Ayat yang Sering Dibaca Abu Bakr As-siddiq ra


Sahabat Rasulullah , Abu Bakr As-siddiq radiyallahu'anhu sering membaca salah satu ayat dalam sholatnya.  Ayat tersebut adalah Quran surat Ali Imran ayat 8.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

رَبَّنا لا تُزِغْ قُلُوبَنا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنا وَهَبْ لَنا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia)."

Shodaqollahul'adziim


Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya saat mengulas tafsir surat Al Fatihah ayat 6, اهْدِنَا الصِّرٰطَ الْمُسْتَقِيمَ  (Tunjukilah kami jalan yang lurus)  menyatakan bahwa Abu Bakar As-Siddiq r.a. sering membaca ayat Ali Imran ayat 8. Beliau membacanya dalam rakaat ketiga setiap sholat Magrib, yaitu sesudah  membaca surat Al-Fatihah.  Ayat ini dibacanya dengan suara perlahan. 

Pada beberapa riwayat disebutkan Nabi Muhammad bersabda:

"مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ بَشَرٍ مِنْ بَنِي آدَمَ إِلَّا أَنَّ قَلْبَهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ، عَزَّ وَجَلَّ، فَإِنْ شَاءَ أَقَامَهُ، وَإِنْ شَاءَ أَزَاغَهُ. فَنَسْأَلُ اللَّهَ رَبَّنَا أَنْ لَا يُزِيغَ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا، وَنَسْأَلُهُ أَنْ يَهَبَ لَنَا مِنْ لَدُنْهُ رَحْمَةً إِنَّهُ هُوَ الْوَهَّابُ"

"Tidak sekali-kali Allah menciptakan manusia dari Bani Adam melainkan kalbunya berada di antara dua jari kekuasaan Allah. Jika Dia menghendaki kelurusannya (tentu Dia melurus­kannya), dan jika Dia menghendaki kesesatannya (tentu Dia menyesatkannya). Maka kami memohon kepada Allah Tuhan kami. semoga Dia tidak menyesatkan hati kami sesudah Dia menunjuki kami. Dan kami memohon kepada-Nya semoga Dia menganugerahkan kepada kami dari sisi-Nya rahmat yang luas. Sesungguhnya Dia Maha Pemberi karunia."

Abu Abdullah as-Sunabihi  mengatakan:

 قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ فِي خِلاَفَةِ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ فَصَلَّيْتُ وَرَاءَهُ الْمَغْرِبَ فَقَرَأَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الأُولَيَيْنِ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَسُورَةٍ سُورَةٍ مِنْ قِصَارِ الْمُفَصَّلِ ثُمَّ قَامَ فِي الثَّالِثَةِ فَدَنَوْتُ مِنْهُ حَتَّى إِنَّ ثِيَابِي لَتَكَادُ أَنْ تَمَسَّ ثِيَابَهُ فَسَمِعْتُهُ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ وَبِهَذِهِ الآيَةِ ‏{‏رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ‏}‏‏.‏

Aku tiba di Madinah di masa kekhalifahan Abu Bakar As-siddiq dan aku sholat maghrib bersamanya.
Beliau membaca induknya Al Quran (Al Fatihah) dan dua surat pendek di dua rakaat pertama.
Lalu beliau berdiri pada rakaat ketiga dan aku sholat begitu dekat dengannya sehingga bajuku hampir menyentuh bajunya.
Aku mendengarnya membaca ayat: "Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (karunia)". (QS Ali Imran 3:8)


Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan