Asmaul Husna: Al Mu'min



Al Mumin - Maha Pemberi Keamanan


هُوَ اللَّهُ الَّذِى لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلٰمُ الْمُؤْمِنُ
"Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniani Keamanan..."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 23)

Allah ﷻ adalah pemberi rasa aman. Hanya dengan berlaku setia kepada-Nya seseorang dapat sungguh-sungguh merasa aman dan tidak takut.

وَكَيْفَ أَخَافُ مَآ أَشْرَكْتُمْ وَلَا تَخَافُونَ أَنَّكُمْ أَشْرَكْتُمْ بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِۦ عَلَيْكُمْ سُلْطٰنًا ۚ فَأَىُّ الْفَرِيقَيْنِ أَحَقُّ بِالْأَمْنِ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah), padahal kamu tidak takut dengan apa yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu untuk menyekutukan-Nya. Manakah dari kedua golongan itu yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu mengetahui?"
(QS. Al-An'am 6: Ayat 81)

Rasa aman berwujud dalam bentuk kedamaian dalam hati sebagai hasil dari keyakinan.

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوٓا إِيمٰنَهُمْ بِظُلْمٍ أُولٰٓئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُونَ

"Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 82)

Allah ﷻ akan mengukuhkan hati mereka yang memiliki keimanan dengan rasa damai dan aman, tidak mengalami derita dan siksaan.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِى لَا يُشْرِكُونَ بِى شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْفٰسِقُونَ

"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik."
(QS. An-Nur 24: Ayat 55)

وَلَمَّا رَءَا الْمُؤْمِنُونَ الْأَحْزَابَ قَالُوا هٰذَا مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ ۥ وَصَدَقَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ ۥ ۚ وَمَا زَادَهُمْ إِلَّآ إِيمٰنًا وَتَسْلِيمًا

"Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita. Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 22)

Seorang mumin membuat orang lain merasa aman dari perkataan dan tingkah-lakunya.

Alhamdulillah

Ucapan yang Selalu Dicatat



Sudahkah kita menjaga segala ucapan kita? Baik yang kita ucapkan melalui lisan, ataupun yang kita katakan melalui tulisan? Karena, semuanya akan dicatat para malaikat yang setiap saat mendampingi kita.

Menulis ulang Al Quran  surat ke 50  Qaf ayat 16-18

Bismillahi Rahmaani Rahiim

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (16) (yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya, yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. (17) Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (18)
Shidaqollahul'adziim

Pada riwayat Ahmad, dari Bilal ibnul Haris Al-Muzani r.a bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda:

"إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ تَعَالَى مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، يَكْتُبُ اللَّهُ لَهُ بِهَا رِضْوَانَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ. وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ مَا يَظُنُّ أَنْ تَبْلُغَ مَا بَلَغَتْ، يَكْتُبُ اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا (سَخَطَهُ إِلَى يَوْمِ يَلْقَاهُ".

"Sesungguhnya seseorang benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang diridai oleh Allah ﷻ . tanpa diduganya dapat menghantarkan kepada kedudukan yang diraihnya hingga Allah mencatatkan baginya keridaan dari-Nya untuk dia, berkat kalimat itu hingga hari ia menghadap kepada-Nya. Dan sesungguhnya seseorang benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang membuat Allah ﷻ. murka tanpa diduganya dapat menjerumuskan dirinya ke dalam kemurkaan-Nya, hingga Allah ﷻ. mencatatkan kemurkaan-Nya terhadap dia disebabkan kalimat itu hingga hari ia menghadap kepada-Nya."

Pada kitab tafsirnya, Ibnu Katsir juga menceritakan, bahkan Imam Ahmad, bahwa ia merintih di saat sakitnya, lalu disampaikan kepadanya berita dari Tawus yang mengatakan bahwa malaikat pencatat amal perbuatan menulis segala sesuatu hingga rintihan. Maka sejak saat itu Imam Ahmad tidak merintih lagi sampai ia meninggal dunia, rahimahullah.

Sudahkah kita memperbaiki segala perkataan kita, baik secara lisan maupun tulisan karena semuanya akan dicatat dan dipertanggung-jawabkan?

Allahu'alam
Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Hakim



Al Hakim - Maha Bijaksana

  إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
QS. At-Taubah 9:t28


Kebijaksanaan adalah intisari dari ilmu pengetahuan,  semuanya milik Allah ﷻ. Rancangan Allah ﷻ dalam penciptaan alam begitu sempurna tanpa cela, Semua memiliki tujuan. Kebijaksanaan-Nya dalam bentuk penciptaan yang begitu akurat,  menghasilkan keseimbangan dan keselarasan.

ذٰلِكَ عٰلِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهٰدَةِ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
الَّذِىٓ أَحْسَنَ كُلَّ شَىْءٍ خَلَقَهُ ۥ   ۖ  وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسٰنِ مِنْ طِينٍ
ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ ۥ  مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ مَّآءٍ مَّهِينٍ
ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُّوحِهِۦ  ۖ  وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ  ۚ  قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ

"Yang demikian itu, ialah Rabb yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, Yang Maha Perkasa, Maha Penyayang, yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur."
As-Sajdah 32:6-9


Kebijaksanaan Allah ﷻ meliputi kebenaran sehingga tak mungkin manusia menyangkalnya.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَآءَ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِينَ
"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main."
QS. Al-Anbiya 21: 16


Allah ﷻ adalah sumber kebijaksanaan.  Siapa di antara manusia yang mendaoat hidayah untuk bijkasana dalam hidupnya adalah benar-benar mereka yang telah beroleh rahmat.

يُؤْتِى الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَآءُ  ۚ  وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا  ۗ  وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُولُوا الْأَلْبٰبِ
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat."
QS. Al-Baqarah 2: 269

Kata Al Hakjm banyak sekali ditemui dalam Al Quran,  sebagai tanda salah satu nama-Nya yang utama. Kebijaksanaan Allah ﷻ dituangkan dalam kitab mulia Al Quran yang didalamnya terdapat banyak hikmah.

ذٰلِكَ مِمَّآ أَوْحٰىٓ إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ  ۗ  وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلٰهًا ءَاخَرَ فَتُلْقٰى فِى جَهَنَّمَ مَلُومًا مَّدْحُورًا
"Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Rabb kepadamu (Muhammad). Dan janganlah engkau mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, nanti engkau dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela dan dijauhkan (dari rahmat Allah)."
QS. Al-Isra' 17: 39


إِنَّ هٰذِهِۦ تَذْكِرَةٌ  ۖ  فَمَنْ شَآءَ اتَّخَذَ إِلٰى رَبِّهِۦ سَبِيلًا 
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَنْ يَشَآءَ اللَّهُ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيمًا حَكِيمًا

"Sungguh, (ayat-ayat) ini adalah peringatan, maka barang siapa menghendaki (kebaikan bagi dirinya) tentu dia mengambil jalan menuju Tuhannya. Tetapi kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali apabila dikehendaki Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
QS. Al-Insan 76: Ayat 29-30


Termasuk kebijaksanaan dalam bertindak yaitu tidak terlalu mencintai dunia.


Alhamdulillah

Siapa yang Allah ﷻ Cintai



Al Quran menyebutkan setidaknya ada enam macam orang-orang yang dicintai Allah ﷻ. Siapa saja orang yang dicintai Allah ﷻ itu? Allah mencintai:

1. Orang yang bertaqwa

بَلٰى مَنْ أَوْفٰى بِعَهْدِهِۦ وَاتَّقٰى فَإِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ

"Sebenarnya barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sungguh, Allah mencintai orang-orang yang bertakwa."
QS. Ali 'Imran 3: 76

2. Orang yang berbuat kebaikan.

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِى السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكٰظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ  ۗ  وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan."
QS. Ali 'Imran 3: 134

3. Orang yang sabar

وَكَأَيِّنْ مِّنْ نَّبِىٍّ قٰتَلَ مَعَهُ ۥ  رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَآ أَصَابَهُمْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا  ۗ  وَاللَّهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِينَ

"Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar."
QS. Ali 'Imran 3: Ayat 146

4. Orang yang bertawakal

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ  ۖ  وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ  ۖ  فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ  ۖ  فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
QS. Ali 'Imran 3:159

5. Orang yang berlaku adil

لَّا يَنْهٰىكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقٰتِلُوكُمْ فِى الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُمْ مِّنْ دِيٰرِكُمْ أَنْ تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوٓا إِلَيْهِمْ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ

"Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil."
QS. Al-Mumtahanah 60: 8

6. Orang yang berperang di jalan Allah

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيٰنٌ مَّرْصُوصٌ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh."
QS. As-Saff 61: 4

Semoga menjadi petunjuk bagi kita.  Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.


Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Wadud



Al Wadud - Maha Mencintai

وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ
"Dan Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih,"
QS. Al-Buruj 85:14


Wudd asal kata wadud artinya 'cinta yang tersuci dan terindah'.  Antara Allah   ﷻ dengan hamba-hamba-Nya yang setia terdapat banyak sekali rasa saling mencintai. 

يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ
Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya... 
QS. Al-Ma'idah 5:54


Untuk mendapatkan cinta-Nya yang berharga itu caranya adalah dengan mengikuti ajaran Nabi Muhammad .

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ  ۗ  وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

"Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
QS. Ali 'Imran 3: 31


Orang-orang yang mencintai Allah ﷻ akan melakukan perbuatan baik sebagaimana diperintahkan dalam wahyu-Nya.

إِنَّ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمٰنُ وُدًّا

"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka)."
QS. Maryam 19: 96


Apabila seseorang dicintai Allah ﷻ, ia akan diangkat kedudukannya dalam derajat yang istimewa. Perbuatannya senantiasa akan diridhoi oleh-Nya.

عَنْ أَبِـيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللّـهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «إِنَّ اللهَ تَعَالَـى قَالَ : مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ عَبْدِيْ بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَـيَّ مِمَّـا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَـيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِيْ يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِيْ يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِيْ يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِيْ يَمْشِيْ بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِيْ لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِـيْ لَأُعِيْذَنَّهُ».

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.’” HR Bukhari

Hamba kesayangan Allahﷻ adalah mereka yang berkarakter paling baik


Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 30: Abdurrahman bin Auf





Pada suatu hari,  Abdurahman bin Auf datang bersama kafilahnya ke Madinah.  Ia membawa 700 kendaraan bersamanya,  semuanya berisi barang muatan berharga hasil perniagaan ke Syam, nama lain Suriah.

Hal ini membuat kehebohan di kota Madinah.  Kendaraan kafilahnya membuat debu pasir berterbangan dan orang-orang mengerumuni,  termasuk ummul mukminin,  Aisyah ra.

"Apakah yang terjadi di kota Madinah?" tanya Aisyah.  Orang-orang menjawab hal itu dikarenakan kedatangan Abdurrahman bin Auf.

"Kafilah yang telah menyebabkan semua kesibukan ini? " tanya Aisyah lagi. Orang-orang membenarkan.

Aisyah ra kemudian teringat ucapan yang pernah didengarnya dari Rasulullah :
"Kulihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan perlahan-lahan."

Belum lagi Abdurrahman bin Auf melepaskan semua muatan dari 700 kendaraan perniagaannya,  ia telah mendatangi Ummul Mukminin Aisyah ra,  kemudian katanya,  "Anda telah mengingatkanku pada sebuah hadist yang tak pernah kulupakan (hadist bahwa ia masuk surga secara perlahan)."

Abdurrahman bin Auf kemudian berkata lagi kepada Aisyah, "Dengan ini aku mengharap dengan sangat agar anda menjadi saksi bahwa kafilah ini dengan semua muatannya berikut kendaraan dan perlengkapannya,  aku persembahkan di jalan Allah azza wajalla."

Setelah itu semua hasil perniagaan berikut kendaraan  dan perlengkapannya dibagikan kepada semua penduduk Madinah.

Demikianlah Abdurrahman bin Auf, tak ada perhitungan keuntungan baginya, selain keuntungan di jalan Allah Subhanahu wa Taala.

Termasuk Golongan Muslim yang Pertama

Abdurrahman bin Auf adalah muslim yang pertama dalam Islam,  bahkan sebelum Rasulullah   berdakwah secara diam-diam di rumah Arqam. Ia adalah salah seorang dari 8 yang paling awal masuk Islam.

Sejak masuk Islam sampai meninggalnya di usia 75 tahun,  Abdurrahman bin Auf adalah bagian yang tak terpisahkan dalam sejarah perjuangan Islam. Nabi mengatakannya sebagai satu dari 10 muslim pertama yang masuk surga. Ia termasuk calon khalifah yang dipilih oleh Umar bin Khattab sepeninggal Rasulullah . Umar mengatakan,  "Rasulullah wafat dalam keadaan ridha kepadanya."

Ia mengalami penyiksaan dan penderitaan kala baru masuk Islam. Kemudian Rasulullah memerintahkannya berhijrah ke Habsyi lalu kembali ke Mekah. Ia kembali lagi ke Habsyi sebelum akhirnya turut berhijrah ke Madinah.

Hartawan yang Pandai Berniaga

Abdurrahman bin Auf sangat pandai berniaga dan seringkali memperoleh keuntungan. Sampai-sampai tanpa bermaksud menyombongkan diri,  ia berkata,  "Sungguh kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu,  niscaya kutemukan di bawahnya emas dan perak."

Apabila tidak sedang sholat di masjid atau pergi berperang, ia akan sibuk mengurusi perniagaan. Usahanya meliputi daerah Mesir dan Suriah dengan barang-barang dagangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk negeri.

Ia juga sangat pandai bergaul. Suatu hari Rasulullah mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan salah seorang penduduk Madinah,  Saad bin Rabi.

Saad berkata,  "Saudaraku,  aku adalah penduduk Madinah yang kaya raya, silahkan pilih separuh hartaku dan ambillah dan aku mempunyai dua orang istri,  coba perhatikan yang lebih menarik perhatian anda,  akan kuceraikan ia hingga anda dapat memperistrinya."

Demikianlah penawaran Saad kepada Abdurrahman.  Abdurrahman bin Auf hanya menjawab, "Moga-moga Allah memberkati anda,  istri dan harta anda. Tunjukkanlah letak pasar agar aku dapat berniaga."

Pada suatu hari Rasulullah bersabda:

"Wahai Ibnu Auf,  anda termasuk golongan orang kaya dan anda akan masuk surga secara perlahan-lahan. Pinjamkanlah kekayaan itu kepada Allah, pasti Allah akan mempermudah langkah anda."

Setelah mendengar Rasulullah , Abdurrahman bin Auf selalu menyediakan hartanya di jalan Allah. Suatu hari ia menjual 40 ribu dinar,  kemudian uang itu dibagi-bagikan semua untuk keluarganya dan Bani Zuhrah, untuk para istri nabi serta fakir miskin.

Ia juga menyerahkan 500 ekor kuda untuk perlengkapan balatentara Islam. Pada hari lain ia menyerahkan 1500 kendaraan. 

Menjelang wafatnya ia berwasiat bagi setiap orang yang ikut perang Badar dan masih hidup, masing-masing 400 dinar,  sehingga Utsman bin Affan ra yang terbilang kaya juga mengambil bagian dari wasiat itu.

Utsman mengatakan, "Harta Abdurrahman bin Auf halal lagi bersih dan memakan harta itu membawa selamat dan berkah."

Kelapangan harta yang diberikan Allah kepada Abdurrahman bin Auf tak pernah ia nikmati sendiri. Ia akan membagi hartanya menjadi tiga bagian. Sepertiga sebagai pinjaman bagi penduduk Madinah,  sepertiganya lagi untuk membayar utang-utang mereka dan sepertiga sisanya dibagi-bagikan secara cuma-cuma kepada penduduk.

Pada suatu hari,  dihidangkan orang kepadanya hidangan makanan. Saat melihatnya,  ia menjadi kurang berselera dan berkata:

"Mushab bin Umair telah gugur sebagai syahid,  ia seorang yang jauh lebih baik dariku. Ia hanya mendapat kafan,  sehelai burdah, jika ditutupkan ke kepalanya nampaklah kakinya. Jika ditutup kedua kakinya terbuka kepalanya.

Demikian pula Hamzah yang lebih baik dariku.  Ia pun gugur sebagai syahid dan di saat akan dikuburkan hanya terdapat baginya sehelai selendang. Telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya dan telah diberikan pula kepada kami hasil yang sebanyaknya. Sungguh aku khawatir kalau-kalau telah didahulukan pahala kebaikan bagi kami."

Pada kesempatan lain, Abdurrahman bin Auf mengundang sahabat jamuan makan di rumahnya. Tak lama setelah hidangan disuguhkan,  Abdurrahman bin Auf menangis. Orang-orang pun bertanya kepadanya, lalu dijawab:

"Rasulullah telah wafat dan tak pernah beliau berikut ahli rumahnya sampai kenyang makan roti gandum,  apa harapan kita apabila dipanjangkan usia tetapi tidak menambah kebaikan bagi kita?"

Orang-orang mengenal Abdurrahman bin Auf sangat rendah hati sampai ada yang mengatakan, "Seandainya seorang asing yang belum pernah mengenalnya kebetulan melihatnya sedang duduk-duduk bersama pelayan-pelayannya,  niscaya ia tak akan sanggup membedakannya di antara mereka."

Tak banyak orang perhatikan,  bagaimana perjuangan seorang Abdurrahman bin Auf di medan perang.  Terdapat 20 bekas luka yang salah satunya meninggalkan cacat pincang yang tak sembuh-sembuh pada salah satu kakinya. Belum lagi giginya yang rontok sehingga bicaranya cadel. Itulah peninggalan yang didapatnya dari perang Uhud.

Harta kekayaan yang dimilikinya tak menjadikannya tergiur kekuasaan karena ingin melindungi hartanya. Saat khalifah Umar bin Khattab meninggal dunia,  ditunjuklah enam orang calon pengganti kepemimpinan,  salah satunya Abdurrahman bin Auf. Tetapi saat semua orang menunjuknya,  ia berkata:

"Demi Allah,  daripada aku menerima jabatan tersebut, lebih baik ambil pisau lalu taruh ke atas leherku, kemudian kalian tusukkan sampai tembus ke ssbelah."

Setelah menyatakan ketidaksediaannya,  Abdurrahman bin Auf kemudian ditunjuk oleh kelima calon yang lain untuk memilih siapa khalifah selanjutnya. 

Ali.bin Abi Thalib mengatakan, "Aku pernah mendengar Rasulullah  bersabda bahwa anda adalah orang yang dipercaya oleh penduduk langit dan dipercaya pula oleh penduduk bumi." Maka dipilihlah oleh Ibn Auf yaitu Utsman bin Affan sebagai khalifah.

Dimakamkan Dekat Sahabat

Saat Abdurrahman bin Auf mulai sakit dan tergolek lemah, telah dirasakannya ajal sepertinya akan segera menjemput,  Ummul Mukminin, Aisyah ra,  mengunjunginya. Ia menawarkannya untuk dikuburkan dalam pekarangan rumahnya,  dekat makam Rasulullah dan Abu Bakar As-Siddiq.

Namun,  Abdurrahman bin Auf menolak karena ia telah berjanji pada seorang sahabatnya,  Utsman bin Madhun. Janjinya,  jika salah seorang meninggal dunia,  maka sahabat yang lain dikuburkan didekatnya.

"Sesungguhnya aku khawatir dipjsahkan dari sahabat-sahabatku karena kekayaanku yang melimpah ruah."

Senyuman tipis mengiringi kepergian roh dari jasad yang ikhlas. Sebagaimana sabda Nabi , "Abdurrahman bin Auf dalam surga." Tak terlupakan bagi roh tersebut sebuah firman Allah ﷻ:

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لَا يُتْبِعُونَ مَآ أَنْفَقُوا مَنًّا وَلَآ أَذًى  ۙ  لَّهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

"Orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, kemudian tidak mengiringi apa yang dia infakkan itu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." Quran Al-Baqarah 2:262

Salam untukmu Abdurrahman bin Auf, semoga ridho dan kasih sayang Allah ﷻ selalu dilimpahkan untukmu.



Alhamdulillah

Kisah Sahabat lainnya:
Kisah Sahabat Rasulullah SAW

Ayat yang Sering Dibaca Abu Bakr As-siddiq ra


Sahabat Rasulullah , Abu Bakr As-siddiq radiyallahu'anhu sering membaca salah satu ayat dalam sholatnya.  Ayat tersebut adalah Quran surat Ali Imran ayat 8.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

رَبَّنا لا تُزِغْ قُلُوبَنا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنا وَهَبْ لَنا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia)."

Shodaqollahul'adziim


Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya saat mengulas tafsir surat Al Fatihah ayat 6, اهْدِنَا الصِّرٰطَ الْمُسْتَقِيمَ  (Tunjukilah kami jalan yang lurus)  menyatakan bahwa Abu Bakar As-Siddiq r.a. sering membaca ayat Ali Imran ayat 8. Beliau membacanya dalam rakaat ketiga setiap sholat Magrib, yaitu sesudah  membaca surat Al-Fatihah.  Ayat ini dibacanya dengan suara perlahan. 

Pada beberapa riwayat disebutkan Nabi Muhammad bersabda:

"مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ بَشَرٍ مِنْ بَنِي آدَمَ إِلَّا أَنَّ قَلْبَهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنْ شَاءَ أَقَامَهُ، وَإِنْ شَاءَ أَزَاغَهُ. فَنَسْأَلُ اللَّهَ رَبَّنَا أَنْ لَا يُزِيغَ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا، وَنَسْأَلُهُ أَنْ يَهَبَ لَنَا مِنْ لَدُنْهُ رَحْمَةً إِنَّهُ هُوَ الْوَهَّابُ"

"Tidak sekali-kali Allah menciptakan manusia dari Bani Adam melainkan kalbunya berada di antara dua jari kekuasaan Allah. Jika Dia menghendaki kelurusannya (tentu Dia melurus­kannya), dan jika Dia menghendaki kesesatannya (tentu Dia menyesatkannya). Maka kami memohon kepada Allah Tuhan kami. semoga Dia tidak menyesatkan hati kami sesudah Dia menunjuki kami. Dan kami memohon kepada-Nya semoga Dia menganugerahkan kepada kami dari sisi-Nya rahmat yang luas. Sesungguhnya Dia Maha Pemberi karunia."

Abu Abdullah as-Sunabihi  mengatakan:

 قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فِي خِلاَفَةِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ فَصَلَّيْتُ وَرَاءَهُ الْمَغْرِبَ فَقَرَأَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَسُورَةٍ سُورَةٍ مِنْ قِصَارِ الْمُفَصَّلِ ثُمَّ قَامَ فِي الثَّالِثَةِ فَدَنَوْتُ مِنْهُ حَتَّى إِنَّ ثِيَابِي لَتَكَادُ أَنْ تَمَسَّ ثِيَابَهُ فَسَمِعْتُهُ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَبِهَذِهِ الآيَةِ ‏{‏رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ‏}‏‏.‏

Aku tiba di Madinah di masa kekhalifahan Abu Bakar As-siddiq dan aku sholat maghrib bersamanya.
Beliau membaca induknya Al Quran (Al Fatihah) dan dua surat pendek di dua rakaat pertama.
Lalu beliau berdiri pada rakaat ketiga dan aku sholat begitu dekat dengannya sehingga bajuku hampir menyentuh bajunya.
Aku mendengarnya membaca ayat: "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia)". (QS Ali Imran 3:8)


Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Ghani



Al Ghani - Maha Kaya

وَاللَّهُ الْغَنِىُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَآء
Dan Allah-lah Yang Maha Kaya, dan kamulah yang membutuhkan (karunia-Nya).
QS. Muhammad 47: 38

Allah ﷻ bebas dari kebutuhan.  Dia tak tergantung pada ciptaan-Nya.  Dia adalah pemilik segala sesuatu dan manusia tak memiliki apa-apa kecuali yang Allah ﷻ izinkan.

لِلَّهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِىُّ الْحَمِيدُ
"Milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi. Sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Kaya, Maha Terpuji."
QS. Luqman 31: 26

Allah ﷻ tak memerlukan pendamping,  tapi manusialah yang memerlukan-Nya sebagai sahabat setia dalam suka duka,  sebagai pembimbing. Allah tak memerlukan manusia,  tapi manusialah yang memerlukan Allahﷻ .

قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا  ۗ  سُبْحٰنَهُ ۥ   ۖ  هُوَ الْغَنِىُّ  ۖ  لَهُ ۥ  مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ  ۚ  إِنْ عِنْدَكُمْ مِّنْ سُلْطٰنٍۢ بِهٰذَآ  ۚ  أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
"Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata, Allah mempunyai anak. Maha Suci Dia, Dialah Yang Maha Kaya; milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di Bumi. Kamu tidak mempunyai alasan kuat tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan tentang Allah apa yang kamu tidak ketahui?"
QS. Yunus 10: 68

Allah ﷻ tidak memperoleh keuntungan dari pengabdian manusia dan tidak pula kerugian dari ketidakpercayaan manusia.

Diambil dari sebagian isi sebuah hadist Qudsi,  dari Abu Dzar ra,  Rasulullah bersabda bahwa Allah ﷻ berkata:

يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ اَوَّلَكُمْ و آخِرَكُمْ وَ إِنْسَكُمْ وَ جِنَّكُمْ كاَنُوْا عَلَى اْتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِيْ مُلْكِيْ شَيْئًا
“Wahai hamba-hamba-Ku, jikalau kalian yang terdahulu dan yang terakhir dari manusia dan jin semuanya memiliki (hati sebagaimana) hati orang yang paling taqwa, maka hal itu tidak akan menambah (keagungan) sedikitpun di dalam kerajaan-Ku.”

يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ اَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَ إِنْسَكُمْ وَ جِنَّكُمْ كَانُوْا عَلَى أَفْجَر قَلْب رَجُلٍ وَاحِدٍ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مُكْلِيْ شَيْئَا
“Wahai hamba-hamba-Ku, jikalau kalian yang terdahulu dan yang terakhir dari manusia dan jin semuanya memiliki (hati sebagaimana) hati orang yang paling durhaka, maka hal itu tidak akan mengurangi (kemuliaan) sedikitpun di dalam kerajaan-Ku.”

يَاعِبَادِيْ لَوْ أَنَّ اَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَ إِنْسَكُمْ وَ جِنَّكُمْ قَامُوْا فِيْ صَعِيْدٍ وَاحِدٍ فَسْأَلُوْنِيْ فَأَعْطَيْتُهُ كُلَّ وَاحِدٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِيْ إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ المَخِيْطُ إذَا أُدْخلَ البَحْرَ
“Wahai hamba-hamba-Ku, jikalau kalian yang terdahulu dan yang terakhir dari manusia dan jin semuanya berada di suatu lapangan, kemudian mereka meminta kepada-Ku, lalu Aku memberi kepada setiap orang sesuai dengan permintaannya, maka hal itu tidak akan mengurangi (sedikit pun) kekayaan yang ada pada-Ku, kecuali seperti halnya air yang menempel pada sebuah jarum ketika jarum tersebut dimasukkan ke dalam lautan.” (HR Muslim)

Allah memiliki semua jawaban yang kita butuhkan


Alhamdulillah

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan