QS Ali Imron
59-62
Bismillahi
Rahmaani Rahiim
Sesungguhnya
misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, ”Jadilah!”,
maka jadilah dia. (59)
Apa yang Kami
ceritakan ini, itulah yang benar, yang datang dari Rabbmu, karena itu janganlah
kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu. (60)
Siapa yang
membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kau), maka katakanlah
(kepadanya), ”Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, diri
kami dan diri kamu, kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita
minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (61)
Sesungguhnya ini
adalah kisah yang benar dan tak ada Rabb (yang berhak disembah) selain Allah,
dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (62)
Shodaqollahul’azim
Asbabun Nuzul.
Ada dua orang
rahib (pastor) dari Najran menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata, ”Siapa
bapak Isa?” Rasulullah SAW tidak cepat-cepat menjawab sebelum mendapat petunjuk
Allah. Maka turunlah ayat kepadanya (Surat Ali Imron 59-60) yang menjelaskan
tentang siapa Isa.
Dalam riwayat
lain dikemukakan bahwa segolongan kaum nashara Najran yang dipimpin langsung
oleh kepala dan wakilnya menghadap Rasulullah SAW dan berkata, ”Mengapa tuan
menyebut sahabat kami?” Nabi SAW menjawab, ”Siapakah dia?” Mereka berkata,”Isa
yang tuan anggap sebagai hamba Allah.”
Maka, jawab Nabi
SAW, ”Benar.” Mereka berkata, ”Apakah tuan tahu yang seperti Isa, atau diberi
tahu tentang dia?” Kemudian mereka keluar dari Rasulullah SAW dan tiada lama
kemudian datanglah Jibril menyampaikan ayat tersebut di atas (surat Ali Imron
59-60).
Pada riwayat lain
dikemukakan bahwa sebelum turun ayat 31 surat Al Qashash, Rasulullah SAW
menulis surat kepada orang Najran seperti berikut, ”Dengan nama Tuhan Ibrahim
dan Ishaq dan Yaqub, dari Muhammad Nabi Allah” sampai akhir hadist.
Kaum Najran
mengutus Syarabbil bin Wada’ah al Hamdani dan Abdullah bin Syarahbil al Ashbahi
dan Jabbar al Haritsi untuk menghadap kepada Rasulullah SAW, dan terjadilah
dialog, akan tetapi masih tertunda satu masalah, yaitu pertanyaan mereka,
”Barangsiapa pendapat tuan tentang Isa”.
Nabi SAW menjawab,
”Belum ada isyarat agar aku dapat terangkan itu. Keesokan harinya turunlah ayat
tersebut (surat Ali Imron 59-62) yang menegaskan siapa Isa.
Riwayat lain
menyebutkan, ketika uskup Najran dan wakilnya menghadap kepada Nabi SAW, beliau
menjelaskan kepada keduanya tentang Islam. Mereka berkata, ”Kami telah lebih
dahulu masuk Islam sebelum tuan.”
Sabda Nabi SAW,
”Kalian telah berdusta karena ada tiga hal yang menghalangi kalian masuk Islam
yaitu, (1) Kalian mengatakan bahwa Tuhan mempunyai anak. (2) Kalian makan
daging babi, dan (3) kalian bersujud kepada patung.”
Kedua orang itu
bertanya, ”Kalau begitu siapakah bapak Isa?” Pada waktu itu Rasulullah SAW
belum bisa menjawabnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas sebagai tuntutan
kepada Rasulullah SAW untuk menjawabnya. Kemudian Rasulullah SAW mengajak
mengadakan mula’anah, akan tetapi mereka menoleh dan memilih membayar jizyah
(upeti). Maka pulanglah mereka.
Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar