Kezaliman terbesar
sesungguhnya adalah berbuat syirik. Balasan mereka yang tidak mencampuradukkan
keimanan dengan kesyirikan adalah keamanan di surga kelak dan selalu mendapat
petunjuk dunia akhirat.
Bismillahi Rahmaani Rahiim
“Orang-orang yang beriman
dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah
yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
QS Al An’am 6:82
Shodaqollahul’adziim
Imam Ibnu Katsir menjelaskan bahwa mereka yang mencampuradukkan
iman dengan kezaliman adalah para penyembah tuhan selain Allah atau syirik. Sedangkan
keamanan disini adalah di hari kiamat kelak.
Sebagaimana diriwayatkan
Imam Ahmad, saat ayat ini turun, para sahabat bertanya kepada Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam, “Siapakah di antara kita yang tidak berbuat zalim
kepada dirinya sendiri?”
Rasulullah Shallalahu
Alaihi Wassalam bersabda, “Sesungguhnya hal itu bukan seperti apa yang kalian
maksudkan. Tidakkah kalian mendengar apa yang telah dikatakan oleh seorang
hamba yang sholeh (Luqman): “Hai anakku, janganlah kalian mempersekutukan
Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang
besar.” (Surat Luqman:13). Sesungguhnya yang dimaksud dengan zalim hanyalah
syirik (mempersekutukan Allah).”
Ada kisah tentang seorang
pria Badui yang menyertai turunnya ayat ini. Ia berkelana dari kampungnya
sampai kehabisan makanan demi menemui Rasulullah Shallallhu Alaihi Wassalam dan
berikrar setia pada Islam.
Pada riwayat Imam Ahmad
diceritakan, suatu kali para sahabat pernah berangkat bersama Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam menuju keluar dari perbatasan Madinah. Tiba-tiba,
ada seorang pengendara kuda menuju ke arah mereka. Orang itu kemudian
mengucapkan salam penghormatan kemudian dibalas oleh Nabi dan para sahabat.
Nabi Shallallahu Alaihi
Wassalam bertanya, “Darimanakah engkau?”
Lelaki itu menjawab, “Dari
tempat keluarga, anak-anak dan handai taulanku.”
Nabi Shallallahu Alaihi
Wassalam bertanya, “Hendak kemana?”
Ia menjawab, “Aku
bermaksud menemui Rasulullah SAW.”
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam pun menjawab, “Sekarang ia ada di hadapanmu.”
Ia bertanya, “Wahai
Rasulullah, ajarkanlah kepadaku apakah iman itu?”
Rasulullah Shalallahu
Alaihi Wassalam menjawab, “Hendaknya engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, engkau dirikan sholat, engkau
tunaikan zakat, engkau puasa dalam bulan Ramadan dan engkau berhaji ke Baitullah.”
Lelaki itu kemudian
menjawab, “Aku bersaksi.”
Tiba-tiba kaki kuda si
lelaki terperosok ke dalam sebuah lubang
tikus menyebabkannya terjatuh dengan kepala di bawah sampai ia meninggal dunia.
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam bersabda, “Kemarikanlah lelaki itu!’. Maka Ammar ibnu Yasir dan
Huzaifah Ibnul Yaman melompat ke arahnya untuk memberikan bantuan dan
mendudukannya. Keduanya berkata, “Wahai Rasulullah, lelaki ini telah meninggal
dunia.”
Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam berpaling dari keduanya, lalu bersabda, “Tidakkah kalian berdua
melihat mengapa aku berpaling dari lelaki ini? Sesungguhnya aku melihat dua
malaikat sedang menyuapkan buah surga ke dalam mulutnya, maka kau mengetahui
bahwa lelaki ini meninggal dunia karena kelaparan. Lelaki ini termasuk
orang-orang yang perihalnya disebutkan oleh Allah Subhanahu Wa Taala melalui
firmanNya: Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka
dengan kezaliman (syirik) (surat Al An’am 82). Urusilah jenazah saudara kalian
ini.”
Para sahabat kemudian
membawa jenazahnya ke tempat air, memandikannya, memberi wewangian, mengkafani
dan membawanya ke kuburan. Lalu Rasulullah Shallalahu Alaihi Wassalam bersabda,
“Buatlah liang lahat, dan janganlah kalian membelahnya, karena sesungguhnya
liang lahat adalah bagi kita, sedangkan belahannya hanya bagi selain kita.”
Ibnu
Hatim juga menceritakan mengenai pria tersebut dengan versi yang kurang lebih
sama. Saat bertemu dengan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, ia berkata, “Wahai
Rasulullah, demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan benar, sesungguhnya aku
tinggalkan tempat kelahiranku dan semua harta bendaku dengan tujuan mengikuti
petunjukmu dan mengambil ucapanmu. Dan
tidak sekali-kali aku dapat sampai kepadamu melainkan setelah semua
perbekalanku habis dan makananku hanyalah dedaunan, maka aku mohon sudilah
kiranya engkau menerimaku.”
Kemudian
kuda lelaki itu terperosok dan meninggal dunia. Lalu Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wassalam bersabda, “Demi Tuhan yang telah mengutusku dengan benar, dia
benar berangkat (meninggalkan) negeri kelahirannya dan semua harta bendanya
untuk mengikuti petunjukku dan mengambil dari ucapanku, serta tidak sekali-kali
dia sampai kepadaku melainkan setelah makanan perbekalannya habis, kecuali
hanya makan dari dedaunan pepohonan. Tidakkah kalian dengar perihal orang yang
sedikit beramal tetapi diberi pahala yang banyak? Dia termasuk salah seorang
dari mereka. Tidakkah kalian dengar perihal orang yang beriman dan tidak
mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman? Mereka itulah orang-orang yang
mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Sesungguhnya
orang ini termasuk salah seorang dari mereka.”
Masih
dari tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Murdawaih meriwayatkan bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa yang diberi lalu bersyukur,
tidak diberi lalu bersabar, berbuat aniaya lalu meminta ampun, dianiaya lalu
memaafkan…mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu
adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Alhamdulillah