Seorang laki-laki bertanya kepada Abi Hazim, “Wahai Abi Hazim, bagaimana mata itu bersyukur?” Abi Hazim menjawab, “Jika Anda melihat sesuatu yang baik dengan mata Anda, jangan dirahasiakan. Sebaliknya, jika Anda melihat sesuatu yang jelek, rahasiakanlah.”
Tanya orang itu lagi, “Kalau tangan, bagaimana cara bersyukurnya?” Jawab Abi Hazim, “Janganlah mengambil sesuatu yang tidak hak dan tidak pantas, serta janganlah mencegah hak Allah dan hak orang lain yang berada di tanganmu.”
Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana dengan syukur telinga kita?” Kata Abi Hazim, “Jika engkau mendengar kebaikan, dengarkanlah dengan baik. Tetapi jika mendengar kejelekan, kuburkanlah.”
“Bagaimana cara perut kita bersyukur?” kembali ia bertanya. “Hendaklah bagian bawah perutmu berisi makanan, sebagian atasnya untuk mengisi ilmu.”
Akhirnya laki-laki itu bertanya, “Lalu bagaimana bersyukur kehormatan kita?” Abi Hazim menjawab, “Hanya diperuntukkan bagi istri sendiri, demikian juga sang istri hanya untuk suaminya sendiri.”
*
Abu Hazim dikenal bernama Salamah ibn Dinar al Madani, hidup sekitar 780 M. Merupakan generasi tabiin yang juga seorang penyampai hadist dan hidup pada saat muncul generasi awal sufi. Ia sering menyampaikan ajaran spiritual Islam terutama tentang zuhud, menolak kemewahan materi dan mendorong kontemplasi pribadi dan meditasi.
Alhamdulillah
Tanya orang itu lagi, “Kalau tangan, bagaimana cara bersyukurnya?” Jawab Abi Hazim, “Janganlah mengambil sesuatu yang tidak hak dan tidak pantas, serta janganlah mencegah hak Allah dan hak orang lain yang berada di tanganmu.”
Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana dengan syukur telinga kita?” Kata Abi Hazim, “Jika engkau mendengar kebaikan, dengarkanlah dengan baik. Tetapi jika mendengar kejelekan, kuburkanlah.”
“Bagaimana cara perut kita bersyukur?” kembali ia bertanya. “Hendaklah bagian bawah perutmu berisi makanan, sebagian atasnya untuk mengisi ilmu.”
Akhirnya laki-laki itu bertanya, “Lalu bagaimana bersyukur kehormatan kita?” Abi Hazim menjawab, “Hanya diperuntukkan bagi istri sendiri, demikian juga sang istri hanya untuk suaminya sendiri.”
*
Abu Hazim dikenal bernama Salamah ibn Dinar al Madani, hidup sekitar 780 M. Merupakan generasi tabiin yang juga seorang penyampai hadist dan hidup pada saat muncul generasi awal sufi. Ia sering menyampaikan ajaran spiritual Islam terutama tentang zuhud, menolak kemewahan materi dan mendorong kontemplasi pribadi dan meditasi.
Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar