50 Cara Bebas dari Hawa Nafsu Part 3



Manusia yang mengikuti hawa nafsunya diperumpakan Allah SWT selayaknya hewan. Mereka tak layak ditaati apalagi dijadikan pemimpin. Itu lantaran hawa nafsu telah menjadi berhala tak berwujud yang menempati hatinya. Selanjutnya dalam membebaskan diri dari hawa nafsu.

21.Allah menyerupakan orang-orang yang mengikut hawa nafsu dengan hewan yang paling buruk, baik rupa maupun pengertiannya. Terkadang Allah menyerupakan mereka dengan anjing, seperti dalam Al Quran:
Tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing. Jika kamu menghalaunya, dia mengulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya juga.” QS Al A’raf 176

Perumpamaan orang ini dalam Al Quran juga disamakan seperti kera atau babi.

22.Pengikut hawa nafsu tidak layak ditaati, tidak patut menjadi pemimpin, dan ikutan. Sesungguhnya Allah menghindarkannya dari kepemimpinan darinya dan melarang ketaatan kepadanya. Tentang penghindarannya, Allah berfirman kepada kekasihNya, Ibrahim:

Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia.” Ibrahim berkata, “Dan keturunanku.” Allah berfirman, “Janjiku tidak mengenai orang yang zalim.” QS Al Baqarah 124.

Artinya, janjiKu  untuk mendapatkan kepemimpinan tidak berlaku bagi orang-orang yang zalim. Setiap orang yang mengikuti hawa nafsunya adalah orang yang zalim.

Tetapi orang-orang yang zalim, mengikuti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan.” QS Ar Rum29
“Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami serta menuruti hawa nafsunya tanpa ilmu pengetahuan.” QS Al Kahfi 28

23.Allah menempatkan orang yang mengikuti hawa nafsunya sama dengan kedudukan orang yang menyembah berhala. 

Terangkanlah padaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai sesembahannya.” QS Al Furqon 43

24.Nafsu adalah dinding pagar yang mengitari jahanam. Barangsiapa terseret ke dalam nafsu, berarti dia terseret ke dalam neraka. Dalam Ash-Shahilain, Rasulullah SAW bersabda:

Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai dan neraka itu dikelilingi dengan berbagai syahwat.”

Riwayat At-Tirmidzy hadist hasan shahih, dari Abu Hurairah ra, dia memarfukannya:

“Tatkala Allah menciptakan surga. Dia menciptakan Jibril seraya berfirman: “Periksalah surga itu dan apa yang telah Ku persiapkan untuk penghuninya di sana!” Maka Jibril datang dan memeriksanya dan apa yang telah dipersiapkan Allah  bagi penghuninya di sana. Lalu dia kembali menemui Allah dan berkata, “Demi kemuliaanMu, tak seorang pun di antara hamba-hambaMu, yang mendengarkannya melainkan ingin memasukinya.”  Lalu Allah memerintahkan hingga surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai, lalu berfirman lagi, “Kembalilah ke sana dan periksalah!” Maka Jibril kembali ke surga dan ternyata surga itu telah dikelilingi dengan hal-hal yang tidak disukai. Jibril berkata, “Demi kemuliaanMu saya menjadi khawatir tidak akan ada seorang pun yang memasukinya.” Allah berfirman, “Pergilah ke neraka, periksalah neraka itu dan apa yang telah kupersiapkan bagi penghuninya di sana!” Maka Jibril datang dan memeriksanay serta apa yang dipersiapkan Allah bagi penghuninya di sana. Ternyata sebagian neraka itu menunggangi sebagian yang lain. Lalu Jibril berkata, “Demi kemuliaanMu, seorang pun tidak mendengar neraka itu lalu ingin memasukinya.” Lalu Allah memerintahkan kepada neraka itu hingga ia dikelilingi dengan berbagai nafsu. Maka Jibril kembali menemui Allah dan berkata, “demi kemuliaanMu, saya khawatir tak seorang bisa selamat dari neraka itu.”

25.Orang yang mengikuti hawa nafsu dikkhawatirkan akan lepas dari iman, sementara dia tidak menyadarinya. Telah disebutkan dari Nabi SAW sabdanya:

Seseorang di antara kalian tidak beriman sehingga keinginannya mengikuti apa yang kubawa.”
Ketakutan yang paling kutakutkan atas kalian adalah godaan dalam perut dan kemaluan kalian serta kesesatan hawa nafsu.

26.Mengikuti hawa nafsu termasuk tindakan yang merusak. Nabi SAW bersabda:

Ada tiga perkara yang menyelamatkan dan ada tiga perkara yang merusakkan. Tiga perkara yang menyelamatkan adalah takwa kepada Allah di saat terang-terangan dan sembunyi-sembunyi, bersikap adil tatkala marah dan ridho, keserderhanaan di saat miskin dan kaya. Tiga perkara yang merusakkan adalah kekikiran yang diikuti, hawa nafsu yang diikuti dan ketaajuban seseorang kepada dirinya sendiri.

27.Menentang hawa nafsu menghasilkan kekuatan tubuh, hati dan lidah manusia. Di antara orang-orang salaf ada yang berkata, “Orang yang mampu mengalahkan hawa nafsunya lebih kuat daripada orangyang mampu menaklukkan sebuah kota sendirian.” Di dalam sebuah hadist shahih secara marfu, disebutkan:

Orang yang kuat itu bukan karena dengan bergulat, tetapi orang yang kuat ialah yang dapat menguasai dirinya tatkala sedang marah.” (Riwayat Bukhari, Muslim dan Ahmad)

Selagi seseorang membiasakan dirinya untuk menentang hawa nafsunya, berarti dia menambah kekuatan di atas kekuatan yang sudah ada.

28.Orang yang paling ksatria adalah yang paling keras dalam menentang hawa nafsunya. Mu’awiyah pernah berkata, “Sifat ksatria adalah meninggalkan syahwat dan menentang hawa nafsu. Mengikuti hawa nafsu berarti mengurangi sifat ksatria.”

29.Tidak ada satu hari pun yang berlalu melainkan nafsu dan akal saling bergelut pada diri orang yang bersangkutan. Mana yang dapat mengalahkan rivalnya, maka dia akan mengusirnya dan menguasainya. Abud Darda berkata, “Jika pada diri seseorang berkumpul nafsu dan amal, lalu amalnya mengikuti nafsunya maka hari yang dilaluinya itu adalah hari yang baik.”


30.Sesungguhnya Allah menjadikan kesalahan dan mengikuti nafsu sebagai dua hal yang berdampingan, dan menjadikan kebenaran dan menentang nafsu sebagai dua hal yang berdampingan.  Nasihat para salaf mengatakan, “Jika ada masalah yang rumit engkau pecahkan. Engkau tidak tahu mana yang benar, maka tinggalkanlah yang lebih dekat dengan nafsumu, karena yang lebih dekat dengan kesalahan ialah yang mengikuti hawa nafsu.”

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar