kecuali terhadap dirinya sendiri.”
(Riwayat Muslim)

Alhamdulillah

Kisah Pria Penuh Dosa yang Ingin Menjadi Abu



Ada sebuah kisah yang terdapat dalam hadist Qudsi mengenai permintaan seorang pria yang ingin sekali menjadi abu saja setelah ia mati .

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi ﷺ, beliau bersabda:

Seorang laki-laki telah berbuat melampau batas atas dirinya sendiri, maka ketika ajalnya akan datang, dia berwasiat kepada anaknya:
"Ketika aku telah mati, bakarlah jasadku, kemudian hancurkanlah sampai halus, selanjutnya sebarkanlah abu jasadku di udara, di laut, karena, demi Allah seandainya Allah menetapkan kepadaku untuk mengadzabku, Dia akan mengadzabku dengan adzab yang belum pernah ditimpakan kepada seorangpun."
Maka mereka melakukan apa yang diwasiatkan. Kemudian Allah berfirman kepada bumi, Kumpulkanlah apa yang telah kamu ambil, maka ketika lelaki itu berdiri (dibangkitkan kembali), selanjutnya Allah berfirman, “Apa yang mendorongmu untuk melakukan perbuatan tersebut?”
Lelaki itu menjawab, “karena aku takut (خشي) kepada-Mu wahai Tuhanku, (dalam kalimat lain: karenat aku takut kepada-Mu dengan menggunakan خائف )”.
Maka Allah pun mengampuni laki-laki tersebut disebabkan rasa takut kepada Allah.

Hadist Qudsi no 32
Diriwayatkan oleh Muslim, dan begitu juga oleh Imam Bukhari, an-Nasa'i dan Ibn Majah.

Demikianlah kisahnya .

Alhamdulillah

Apakah yang Dimaksud Ibarat Puasa Setahun Penuh?



Pernahkah Anda mendengar orang yang melakukan puasa dan puasanya itu ibaratnya telah dilakukan selama satu tahun penuh ? Berikut ini perhitungan puasa satu tahun itu menurut Quran dan hadist .

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

مَنْ جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُۥ عَشْرُ أَمْثَالِهَا  ۖ  وَمَنْ جَآءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰىٓ إِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
"Barang siapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barang siapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi)."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 160)

Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ فَشَهْرٌ بِعَشَرَةِ أَشْهُرٍ، وَصِيَامُ سِتَّةِ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ فَذَلِكَ تَمَامُ صِيَامِ السَّنَةِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan maka itu satu bulan yang dilipatgandakan pahalanya seperti sepuluh bulan, dan puasa enam hari setelah idul fitri (dilipatgandakan sepuluh kali menjadi 60 hari atau 2 bulan) maka dengan itu menjadi sempurna satu tahun.” (HR. Ahmad)

Jadi seorang itu ibaratnya puasa satu tahun penuh manakala ia setelah berpuasa Ramadhan melakukan puasa sunnah ayawal .

Jika puasa Ramadhan 30 hari , pahalanya dikali 10 bulan atau  300 hari.  Jika ia melakukan puasa sunnah syawal 6 hari , pahalanya dikali 10 sama dengan 60 hari atau 2 bulanbulan. Jadi puasa Ramadan mendapat pahala 10 bulan ditambah pahala 2 bulan puasa sunnah Syawal sama dengan puasa 12 bulan , atau setahun . Demikian .

Alhamdulillah

Kisah Pemuda Penghuni Surga yang Tak Memiliki Dengki




Ada seorang pemuda yang saat ia lewat , Rasulullah mengatakan bahwa ia adalah calon penghuni surga . Hal itu membuat seorang sahabat , Abdullah bin Umar penasaran . Maka ia pun mencari tahu tentang ha ihwal pemuda itu .

Abdullah bin Umar berkisah,  selama tiga hari ia bersama seorang pemuda.  Pemuda itu diperhatikannya tidak  melakukan qiyamul lail (shalat malam) sedikitpun. Pemuda itu hanyalah bertakbir dan berzikir setiap kali dia terjaga dan menggeliat di atas tempat tidurnya sampai dia bangun untuk shalat shubuh.

Abdullah berkata, ‘Hanya saja, aku tidak pernah mendengarnya berbicara kecuali yang baik-baik. Setelah tiga hari berlalu dan hampir saja aku meremehkan amalannya, aku berkata kepadanya, ‘Wahai hamba Allah, sebenarnya tidak pernah ada pertengkaran antara aku dengan bapakku, dan tidak pula aku menjauhinya. Sebenarnya, aku hanya mendengar Rasulullah berkata tentang engkau tiga kali, ‘Akan muncul di hadapan kalian saat ini seorang laki-laki calon penghuni surga.’ Dan ternyata engkaulah yang muncul sebanyak tiga kali itu. Karena itu, aku jadi ingin tinggal bersamamu agar aku bisa melihat apa yang engkau lakukan untuk kemudian aku tiru. Akan tetapi, aku tidak melihat engkau melakukan amalan yang besar. Lantas, amalan apa sebenarnya yang bisa menyampaikan engkau kepada kedudukan sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah?"

Orang tersebut berkata, "Aku tidak melakukan kecuali apa yang kamu lihat."

Maka Abdullah bin Umar pun berlalu.  Namun,  tak berapa lama pemuda itu memanggilnya,  lalu berkata, ‘Sebenarnyalah aku memang tidak melakukan apa-apa selain yang engkau lihat. Hanya saja, selama ini aku tidak pernah merasa dongkol dan dendam kepada seorang pun dari kaum muslimin, serta tidak pernah menyimpan rasa hasad terhadap seorang pun terhadap kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya."

Maka Abdullah berkata, ‘Inilah amalan yang membuatmu sampai pada derajat tinggi, dan inilah yang tidak mampu kami lakukan.'” (HR. Ahmad)

Abdullah bin Umar bertanya, “Ya Rasulullah! siapakah orang yang terbaik itu?"

Maka Beliau ﷺ bersabda,  "Yaitu orang mukmin yang bersih hatinya." Maka ditanyakan lagi,  "Apakah artinya orang yang bersih hatinya itu wahai Rasulullah?" Beliau ﷺ menjawab, "Ialah orang yang takwa, bersih tidak ada kepalsuan padanya, tak ada kedurhakaan, pengkhianatan, dendam dan kedengkian”. (HR. Ibnu Majah)

Alhamdulillah

Beratnya Sakit Rasulullah ﷺ

 

Saat sakit,  Rasulullah ﷺ merasakan kesakitan dua kali lipat dari orang biasa.

🌿 Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiallahu ‘anhu berkata,

دخلت على النبي صلى الله عليه وسلم وهو يوعك، فوضعت يدي عليه فوجدت حره بين يدي فوق اللحاف، فقلت: يا رسول الله، ما أشدها عليك! قال: إنا كذلك يضاعف لنا البلاء ويضاعف لنا الأجر، قلت: يا رسول الله، أي الناس أشد بلاءً؟ قال: الأنبياء، قلت: يا رسول الله، ثم من؟ قال: ثم الصالحون، إن كان أحدهم ليبتلى بالفقر حتى ما يجد أحدهم إلا العباءة يحويها، وإن كان أحدهم ليفرح بالبلاء كما يفرح أحدكم بالرخاء

“Aku pernah mengunjungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang saat itu sedang sakit. Kemudian Aku letakkan tanganku di atas selimut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku dapati panasnya.
Aku berkata, ‘wahai Rasulullah, betapa beratnya demam ini!’

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Sesungguhnya kami para nabi, diberi ujian yang sangat berat, sehingga pahala kami dilipat gandakan.’


Abu Said pun bertanya, ‘wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab;

‘Para nabi, kemudian orang shaleh. Sungguh ada di antara mereka yang diuji dengan kemiskinan, sehingga harta yang dimiliki tinggal baju yang dia gunakan. Sungguh para nabi dan orang shaleh itu, lebih bangga dengan ujian yang dideritanya, melebihi kegembiraan kalian ketika mendapat rezeki.'


 🌿 Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu dia berkata: ‘Aku pernah menjenguk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sakit, sepertinya beliau sedang merasakan rasa sakit yang parah.’ Maka aku berkata:

يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّكَ لَتُوعَكُ وَعْكًا شَدِيدًا؟ قَالَ: «أَجَلْ، إِنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلاَنِ مِنْكُمْ» قُلْتُ: ذَلِكَ أَنَّ لَكَ أَجْرَيْنِ؟ قَالَ: «أَجَلْ، ذَلِكَ كَذَلِك

“Sepertinya anda sedang merasakan rasa sakit yang amat berat”, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘iya benar, aku sakit sebagimana rasa sakit dua orang kalian (dua kali lipat)’, aku berkata, ‘oleh karena itukah anda mendapatkan pahala dua kali lipat.’ Beliau menjawab, ‘Benar, karena hal itu’. “

 🌿 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para nabi adalah yang paling berat ujiannya dan yang paling sabar.

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلَاءً؟ قَالَ: الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ، فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلَاؤُهُ، وَإِنْ كَانَ فِي دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِيَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ، فَمَا يَبْرَحُ البَلَاءُ بِالعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِي عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ

Dari Mus’ab dari Sa’ad dari bapaknya berkata, aku berkata, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling berat ujiannya?” Kata beliau: “Para Nabi, kemudian yang semisal mereka dan yang semisal mereka. Dan seseorang diuji sesuai dengan kadar dien (keimanannya). Apabila diennya kokoh, maka berat pula ujian yang dirasakannya; kalau dien-nya lemah, dia diuji sesuai dengan kadar dien-nya. Dan seseorang akan senantiasa ditimpa ujian demi ujian hingga dia dilepaskan berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak mempunyai dosa.”

Demikian.  Sungguh berat penderitaan Nabi Muhammad ﷺ. Beliau berjuang demi tegaknya Islam.  Shalawat dan salam kepada Baginda Muhammad ﷺ.

Alhamdulillah