Tampilkan postingan dengan label quran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label quran. Tampilkan semua postingan

Menyikapi Rasa Iri Kaum Muslimah Al Qur'an Annissa 32

 



Sebuah ayat telah diturunkan Allah ﷻ khususnya bagi wanita muslimah.  Ayat ini berkenaan dengan keluhan kaum wanita yang tidak bisa ikut berperang di jalan Allah  ﷻ sehingga tidak bisa mendapat pahala syahid. Selain itu, kaum muslimah sebelum ayat ini diturunkan juga merasa iri dengan pembagian warisan dan jumlah orang dalam sebuah kesaksian.

Seorang wanita muslimah tidaklah diwajibkan turut berperang layaknya pria muslim. Wanita muslimah tentu tidak mendapati jalan mati syahid dalam perang fisabilillah seperti kaum pria muslim.

Wanita muslimah dalam hukum waris Islam juga mendapatkan warisan setengah dari jumlah yang diberikan kaum pria. Begitu pula dalam sebuah kesaksian. Jumlah wanita yang bersaksi harus dua orang yang jumlah ini cukup dengan satu orang saksi saja untuk pria.

Al Quran surat An-nisa ayat 32 Allah Ta'ala berfirman:


Bismillahi Rahmaani Rahiim


وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَا لِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗ وَسْئَـلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."

(QS. An-Nisa' 4: Ayat 32)

Shodaqollahuladziim


Suatu ketika Ummu Salamah Radhiyallahu Anhu pernah berkata, "Wahai Rasulullah, kaum pria dapat ikut berperang, sedangkan kami (kaum wanita) tidak dapat ikut berperang, dan bagi kami hanya separo warisan (yang diterima lelaki)."
Allah ﷻ lalu menurunkan ayat ini, sebagaimana diterangkan dalam hadist Imam Ahmad.

Ayat ini berkenaan dengan kaum muslimah yang berandai-andai jika mereka bisa berperang dan mendapat pahala syahid seperti kaum pria. Allah menjelaskan larangan untuk iri hati karena masalah takdir seorang yang telah dilahirkan sebagai pria atau wanita karena hal tersebut telah menjadi ketentuan Allah.  Terusan ayat menyebutkan bahwa setiap pria ataupun wanita akan mendapatkan pahala sesuai dengan yang diusahakan masing-masing.

Penafsiran mengenai iri hati ini juga bisa bersifat umum, misalnya iri terhadap apa yang dimilki oleh orang lain, baik berupa harta, keturunan atau ilmu, kecuali iri atas dua hal. Iri yang diperbolehkan adalah iri memiliki harta yang bisa diinfaqkan di jalan Allah dan iri terhadap ilmu yang bisa dimanfaatkan.

Alih- alih merasa iri, kaum muslim hendaklah tidak berputus asa dari karunia Allah.

وَسْئَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ

dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. (An-Nisa: 32)

Ddari Abdullah ibnu Mas'ud Radhiyallahu Anhu yang menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:

"سلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِه؛ فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يُسْأَلَ وَإِنَّ أَفْضَلَ الْعِبَادَةِ انْتِظَارُ الْفَرَجِ".

Mohonlah kalian kepada Allah sebagian dari karunia-Nya, karena sesungguhnya Allah suka bila diminta. Dan sesungguhnya ibadah yang paling afdal (utama) ialah menunggu jalan keluar.
Sebagaimana diriwayatkan  Imam Turmuzi dan Ibnu Murdawaih.

dari Ibnu Abbas yarig mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda:

"سَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِه، فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ أَنْ يُسأل، وَإِنَّ أحبَّ عِبَادِهِ إِلَيْهِ الَّذِي يُحب الْفَرَجَ"

Memohonlah kalian kepada Allah sebagian dari karunia-Nya, karena sesungguhnya Allah suka bila diminta, dan sesungguhnya hamba Allah yang paling disukai oleh-Nya ialah orang yang suka (menunggu) jalan keluar.

Alhamdulillah

Doa Rasulullah ﷺ Saat Berhijrah



Kesepakatan jahat yang direncakan kafir Mekah  untuk menghabisi Rasulullah Muhammad ﷺ menjadi alasan turunnya perintah Allah ﷻ bagi  kaum muslimin untuk hijrah ke Madinah.

 
Seiring perintah hijrah ini, Allah memberi petunjuk kepada Nabi ﷺ untuk membaca sebuah doa kala mengawali langkah hijrahnya, sebagaimana difirmankan dalam Al Quran surat Al Israa ayat 80.


Bismillahi Rahmaani Rahiim


وَقُلْ رَّبِّ اَدْخِلْنِيْ مُدْخَلَ صِدْقٍ وَّ اَخْرِجْنِيْ مُخْرَجَ صِدْقٍ وَّا جْعَلْ لِّيْ مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيْرًا

"Dan katakanlah (Muhammad), ya Rabbku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).

Shodaqollahuladziim


Al-Hasan Al-Basri dalam tafsir ayat ini mengatakan bahwa orang-orang kafir Mekah saat membuat kesepakattan sesama mereka untuk membunuh Nabi atau mengusirnya atau mengikatnya, dan Allah berkehendak untuk memerangi ahli Mekah, maka Dia memerintahkan kepada Rasul­Nya untuk berhijrah ke Madinah, yang antara lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Dan katakanlah, "Ya Rabbku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar.” (Al-Isra: 80), hingga akhir ayat.


Imam Ahmad juga meriwayatkan hadist dari Jarir, dari Qabus ibnu Abu Zabyan, dari ayahnya, dari ibnu Abbas yang mencerita­kan bahwa ketikaNabi ﷺ berada di Mekah, lalu diperintahkan untuk berhijrah. Maka Allah menurunkan firman-Nya: Dan katakanlah, "Ya Rabbku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah aku secara keluar yang benar, dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong." (Al-Isra: 80).


Penafsiran tempat keluar dan tempat masuk ini disampaikan berbeda dalam riwayat yang disampaikan oleh Ibnu Abbas. Maksud dari tempat masuk adalah mati dan keluar adalah menuju kehidupan sesudah mati. Namun, penafsiran doa saat keluar Mekah dan berhijrah ke Madinah dinilai sebagai penafsiran yang lebih akurat.

Semoga langkah hijrah kita dari sesuatu yang buruk dapat menuju suatu kebenaran hakiki dalam Islam.


Alhamdulillah

Zaqqum Makanan Ahli Neraka

 



Rasulullah  ﷺ berpesan sebuah ayat dalam Al Quran tiga hari menjelang wafat Beliau ﷺ, Al Quran surat Ali Imran 102

Bismillahi Rahmaani Rahiim

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim."
Shodaqollahul'adziim

Ayat ini merupakan ayat yang seringkali diulang-ulang dalam khutbah sholat Jumat.  Isinya adalah peringatan Allah ﷻ kepada manusia untuk selalu berserah diri kepada-Nya hingga saat maut tiba.

Rasulullah ﷺ mengingatkan manusia agar berserah diri kepada Allah ﷻ, supaya tidak tergelincir ke dalam neraka. Beliau ﷺ mengingatkan manusia betapa pedihnya neraka itu,  salah satunya dari makanan para penghuninya yaitu zaqqum.

Pada suatu hari Rasulullah ﷺ pernah menyampaikan ayat ini kepada Ibnu Abbas ra.  Dari Mujahid mengatakan, "Sesungguhnya ketika orang-orang sedang melakukan tawaf di Baitullah dan Ibnu Abbas sedang duduk berpegang kepada tongkatnya, lalu ia mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda seraya membacakan firman-Nya:

" {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ} وَلَوْ أنَّ قَطْرَةً مِنَ الزَّقُّومِ قُطِرَتْ لأمَرّتْ عَلَى أهْلِ الأرْضِ عِيشَتَهُمْ فَكَيْفَ بِمَنْ لَيْسَ لَهُ طَعَامٌ إِلَّا الزَّقُّومُ".

'Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam' (Ali Imran: 102). Seandainya setetes dari zaqqum (makanan ahli neraka) dijatuhkan ke dunia ini, niscaya tetesan zaqqum itu akan merusak semua makanan penduduk dunia. Maka bagaimana dengan orang yang tidak mempunyai makanan lain kecuali hanya zaqqum (yakni ahli neraka) ." (HR Ahmad)

Ayat ini pun disampaikan Rasulullah ﷺ menjelang kepergian Beliau  yang kita muliakan, Shollallahu 'alaihi wassalam. Rasulullah ﷺ menyampaikan nasehatnya sehubungan ayat ini.

Dari Abu Sufyan,  dari Jabir,  ia mendengar Rasulullah ﷺ  bersabda tiga hari sebelum wafat:

"لَا يَمُوتَنَّ أحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ"

'Jangan sekali-kali seseorang di antara kalian meninggal dunia melainkan ia dalam keadaan berbaik prasangka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.'
(HR Ahmad)

Dari Abu Hurairah ra,  Rasulullah ﷺ bersabda:

"إنَّ اللهَ قَالَ: أنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فإنْ ظَنَّ بِي خَيْرًا فَلَهُ، وَإنْ ظَنَّ شَرا فَلَهُ "

"Sesungguhnya Allah telah berfirman, "Aku mengikuti prasangka hamba-Ku terhadap diri-Ku. Maka jika dia menyangka balk kepada-Ku, itulah yang didapatinya. Dan jika dia berprasangka buruk terhadap-Ku, maka itulah yang didapatinya."  (HR Muslim)

Semoga kita selalu bisa berserah diri kepada Allahﷻ  sampai maut menjemput kita,  selalu berprasangka baik kepada-Nya.

اللهم اني اسالك حسنالخاتمه
Allahumma inna asaluka husnul khotimah
Ya Allah,  sesungguhnya kami memohon kepadaMu akhir hidup yang baik.
Aamiin

Alhamdulillah

Quran At Thalaq 3, Allahﷻ Akan Mencukupkan Orang Bertawakal

 


Cukuplah bagi kita untuk selalu merasa tenang dengan salah satu bagian Al Quran surat At Thalaq 3


Bismillaahi Rahmaani Rahiim


وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ


Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.

Shodaqollahul'adziim


Dari Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu'anhu yang memberitahukan bahwa di suatu hari ia pernah dibonceng di belakang Rasulullah ﷺ, lalu Rasulullah ﷺ bersabda bertanya:


"يا غلام, إني معلمك كلمات: احفظ الله يحفظك, احفظ الله تجده تجاهك, وإذا سألت فاسأل الله, وإذا استعنت فاستعن بالله, واعلم أن الأمة لو اجتمعوا على أن ينفعوك, لم ينفعوك إلا بشيء كتبه الله لك, ولو اجتمعوا على أن يضروك, لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ ، رُفِعَتِ الْأَقْلَامُ ، وَجَفَّتِ الصُّحُفُ "


Hai para pemuda, sebenarnya aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: Peliharalah (batasan-batasan) Allah, niscaya Dia akan memeliharamu. Ingatlah selalu Allah, niscaya engkau akan menjumpai-Nya di hadapanmu. Dan dalam kamu memohon, mohonlah kepada Allah; dan kamu meminta tolong, maka minta tolonglah kepada Allah. Dan ketahuilah bahwa umat ini seandainya bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak dapat memberimu manfaat kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Dan seandainya mereka bersatu untuk menimpakan mudarat terhadap dirimu, niscaya mereka tidak dapat menimpakan mudarat terhadapmu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah akan menimpa dirimu. Qalam telah dinaikkan (takdir telah ditetapkan) dan semua lembaran telah kering (telah penuh dengan catatan). (HR Ahmad) 


Dari Abdullah ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:


"من نزل به حاجة فأنزلها بالناس كان قمنا أن لا تسهل حاجته, ومن أنزلها بالله أتاه أتاه أتاه برزو أتواجل" أ


"Barang siapa yang mempunyai suatu keperluan, lalu ia menyerahkannya kepada manusia, maka dapat dipastikan bahwa keperluannya tidak dimudahkan. Dan barang siapa yang menyerahkan keperluannya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka Allah akan mendatangkan rezeki yang segera atau memberinya kematian yang ditangguhkan (usia yang diperpanjang) . " (HR Ahmad)


Alhamdulillah

Tiga Ciri Orang Beriman

Tiga ciri orang beriman telah difirmankan Allahﷻ , salah satunya dalam Al Quran surat Al Anfal ayat 2:  

Bismillahi Rahmani Rahiim

  إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمٰنًا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ "

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah: (1) mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, (2) dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya (3) dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal."




 1. Hati yang gemetar mengingat Allahﷻ.

Serupa dengan ayat di atas, Allahﷻ berfirman mengenai gemetarnya kulit dan hati orang beriman dalam surat Az Zumar 23:

 اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتٰبًا مُّتَشٰبِهًا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلٰى ذِكْرِ اللَّهِ ۚ ذٰلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَنْ يَشَآءُ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍ 

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Rabbnya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk." 

 2. Bertambah imannya dengan Al Quran.

Ciri orang beriman yang kedua adalah bertambahnya keyakinan hati jika dibacakan Al Quran. Hal ini juga difirmankan Allah ﷻ dalam surat At Taubah ayat 124-125:

 وَإِذَا مَآ أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هٰذِهِۦٓ إِيمٰنًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمٰنًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ وَأَمَّا الَّذِينَ فِى قُلُوبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلٰى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كٰفِرُونَ 

"Dan apabila diturunkan suatu surat maka di antara mereka (orang-orang munafik ada yang berkata, Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini? Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, maka (dengan surat itu) akan menambah kekafiran mereka yang telah ada dan mereka akan mati dalam keadaan kafir."

 3.Bertawakal hanya pada Allahﷻ. 

Rasulullah ﷺ dalam surat At Taubah 51 diperintahkan Allah ﷻ untuk mengucapkan

 قُل لَّنْ يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلٰىنَا ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ 

"Katakanlah (Muhammad), Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada Allah bertawakallah orang-orang yang beriman." 

 Shodaqollahul'adziim

Demikian tiga ciri orang beriman, semoga bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita. Alhamdulillah

Jangan Sampai Kekayaan atau Kemiskinan Merusak Agama

Pada keadaan mudah ataupun susah, kaya ataupun miskin,  janganlah sampai keadaan tersebut merusak agama kita. Al Quran surat Al Israa 30

Bismillahi Rahmaani Rahiim

إِنَّ رَبَّكَ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ  ۚ إِنَّهُۥ كَانَ بِعِبَادِهِۦ خَبِيرًۢا بَصِيرًا
"Sungguh, Rabbmu melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki); sungguh, Dia Maha Mengetahui, Maha Melihat hamba-hamba-Nya."
Shodaqolllahul'adziim

Berkaitan ayat tersebut,  Imam Ibnu Katsir mengetengahkan hadist berikut:
Rasulullah ﷺ bersabda:

"إِنَّ مِنْ عِبَادِي مَنْ لَا يُصْلِحُهُ إِلَّا الْفَقْرُ، وَلَوْ أَغْنَيْتُهُ لَأَفْسَدْتُ عَلَيْهِ دِينَهُ، وَإِنَّ مِنْ عِبَادِي لَمَنْ لَا يُصْلِحُهُ إِلَّا الْغِنَى، وَلَوْ أَفْقَرْتُهُ لَأَفْسَدْتُ عَلَيْهِ دِينَهُ".

"Sesungguhnya di antara hamba-hamba-Ku benar-benar terdapat orang yang tidak layak baginya kecuali hanya miskin. Seandainya Aku jadikan dia kaya, niscaya kekayaannya itu akan merusak agamanya. Dan sesungguhnya di antara hamba-hamba-Ku benar-benar terdapat orang yang tidak pantas baginya kecuali hanya kaya. Seandainya Aku jadikan dia miskin, tentulah kemiskinan itu akan merusak agamanya."

Adakalanya kekayaan itu pada sebagian manusia merupakan suatu istidraj baginya (yakni pembinasaan secara berangsur-angsur), dan adakalanya kemiskinan itu merupakan suatu hukuman dari Allah.
Semoga Allah melindungi kita dari kedua keadaan tersebut.

Alhamdulillah

Supaya Sholat Khusyu



Khusyu bisa diartikan takut atau merendah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.    خَشَعَ bisa berarti menyerah, tunduk, atau menunjukkan penghormatan. Jadi الْخٰشِعِينَ, orang yang khusyu berarti ia tunduk, patuh, taat kepada Allah, takut kepada pembalasan-Nya, serta percaya kepada janji dan ancaman-Nya.

Cara untuk mencapai khusyu,  utamanya dalam sholat,  Allahﷻ menurunkan firman-Nya yaitu dengan meyakini bahwa suatu hari kita akan menemui-Nya dan akan kembali kepada-Nya.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam Al Quran surat Al Baqarah 45-46.

Bismillahi Rahmani Rahiim

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ  ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخٰشِعِينَ
الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُّلٰقُوا رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ

"Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan sholat. Dan sholat itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu,  yaitu mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Rabbnya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya."
Shodaqollahul'adziim

Semoga kita menjadi muslim yang selalu menegakkan sholat dan dapat berjumpa kepada-Nya dalam segala kebaikan.

Alhamdulillah

Menggapai Ridho Allah ﷻ




Menggapai ridho Allah Subhanahu wa Taala adalah tujuan akhir yang ingin dicapai setiap orang beriman.

Menulis ulang surat Al Bayyinah ayat 6-8:
Bismillaahi Rahmaani Rahiim

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِينَ فِى نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِينَ فِيهَآ  ۚ أُولٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ أُولٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
جَزَآؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهٰرُ خٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا  ۖ رَّضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ  ۚ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِىَ رَبَّهُۥ

'Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.
Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan mereka pun ridho kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya."
Shodaqollahul'adziim

Dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
"Maukah aku beri tahukan kepadamu tentang sebaik-baik makhluk?”
Mereka menjawab, "Tentu saja mau, wahai Rasulullah.”
Rasulullah  ﷺ bersabda,
"Seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah, manakala terjadi serangan musuh, maka dia menunggangi kudanya (dan memacunya menghadapi musuh).
Maukah aku beri tahukan kepadamu tentang sebaik-baik makhluk?"
Mereka menjawab, "Tentu saja mau, wahai Rasulullah.”
Rasulullah  ﷺ bersabda,
"Seorang lelaki yang berada di kumpulan ternak kambingnya mendirikan salat dan menunaikan zakat.
Maukah aku ceritakan kepadamu tentang seburuk-buruk makhluk?"
Mereka menjawab, "Tentu mau."
Rasulullah  ﷺ menjawab, "Orang yang meminta kepada Allah dan Allah tidak memberinya.”
(HR Ahnad)

Yahya bin Muadz pernah ditanya oleh seseorang:  "Bagaimana caranya seorang hamba mencapai derajat ridho?"
Maka Yahya bin Muadz pun menjawab:
"Kalau seorang hamba memiliki empat prinsip kala berinteraksi dengan Rabbnya,  Allah Subhanahu wa Ta'ala, maka ia mencapai derajat ridho,  yaitu (jika ia berkata) :
Pertama,  إن أعطيتني قبلت
"Jika Engkau beri,  aku terima."
Kedua,  و إن منعتني رضيت
"Tapi jika Engkau tidak beri aku ridho."
Ketiga,  و إن تركتني عبدت
"Jika Engkau tinggalkan aku,  aku tetap beribadah kepada-Mu."
Keempat,  و إن دعوتني أجبت
"Jika Engkau memanggilku aku pasti menjawab panggilan-Mu."

Semoga kita bisa mengikhlaskan segala niat dan perbuatan hanya demi mengharap Ridho Allah ﷻ.

Alhamdulillah

Allah ﷻ Tidak Mendzalimi Manusia


Tidak ada siapapun yang patut dipersalahkan lantaran adanya keburukan yang terjadi di dunia,  kecuali karena kedzaliman manusia sendiri.

Al Quran surat Yunus ayat 44
Bismillaahi Rahmaani Rahiim

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلٰكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Sesungguhnya Allah tidak mendzalimi manusia sedikit pun, tetapi manusia itulah yang mendzalimi dirinya sendiri."

Seorang periwayat hadist bernama Abu Idris Al-Khawlaniy akan bersungkur sujud kepada Allah ﷻ setelah meriwatkan hadist ini:

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu'anhu, dari Nabiﷺ, Beliau meriwayatkan dari Allahﷻ sesungguhnya Allahﷻ telah berfirman:

يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّى فَتَضُرُّونِى وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِى فَتَنْفَعُونِى يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِى مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِى شَيْئًا يَا عِبَادِى لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِى صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِى فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِى إِلاَّ كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ رَوَاهُ مُسْلِمٌ

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzalimi.

Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa pada waktu malam dan siang, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian.

Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidak akan dapat membinasakan-Ku dan kalian tak akan dapat memberikan manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertakwa seperti orang yang paling bertakwa di antara kalian, tidak akan menambah kekuasaan-Ku sedikit pun. Jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti orang yang paling jahat di antara kalian, tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku sedikit pun juga.

Wahai hamba-Ku, jika orang-orang terdahulu dan yang terakhir di antara kalian, sekalian manusia dan jin yang tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya inilah amal perbuatan kalian. Aku catat semuanya untuk kalian, kemudian Kami akan membalasnya.

Maka barang siapa yang mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan barang siapa mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri.” (HR.Muslim)

Alhamdulillah 

Keteguhan dan Keyakinan Hati Nabi Ibrahim



Nabi Ibrahim alaihissalam menyatakan keteguhan hatinya akan keberadaan Rabb Semesta Alam yang akan selalu melindungi dan berada di sisinya.

Bismillahi Rahmani Rahiim
"...yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,
... dan yang memberi makan dan minum kepadaku,
... dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,
... dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),
... dan yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat." (Quran Asy-Syuara 78-82)

Tiadalah Allah Subhanahu wa Ta'ala memilih seorang hamba-Nya untuk mendirikan Ka'bah kecuali pada dirinya terdapat keteguhan hati pada eksistensi Rabb Semesta Alam. Keteguhan hati sebagai pondasi Baitullah. Demikianlah kokohnya keyakinan Nabi Ibrahim alaihissalam kepada Allahﷻ.

Sudah sepatutnya sebagai seorang beriman kita meniru keteguhan hati Beliau alaihissalam dalam segenap sisi kehidupan. Selalu yakin kepada-Nya dalam kondisi apapun yang terjadi.

Dalam Al Quran disebutkan, mereka yang mengikutinya dan Nabi Muhammad ﷺ adalah yang paling dekat dengan Ibrahim alaihissalam. Demikian pula orang beriman yang selalu menjaga keyakinan hatinya kepada Allahﷻ.

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرٰهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهٰذَا النَّبِىُّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا  ۗ وَاللَّهُ وَلِىُّ الْمُؤْمِنِينَ
"Orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang yang mengikutinya, dan Nabi ini (Muhammad), dan orang yang beriman. Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman."
Quran Ali 'Imran 68

Doa yang Nabi Ibrahim alaihissalam panjatkan telah terekam dan Allah kabarkan dalam Al Quran. Semoga Allahﷻ berikan jalan bagi kita untuk selalu menjaga keyakinan hati kita kepada-Nya.

Menulis ulang Quran surat Asy-Syuara 69-89:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ إِبْرٰهِيمَ
"Dan bacakanlah kepada mereka kisah Ibrahim."
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِۦ مَا تَعْبُدُونَ
"Ketika dia (Ibrahim) berkata kepada ayahnya dan kaumnya, Apakah yang kamu sembah?"
قَالُوا نَعْبُدُ أَصْنَامًا فَنَظَلُّ لَهَا عٰكِفِينَ
"Mereka menjawab, Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya."
قَالَ هَلْ يَسْمَعُونَكُمْ إِذْ تَدْعُونَ
"Dia (Ibrahim) berkata, Apakah mereka mendengarmu ketika kamu berdoa (kepadanya)?,"
أَوْ يَنْفَعُونَكُمْ أَوْ يَضُرُّونَ
"atau (dapatkah) mereka memberi manfaat atau mencelakakan kamu?"
قَالُوا بَلْ وَجَدْنَآ ءَابَآءَنَا كَذٰلِكَ يَفْعَلُونَ
"Mereka menjawab, Tidak, tetapi kami dapati nenek moyang kami berbuat begitu."
قَالَ أَفَرَءَيْتُمْ مَّا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ
"Dia (Ibrahim) berkata, Apakah kamu memperhatikan apa yang kamu sembah,"
أَنْتُمْ وَءَابَآؤُكُمُ الْأَقْدَمُونَ
"kamu, dan nenek moyang kamu yang terdahulu?"
فَإِنَّهُمْ عَدُوٌّ لِّىٓ إِلَّا رَبَّ الْعٰلَمِينَ
"sesungguhnya mereka (apa yang kamu sembah) itu musuhku, lain halnya Tuhan seluruh alam,"
الَّذِى خَلَقَنِى فَهُوَ يَهْدِينِ
"(yaitu) yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,"
وَالَّذِى هُوَ يُطْعِمُنِى وَيَسْقِينِ
"dan yang memberi makan dan minum kepadaku"
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
"dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku,"
وَالَّذِى يُمِيتُنِى ثُمَّ يُحْيِينِ
"dan yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali),"
وَالَّذِىٓ أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِى خَطِيٓئَتِى يَوْمَ الدِّينِ
"dan yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat."
رَبِّ هَبْ لِى حُكْمًا وَأَلْحِقْنِى بِالصّٰلِحِينَ
"(Ibrahim berdoa), Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh,"
وَاجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍ فِى الْأَاخِرِينَ
"dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,"
وَاجْعَلْنِى مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ
"dan jadikanlah aku termasuk orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan,"
وَاغْفِرْ لِأَبِىٓ إِنَّهُۥ كَانَ مِنَ الضَّآلِّينَ
"dan ampunilah ayahku, sesungguhnya dia termasuk orang yang sesat,"
وَلَا تُخْزِنِى يَوْمَ يُبْعَثُونَ
"dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan,"
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
"(yaitu) pada hari (ketika) harta dan anak-anak tidak berguna,"
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
"kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,"
Shodaqollahul'adziim

Alhamdulillah

Cintanya Orang-orang Beriman


Siapakah yang dicintai orang-orang beriman?  Telah disebutkan dalam Al Quran. Tak ada yang menandingi cinta orang-orang beriman kepada yang Satu,  Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Menulis ulang Al Quran surat Al Baqarah 165
Bismillaahi Rahmaani Rahiim

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ  ۖ وَالَّذِينَ ءَامَنُوٓا أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ  ۗ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوٓا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
"Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat berat azab-Nya (niscaya mereka menyesal)."
Shodaqallahul'adziim

Dalam hadist sahihain disebut, dari Abdullah ibnu Mas'ud mengatakan:

قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: "أَنْ تَجْعَلَ لِلَّهِ نِدًّا وَهُوَ خلَقَك"

Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?" Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam menjawab, "Bila kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dialah yang menciptakan kamu."

Alhamdulillah

Kisah Sepotong Roti




Alkisah, berjalanlah seorang bapak mencari rezeki buat keluarganya. Sudah beberapa hari ini anak dan istrinya kekurangan makanan. Ia pun melangkah sambil menahan rasa lapar dalam perutnya.

Mengais rezeki dengan segala keletihan, akhirnya berkat usaha kerasnya si bapak berhasil mendapatkan sepotong roti. Ia pun pulang ke rumahnya. Namun, di tengah jalan, seorang ibu yang lemah meminta-minta kepadanya. Ia meminta sesuatu untuk dimakan baginya dan anak-anaknya. Betapa berat hati si bapak memberikan roti yang ada di genggamannya. Tetapi, pada akhirnya diberikannya juga roti itu dan mengikhlaskannya.

Setelah si bapak tiba di rumah dengan tangan kosong, datanglah seorang tamu. Rupanya tamu tersebut adalah seorang pria yang dahulu kala pernah ia pinjamkan sejumlah uang. Uang yang dipinjam pria itu dibelikannya ternak. Lantas ternak itu menjadi banyak dan menghasilkan banyak keuntungan. Si bapak mendapatkan uang yang pernah dipinjamkan kepada pria itu berikut keuntungan yang sangat banyak. Maka, dalam sekejap saja si bapak menjadi kaya raya. Ia pun banyak menyumbang kemana-mana karena saking kayanya. Ia mendirikan masjid, membagi-bagi uang untuk tetangganya dan lain-lain.

Sampai suatu hari, ajal menjemput si bapak. Maka dihitunglah oleh malaikat segala amal perbuatannya. Namun sayang, segala sumbangan harta yang banyak itu dipandang tidak bernilai. Semua sedekah amal jariyah yang ia berikan saat ia kaya raya pahalanya pupus, semata karena ada riya di dalamnya. Segala nilai kebaikannya hilang. 

Tetapi, ternyata ada satu amal yang menyelamatkannya. Sepotong roti. Iya, sepotong roti yang ia sumbangkan bagi seorang ibu dan anak-anaknya yang kelaparan, padahal pada hari itu pun ia tengah kelaparan. Amal itulah yang menyelamatkan si bapak dari siksa setelah kematian.

Demikian salah satu kisah hikmah yang pernah saya dengar dibalik ayat Quran surat Ali Imran 92.

Alhamdulillah 

Musibah dan Hidayah, Kisi-Kisi Menghadapi Ujian Kehidupan



Adakalanya saat membuka Al Quran,  saya menemukan hal-hal yang menarik.  Salah satunya,  Allah Subhanahu wa Ta'ala mempersandingkan perihal musibah dengan petunjuk atau hidayah. Seperti dalam rangkaian ayat pada surat Al Baqarah 153-157 mengenai kemalangan yang menimpa seorang muslim.

الَّذِينَ إِذَآ أَصٰبَتْهُمْ مُّصِيبَةٌ قَالُوٓا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رٰجِعُونَ
أُولٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ  ۖ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
"(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk."
Quran Al Baqarah 156-157

Pada bagian lain di Al Quran juga disebutkan mengenai hubungan musibah dan petunjuk yang Allah berikan kepada orang yang beriman, yaitu pada surat At-Taghabun.

مَآ أَصَابَ مِنْ مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ  ۗ وَمَنْ يُؤْمِنۢ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ  ۚ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
"Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Quran At. Taghabun 11

Tidak menimpa musibah bagi kita selain sebagai ujian kesabaran,  lantas dengan kesabaran itu Allah memberi hidayah atau petunjuk kepada kita.  Hidayah inilah sebenarnya anugerah terbesar yang diberikan Maha Pencipta kepada manusia yang beriman,  melebihi pemberian kekayaan dunia dan isinya. Karenanya,  kita dilarang berkecil hati saat ditimpa musibah,  karena bisa jadi dengan musibah tersebut  Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan sesuatu yang berharga pada bagian akhirnya.

Hal menarik lainnya yang saya temukan dalam Al Quran adalah,  Allah Ta'ala mempersandingkan perihal hidayah atau petunjuk ini dengan keberuntungan,  tentu saja keberuntungan di akhirat kelak.

أُولٰٓئِكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ  ۖ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Merekalah yang mendapat petunjuk dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Quran Al-Baqarah 5

أُولٰٓئِكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ  ۖ وَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Quran Luqman 5

Kalau saat akan menghadapi ujian di sekolah seorang murid adakalanya diberikan kisi-kisi ujian.  Maka dalam ujian kehidupan ini,  saya menemukan sebuah kisi-kisi untuk menghadapinya.  Kisi-kisi ujian kehidupan itu telah Allah berikan dalam Al Quran yang mulia.

Kisi-kisi itu adalah:
Musibah => Bersabar => Petunjuk/Hidayah => Beruntung/Lulus.
Insyaa Allah.

فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَآءُ وَيَهْدِى مَنْ يَشَآءُ
Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
Quran Fathir 8

Wallahu'alam.
Maha Benar Allah yang Maha Pemberi Petunjuk dengan segala firman-Nya.

Alhamdulillah


Tiga Tempat Mulia



Surat At Tin diawali dengan sumpah Allah Subhanahu wa Ta'ala atas tiga tempat yang mulia. Tempat manakah itu?

Al Quran Surat At Tin ayat 1-3
Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1)
وَطُورِ سِينِينَ (2)
وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3)

Demi (buah) tin dan zaitun,
dan demi Bukit Sinai,
dan demi kota (Mekah) ini yang aman

Shodaqollahul'adziim

Dimanakah ketiga tempat tersebut? Ketiga tempat tersebut merupakan tempat diutusnya para nabi pembawa syariat.

SATU, buah tin dan zaitun ditafsirkan oleh para ulama sebagai tempat yang dahulunya dipenuhi dengan kedua jenis buah tersebut yaitu Baitul Maqdis. Baitul Maqdis merupakan tempat dimana Allah ﷻ mengutus Nabi Isa alaihissalam putra Maryam di kota Yerusalem.

DUA, bukit Sinai adalah sebuah bukit yang dinaiki nabi Musa alaihissalam putra Imran yaitu ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala berbicara langsung kepadanya.

TIGA, kota Mekah yang aman, masjidil haram yang padanya Kabah, kiblat kaum muslimin. Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus Muhammad ﷺ putra Abdullah untuk menyampaikan syariat Islam sebagai agama akhir zaman.

Imam Ibnu Katsir menyebutkan bahwa ketiga tempat tersebut juga termuat dalam kitab Taurat.
"Mereka mengatakan bahwa pada akhir kitab Taurat nama ketiga tempat ini disebutkan. Allah datang dari Bukit Sinai —yakni tempat yang padanya Allah berbicara langsung kepada Musa 'alaihissalam ibnu Imran—. Dan muncul di Sa'ir, nama sebuah bukit di Baitul Maqdis, yang padanya Allah mengutus Isa. Dan tampak di bukit-bukit Faran, yakni bukit-bukit Mekah yang darinya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengutus Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam."

Tatkala Allah Subhanahu wa Ta'ala bersumpah pada sesuatu hal atau tempat, ini menunjukkan kelebihan hal atau kemuliaan tempat tersebut dibandingkan yang lainnya.

Ada baiknya juga kita memahami sampai akhir ayat dalam surat At Tin sebagai kelanjutan dari sumpah Allah Subhanahu wa Ta'ala, yaitu tentang penciptaan manusia yang sebaik-baiknya, namun sebagian manusia masuk ke tempat yang rendah yakni neraka kecuali mereka yang beriman dan beramal soleh. Manusia penuh dengan keingkaran padahal segala bukti telah Allahﷻ turunkan, sampai pada akhir ayat dalam surat ini yakni pertanyaan Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa Dia adalah hakim yang seadil-adilnya.

أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ
Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya? (Quran At Tin 8)

Maka, sebagaimana disebut sebuah riwayat dari Abu Hurairah, apabila kita membaca surat At Tin sampai akhirnya, atau ayat 8 ini, hendaklah mengucapkan:

بَلَى وَأَنَا عَلَى ذَلِكَ من الشاهدين
Bala wa anaa 'alaa dzalika minnassyaahidiin
"Benar, dan aku termasuk orang-orang yang menjadi saksi atas hal tersebut.”

Wallahu'alam
Alhamdulillah

Terpelihara dari Kekiikiran




Kekikiran tak hanya sebatas pada kata pelit,  pelit dalam memberi zakat,  infaq,  sadaqah atau pemberian lainnya yang bermanfaat.  Kekikran bisa berarti juga memakan harta sesama dengan aniaya.

Al Quran surat Al Hasyr 9 dan At Thagabun 16

Bismillahi Rahmaani Rahiim
وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"...Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Shodaqollahul'adziim

Abdurrahman bin Auf,  sahabat Nabi yang kaya dan dermawan pernah berdoa di baitullah, "Ya Allah, peliharalah diriku dari kekikiran diriku." Hanya itu doa yang dibacanya, tidak lebih. Lalu seorang pria bernama Abul Hayyaj Al-Asadi bertanya kepadanya, "Mengapa demikian?"
Abdurrahman bin Auf menjawab, "Jika aku dipelihara dari kekikiran diriku, berarti aku tidak akan mencuri, tidak berzina, dan tidak berbuat macam-macam dosa."

Dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah ﷺ telah bersabda: "Jauhilah perbuatan aniaya, kerena sesungguhnya perbuatan aniaya itu adalah kegelapan kelak di hari kiamat; dan takutlah kalian terhadap sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir itu telah membinasakan orang-orang terdahulu sebelum kalian. Karena sifat kikir mendorong mereka untuk mengalirkan darah mereka dan menghalalkan kehormatan mereka." (HR Imam Ahmad)

Dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ﷺ bersabda: "Hindarilah oleh kalian perbuatan aniaya, karena sesungguhnya perbuatan aniaya itu merupakan kegelapan di hari kiamat. Dan takutlah kalian terhadap perbuatan keji, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai kata-kata yang keji dan tidak pula perbuatan yang keji (kotor). Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena sesungguhnya sifat kikir itu telah membinasakan orang-orang yang sebelum kalian. Sifat kikir mendorong mereka berbuat aniaya, maka mereka berbuat aniaya; dan mendorong mereka untuk berbuat kedurhakaan, maka mereka berbuat kedurhakaan; dan mendorong mereka untuk memutuskan silaturahmi, maka mereka memutuskan pertalian silaturahmi.'" (HR Imam Muslim)

Dari Abu Hurairah, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: 'Tidak dapat terkumpul di dalam perut seorang hamba selamanya antara debu di jalan Allah dan asap neraka Jahanam. Dan tidak dapat terkumpul pula antara sifat kikir dan iman dalam hati seorang hamba selama-lamanya." (HR Imam Ahmad dan Abu Dawud)

Dari Anas ibnu Malik, dari Rasulullah ﷺ bersabda: "Telah disembuhkan dari kekikiran orang yang menunaikan zakatnya, menjamu tamunya, dan memberi derma kepada yang terkena musibah."

Riwayat-riwayat hadist untuk ayat di ayas diambil dati tafsir Ibnu Katsir.
Semoga kita terpelihara dari sifat kekikiran.

Alhamdulillah

Menjaga Ketaqwaan


Taqwa berarti menjaga diri, menjauhi apa yang dilarang oleh Allah ﷻ, tidak bermaksiat kepada-Nya.

Al Quran surat Al Hujurat 13
Bismillahi Rahmani Rahiim

يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا  ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقٰىكُمْ  ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
Shodaqollahul'adziim

Umar bin Khattab pernah bertanya kepada sahabatnya Ubay bin Ka’ab, "Wahai Ubay, apa makna taqwa?"
Ubay dengan balik bertanya, "Bukankah Anda pernah melewati jalan yang penuh duri?”
“Ya, pernah,” jawab Umar.
“Apa yang Anda lakukan?” tanya Ubay lagi.
“Saya akan bersiap-siap dan berjalan dengan hati-hati,” jawab Umar.
“Itulah hakikat taqwa,” kata Ubay bin ka’ab.

Dari Tsauban, dari Rasulullahﷺ bersabda: “Sungguh aku mengetahui suatu kaum dari umatku datang pada hari kiamat dengan banyak kebaikan semisal Gunung Tihamah. Namun Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran.”
Tsauban berkata, “Wahai Rasulullah, coba sebutkan sifat-sifat mereka pada kami supaya kami tidak menjadi seperti mereka sedangkan kami tidak mengetahuinya.”
Rasulullahﷺ bersabda, “Adapun mereka adalah saudara kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian. Mereka menghidupkan malam (dengan ibadah) seperti kalian. Akan tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian mereka merobek tirai untuk bisa bermaksiat pada Allah.” (HR. Ibnu Majah)

“Dari Abdullah bin Mas’ud رض الله عنه dari Nabi ﷺ beliau biasa berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
Allaahumma innii as-alukal hudaa wat tuqaa wal ‘afaafa wal ghinaa.
Artinya:



Ya Allah, aku memohon kepadaMu petunjuk, ketaqwaan, keterjagaan dari perbuatan buruk dan kekayaan.





(HR Muslim)




Alhamdulillah

Tiga yang Sedikit Dilakukan Manusia


Ada tiga hal yang sedikit sekali dilakukan oleh manusia sebagaimana disebutkan Allah Subhanahuwa Ta'ala dalam Al Quran

Tiga hal tersebut yakni:
Bismillahi Rahmani Rahiim

SATU, Sedikit bersyukur
قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ
Sedikit sekali kamu bersyukur
Quran Al Mulk 23

DUA,  Sedikit belajar
قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ
Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran
Quran Al Araf 3

TIGA,  Sedikit beriman
قَلِيلًا مَّا تُؤْمِنُونَ
Sedikit sekali kamu beriman
Quran Al Haqqah 41

Shodaqollahul'adziim

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memperingatkan dan semoga kita bisa lebih memperbanyak melakukan ketiga perbuatan tersebut.

Alhamdulillah

Apakah Kita Merasa Aman dari Siksaan Allah





Hanya orang-orang yang merugi yang merasa aman dari siksaan Allah Subhanahu was Taala. Orang yang merugi adalah mereka yang terus menerus melakukan kedurhakaan atau kemaksiatan tanpa ada rasa bersalah.

Al-Hasan Al-Basri rahimahullah pernah mengatakan, "Orang mukmin mengerjakan amal-amal ketaatan, sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir; sementara orang yang durhaka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman."

Menulis ulang Al Quran Surat Al Araf 96-99
Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰىٓ ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيٰتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ  ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُونَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain.
Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi."
Shofaqollahul'adziim


Allah Subhanahu wa Taala mempergilirkan kepada manusia penderitaan dan kesenangan, supaya manusia merendahkan diri kepada Rabbnya saat menderita dan bersyukur tatkala susah. Demikianlah hakikat seorang muslim Namun, kaum kafirin menolak melakukannya, yaitu mengingkari nikmat dan tiada bersyukur, sehingga Allah menimpakan siksaan yang sekonyong-konyong.

Dalam hadist Sahihain disebutkan:

"عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِ، لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ سَراء شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاء صَبَر فَكَانَ خَيْرًا لَهُ"

"Sungguh mengagumkan perihal orang mukmin, tidak sekali-kali Allah memutuskan baginya suatu keputusan melainkan hal itu menjadi kebaikan baginya. Jika dia tertimpa kesengsaraan, bersabar; dan sabar itu baik baginya, jika beroleh kesenangan, bersyukur; dan bersyukur itu baik baginya."

Pada riwayat lain:

ذُنُوبِهِ، وَالْمُنَافِقُ مَثَلُهُ كَمَثَلِ الْحِمَارِ، لَا يَدْرِي فِيمَ رَبَطَهُ أَهْلُهُ، وَلَا فِيمَ أَرْسَلُوهُ"

"Penyakit masih terus-menerus akan menimpa orang mukmin sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosanya. Sedangkan orang munafik perumpamaannya sama dengan keledai, ia tidak mengerti mengapa pemiliknya mengikatnya dan mengapa melepaskannya."

Seorang muslim senantiasa mengevaluasi diri dan menghindari murka Allah. Namun, rasa takut akan siksaan Allah telah dicabut dari hati kaum kafir dan munafik sampai saat ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala menimpakan siksa-Nya dengan tiba-tiba.

Wallahu'alam. Semoga kita terhindar dari sifat-sifat orang yang merugi.

Alhamdulillah

Berjalan dengan Wajah



Orang-orang yang tidak diberikan hidayah oleh Allahﷻ adalah mereka yang seringkali menolak kebenaran.  Pada hari kiamat kelak,  mereka akan berjalan dengan wajah dikarenakan mereka tak mau mengikuti kebenaran itu.
#Quran surat Al Mulk ayat 22
Bismillahi Rahmaani Rahiim
أَفَمَنْ يَمْشِى مُكِبًّا عَلٰى وَجْهِهِۦٓ أَهْدٰىٓ أَمَّنْ يَمْشِى سَوِيًّا عَلٰى صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Maka apakah orang yang berjalan dengan wajah terjungkal itu lebih mendapatkan petunjuk daripada orang mukmin yang berjalan tegak di atas jalan yang lurus?
Shodaqollahul'adiim
Anas Ibnu Malik menceritakan bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah ada orang-orang yang digiring dengan muka di bawah?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab: "Rabb yang membuat mereka dapat berjalan dengan kaki mereka mampu membuat mereka berjalan dengan muka di bawah." (Riwayat Imam Ahmad dalam kitab Sahihain)
Semoga hidayah Allahﷻ selalu dilimpahkan kepada kita.
Alhamdulillah

Penegak Keadilan


Suatu ketika Rasulullah ﷺ memerintahkan Abdullah Ibnu Rawahah untuk pergi ke Khaibar guna menaksir kurma yang dipanen disana.  Perhitungan ini akan digunakan untuk menetapkan jizyah dari masyarakat beretnis Yahudi tersebut.

Saat menaksir jizyah buah kurma,  datanglah sekelompok bani Khaibar membawa sejumlah emas yang mereka kumpulkan. Mereka hendak menyuap Abdullah Ibnu Rawahah dengan emas itu sehingga jizyah yang ditetapkan bisa dikurangi.

Hal tersebut tentu saja ditolak mentah-mentah oleh sahabat Rasulullah ﷺ yang juga seorang pejuang perang tersebut.  Abdullah Ibnu Rawahah yang jago bersyair itu kemudian berkata kepada mereka yang hendak menyuapnya secara tegas:

"Demi Allah, sesungguhnya aku datang kepada kalian dari makhluk yang paling aku cintai, dan sesungguhnya kalian ini lebih aku benci daripada kera dan babi yang sederajat dengan kalian. Bukan karena cintaku kepadanya, atau benciku terhadap kalian, lalu aku tidak berlaku adil terhadap kalian."

Demikianlah salah satu kisah hikmah dari seorang Abdullah Ibnu Rawahah,  sahabat Rasulullah ﷺ yang syahid di perang Muntah, sebagaimana hikmah yang bisa diambil dari Al Quran surat Annisa 135. Allahu'alam.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوّٰمِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلٰىٓ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوٰلِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ  ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلٰى بِهِمَا  ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰىٓ أَنْ تَعْدِلُوا  ۚ وَإِنْ تَلْوُۥٓا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Mengetahui terhadap segala apa yang kamu kerjakan."
Shodaqollahul'adzim

Alhamdulillah

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan