Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan



Sudah sampaikan kisah tentang taubatnya seorang pencuri kain kafan kepada sahabat sekalian? Kisah ini melatar-belakangi turunnya ayat dalam Al Quran, yaitu surat Ali Imran ayat 135-136.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلٰى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
أُولٰٓئِكَ جَزَآؤُهُمْ مَّغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَجَنّٰتٌ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَا ۚ وَنِعْمَ أَجْرُ الْعٰمِلِينَ

"Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.
Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Rabb mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal."
Shodaqollahul'adziim

Abdurrahman bin Ghannam Al Daws memgisahkan bahwa suatu hari Muadz bin Jabal mendatangi Rasulullah ﷺ. Setelah mengucapkan salam, ia berkata, "Wahai Rasulullah, di depan pintu ada seorang pemuda tampan sedang menangis seperti anak kecil yang kehilangan ibunya. Dia ingin menemui Anda."

Nabi ﷺ berkata, "Suruh masuk pemuda itu wahai Muadz!" Muadz pun membawa pemuda itu masuk untuk menghadap Rasulullah ﷺ.

"Apa yang membuatmu menangis wahai pemuda? " tanya Rasulullah ﷺ.

"Bagaimana aku tidak menangis ya Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar yang kurasa tidak mungkin akan diampuni Allah."

Rasulullah ﷺ pun bertanya, "Apakah engkau menpersekutukan-Nya? "

Pemuda itu serta merta menjawab, "Aku berlindung kepada Allah untuk tidak mempersekutukan-Nya dengan suatu apa pun."

Rasulullah ﷺ bertanya lagi, "Apakah engkau membunuh seseorang yang diharamkan Allah untuk membunuhnya?"

"Tidak ya Rasulullah."

"Kalau begitu Allah akan mengampuni dosa-dosamu walaupun dosamu itu sebesar gunung yang menjulang ke langit, " kata Rasulullah ﷺ.

Namun pemuda itu menangis keras seraya berkata, "Dosa apakah yang lebih besar dari gunung itu?! "

"Allah akan mengampuni dosa-dosa mu meskipun dosamu sebesar tujuh bumi berikut lautan dan segala yang ada padanya."

"Namun dosaku lebih besar dari itu ya Rasulullah," kata pemuda itu.

Rasulullah ﷺ berkata, "Allah akan mengampuni dosa-dosamu meskipun dosamu sebesar langit berikut bintang gemintang dan singgasana-Nya."

Kembali pemuda itu menangis dan berkata, "Dosaku lebih besar daripada itu, ya Rasulullah."

"Wahai pemuda, apakah yang lebih besar, dosa-dosamu atau Tuhanmu? "

Pemuda itu tersungkur lalu berkata, "Subhanallah, tidak ada yang lebih besar daripada Tuhanku."

"Kalau begitu dosa apa yang telah kau perbuat?"

Sambil berlinang air mata pemuda itu berkisah:
"Sudah tujuh tahun ini pekerjaanku mencuri kain kafan mayat yang baru meninggal untuk kujual ke pasar. Pada suatu hari ada seorang anak gadis Anshar meninggal dunia. Setelah dikubur dan ditinggalkan oleh keluarganya, sebagaimana biasanya aku mendatangi kuburannya untuk melucuti kain kafannya. Kutinggalkan dia telanjang di bibir kuburan, kemudian bergegas aku pulang ke rumah membawa hasil jarahanku. Di rumah aku membayangkan betapa mulusnya mayat gadis itu sampai akhirnya aku tergoda untuk melihatnya kembali. Ketika melihat mayat gadis itu, aku tidak dapat menguasai diriku sehingga aku menggaulinya. Ketika itu aku mendengar suara yang seolah-olah mengatakan,
'Wahai pemuda, celakalah engkau di hadapan penghisab pada hari kiamat kelak tempatmu adalah di neraka...''
Aku sangat terkejut dan takut sekali . Lalu bagaimana menurut pendapatmu, ya Rasulullah?"

Dengan terkejut Rasulullah ﷺ berkata, "Pergilah engkau dari sisiku, aku takut terbakar bersama apimu."

Pemuda itu pun pergi meninggalkan Rasulullah ﷺ dengan lemas. Ia pergi ke Madinah. Selama 40 hari ia menangis terus menerus, tak henti-hentinya memohon ampun kepada Allah. "Ya Allah ampunilah segala kesalahanku dan berikanlah wahyu kepada Nabi-Mu. Jika Engkau tidak mengampuniku, maka berikanlah segera siksaan-Mu yang menghancurkanku di dunia ini, tetapi selamatkanlah aku dari siksa-Mu di hari kiamat kelak."

Rupanya taubat pemuda itu diterima Allah ﷻ dan diturunkan sebuah ayat kepada Rasulullah ﷺ yaitu Al Qur'an surat Ali Imran 135-136.

Setelah menerima wakyu tersebut, Rasulullah ﷺ bersama para sahabat mencari si pemuda. Pemuda itu ditemukan di antara dua buah batu besar dalam keadaan lemah dan mata yang bengkak karena banyak menangis. Rasulullah ﷺ kemudian menghampirinya dan membersihkan debu di kepalanya, lalu bersabda, "Aku ingin memberi kabar gembira kepadamu bahwasannya engkau kini adalah orang yang dibebaskan Allah dari api neraka." Kemudian Rasulullah ﷺ berpaling kepada para sahabat seraya berkata, "Beginilah kalian seharusnya menyertai dosa yang kalian lakukan, seperti yang dilakukan pemuda ini."

Demikian kisah si.pemuda.pencuri kain kafan. Tiada kata terlambat untuk memohon ampun. Semoga Allah ﷻ mengampuni dosa-dosa dan menerima taubat kita.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan