Kisah Sahabat Rasulullah SAW 24: Abdullah bin Amr bin Haram



Salah seorang dari 70 kaum Anshar yang bersumpah setia pada Baiatul Aqabah II adalah Abdullah bin Amr bin Haram, biasa disebut juga Abu Jabir bin Abdullah. Ia dipilih oleh Rasulullah ﷺ sebagai wakil Bani Salamah.

Semenjak menjadi Islam di hari baiat itu, ia kembali ke Madinah lalu mendedikasikan seluruh hidup demi agama yang baru dipeluknya.

Abdullah bin Amr bin Haram turut serta perang Badar, demikian pula perang Uhud. Sebelum pergi ke perang Uhud ia memanggil dan bercakap dengan putranya, Jabir bin Abdullah.

"Ayahanda merasa yakin akan gugur dalam peperangan ini, bahkan syahid yang pertama di antara kaum muslimin. Demi Allah, ayahanda tak akan rela mencintai seorang pun selain Rasulullah lebih besar dari ananda. Selain itu sebetulnya ayahanda ini mempunyai utang, maka bayarkanlah oleh ananda dan pesankanlah kepada saudara ananda agar mereka berbuat baik."

Demikianlah cita-cita Abdullah bin Amr bin Haram, mati syahid di jalan Allah. Pagi sekali saat kaum muslim berjalan ke medan pertempuran Uhud, ia ada di sana. 

Saat perang terjadi, kaum muslimin terpisah. Sebagian  turun dari bukit karena tidak menuruti perintah Rasulullah ﷺ. Saat itulah pasukan kafir muncul dan menyerang dari arah belakang. Rasulullah ﷺ semakin tersudut dan menaiki bukit. Disanalah Abdullah bin Amr bin Haram berada, mempertahankan serangan yang muncul tiba-tiba.

Ia mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki, namun serangan musuh yang begitu besar dan bertubi-tubi telah mengoyak raganya. Pertempuran dahsyat yang banyak menggugurkan pasukan muslim.

Abdullah bertempur dengan gagah berani, dan itulah pertempuran terakhirnya. Ia gugur sebagai syuhada, seperti apa yang dicita-citakannya. 

Saat perang usai, kaum muslim berjalan mengelilingi daerah pertempuran, ditemukanlah jenazahnya yang penuh luka. 

Jabir yang mendapati jenazah ayahnya tak kuasa menahan air mata. Kala itu lewatlah Rasulullah ﷺ dan bersabda, "Kau tangisi atau tidak, para malaikat akan tetap menaunginya dengan sayap-sayapnya."

Jabir dan keluarganya hendak menguburkan Abdullah bin Amr di Madinah. Mereka menaikkan jenazah para syuhada ke atas onta. Namun, kemudian Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk dikuburkan di lokasi terjadinya pertempuran.

Demikianlah sehingga saat ini kita masih bisa menjadi saksi dimana para syuhada  itu dikebumikan dan mengambil pelajaran dari bukit Uhud.

Jenazah syuhada dikuburkan satu persatu. Tatkala tiba giliran pemakaman Abdullah bin Amr bin Haram, Rasulullah ﷺ memerintahkan untuk menguburkannya satu liang dengan sahabatnya, Amr ibnul Jamuh. "Selagi di dunia mereka adalah dua orang sahabat yang setia dan bersayang-sayangan."

Kabar Tentang Para Syuhada

Suatu hari setelah Abdullah bin Amr bin Haram wafat, Rasulullah ﷺ bercerita kepada putranya, Jabir bin Abdullah. "Hai Jabir, tidak seorang pun yang dibawa berbicara oleh Allah, kecuali dari balik tabir. Tetapi Allah telah berbicara secara langsung dengan bapakmu."

Rasulullah ﷺ kemudian bersabda,  sebagaimana termuat dalam hadist Qudsi, 

"Firman-Nya kepadanya: "Hai hamba-Ku,  mintalah kepada-Ku pasti Kuberi!" Maka ujarnya, "Ya Rabbi,  kumohon kepadaMu agar aku dikembalikan ke dunia,  agar aku dapat mati syahid sekali lagi." Firman Allah padanya,  "Telah terdahulu ketentuan daripadaKu,  bahwa mereka tidak akan dikembalikan lagi." "Kalau begitu oh Rabbi,  mohon sampaikan kepada orang-orang di belakangku nikmat karunia yang Engkau limpahkan kepada kami.""

Setelah itu,  Allah Subhanahu wa taala menurunkan ayat:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا  ؕ  بَلْ اَحْيَآءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ
فَرِحِيْنَ بِمَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖ ۙ  وَيَسْتَبْشِرُوْنَ بِالَّذِيْنَ لَمْ يَلْحَقُوْا بِهِمْ مِّنْ خَلْفِهِمْ ۙ  اَ لَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ 

"Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki, mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."
(QS. Ali 'Imran 169-170)

Salam untukmu Abdullah bin Amr bin Haram.  Salam untukmu para syuhada. 

Alhamdulillah

Kisah sahabat yang lain...
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 7:Zubair bin Awwam
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 8: Abu Dzar Al Ghifari
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 9: Hudzaifah ibnul Yaman
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 10: Miqdad Bin Amr
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 11: Bilal bin Rabah
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 12: Zaid bin Haritsah
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 13: Khubaib bin Adi
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 14: Abbas bin Abdul Muttalib
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 15: Abdullah bin Umar
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 16: Jafar bin Abi Thalib
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 17: Khalid bin Walid
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 18: Ammar bin Yasir
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 19: Abu Hurairah
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 20: Utbah bin Ghazwan
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 21: Saad bin Abi Waqqash
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 22: Khalid bin Said bin Ash
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 23: Ubadah bin Shamit
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 24: Abdullah bin Amr bin Haram


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan