Tangan Allah Tidaklah Terbelenggu



Jika kaum nasrani menjadikan manusia sebagai Tuhan, maka orang-orang Yahudi suka sekali mensifati Allah sebagaimana sifat manusia. Padahal Allah Maha Tinggi dan Maha Suci dari segala kekurangan sifat manusia.

QS Al Maidah 5:64

Bismillahi Rahmaani Rahiim…

Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.

Shodaqollahul’adziim

Yadullahi maghlullah, tangan Allah terbelenggu. Demikianlah perkataan orang Yahudi, menurut mereka Allah itu kikir.  Pada tafsir Ibnu Katsir, Ikrimah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang Yahudi, Fanhas, yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya.” Ia lalu dipukul oleh Abu Bakar as Siddiq ra.

Dari Ibnu Abbas menceritakan, ada seorang dari kalangan Yahudi dikenal dengan nama Syas ibnu Qais telah mengatakan (kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam), “Sesungguhnya Tuhanmu kikir, tidak mau berinfak.” Maka Allah menurunkan firmanNya dalam surat Al Maidah ayat 64 ini.

Allah membuka kedok sandiwara mereka serta kedustaan yang mereka buat-buat. Mereka dengki, licik dan hina. Sebagaimana mana firmanNya dalam ayat yang lain yang artinya:

“Ataukah ada bagi mereka dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia, ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah berikan kepada manusia itu?” QS An Nissa 53-54.

Allah menyebutkan dalam ayat Al Maidah 64 ini, bahwa tangan Allah tidaklah terbelenggu. “(Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.”

Pada riwayat muslim Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil, di sisi Allah akan berada di atas mimbar dari cahaya di sebelah kanan Ar Rahman Azza wa Jalla, dan kedua tanganNya adalah kanan. Mereka (yang berada di mimbar itu) adalah orang-orang yang adil dalam hukumnya, keluarganya dan dalam hal yang mereka pimpin.”

Masih dari riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam juga bersabda,  “Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari kiamat, lalu diambil dengan tangan kanan-Nya, dan berfirman, “Akulah penguasa, di mana orang-orang yang berlaku zalim? Di mana orang orang yang sombong?” Kemudian Allah menggulung beberapa bumi, lalu diambil dengan tangan kiri-Nya dan berfirman, “Akulah Penguasa, di mana orang-orang yang berlaku zalim? Di mana orang-orang yang sombong ?”.

Kedua hadits di atas menunjukkan bahwa Allah memiliki dua tangan, hanya saja di hadits pertama menerangkan bahwa kedua tangan-Nya adalah kanan, sedangkan hadits kedua menyebutkan tentang tangan kiri-Nya. Hal ini tidaklah bertentangan, karena maksud hadits pertama adalah bahwa tangan yang satu lagi tidaklah seperti tangan kiri sebagaimana tangan kiri yang dimiliki makhluk yang keadaannya lemah. Oleh karena itu, Beliau Shallalahu Alaihi Wassalam menerangkan, bahwa kedua tangan-Nya adalah kanan, yakni tidak memiliki kekurangan. Hal ini diperkuat oleh sabda Beliau dalam hadits tentang Adam, “Aku memilih tangan kanan Tuhanku, dan kedua tangan-Nya adalah kanan lagi diberkahi.” (HR. Muslim) oleh karena dikhawatirkan timbul persangkaan keliru jika ditetapkan tangan kiri yang menunjukkan kekurangan, maka Beliau menerangkan, “Kedua tangan-Nya adalah kanan,” hal ini juga diperkuat oleh sabda Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, “Orang-orang yang berbuat adil berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya di sebelah kanan Ar Rahman.” Maksudnya adalah menerangkan keutamaan mereka, martabat mereka, dan bahwa mereka di sebelah kanan Ar Rahman. Kesimpulannya, bahwa kedua tangan Allah adalah kanan tanpa diragukan lagi, dan masing-masingnya bukan yang lain, dan apabila kita sebut tangan yang lain itu adalah tangan kiri, maka bukan berarti kurang kuat dibanding tangan kanan, bahkan kedua tangan-Nya adalah kanan. (Al Qaulul Mufid ‘alaa Kitaabit Tauhid karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah).

Demikianlah kekuasaan Allah.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceriakan kepada kami Ma’mar, dari Hammam ibnu Mubabbih yang mengatakan, “Inilah apa yang telah diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya tangan kanan (kekuasaan) Allah sangat penuh, tidak akan kosong karena dibelanjakan dengan berlimpah sepanjang siang dan malam. Tidakkah kalian perhatikan apa yang telah Dia belanjakan sejak menciptakan langit dan bumi. Karena sesungguhnya tidak akan kering apa yang ada di tangan kanan (kekuasaan)Nya.”

Subhanallah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar