Karakter Terpuji 7: Amanah

Manusia telah diberi amanah oleh Allah sebagai khalifah di muka bumi. Sebagai yang dipercaya untuk menjadi khalifah bumi, seringkali manusia mengkhianatinya. Makhluk yang telah diciptakan malah menentang Sang Penciptanya. Demikianlah beratnya sifat amanah itu sehingga tak dapat terlaksana selama manusia menjadi zalim dan bodoh.

Berkaitan dengan sifat amanah Allah berfirman dalam Al Quran:

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan dan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh. Qs 33 Al Ahzab 72


Ada dua sifat manusia yang disebutkan Allah dalam ayat tersebut yaitu zalim (dholuuman) dan bodoh (jahuulan). Inilah dua titik ekstrim kenyataan manusia yang tak mungkin dipungkiri. Orang yang sangat jahat, maka dia akan menjadi sangat ZALIM. Berlawanan pada sifat zalim ini, manusia bisa menjadi seorang yang sangat ADIL.  Demikian pula sifat bodoh atau JAHIL. Lawannya seorang manusia bisa diberi ilmu dan kepahaman dan menjadi seorang yang ALIM.

Berkaitan dengan ayat Al Ahzab 72 yang Allah turunkan. Untuk memikul amanah yang sampai langit, bumi dan gunung-gunung tak mau memikulnya, manusia tak akan bisa memikul itu ketika ia sangat ZALIM dan JAHIL. Amanah bisa dilaksanakan jika ia ADIL dan ALIM.

Kenyataan Pelaksanaan Amanah

Untuk melaksanakan amanah yang diemban, manusia diberi petunjuk Allah SWT dalam Al Quran:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu menghianati amanah-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. QS 8 Al Anfaal 27

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan RasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. QS 33 Al Ahzab 36




Pada pelaksanaan perintah Allah, manusia tergolong menjadi dua. Mereka yang mau mengikuti peraturan Allah, atau AMANAH. Atau,  mereka yang tidak mau mengikuti peraturan Allah atau KHIANAT. Akibat dari kedua pelaksanaan tersebut akan berkembang luas dan menjadi berbeda.

Manusia yang amanah akan menghasilkan hubungan sesama manusia yang bersaudara. Ikhwah atau UKHUWAH. Pada tataran manusia yang lebih luas, sifat amanah akan membuat sebuah masyarakat yang BERSATU, sehingga menjadikan mereka kaum yang PENOLONG.

Sebaliknya, jika seorang manusia berkianat, diikuti manusia lainnya, maka mereka melahirkan manusia-manusia yang EGOIS. Pada tataran sosial menjadi masyarakat yang BERMUSUHAN, sehingga mereka menjadi kaum yang SESAT.

Marilah kita tengok penjelasan Allah SWT dalam Al Quran mengenai sifat-sifat tersebut satu persatu.

KHIANAT VS AMANAH

Khianat:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).QS 2 Al Baqarah 293

Amanah:
Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. QS 24 An Nur 51

Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". QS 2 Al Baqarah 285

EGOIS VS UKHUWAH

Egois:

Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. QS 28 Al Qasas 50

Ukhuwah:

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. QS 49 Al Hujurat 10

BERMUSUHAN VS BERSATU

Bermusuhan:

Mereka tidak akan memerangi kamu dalam keadaan bersatu padu, kecuali dalam kampung-kampung yang berbenteng atau di balik tembok. Permusuhan antara sesama mereka adalah sangat hebat. Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. QS 59 Al Hashr 14

Dan kamu akan melihat kebanyakan dari mereka (orang-orang Yahudi) bersegera membuat dosa, permusuhan dan memakan yang haram. Sesungguhnya amat buruk apa yang mereka telah kerjakan itu.
Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu.
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.Qs 5 Al Maidah 62-64

Bersatu:

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. Qs 61 As Saf 4

SESAT VS PENOLONG

Sesat:

…dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya". Barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata. QS 4 An Nissa 119

Bersatu:

Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang. QS 5 Al Maidah 56

Berusaha Patuh dan Setia

Setiap orang berbeda-beda tingkatannya dalam melaksanakan amanah Allah SWT. Pada sifat pribadinya, ia terkadang bisa agak zalim atau sedikit bodoh. Bisa saja ia tidak zalim tapi kurang ilmu. Atau, ia berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya dan menjadi zalim.

Berbeda dengan manusia, alam semesta raya selalu patuh dan setia pada peraturan Allah. Gunung-gunung selalu bertasbih pada Allah. Bergerak dan memuntahkan laharnya sesuai kehendak Allah. Begitu juga langit yang tegak dan bumi yang bergerak sesuai ketetapan Allah. Sama halnya, planet-planet di tata surya yang bergerak pada garis edarnya masing-masing sesuai peraturan Allah SWT.

Sedangkan manusia, cenderung untuk melawan semua peraturan Allah itu. Manusia cenderung untuk tidak setia, berkhianat pada amanah yang telah dipikulkan antara lain tidak mematuhi perintah dan laranganNya. Padahal kebahagiaan yang hakiki baru didapat jika beriringan dengan aturan Allah itu.

Seiring perjalanan waktu kehidupan setiap manusia, ia harus terus menerus menyadarkan dirinya untuk berubah menjadi seorang yang amanah. Ia harus terus menerus mengurangi kezaliman atau kejahatan-kejahatan dirinya agar menjadi adil. Terus menambah ilmu dan mengamalkannya sehingga menjadi alim. Hal yang terpenting adalah selalu berusaha untuk tetap patuh dan setia pada aturan dan larangan Allah sehingga dapat melaksanakan amanah yang telah Allah percayakan sebagai khalifah di muka bumi.  Wallahu’alam.

Alhamdulillah

Air dan Demam

Pada sebuah riwayat Shahih Bukhari-Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “demam yang sangat serius adalah embusan Api Neraka, maka dinginkanlah dia dengan menggunakan air.”

Pertama, demam adalah embusan yang dikeluarkan dari neraka, sehingga hamba-hamba Allah yang menyadarinya mengambil pelajaran. Allah menciptakan alasan dan sebab untuk muncul dan terjadinya demam.

Kedua, hadist tersebut menyamakan demam dan panasnya hari dengan panasnya Api Neraka yang hebat, sehingga hati kita dapat membayangkan siksaan yang sangat berat dari api dan panas yang keluar daripadanya.

Dinginkanlah dengan air mencakup semua jenis air, dan ini merupakan pendapat yang benar karena pendapat lain mengatakan hanya air zamzam saja. Abu Nua’aym berkata, Anas ra meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Jika salah seorang di antaramu terserang demam, minta dia memercikkan air dingin kepada tubuhnya tiga malam berturut-turut sebelum fajar.”

Ibnu Majah meriwayatkan bahwa Abu Hurairah menyampaikan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Demam adalah lenguhan dari panasnya neraka, oleh karena itu hilangkan dia dari dirimu dengan air dingin.” Abu Hurairah ra berkata, “demam telah disebut di hadapan Rasulullah dan seorang laki-laki mengutuknya.” Rasululah SAW bersabda, “Jangan mengutuknya karena dia menghapus dosa-dosa, seperti api yang menghilangkan kotoran dari besi.” Shahih Muslim

Demam biasanya diikuti dengan diet menghindari makanan yang tidak tepat dan mengharuskan mengkonsumsi makanan dan obat-obatan yang bermanfaat untuk penyembuhan. Tubuh orang yang sakit akan dibersihkan dari berbagai kotoran dan unsur-unsur serta zat yang busuk yang berdampak pembersihan seperti yang dipunyai api ketika membersihkan kotoran dari besi. Manfaat yang dipunyai demam telah diketahui para pakar kedokteran.

Adapun mengenai pembersihan hati dari penyakit dan berbagai kotoran, hanya dokter hati yang mempunyai akses kepada jenis pengetahuan ini. Para ahli seperti ini akan menemukan bahwa apapun yang dinyatakan Nabi SAW dalam hal ini, merupakan kebenaran yang sangat jelas. Namun, jika penyakit hati menjadi kronis, harapan untuk menyembuhkannya menjadi memudar.

Demam membantu tubuh dan hati. Mengutuk penyakit yang menguntungkan merupakan tindakan yang tidak adil dan dilarang. Abu Hurairah ra mengatakan, “Tidak ada penyakit yang mungkin aku derita yang lebih berarti bagiku melebihi demam, karena dia memasuki setiap anggota tubuhku, dan Allah memberi masing-masing organ tubuh bagian pahalanya.”

Oleh karena itu, menggunakan air dingin untuk meringankan demam selama musim panas di daerah yang panas membawa banyak manfaat, karena air tersebut akan menjadi paling jauh dari sinar matahari sebelum fajar yaitu pada tingkatan yang paling dingin. Juga, sebelum fajar tubuh dalam keadaan yang paling kuat, sebab orang yang sakit telah mengambil bagian waktu tidur dan istirahat lebih banyak.

Kekuatan tubuh akan ditambahkan kepada kekuatan obat, dalam hal ini air, dan keduanya akan meringankan demam yang bukan diakibatkan oleh tumor yang sangat ganas atau zat serta kondisi yang beracun. Allah dengan demikian akan melenyapkan panas demam dengan kehendakNya.

Alhamdulillah

Dari buku Ibnu Qoyyin, Pengobatan Menurut Petunjuk Nabi

Kembali kepada Fitrah Allah

Setiap usai Ramadan, kita mengucapkan selamat Idul Fitri kepada saudara dan handai taulan. Kembali fitri setelah sebulan berpuasa. Demikianlah janji Allah yang diberikan kepada hambaNya yang melakukan shaum Ramadan dengan ikhlas. Fitri berarti kembali kepada fitrah Allah. Fitrah Allah bahwa manusia beragama tauhid. 


"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." Qs Ar Rum 30

Pada sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:

حَدَّثَنَا عَبْدَانُ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ ثُمَّ يَقُولُ { فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ }

'Seorang bayi tak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian kedua orang tuanyalah yg akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun Majusi -sebagaimana hewan yg dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? 
' kemudian beliau membaca firman Allah yg berbunyi: '…tetaplah atas fitrah Allah yg telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah.' (QS. Ar Ruum (30): 30). [HR. Bukhari No.4402].

Ramadan berlalu, bukan berarti kita melupakan ibadah kepadaNya. Setidaknya ada tiga amalan yang masih tetap bisa dilakukan. Puasa sunah, melakukan qiyamul lail, atau sholat tahajud dan banyak membaca Al Quran.

Allah memberi petunjuk kepada kaum muslimin agar selalu berada dalam fitrah Allah itu selepas Ramadan dengan kelanjutan ayatnya:

"dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah." QS Ar Rum 31

Semoga  kita menjadi muslim yang lebih baik lagi setelah Ramadan. Amin.

Alhamdulillah