Kisah Sahabat Rasulullah SAW 13: Khubaib bin Adi

Inilah satu dari sekian kisah sejarah. Sebuah  maha kisah tentang pengorbanan yang tiada taranya. Sebuah kisah pelajaran dari seorang yang pernah disalib, Khubaib bin Adi. Seorang sahabat Anshar, berjiwa bersih, berhati mulia dan bersifat terbuka.

Hasan bin Tsabit yang mahir bersyair menggambarkan Khubaib bin Adi sebagai berikut:

Seorang pahlawan yang kedudukannya sebagai teras orang-orang Anshar. Seorang yang lapang dada namun tegas dan keras tak dapat ditawar-tawar.

Khubaib bin Adi adalah salah seorang pahlawan gagah berani pada perang Badar. Seorang prajurit berani mati yang menghalau musuh di depannya. Salah seorang musyrik yang menghalangi jalan Khubaib adalah seorang kafir Quraisy bernama al Harits bin Amr bin Naufal. Peristiwa ini membuat Bani Harits keluarganya menandakan Khubaib bin Adi sebagai orang yang telah menewaskan ayah mereka.

Bagian dari Penyelidik Nabi SAW


Rasulullah SAW saat ingin mengetahui gerak-gerik kaum Quraisy saat akan menghadapi perang setelah Badar membuat sebuah pasukan kecil terdiri dari sepuluh orang. Pasukan kecil ini dipimpin Ashim bin Tsabit dan Khubaib termasuk di dalamnya. Mereka ditugaskan untuk menyelidiki gerak-gerik kaum Quraisy.

Mereka berangkat sampai di suatu tempat antara Oefan dan Mekah. Namun, gerakan mereka tercium oleh orang di kampung Hudzail didiami suku Bani Haiyan. Sekitar seratus orang dari mereka termasuk yang mahir memanah membuntuti pasukan kecil muslim itu. Kaum Bani Haiyan berhasil mengikuti pasukan penyelidik muslim karena mereka tanpa sengaja mencecerkan korma perbekalan.

Mereka berlari ke arah bukit  kemudian terkepung. Pemimpin pasukan kecil ini, Tsabit bin Anshari , bukanlah seorang yang ingin menyerah walaupun telah dikepung dan tak bisa melawan. Ia tak mau bernegosiasi meminta dilindungi orang musyrik. “Aku demi Allah tak akan turun menyerah kepada mereka, mengemis meminta perlindungan orang musyrik! Ya Allah, sampaikanlah keadaan kami ini kepada NabiMu.”

Bertempurlah pasukan kecil  ini sehingga delapan orang gugur. Tinggallah Khubaib bin Adi dan Zaid bin Ditsinnah yang kemudian ditangkap dan diikat. Mereka dibawa ke Mekah. Mendengar nama Khubaib, keluarga Bani Harits yang telah lama  menaruh dendam bersorak. Mereka membeli Khubaib. Sementara Zaid disiksa dengan kejam di Mekah oleh suku Quraisy. Ia ditusuk dari dubur sehingga tembus sampai kepalanya.

Anggur dari Allah SWT


Sementara Khubaib telah berpasrah seluruh jiwa raganya hanya kepada Allah Rabbil Alamin. Ia dikurung di bawah penjara keluarga Harits bin Amr.  Tak ada yang daya dan kekuatan yang menemaninya kecuali datang dari sang Penguasa Langit dan Bumi Allah SWT. Sampai suatu kali putri Harits melihat tahanan suku Anshar itu.

Putri keluarga Harits menyaksikan kejanggalan yang dilihatnya pada Khubaib bin Adi. Ia terkaget-kaget sehingga berlari keluar sambil berteriak. Sewaktu orang menanyakannya, putri Harits berkata, “Saya melihat Khubaib menggenggam setangkai besar anggur sambil memakannya….sedangkan ia terikat pada besi. Padahal di Mekah tidak ada sebiji anggur pun. Saya kira itu adalah rezki Allah kepada Khubaib.”

Apa yang dialami Khubaib sebagaimana kisah Maryam dalam Al Quran:

“Setiap kali Zakaria masuk ke dalam mihrabnya, dan ditemukannya rizki di dekat Maryam…Katanya: “ Dari mana datangnya makanan ini hai Maryam?” Jawabnya: “Ia datang dari Allah, sesungguhnya Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendakiNya dengan tidak terhingga.” QS Ali Imran 3:37

Sholat Dua Rakaat


Inilah maha kisah penantian akan saat perjumpaan dengan sang Khaliq yang harus dilalui dengan pengorbanan dan kesakitan.  Kisah Khubaib yang terpenjara dan tersiksa. Mereka kaum musyrik yang mengurungnya menceritakan perihal sahabatnya Zaid yang disiksa sampai mati ditusuk. Mereka menakut-nakuti akan siksa yang lebih besar dari itu. Mereka membujuk Khubaib untuk menghianati Nabi Muhammad SAW dengan janji-janji kebebasan.

Namun, Khubaib adalah ibarat sinar matahari. Terang benderang imannya tak goyah akan bujuk rayuan. Ia telah menancapkan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasulnya melebihi apapun kecintaan yang ditawarkan manusia.

Maka habislah sudah bujuk rayu kaum musyrikin. Mereka menyeret Khubaib ke sebuah tempat bernama Tan’im untuk menyalibnya. Namun, sebelum dibunuh, Khubaib meminta agar bisa sholat dua rakaat.

Tenang dan pasrah kepada Sang Maha Hidup dalam sholat itu. Ia telah rela menyerahkan segala hidupnya hanya kepada Sang Pemberi Kehidupan.  Seolah-olah tak pernah lagi ia ingin berhenti dari sholatnya itu. Namun, pada suatu detik, ia harus mengakhiri sholatnya juga, semua karena ia tak ingin dibilang seorang pengecut yang takut menghadapi kematian.

Khubaib melihat kepada sang algojo yang hendak menghabisinya dan berkata, “Demi Allah, kalau bukanlah nanti ada sangkaan kalian bahwa aku takut mati, niscaya akan kulanjutkan lagi sholatku!”
Khubaib mengangkat kedua tangannya berdoa memohon kepada Allah, “Ya Allah, susutkanlah bilangan mereka, musnahkanlah mereka sampai binasa!”

Khubaib memandangi wajah-wajah orang yang akan menghukumnya. Dengan suara teguh ia berkata:

“Mati bagiku tak menjadi masalah…
Asalkan ada dalam ridha dan rahmat Allah
Dengan jalan apapun kematian itu terjadi…
Asalkan kerinduan kepadaNya terpenuhi
Ku berserah menyerah kepadaNya…
Sesuai dengan taqdir dan kehendakNya
Semoga rahmat dan berkah Allah tercurah
Pada setiap sobekan daging dan tetesan darah…”

Gugur di Tiang Salib


Inilah sebuah maha kisah pengorbanan.  Belum pernah dalam sejarah bangsa Arab seorang menyalib laki-laki baru kemudian membunuhnya di atas salib.

Sebelum gugur, panah-panah menancap di tubuhnya. Pedang-pedang menebas dan merobek dagingnya. Seorang pemimpin Quraisy berteriak kepadanya, “Sukakah kamu jika Muhammad menggantikanmu saat ini dan engkau menjadi sehat walafiat bersama keluargamu?!”

Apakah yang Khubaib teriakkan? Sama persis dengan apa yang dikatakan sahabatnya Zaid yang telah dibunuh sebelumnya:

“Demi Allah tak sudi aku bersama anak istriku selamat menikmati kesenangan dunia, sedangkan Rasulullah kena musibah walau hanya oleh sepotong duri!”

Kembalilah anak panah meluncur dan pedang-pedang menebas tubuhnya. Khubaib berdoa yang terakhir kalinya, “Ya Allah kami telah menyampaikan tugas dari RasulMu,  maka mohon disampaikan pula kepadanya esok tindakan orang-orang itu terhadap kami…”

Abu Sufyan yang kala itu masih kafir bertepuk tangan dan berkata, "Belum pernah kulihat manusia yang lebih mencintai manusia lain seperti halnya sahabat-sahabat Muhammad ini terhadap Muhammad."

Saat jiwa Khubaib telah lepas dari tubuhnya dan orang-orang Quraisy perlahan meninggalkan dan membiarkan mayatnya di atas salib, burung-burung gagak berterbangan di atasnya. Mereka berhenti dan mengelilingi jenazah Khubaib. Namun, seolah mengerti apa yang terjadi, burung-burung itu saling berbicara kepada sesama  mereka. Mereka tak jadi memakan tubuh sang pahlawan yang wangi dengan darah jihad itu dan kembali terbang ke angkasa.

Allah memperkenankan doa Khubaib. Rasulullah SAW di Madinah seolah memperoleh firasat dan gambaran para sahabatnya yang telah disiksa. Beliau memerintahkan Migdad bin Amar dan Zubair bin Awwam yang segera memacu kuda mereka mencarinya. Benarlah, Migdad dan Zubair menemukan jasad Khubaib dan menguburkannya. Tak pernah ditemukan dengan persis dimana letak makan Khubaib bin Adi hingga kini. Satu yang terkenang darinya adalah seorang syuhada yang gugur di tiang salib.

Salam untukmu Khubaib bin Adi. Salam untukmu para syuhada.



4 Fakta Sejarah Perayaan Tahun Baru



1.  Perayaan tahun baru adalah tradisi Romawi Kuno.

Tahun baru Masehi bagi orang Romawi didedikasikan kepada dewa Janus. Dewa Janus disebut dewa segala pintu gerbang, permulaan waktu. Namanya menjadi nama bulan awal tahun Masehi, Januari. Dewa Janus memiliki dua wajah, satu di depan artinya masa depan dan satu ke belakang artinya masa lalu. Aliran Freemason, aliran para penyembah setan, menyuburkan tradisi merayakan tahun baru sebagai tujuan mengerahkan manusia menjadi penyembah setan.

2. Topi kerucut Sanbenito pada acara tahun baru dan ulang tahun dulunya dipakaikan kepada muslim yang telah murtad. 

Saat kaum Frank beragama kristen Trinitarian  menyerang kaum muslim Andalusia Spanyol abad 14 M, mereka melakukan pembunuhan, penangkapan besar-besaran dan melakukan inkuisisi Spanyol. Muslimin yang dipaksa murtad diberi tanda dengan memakai topi berbentuk kerucut Sanbenito. Topi gambaran  jatuhnya Andalusia dari tangan muslimin ini kemudian dipakai pada  tradisi  perayaan  tahun baru atau ulang tahun.

3. Meniup trompet adalah tradisi tahun baru orang Yahudi.

Orang Yahudi meniup sejenis alat musik trompet yaitu Shofarot pada pergantian tahun baru Rosh Hashanah atau hari raya trompet. Tahun baru Taurat ini pada bulan ketujuh atau tarikh satu bulan Tishri kalender Ibrani kuno. Mereka melalukan introspeksi diri dengan meniup alat musik itu ditujukan untuk mengusir setan. Trompetnya berbentuk melengkung melambangkan tanduk domba yang dikorbankan dalam peristiwa pengorbanan Isaac atau Ishaq. Orang Yahudi percaya yang akan dikorbankan oleh nabi Ibrahim adalah Ishaq bukan Ismail.
Muhammad Rasulullah SAW saat pertama kali memanggil orang sholat di Madinah menggunakan adzan yang dikumandangkan Bilal bin Rabbah. Beliau tidak ingin memakai lonceng seperti orang Nasrani, dan tidak pula trompet seperti orang Yahudi.

4. Petasan atau kembang api adalah tradisi dari Cina pada perayaan tahun baru Imlek.

Kembang api atau petasan ditemukan di Cina untuk menakut-nakuti roh jahat. Biasanya dipakai pada tahun baru Imlek atau festival bulan. Pada tradisi ini orang Cina juga membuat tarian Barongsai untuk mengusir hantu-hantu, serta warna merah angpao yang dipercaya untuk mengecoh roh jahat. Cina merupakan penghasil dan pengekspor kembang api terbesar di dunia.

Bagaimana kalau merayakan tahun baru hanya dengan sekedar duduk-duduk mendengarkan musik?
Allah SWT berfirman dalam Al Quran:
"Dan orang-orang kafir berkata: Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka." QS Fushshilat 41:26
Musik adalah satu bagian dari hiruk pikuk yang dibuat pasukan thogut, termasuk juga hiburan, tontonan, pertunjukan dll. Semua ditujukan untuk menjauhkan manusia dari ajaran agama dan Al Quran.

Rasulullah SAW berpesan dalam sebuah hadist: "Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk kaum tersebut." HR Abu Dawud

Jadi, menyerupai kaum yang manakah Anda?

Alhamdulillah

Pembersihan dosa dan Kesucian Hati

Islam mengajarkan bahwa seseorang menanggung dosanya sendiri, dan seseorang tidak bisa menghapus dosa orang lain. Islam mengajarkan bagaimana menjaga kesucian hati guna menghindarkan kita  memiliki perasaan bahwa diri kitalah yang  paling bersih.

QS An Nissa 4:49

Bismillahi Rahmaani Rahiim

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?* Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendakinya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Shodaqollahul’adziim

Keterangan * yang dimaksud di sini ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menganggap diri mereka bersih.  Berhubungan dengan ayat pada surat Al Baqarah 2:80 dan 111 dan Al Maidah 5:18 Lihat isi ayat di akhir tulisan.

Pada suatu riwayat dikemukakan bahwa orang-orang Yahudi mementingkan menyuruh anak-anaknya sembahyang dan mementingkan anak-anaknya berkurban dan mereka menganggap bahwa dengan perbuatannya itu bebaslah kesalahan dan dosanya. Maka Allah menurunkan ayat tersebut sebagai teguran kepada orang yang menganggap dirinya bersih dari dosa dengan jalan seperti itu.

Al Hasan dan Qatadah (dari Ibnu Katsir ) mengatakan bahwa firman Allah surat An Nissa 49 diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani ketika mereka mengatakan, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.” Juga sehubungan dengan ucapan mereka yang disebutkan dalam firman Allah yang lain: “Sekali-sekali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beragama Yahudi dan Nasrani.” QS Al Baqarah 111.

Mujahid mengatakan bahwa dahulu mereka orang-orang Yahudi menempatkan anak-anak di hadapan mereka dalam berdoa dan sembahyang mereka sebagai imam mereka, mereka menduga bahwa anak-anak itu tidak mempunyai dosa. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah dan Abu Malik, Ibnu Jarir meriwayatkan hal tersebut.

Al Aufi (dari Ibnu Jarir) mengatakan dari Ibnu Abbas yang mengatakan sehubungan dengan firmanNya:Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya bersih?.  Hal itu karena orang-orang Yahudi mengatakan,” Sesungguhnya anak-anak kita telah meninggal dunia dan mereka mempunyai hubungan kerabat dengan kita. Mereka pasti memberi syafaat kepada kita dan membersihkan kita (dari dosa-dosa).”  Maka Allah SWT menurunkan ayat ini.

Dahulu, orang-orang Yahudi menempatkan anak-anak mereka sebagai imam dalam sembahyangnya, juga menyerahkan korban mereka kepada anak-anak itu. Mereka berbuat demikian karena alasan anak-anak adalah belum berdosa dan tidak memiliki kesalahan. Mereka telah berdusta dan Allah menjawab mereka.

Sesungguhnya Allah tidak membersihkan dosa seseorang karena adanya orang lain yang tidak berdosa. Orang Yahudi juga suka mengatakan, “Kami tidak mempunyai dosa sebagaimana anak-anak kami tidak mempunyai dosa.”  Maka Allah menurunkan firmanNya, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?”

Pada riwayat lain, ayat ini diturunkan berkenaan dengan celaan terhadap perbuatan memuji dan menyanjung.  Pada shahih muslim, Al Mighdad ibnul Aswad menceritakan hadist:  “Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kita agar menaburkan pasir ke wajah orang yang suka memuji.” Rasulullah SAW melarang orang terlalu memuji orang lain dengan maksud menjilat. Seseorang pun dilarang memuji dirinya sendiri sebagai seorang yang paling beriman,  alim, pandai atau merasa yakin dirinya pasti masuk surga. Karena bisa jadi ia merupakan kebalikan dari apa yang diucapkannya.

Abdullah Ibnu Masud pernah mengatakan, “Sesungguhnya seorang lelaki berangkat dengan agamanya, kemudian ia kembali, sedangkan padanya tidak ada sesuatu pun dari agamanya itu. Dia menjumpai seseorang yang tidak mempunyai kekuasaan untuk menimpakan mudarat terhadap dirinya, tidak pula memberikan manfaat kepadanya, lalu ia berkata kepadanya, “Sesungguhnya kamu, demi Allah, demikian dan demikian (memujinya).” Dia berbuat demikian dengan harapan memperoleh imbalan. Tetapi ternyata, dia tidak memperoleh sesuatu keperluan darinya bahkan kembali dalam keadaan Allah murka kepadanya.”  Kemudian Ibnu Masud membacakan firman Allah diatas. “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?”

Wallahu’alam. Sesungguhnya Islam adalah agama yang mengajarkan kesucian hati untuk menghindari kita dari dosa.

Alhamdulillah

Keterangan:

QS Al Baqarah 2:80
Dan mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janjiNya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

QS Al Baqarah 2:111
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan.” Dan orang-orang Nasrani berkata, “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan.” Padahal mereka sama-sama membawa Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.

QS Al Maidah 5:18
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.” Katakanlah, “Maka mengapa Allah menyiksamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah atau kekasih-kekasihNya), tetapi kamu adalah manusia biasa di antara orang-orang yang diciptakanNya. Dia mengampuni siapa yang dikehendakiNya, dan kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan kepada Allah lah kembali (segala sesuatu).

Ancaman Allah Terhadap Orang yang Kikir

AllahTa’ala memerintahkan untuk tidak menyekutukan Allah serta berbuat baik kepada sesama manusia. Perbuatan baik sangatlah sulit dilakukan oleh mereka yang sombong dan suka membanggakan diri. Salah satu sikapnya ditunjukkan dengan kekikiran.

Al Quran Surat An Nissa 4:37
Bismillahi Rahmaani Rahiim

(yaituorang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka. Dan Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang menghinakan.

Shodaqollahul’adzim

Para ulama Bani Israil dulu sangat bakhil dengan ilmu yang mereka miliki. Maka Allah menurunkan ayat di atas sebagai peringatan perbuatan tersebut.

Ayat ini juga berkenaan dengan seorang bernama Kurdum bin Zaid  yang merupakan sekutu Kaab bin Asyraf. Usamah bin Habib, Nafi bin Abi Nafi, Bahwa bin Amr, Hay bin Aktab dan Rifaah bin Zaid at Tabut mendatangi orang-orang Anshar dan seolah memberi nasehat.

Kata mereka, “Janganlah kamu membelanjakan hartamu kami takut kalau-kalau kamu jadi fakir dengan hilangnya harta itu dan janganlah kamu terburu-buru menginfakkannya, karena kamu tidak tahu apa yang akan terjadi.”

Maka Allah menurunkan ayat di atas sebagai larangan menjadi kikir dan larangan menganjurkan orang-orang menjadi seorang yang kikir.

Alhamdulillah

Karakter Tercela 4: Banyak Membantah, Ingkar Nikmat, Angkuh


Manusia memiliki banyak kekurangan karena pada dasarnya Allah menciptakan manusia bersifat lemah. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. Qs An Nissa 4:28. Cara terbaik adalah mengevaluasi diri kita untuk mengurangi kesalahan-kesalahan kita.

Berikut adalah beberapa karakter tercela yang seringkali diperlihatkan dalam perilaku manusia beserta rangkuman beberapa ayat Al Quran mengenainya.

Banyak membantah


Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. QS Al Kahfi 18:54

Ingkar Nikmat


Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya, dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya, Qs Al Adiyat 100:6-7

Angkuh


Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan. Mereka itu akan memperoleh azab yang menghinakan.
Dan apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami dia berpaling dengan menyombongkan diri seolah-olah dia belum mendengarnya, seakan-akan ada sumbat di kedua telinganya; maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. QS Lukman 31:6-7

Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan. QS Al Araf 7:146-147

Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya, QS Al Haj 22:8

Demikian.

Semoga bisa menjadi pelajaran dan bisa memacu kita untuk memperbaiki diri. Aamiin.

Karakter Tercela 3: Fasik, Zalim, Isrof


Fasik


Orang fasik tahu dengan kebenaran namun sengaja melanggarnya.

Berikut ayat Al Quran yang menerangkan tentang orang fasik:

Orang-orang munafik, laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang maruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik. QS At Taubah 9:67

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa.  Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. QS An Nuur 24:55

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik. QS Al Hashr 59:19

Zalim


Orang yang zalim cenderung untuk meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.

Apakah yang dilakukan orang zalim seperti dijelaskan Allah dalam firmanNya?

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: “Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan.” Orang itu berkata: “Saya dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata: “Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,” lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim. QS. Al-Baqarah 2:258

Maka barangsiapa mengada-adakan dusta terhadap Allah sesudah itu, maka merekalah orang-orang yang zalim. QS Ali Imran 3:94

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. QS At Taubah 9: 23

Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka". Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, QS Hud 11:18

Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.
Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim. QS An Nahl 16:112-113

Apakah (ketidak datangan mereka itu karena) dalam hati mereka ada penyakit, atau (karena) mereka ragu-ragu ataukah (karena) takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim. QS An Nur 24:50

Isrof


Orang yang berlebih-lebihan, berfoya-foya.

Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. Qs Al Isra 17:16

Alhamdulillah
Karakter Tercela 1: Lalai, La'im dan Kafir
Karakter Tercela 2: Munafik
Karakter Tercela 4 : Banyak Membantah, Ingkar Nikmat, Angkuh

Karakter Pembanding:
Karakter Terpuji 1: Muslim, Mukmin, Muslim
Karakter Terpuji 2: Taqwa
Karakter Terpuji 3: Istiqomah
Karaker Terpuji 4: Bersyukur, Khusyu, Hanif
Karakter Terpuji 5: Sabar Sebagai Pelita
Karakter Terpuji 6: Shidiq
Karakter Terpuji 7: Amanah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 12: Zaid bin Haritsah




Siapakah Zaid bin Haritsah yang digelari “Pecinta Rasulullah” itu? Seorang pemimpin pasukan yang dipercaya Nabi SAW menuju perang Muktah melawan Romawi.  Siapakah seseorang yang berperawakan biasa saja tapi memiliki sejarah hidup yang hebat dan besar itu?

Inilah kisahnya.  Bermula dari seorang perempuan bernama Suda, ia istri dari Haritsah. Suda ingin sekali berziarah ke kaum keluarganya di kampung Bani Maan.  Haritsah sang suami pun mempersiapkan kendaraan dan perbekalan bagi istri dan anaknya Zaid  yang akan pergi bersama kafilah ke kampung Bani Maan. Haritsah tidak bisa ikut dan merasa berat melepaskan kepergian orang yang dikasihinya,  kalau bukan karena ada tugas yang harus dikerjakannya.

Haritsah akhirnya melepas kepergian keluarganya itu, dan rombongan kafilah segera berlalu dari pandangan matanya. Sampai suatu hari ketika Suda dan anaknya Zaid masih di kampung Bani Maan terjadi perampokan.  Zaid terpisah dari ibunya dan dibawa perampok sebagai budak. Suda dengan perasaan duka kembali kepada suaminya yang begitu kaget sehingga tak sadarkan diri.

Haritsah berjalan dari kampung ke kampung mencari buah hatinya. Padang pasir dijelajahinya.  Banyak orang yang ditemui ditanyainya. Namun, hasilnya sia-sia. Haritsah melantunkan nestapanya…

“Ku tunggu Zaid, ku tak tahu apa yang terjadi…
Dapatkah ia diharapkan hidup, atau telah mati?
Demi Allah ku tak tahu, sungguh aku hanya bertanya.
Apakah di lembah ia celaka atau di bukit ia binasa?
Di kala matahari terbit ku terkenang padanya.
Bila surya terbenam ingatan kembali menjelma.
Tiupan angina yang membangkitkan kerinduan pula
Wahai alangkah lamanya duka nestapa, diriku jadi merana…”

Menjadi  Anak Angkat Rasulullah SAW


Syahdan di kala kabilah perampok yang menyerang desa Bani Maan berhasil dengan rampokannya, mereka pergi menjualkan barang-barang dan tawanan hasil rampokannya ke pasar Ukadz yang sedang berlangsung kala itu. Si kecil Zaid dibeli oleh Hakim bin Hizam dan kemudian hari diberikan kepada saudaranya Siti Khadijah. Saat itu Khadijah ra telah menjadi istri Rasulullah SAW sebelum diangkat menjadi rasul.  Zaid kemudian menjadi pelayan Rasulullah SAW.

Zaid dimerdekakan, dididik dan dibesarkan sebagaimana anak sendiri oleh Rasulullah SAW.  Sampai suatu hari kabilah dari desa Haristah tiba berhaji di Mekah. Mereka menyampaikan kerinduan ayah Zaid kepadanya.  Zaid lalu meminta kabilah menyampaikan pesannya bahwa ia telah tinggal bersama orang yang paling mulia.

Mengetahui dimana keberadaan anaknya, Haritsah menyusul Zaid ke Mekah. Ia bertemu dengan Nabi SAW yang kala itu belum menjadi seorang rasul tapi telah digelari Muhammad Al Amin, yang terpercaya.  Ia berkata, “Wahai Ibnu Abdul Mutthalib, wahai putra dari pemimpin kaumnya, Anda termasuk penduduk Tanah Suci yang biasa membebaskan orang tertindas, yang suka memberi makanan para tawanan. Kami datang ini kepada Anda hendak meminta anak kami, sudilah kiranya menyerahkan anak itu kepada kami dan bermurah hatilah menerima uang tebusannya seberapa adanya.”

Berkata Nabi SAW kepada Haritsah, “Panggilah Zaid itu ke sini, suruh ia memilih sendiri. Seandainya dia memilih Anda, maka akan saya kembalikan kepada Anda tanpa tebusan. Sebaliknya jika ia memilihku, maka demi Allah aku tak hendak menerima tebusan dan tak akan menyerahkan orang yang telah memilihku.”

“Benar-benar Anda telah menyadarkan kami dan Anda beri pula keinsafan di balik kesadaran itu,” kata Haritsah.

Zaid kemudian dipanggil dan ditanya pilihannya. “Tahukah engkau siapa orang-orang  ini?” Tanya Rasulullah kepada Zaid. “Ya saya tahu, yang ini ayahku dan satunya lagi pamanku,” jawab Zaid. Lalu Zaid ditanya kepada siapa ia hendak tinggal. Tanpa berpikir panjang Zaid menjawab, “Tak ada orang pilihanku kecuali Anda. Anda adalah ayah dan Andalah pamanku,” ungkap Zaid kepada Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW begitu terharu. Demikian pula ayahnya Haritsah. Ia merelakan anaknya karena tahu Zaid berada di tangan yang benar.  Zaid dibawa keluar oleh Rasulullah SAW yang saat itu berkata kepada orang-orang Quraisy yang sedang berkumpul, “Saksikan oleh kalian semua, bahwa mulai saat ini, Zaid adalah anakku yang menjadi ahli warisku dan aku menjadi ahli warisnya.”
Haritah kemudian kembali ke kampungnya. Walaupun tak lagi membawa anaknya pulang, kali ini hatinya telah tentram.

Ayat Tentang Anak Angkat


Demikianlah Zaid tumbuh di bawah pengawasan Rasulullah SAW, yang kemudian menjadi salah seorang paling awal masuk Islam. Ia kemudian menikah dengan Zainab namun kehidupan rumah tangga mereka tak bertahan lama. Zainab kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW lalu mencarikan Zaid istri yang lain. Zaid menikah dengan Ummu Kaltsum binti Ugbah.

Lantaran peristiwa tersebut, maka beredarlah berita-berita tak sedap di kalangan muslim kota Madinah. Mereka melihat Rasulullah SAW telah menikahi mantan istri anak angkatnya sendiri.  Perdebatan itu diakhiri langsung oleh Allah SWT dengan menurunkan ayat yang memperbolehkan menikahi mantan istri seorang anak angkat yang secara biologis tak ada hubungannya dengan ayah angkatnya.

“Muhammad bukanlah bapak dari seorang laki-laki yang ada bersama kalian, tetapi ia adalah Rasul Allah dan Nabi penutup.” QS Al Ahzab 33:40

Selain itu, nama Zaid pun kembali menggunakan nama ayah kandungnya menjadi Zaid bin Haritsah.

Komandan Perang yang Gugur


Ummil Mukminin, Aisyah ra mengatakan tentang Zaid, “Setiap Nabi mengirimkan Zaid dalam suatu pasukan, pasti ia (Zaid) yang diangkat menjadi pemimpinnya.”

Zaid memang menjadi komandan perang yang handal di perang Al Jumuh, pertempuran At Tharaf, al-Ish, al-Hismi dan lainnya. Sampai akhirnya tiba pada perang Muktah yang terkenal dimana pasukan muslimin harus menghadapi ratusan ribu tentara Romawi.

Gerak-gerik orang-orang  Romawi dan tujuan terakhir mereka yang hendak menumpas kekuatan Islam dapat tercium oleh Nabi SAW. Sebagai seorang ahli strategi, Nabi SAW memutuskan untuk mendahului mereka dengan serangan mendadak daripada diserang di daerah sendiri serta menyadarkan mereka akan keampuhan perlawanan Islam.

Pada Jumadil Ula tahun ke delapan Hijriah, tentara Islam maju bergerak ke Balqa di wilayah Syam. Pasukan Romawi dipimpin oleh Heraklius.  Mereka mengambil tempat di sebuah daerah bernama Masyarif dibantu oleh kabilah-kabilah dan suku badui di perbatasan.

Rasulullah SAW memilih tiga orang penting untuk memimpin perang ini. Pertama, Zaid bin Haritsah, kedua Jafar bin Abi Thalib dan ketiga Abdullah bin Rawahah.  Semoga ridha Allah atas mereka. “Kalian harus tunduk kepada Zaid bi Haritsah sebagai pimpinan, seandainya ia gugur pimpinan dipegang ileh Jafar bin Abi Thalib, dan seandainya Jafar gugur pula maka tempatnya diisi oleh Abdullah bin Rawahah.” Demikian pesan Rasulullah SAW kepada pasukan muslimin sebelum perang.

Kala itu pasukan Romawi berjumlah 200 ribu orang. Jumlah sebegitu besar tidaklah menggetarkan hati muslimin yang telah teguh hatinya itu. Gugur di jalan Allah adalah semata tujuannya.

“Sesungguhnya Allah telah membeli jiwa dan harta orang-orang Mukmin dengan surga sebagai imbalannya.” QS At Taubah 111

Pada perang Muktah lah Zaid telah menghunuskan pedangnya yang terakhir. Ia menghalau musuh dengan keberanian, menegakkan panji-panji Islam dengan genggaman yang kuat.  Si kecil yang pernah terpisah dari ayah kandungnya telah menemui takdirnya sebagai seorang syuhada. Demikianlah Allah SWT telah merencakan semuanya bagi Zaid bin Haritsah. Ia telah gugur di jalan Allah sebelum perang Muktah usai.

Salam untukmu Zaid bin Haritsah, salam untukmu para syuhada.


Menelan Api

Islam sangat mengedepankan akhlak yang mulia salah satunya menjaga dan melindungi anak yatim piatu. Mereka yang memakan harta anak yatim piatu dengan semena-mena digambarkan Allah dalam ayat berikut ini.




QS An Nissa 4:10
Bismillahi Rahmaani Rahiim

Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)

Shodaqollahul’aziim

Di dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Jauhkanlah oleh kalian tujuh hal yang membinasakan.” Beliau ditanya: “Apakah itu ya Rasulullah?” 
Beliau bersabda: “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan pertempuran dan menuduh (jelek) wanita-wanita mukmin yang baik-baik, yang tidak terlintas untuk berbuat keji lagi beriman.”‘ (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Pada tafsir Ibnu Katsir disebutkan, dari  Abu Said Al Khudri mengatakan pernah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, apa sajakah yang telah engkau lihat sewaktu engkau melakukan isra?”
Nabi SAW menjawab,” Aku dibawa ke arah sekumpulan makhluk Allah yang jumlahnya banyak, semuanya terdiri atas kaum laki-laki. Masing-masing dari mereka memegang sebuah pisau besar seperti yang digunakan untuk menyembelih unta. Mereka ditugaskan untuk menyiksa sejumlah orang yang terdiri atas kaum laki-laki. Mulut seorang dari mereka dibedah, lalu didatangkan sebuah batu besar dari neraka, kemudian dimasukkan ke dalam mulut seorang di antara mereka sehingga batu besar itu keluar dari bagian bawahnya, sedangkan mereka menjerit dan menggeram (karena sakit yang sangat).
Lalu aku Tanya, “Hai Jibril, siapakah mereka?” Jibril menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak-anak yatim secara aniaya, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya, dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).”
Naudzubillahi min dzalik.  Semoga kita terhindar dari sikap sedemikian terhadap anak yatim piatu.
Alhamdulillah

Karakter Tercela 2: Munafik




Orang munafik atau nifaq, bermuka dua, memiliki tanda-tanda suka berdusta, ingkar janji dan berkhianat.  Allah Subhana Wata’ala menyebutkan ciri-ciri orang munafik dalam firmanNya sebagai pegangan bagi kita. Berikut adalah rangkuman mengenai orang munafik sebagaimana tersebut dalam Al Quran.

Selain indikasi berdusta, ingkar janji dan berkhianat, indikasi lain seseorang memiliki perangai tercela munafik antara lain malas melaksanakan sholat, penakut, sombong dan kikir atau bakhil. Tercantum dalam Al Quran surat 63:1, 2:167, 4:77, 2:206, 63:5, 9:75-77, 100:8, 2:8:20 (lihat ayat ini di bagian akhir tulisan).

Beberapa bentuk perilaku nifaq antara lain:

Nifaq penyelundup.


Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. QS Al Baqarah 2:8-10

Nifaq perusak.


Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan". Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. QS Al Baqarah 2:11-12

Nifaq intelek.


Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu. QS Al Baqarah 2:13

Nifaq pengejek atau bermuka dua


Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok". QS Al Baqarah 2:14


Sekarang marilah kita lihat apa yang dilakukan orang-orang munafik sebagaimana disebutkan dalam Al Quran:

Satu, Menipu Allah dan Rasul.


Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. QS An Nissa 4:142

Dua, Membuat kerusakan.


Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan. QS Al Baqarah 2:205

Tiga, Menghalangi manusia dari jalan Allah.


Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. QS Munafiqun 63:2

Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. QS Muhammad 47:32

Empat, Menyuruh yang mungkar.


Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. QS At Taubah 9:67

Lima, Membual.


Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah penantang yang paling keras. QS Al Baqarah 2:204

Enam, Meminta bantuan kafir.


Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. QS An Nissa 4:138-139

Tujuh, Memecah belah.


Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan". Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). QS 9 At Taubah 9:107

Delapan, Enggan berjihad.


Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk".

Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak berperang, dan hati mereka telah dikunci mati maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad). QS At Taubah 9:86-87

Sembilan, Mencela sedekah orang beriman.


(Orang-orang munafik itu) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka azab yang pedih. Qs At Taubah 9: 79

Demikianlah perilaku orang munafik. Semoga Allah Subhana wa ta’ala melindungi kita dan kita terhindar dari perilaku sedemikian.
***


Berikut adalah beberapa ayat yang telah disebutkan di atas:

63:1
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. QS Munafiqun 63:1

3:167
Dan supaya Allah mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan: "Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)". Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan, tentulah kami mengikuti kamu". Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan. Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan. QS Ali Imran 3:167

4:77
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami sampai kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun. QS An Nissa 4:77

2:206
Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. QS Al Baqarah 2:206

63:5
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. QS Munafiqun 63:5

9:75-77
Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.
Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran).
Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta. QS At Taubah 9:75-77

100:8
dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta. QS Al Adiyat 100:8

2:8-20
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
Apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman". Mereka menjawab: "Akan berimankah kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah, sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok".
Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka.
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.
Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api itu menerangi sekelilingnya Allah hilangkan cahaya (yang menyinari) mereka, dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar), atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir, sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir.
Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. QS Al Baqarah 2:8-20