Apakah Kita Merasa Aman dari Siksaan Allah





Hanya orang-orang yang merugi yang merasa aman dari siksaan Allah Subhanahu was Taala. Orang yang merugi adalah mereka yang terus menerus melakukan kedurhakaan atau kemaksiatan tanpa ada rasa bersalah.

Al-Hasan Al-Basri rahimahullah pernah mengatakan, "Orang mukmin mengerjakan amal-amal ketaatan, sedangkan hatinya dalam keadaan takut, bergetar, dan khawatir; sementara orang yang durhaka mengerjakan perbuatan-perbuatan maksiat dengan penuh rasa aman."

Menulis ulang Al Quran Surat Al Araf 96-99
Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرٰىٓ ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْأَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
أَفَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا بَيٰتًا وَهُمْ نَآئِمُونَ
أَوَأَمِنَ أَهْلُ الْقُرٰىٓ أَنْ يَأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَهُمْ يَلْعَبُونَ
أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ  ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْخٰسِرُونَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.
Maka, apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?
Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain.
Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada yang merasa aman dari siksaan Allah selain orang-orang yang rugi."
Shofaqollahul'adziim


Allah Subhanahu wa Taala mempergilirkan kepada manusia penderitaan dan kesenangan, supaya manusia merendahkan diri kepada Rabbnya saat menderita dan bersyukur tatkala susah. Demikianlah hakikat seorang muslim Namun, kaum kafirin menolak melakukannya, yaitu mengingkari nikmat dan tiada bersyukur, sehingga Allah menimpakan siksaan yang sekonyong-konyong.

Dalam hadist Sahihain disebutkan:

"عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِ، لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ قَضَاءً إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ سَراء شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاء صَبَر فَكَانَ خَيْرًا لَهُ"

"Sungguh mengagumkan perihal orang mukmin, tidak sekali-kali Allah memutuskan baginya suatu keputusan melainkan hal itu menjadi kebaikan baginya. Jika dia tertimpa kesengsaraan, bersabar; dan sabar itu baik baginya, jika beroleh kesenangan, bersyukur; dan bersyukur itu baik baginya."

Pada riwayat lain:

ذُنُوبِهِ، وَالْمُنَافِقُ مَثَلُهُ كَمَثَلِ الْحِمَارِ، لَا يَدْرِي فِيمَ رَبَطَهُ أَهْلُهُ، وَلَا فِيمَ أَرْسَلُوهُ"

"Penyakit masih terus-menerus akan menimpa orang mukmin sehingga ia keluar dalam keadaan bersih dari dosa-dosanya. Sedangkan orang munafik perumpamaannya sama dengan keledai, ia tidak mengerti mengapa pemiliknya mengikatnya dan mengapa melepaskannya."

Seorang muslim senantiasa mengevaluasi diri dan menghindari murka Allah. Namun, rasa takut akan siksaan Allah telah dicabut dari hati kaum kafir dan munafik sampai saat ketika Allah Subhanahu wa Ta'ala menimpakan siksa-Nya dengan tiba-tiba.

Wallahu'alam. Semoga kita terhindar dari sifat-sifat orang yang merugi.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan