Penegak Keadilan


Suatu ketika Rasulullah ﷺ memerintahkan Abdullah Ibnu Rawahah untuk pergi ke Khaibar guna menaksir kurma yang dipanen disana.  Perhitungan ini akan digunakan untuk menetapkan jizyah dari masyarakat beretnis Yahudi tersebut.

Saat menaksir jizyah buah kurma,  datanglah sekelompok bani Khaibar membawa sejumlah emas yang mereka kumpulkan. Mereka hendak menyuap Abdullah Ibnu Rawahah dengan emas itu sehingga jizyah yang ditetapkan bisa dikurangi.

Hal tersebut tentu saja ditolak mentah-mentah oleh sahabat Rasulullah ﷺ yang juga seorang pejuang perang tersebut.  Abdullah Ibnu Rawahah yang jago bersyair itu kemudian berkata kepada mereka yang hendak menyuapnya secara tegas:

"Demi Allah, sesungguhnya aku datang kepada kalian dari makhluk yang paling aku cintai, dan sesungguhnya kalian ini lebih aku benci daripada kera dan babi yang sederajat dengan kalian. Bukan karena cintaku kepadanya, atau benciku terhadap kalian, lalu aku tidak berlaku adil terhadap kalian."

Demikianlah salah satu kisah hikmah dari seorang Abdullah Ibnu Rawahah,  sahabat Rasulullah ﷺ yang syahid di perang Muntah, sebagaimana hikmah yang bisa diambil dari Al Quran surat Annisa 135. Allahu'alam.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوّٰمِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَآءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلٰىٓ أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوٰلِدَيْنِ وَالْأَقْرَبِينَ  ۚ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلٰى بِهِمَا  ۖ فَلَا تَتَّبِعُوا الْهَوٰىٓ أَنْ تَعْدِلُوا  ۚ وَإِنْ تَلْوُۥٓا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Maha Mengetahui terhadap segala apa yang kamu kerjakan."
Shodaqollahul'adzim

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan