Tak ada sekutu bagiNya. Tak ada yang bisa menandingi Allah Subhanahu Wa Taala. Segala puji hanya bagiNya satu-satunya Tuhan Pencipta Alam Semesta.
بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضَ وَجَعَلَ ٱلظُّلُمَـٰتِ وَٱلنُّورَۖ ثُمَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِرَبِّہِمۡ يَعۡدِلُونَ (١)
QS Al An’am 6:1
Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka.
Shodaqollahul’adzim
Inilah surat Al An’am, salah satu surat mulia yang diturunkan Allah Subhanahu wa taala di Mekah dalam satu malam sekaligus. Satu dari lima surat mulia yang diawali dengan kalian pujian bagi Allah, Alhamdulillah. Selain surat Al Fatihah, Al Kahfi, Saba dan Fathir.
Kemuliaan Allah dinyatakan dalam pemujianNya pada lafazh Alhamdulillah. Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, serta mengadakan gelap dan terang. Sebagaimana disebutkan pada ayat pertama surat Al An;am yang turun diiringi 70 ribu malaikat, seperti diwirayatkan dari Ibnu Abbas dalam hadist riwayat At Thabrany.
Allah menciptakan (خَلَقَ) – kholaqo- langit dan bumi serta mengadakan (جَعَلَ) – ja’ala - gelap dan terang. Pada surat mulia ini, Allah melukiskan penciptaanNya itu dengan dua kata berbeda antara menciptakan (خَلَقَ) langit dan bumi serta gelap dan terang. Mengadakan (جَعَلَ ) gelap dan terang dimaksudkan sebagai sesuatu yang abstrak. Inilah keindahan Al Quran.
Keindahan lainnya, Allah menurunkan kata gelap atau kegelapan dalam bentuk jamak (الظُّلُمَاتِ) sedangkan kata terang dalam bentuk tunggal (النُّور). Satu cahayaNya adalah lebih mulia dari sekian banyak kegelapan. Allah memberikan cahaya bagi bumi bagi makhluknya dalam mencari rezekiNya. Allah menerangi hati-hati manusia dengan cahaya cintaNya.
Sama halnya tatkala Allah menyebutkan kata kanan dan kiri dalam Al Quran surat An Nahl 16:48.
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ إِلَىٰ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ مِن شَىۡءٍ۬ يَتَفَيَّؤُاْ ظِلَـٰلُهُ ۥ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَٱلشَّمَآٮِٕلِ سُجَّدً۬ا لِّلَّهِ وَهُمۡ دَٲخِرُونَ (٤٨)
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri?”
Allah menyebutkan kata kanan (الْيَمِين) dengan bentuk tunggal, dan kata kiri (الشَّمَائِل) dengan bentuk jamak. Bahwa kekuasaan Allah yang satu akan mengalahkan banyaknya kebathilan. Selain gelap dan terang, kiri dan kanan.
Pada surat Al An’am ini penyebutan jamak dan tunggal diterangkan Allah di ayat 153. Al Quran adalah kata jalan yang lurus.
وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَٲطِى مُسۡتَقِيمً۬ا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّڪُمۡ تَتَّقُونَ (١٥٣)
“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”
Jalan lurus (صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا) sebagai jalan satu-satunya kepada Allah disebutkan dengan bentuk tunggal, sedangkan penyebutan jalan-jalan yang lain selain jalan lurus itu dengan bentuk jamak (السُّبُل). Jalan lurus kepada Allah yang satu merupakan jalan yang benar dari jalan-jalan lain yang banyak.
Sungguh sayang, walaupun tahu keberadaan Allah, manusia tetap saja menyandingkan Tuhan-Tuhan yang lain untuk disembah. Orang kafir menjadikan sekutu, tandingan-tandingan lain bagi Allah. Menjadikan benda, hal atau sesuatu lebih bernilai selain dariNya.
" إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ خَلَقَ خَلْقَهُ فِي ظُلْمَةٍ فَأَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ فَمَنْ أَصَابَهُ مِنْ ذَلِكَ النُّورِ اهْتَدَى وَمَنْ أَخْطَأَهُ ضَلَّ فَلِذَلِكَ أَقُولُ جَفَّ الْقَلَمُ عَلَى عِلْمِ اللَّهِ "
Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menciptakan ciptaanNya dalam gelap, lalu Allah menaungi cahayaNya bagi mereka, maka siapa yang tersentuh cahayaNya ia telah diberi petunjuk, dan barangsiapa yang tidak maka ia pupus menjadi abu. Karena hal itu, telah keringlah pena atas ilmu Allah.” Hadist Riwayat Tirmidzi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar