Saint Valentine’s day adalah perayaan gereja dimulai pada
masa Paus Gelasius I 496 M. Perayaan ini
dilatar belakangi tradisi menyembah dewa
Romawi, upacara Lupercalia. The World Book Encyclopedia volume 20, menyebutnya
sebagai rangkaian upacara pensucian masa Romawi Kuno.
Upacara ini
berlangsung setiap 13-18 Februari. Dua
hari pertama dipersembahkan untuk dewi cinta, queen of feverish love, Juno
Februata. Pada hari itu, para pemuda
mengundi nama-nama gadis di dalam kotak. Setiap pemuda mengambil nama secara
acak dan gadis yang namanya keluar harus
menjadi pasangannya selama setahun untuk bersenang-senang dan objek hiburan.
Pada 15 Februari mereka melakukan upacara untuk selamat dari
gangguan srigala kepada dewa Lupercalia. Para
pemuda mencambuk dengan kulit binatang dan wanita berebutan untuk dicambuk
karena mereka menganggap dirinya akan menjadi lebih subur.
Saat kristen katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara
ini dan mewarnainya dengan nuansa kristiani. Misalnya, mengganti nama-nama
gadis dengan nama Paus atau Pastor. Pendukungnya adalah Kaisar Constantine dan
Paus Gregori I, versi The Encyclopedia
Britannica vol. 12. Paus Gregori I
akhirnya menjadikan tradisi romawi kuno Lupercalia sebagai perayaan gereja
dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang mati 14
Februari.
Tapi, siapa dan apa sebenarnya alasan St. Valentine mati 14
Februari tak pernah jelas.
Versi pertama, (The
Catholic Encyclopedia vol XV) mengatakan St. Valentine adalah yang menyatakan tuhannya yaitu Isa Al Masih dan menolak
tuhan dewa Romawi. Ia ditangkap dan dipenjara oleh Kaisar Claudius II.
Kemudian, orang-orang yang mendambakan
doa Valentine menulis surat dan menaruhnya di terali penjara.
Versi Kedua, St Valentine adalah orang yang ditangkap Kaisar
Claudius II karena diam-diam mengkawinkan para pemuda. Kaisar sendiri waktu itu
melarang para pemuda kawin karena dianggap para bujangan akan lebih kuat dan
tabah menjalani medan peperangan. St Valentine kemudian dihukum gantung 14
Februari.
Berkirim Kartu Valentine???
Mengirim kartu Valentine tak ada kaitannya dengan sejarah
hari Valentine. Sejarah hanya menyebut (The Encyclopedia Britannica vol 12 dan
The World Book Encyclopedia 1998), pada 1415 M, Duke of Orleans dipenjara di
Tower of London saat mengenang St Valentine dan mengirim puisi kepada istrinya
di Perancis. Geoffrey Chaucer, penyair
Inggris mengaitkan pengiriman puisi itu (sekarang kartu Valentine) dengan musim kawin burung.
“Be My Valentine … “ adalah Kata-Kata Sirik
Kata Valentine berasal dari bahasa Latin berarti “Yang Maha
Perkasa”, “Yang Maka Kuat”, “Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus,
tuhan orang Romawi. Sebuah artikel ditulis Ken Sweiger dalam “Should Biblical
Christians Observe it? “ (www.Korrnet.org. ) menyebut, disadari atau tidak, saat menyebut ungkapan “be my valentine” berarti
meminta orang itu menjadi tuhannya.
Adapun cupid (berarti desire), si bayi bersayap dengan panah
adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Tuhan Cinta sebutannya karena
tampan dan diburu wanita. Bahkan ia
berzina dengan ibunya sendiri.
Semua perayaan Valentine bersumber dari kepercayaan
paganisme, menyembah dewa-dewa orang Romawi. Tak ada kaitannya dengan kasih
sayang. Semata untuk menyembah berhala
orang Romawi dan penghormatan pada pastor.
Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpinmu,
sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barangsiapa di antara
kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
QS Al Maidah 51
QS Al Maidah 51
-----
Referensi: Buku "Ada Apa dengan Valentine's Day?", Yayasan Al Sofwa, Februari 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar