Asmaul Husna: Al Muntaqim



Al Muntaqim - Sang Pembalas Dendam

  إِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ مُنْتَقِمُونَ
Sungguh, Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang berdosa.
(QS. As-Sajdah 32: 22)

Allah ﷻ  adalah Sang Pembalas Dendam. Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Penyabar dan memberi kesempatan hambanya untuk selalu bertobat memohon ampun. Tapi, tak sedikit hamba yang melalui kesempatan bertobat itu begitu saja, malah semakin menjadi dengan kesombongannya. Sampai tibalah pada suatu waktu disaat Allah ﷻ memberi balasan  atas kejahatan-kejahatan manusia.

فَلَمَّآ ءَاسَفُونَا انْتَقَمْنَا مِنْهُمْ فَأَغْرَقْنٰهُمْ أَجْمَعِينَ
"Maka ketika mereka membuat Kami murka, Kami hukum mereka, lalu Kami tenggelamkan mereka semuanya (di laut),"
(QS. Az-Zukhruf 43:55)

Banyak pelajaran bisa dipetik dari musnahnya peradaban kaum manusia. Kaum Tsamud, kaum Ad, dan lain-lain. Inilah pelajaran betapa Allah ﷻ akan membalaskan semua kemungkaran itu.

فَجَعَلْنٰهُمْ سَلَفًا وَمَثَلًا لِّلْأَاخِرِينَ
"maka Kami jadikan mereka sebagai (kaum) terdahulu, dan pelajaran bagi orang-orang yang kemudian."
(QS. Az-Zukhruf 43: 56)

Hukuman Allah ﷻ tidaklah datang begitu saja, kecuali diprovokasi oleh manusia dalam bentuk penentangan. Larangan Allah ﷻ tak digubris, bahkan manusia menantang sekiranya Allah ﷻ berani menurunkan azab kepada mereka.

Allah ﷻ telah menetapkan aturan-Nya, yakni apa-apa saja yang dilarang dan apa yang diperintah-Mya.  Menjauhi larangan Allah ﷻ adalah sebuah perlindungan untuk menghindari hukuman sebagai pembalasan-Nya.

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ، يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏ "‏ الْحَلاَلُ بَيِّنٌ وَالْحَرَامُ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا مُشَبَّهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الْمُشَبَّهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِيِنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ كَرَاعٍ يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ يُوَاقِعَهُ‏.‏ أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ إِنَّ حِمَى اللَّهِ فِي أَرْضِهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ‏.‏ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ ‏"‏‏.‏

Nu'man bin Basyir ra berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
"Perkara yang halal telah jelas dan yang haram jelas pula. Antara keduanya ada beberapa perkara yang diragukan, yang tidak diketahui hukumnya oleh kebanyakan orang. Barangsiapa menjauhi perkara-perkara yang diragukan itu, berarti dia memelihara agama dan kesopanannya. Barangsiapa mengerjakan perkara yang diragukan, sama dengan gembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang, dikhawatirkan dia jatuh kedalamnya.
Ketahuilah, semua raja mempunyai larangan. Ketahuilah pula, larangan Allah adalah segala yang diharamkan-Nya.
Ketahuilah di dalam tubuh ada segumpal daging. Apabila daging itu baik maka baik pulalah tubuh itu semuanya. Dan apabila daging itu rusak, maka binasa pulalah tubuh itu seluruhnya. Ketahuilah, daging itu hati (kalbu)." Hadist Bukhari

Perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan oleh Allah ﷻ

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan