Asmaul Husna: Al Darr



Al Darr - Sang Pembuat Derita

Seorang yang setia kepada Allah Subhana wa Ta’ala akan menerima kemalangan dirinya sebagai sebuah karunia. Sarana pendekat kepadaNya dan penghapus kesalahan dirinya.


Dan jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. QS Al An’am 6:17

Tiada penderitaan yang akan menimpa kita atau dienyahkan kecuali dengan izin Allah. Jadi, hanya Dial ah yang seharusnya kita takuti.  Takut pada kesusahan dan marabahaya telah menjerumuskan orang-orang dari semua peradaban menyembah tuhan-tuhan palsu mereka.




Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam, QS Al An’am, 6:71

Kejadian yang kelihatannya buruk atau sewenang-wenang dalam kenyataannya adalah karya-karya kearifan, yang dirancang oleh yang Maha Tahu. Penerimaan pandangan seperti ini  menjadi penting bagi kesejahteraan mental dan spiritual kita.  Manusia ditanya:



Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" Qs Al Kahfi 18:68

Jika Allah menimpakan kemalangan kepada seseorang, maka seseorang yang setia akan menerimanya sebagai karunia terselubung. Bukankah kemalangan itu tidak lain untuk menghapus segala kesalahan kita?

Dari Abu Said dan Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:

"‏ مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ ‏"‏‏.‏

Tiadalah seorang muslim itu menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan atau kesedihan (kerisauan hati) sampai tertusuk duri, melainkan semua itu akan menjadi penebus dosanya.” HR Bukhari Muslim

HANYA ALLAH YANG MENGHAKIMI MANUSIA

Alhamdulillah


Manusia Seperti Kera dan Babi


Manusia adalah makhluk berakal yang mulia. Manusia yang tak berakhlaq diibaratkan Allah Subhana wa Ta’ala sebagaimana binatang kera dan babi.
 
Bismillahi Rahmaani Rahiim
 
QS Al Maidah 5:60




 
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus .
 
Shodaqollahul’adziim
 
Rasulullah Shallallahu Alaihi wassalam diperintahkan oleh Allah Subhana wa Ta’ala untuk menyampaikan pada manusia berita tentang pembalasan Allah yang paling buruk terhadap pada penentang, orang yang suka mengolok-olok. Allah membalas dengan mengutuk dan memurkai mereka. Kutukan Allah karena kelakuan buruk menjadikan mereka tak lebih seperti kera dan babi.

Maksud kera dan babi di sini bukan berarti kedua binatang tersebut dikutuk. Namun, manusia lah yang dikutuk sehingga mereka tidak lebih seperti binatang kera atau babi.

Imam Muslim dari Ibnu Masud ra, mengatakan kami pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kera dan babi, apakah kera dan babi yang ada sekarang merupakan keturunan dari orang-orang Yahudi yang dikutuk Allah SWT. Maka Rasulullah SAW menjawab. “TIdak, sesungguhnya Allah sama sekali belum pernah mengutuk suatu kaum, lalu membiarkan mereka berketurunan. Tetapi kera dan babi yang ada merupakan makhluk yang telah ada sebelumnya. Dan ketika Allah murka terhadap orang-orang Yahudi, maka Dia mengutuk mereka dan menjadikan mereka seperti kera dan babi.
 
Kutukan Allah ini berkaitan dengan orang Yahudi berkenaan dengan peribadatan mereka di hari Sabtu.

Kebanyakan mata pencaharian kaum Yahudi kala itu adalah nelayan. Mereka dilarang mencari ikan pada hari Sabtu yang telah dipilih sebagai hari untuk beribadah. Padahal pada hari Sabtu itu, justru sedang banyak sekali ikan. Kaum Yahudi tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Jadi mereka menebar jaring pada hari Jumat supaya bisa beribadah di hari Sabtu tanpa harus kehilangan tangkapan ikannya. Secara fisik mereka berada di tempat peribadahan namun secara mental pikiran mereka berada pada keperluan dunia yaitu pencahariannya mencari ikan.

Allah mengutuk perbuatan mereka ini sehingga menjadikan mereka layaknya kera dan babi. Hal ini juga disebutkan dalam ayat lain dalam Al Quran yaitu di surat Al Baqarah 2:65 “Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".

Kera adalah binatang yang dianggap paling pintar, namun tetaplah ia binatang, seperti demikianlah kelakuan orang Yahudi. Sebagaimana babi, mereka tak dapat membedakan mana keperluan dan mana nafsu, sehingga mereka pun memakan apa saja, bahkan anak atau kotoran mereka sendiri.

Demikianlah Allah mengibaratkan kelakuan terburuk manusia yang seperti binatang kera dan babi. Pengibaratan ini diperuntukkan bagi manusia yang memiliki derajat keimanan terendah. Allahu ‘alam.

Alhamdulillah

Gelap dan Terang



Mendapatkan keimanan adalah seperti berada dalam cahaya terang. Sebaliknya, kekafiran dilingkupi kegelapan. Demikianlah Allah membedakan dua keadaan, gelap dan terang, bagi jiwa-jiwa manusia. Allah Subhana wa Ta’ala menyampaikan kepada kita perihal gelap dan terang ini dalam Al Quran.



Atas kuasa Allah lah terciptanya gelap (adzulumaat) dan terang (annuur).







Segala puji bagi Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dan mengadakan gelap dan terang, namun orang-orang yang kafir mempersekutukan (sesuatu) dengan Tuhan mereka . QS Al An ‘am 6:1



dan tidak (pula) sama gelap gulita dengan cahaya . Qs Fatir 35:20



Allah menggambarkan terang seperti siang hari dan gelap seperti malam hari, dan kegelapan itu seperti berada di dasar lautan


.


dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang . QS An Naziat 79:29



Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan . QS Yasin 36:37




Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun . QS An Nuur 24:40
 

Melalui kuasa Allah, manusia diberi cahayaNya berupa keimanan.






Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya . QS Al Baqarah 2:257





Allah mengutus Rasul-RasulNya kepada manusia agar mereka bisa keluar dari kegelapan menuju terang cahayaNya .







Dan mengutus ) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya . QS At Thalaq 65:11






Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami, (dan Kami perintahkan kepadanya): "Keluarkanlah kaummu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah". Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur . QS Ibrahim 14:5


Agar manusia berada dalam keadaan terang, Allah menurunkan kitab-kitabNya, salah satunya Al Quran, sebagai cahaya penerang .







Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji . QS Ibrahim 14:1





Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-ayat yang terang (Al-Quran) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun lagi Maha Penyayang terhadapmu . QS Al Hadid 57:9





Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. QS Al Maidah 5:16



Allah menunjuki kepada cahayaNya siapa yang dikehendakiNya







Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. QS Al Ahzab 33:43





Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan . Qs Al An’am 6:122





Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa ". QS Ar Rad 13:16


Doa bermohon diberi cahayaNya

Pada malam-malam gelap gulita menjelang fajar, dari Ibnu Abbas menceritakan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam membaca doa bermohon cahayaNya:

"‏ اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي سَمْعِي نُورًا وَفِي بَصَرِي نُورًا وَعَنْ يَمِينِي نُورًا وَعَنْ شِمَالِي نُورًا وَأَمَامِي نُورًا وَخَلْفِي نُورًا وَفَوْقِي نُورًا وَتَحْتِي نُورًا وَاجْعَلْ لِي نُورًا أَوْ قَالَ وَاجْعَلْنِي نُورًا ‏"‏ ‏.‏

“Wahai Allah, berilah cahaya dalam hatiku, dalam pengelihatanku, dalam pendengaranku, di kanan dan di kiriku, di atas dan di bawahku, di hadapan dan di belakangku, dan besarkanlah cahaya itu bagiku. “ Hadist Riwayat Muslim

Semoga Allah meliputi cahayaNya kepada kita. Aamiin.

Alhamdulillah
#quran

Asmaul Husna: Al Adl




Al Adl - Yang Maha Adil

Mempercayai bahwa ada yang Maha Adil yang tak terlihat di tengah dunia yang dilanda ketidakadilan dari kelakuan manusia adalah ujian iman. Pada saat hari keadilan yang penghabisan, hari kiamat, semua manusia akan percaya pada keadilan Yang Maha Adil yang seadil-adilnya.


Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. QS An Nahl 16:90

Allah adil dalam segala perbuatanNya. Dia memberikan kepada setiap orang apa yang patut diterimanya dan menempatkan segalanya pada tempat yang sesuai. Tentu saja Allah tidak akan memperlakukan seseorang secara tidak adil sekecil apapun.


Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar. QS An Nissa 4:40

Namun, untuk mempercayai  bahwa Allah itu adalah Yang Maha Adil di tengah-tengah ketidakadilan dunia yang begitu serius  yang dilakukan oleh manusia, yang berlalu tanpa hukuman di dunia ini, adalah sama dengan mempercayai Yang Tidak Terlihat. Itu adalah suatu cobaan iman. Apabila keadilan penghabisan dilaksanakan, pada saat itu sudah tidak ada lagi persoalan percaya atau tidak percaya, itulah hari kiamat.


(Azab) yang demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahwasanya Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Nya. QS Ali Imran 3:182

Dari Abu Dzar ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman:

“Hai hambaKu! Sesungguhnya Aku mengharamkan kezaliman atas diriKu, dan Ku haramkan pula atas dirimu. Karena itu, janganlah kamu berlaku zalim. 
Hai hambaKu! Kamu sekalian sesat melainkan orang yang dapat petunjuk dari padaKu. Karena itu, mohonlah petunjuk Ku. Kutunjuki kamu. 
Hai hambaKu! Kamu sekalian lapar, melainkan orang yang Kuberi makan. Karena itu, mintalah makan kepadaKu. Kuberi kau makan. 
Hai hambaKu! Kamu sekalian telanjang, melainkan orang yang Kuberi pakaian. Karena itu, mintalah pakaian kepadaKu. Kuberi kamu pakaian. 
Hai hambaKu! Kamu sekalian banyak bersalah siang dan malam. Padahal aku bersedia mengampuni segala dosa semuanya. Karena itu minta ampunlah kepadaKu. Kuampuni kamu. 
Hai hambaKu! Kamu tidak akan dapat memberikan mudarat kepadaKu. Seandainya kamu dapat tentulah kamu telah memudarati Ku. Dan kamu tidak dapat memberikan manfaat kepadaKu. Seandainya kamu dapat tentu kamu telah memanfaatiKu. 
Hai hambaKu! Seandainya orang-orang yang sebelum dan sesudah kamu manusia maupun jin, lebih taqwa di antara kamu, maka hal itu tidak akan menambah sesuatu apa bagi kekuasaanKu. 
Hai hambaKu! Seandainya orang-orang yang sebelum dan sesudah kamu, manusia maupun jin, lebih durhaka daripada orang yang paling durhaka di antara kamu sekalian, maka hal itu tidaklah mengurangi sesuatu apa bagi kekuasaanKu. 
Hai hambaKu! Seandainya orang yang sebelum dan sesudahmu manusia maupun jin, mereka berkumpul pada suatu tempat yang luas, lalu mereka meminta kepadaKu dan Kupenuhi permintaan mereka itu semuanya, maka hal itu tidaklah akan mengurangi sesuatu apa dalam perbendaharaanKu, melainkan hanya seperti berkurangnya sebuah jarum bila dimasukkan ke dalam samudra. 
Hai hambaKu! Hanya amal kamu sajalah yang kuperhitungkan untukmu, lalu kubayar penuh pahalanya. Maka siapa yang beroleh kebaikan, hendaklah dia memuji Allah Ta’ala dan siapa yang beroleh lain dari kebaikan, maka janganlah dia mencela siapa-siapa kecuali akan dirinya sendiri.”  Hadist riwayat Muslim

BESAR MAUPUN KECIL SEMUA TERUKUR DALAM TIMBANGAN KEADILAN ALLAH

Alhamdulillah


Tangan Allah Tidaklah Terbelenggu



Jika kaum nasrani menjadikan manusia sebagai Tuhan, maka orang-orang Yahudi suka sekali mensifati Allah sebagaimana sifat manusia. Padahal Allah Maha Tinggi dan Maha Suci dari segala kekurangan sifat manusia.

QS Al Maidah 5:64

Bismillahi Rahmaani Rahiim…

Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu", sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.

Shodaqollahul’adziim

Yadullahi maghlullah, tangan Allah terbelenggu. Demikianlah perkataan orang Yahudi, menurut mereka Allah itu kikir.  Pada tafsir Ibnu Katsir, Ikrimah mengatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang Yahudi, Fanhas, yang mengatakan, “Sesungguhnya Allah miskin dan kami kaya.” Ia lalu dipukul oleh Abu Bakar as Siddiq ra.

Dari Ibnu Abbas menceritakan, ada seorang dari kalangan Yahudi dikenal dengan nama Syas ibnu Qais telah mengatakan (kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam), “Sesungguhnya Tuhanmu kikir, tidak mau berinfak.” Maka Allah menurunkan firmanNya dalam surat Al Maidah ayat 64 ini.

Allah membuka kedok sandiwara mereka serta kedustaan yang mereka buat-buat. Mereka dengki, licik dan hina. Sebagaimana mana firmanNya dalam ayat yang lain yang artinya:

“Ataukah ada bagi mereka dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia, ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah berikan kepada manusia itu?” QS An Nissa 53-54.

Allah menyebutkan dalam ayat Al Maidah 64 ini, bahwa tangan Allah tidaklah terbelenggu. “(Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.”

Pada riwayat muslim Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil, di sisi Allah akan berada di atas mimbar dari cahaya di sebelah kanan Ar Rahman Azza wa Jalla, dan kedua tanganNya adalah kanan. Mereka (yang berada di mimbar itu) adalah orang-orang yang adil dalam hukumnya, keluarganya dan dalam hal yang mereka pimpin.”

Masih dari riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam juga bersabda,  “Allah akan menggulung seluruh lapisan langit pada hari kiamat, lalu diambil dengan tangan kanan-Nya, dan berfirman, “Akulah penguasa, di mana orang-orang yang berlaku zalim? Di mana orang orang yang sombong?” Kemudian Allah menggulung beberapa bumi, lalu diambil dengan tangan kiri-Nya dan berfirman, “Akulah Penguasa, di mana orang-orang yang berlaku zalim? Di mana orang-orang yang sombong ?”.

Kedua hadits di atas menunjukkan bahwa Allah memiliki dua tangan, hanya saja di hadits pertama menerangkan bahwa kedua tangan-Nya adalah kanan, sedangkan hadits kedua menyebutkan tentang tangan kiri-Nya. Hal ini tidaklah bertentangan, karena maksud hadits pertama adalah bahwa tangan yang satu lagi tidaklah seperti tangan kiri sebagaimana tangan kiri yang dimiliki makhluk yang keadaannya lemah. Oleh karena itu, Beliau Shallalahu Alaihi Wassalam menerangkan, bahwa kedua tangan-Nya adalah kanan, yakni tidak memiliki kekurangan. Hal ini diperkuat oleh sabda Beliau dalam hadits tentang Adam, “Aku memilih tangan kanan Tuhanku, dan kedua tangan-Nya adalah kanan lagi diberkahi.” (HR. Muslim) oleh karena dikhawatirkan timbul persangkaan keliru jika ditetapkan tangan kiri yang menunjukkan kekurangan, maka Beliau menerangkan, “Kedua tangan-Nya adalah kanan,” hal ini juga diperkuat oleh sabda Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, “Orang-orang yang berbuat adil berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya di sebelah kanan Ar Rahman.” Maksudnya adalah menerangkan keutamaan mereka, martabat mereka, dan bahwa mereka di sebelah kanan Ar Rahman. Kesimpulannya, bahwa kedua tangan Allah adalah kanan tanpa diragukan lagi, dan masing-masingnya bukan yang lain, dan apabila kita sebut tangan yang lain itu adalah tangan kiri, maka bukan berarti kurang kuat dibanding tangan kanan, bahkan kedua tangan-Nya adalah kanan. (Al Qaulul Mufid ‘alaa Kitaabit Tauhid karya Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah).

Demikianlah kekuasaan Allah.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceriakan kepada kami Ma’mar, dari Hammam ibnu Mubabbih yang mengatakan, “Inilah apa yang telah diceritakan kepada kami oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya tangan kanan (kekuasaan) Allah sangat penuh, tidak akan kosong karena dibelanjakan dengan berlimpah sepanjang siang dan malam. Tidakkah kalian perhatikan apa yang telah Dia belanjakan sejak menciptakan langit dan bumi. Karena sesungguhnya tidak akan kering apa yang ada di tangan kanan (kekuasaan)Nya.”

Subhanallah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan.

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Malik


Al Malik - Sang Penguasa Tertinggi

Dialah Allah Sang Raja.

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. QS Al Hasyr 59:23

Allah memiliki alam semesta dan mengendalikannya.


Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, QS Al Mulk 67:1

Allah adalah Penguasa dari segala Kedaulatan.

Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. QS Ali Imran 3:26

Arti sejati dari Kedaulatan adalah atribut Allah.

Maka Maha Tinggi Allah, raja yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia. QS Al Muminun 23:116

Adalah semata-mata atas kehendak Allah manusia diberi Kedaulatan.

Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah Telah mengangkat Thalut menjadi rajamu." mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?" nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah Telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. QS Al baqarah 2:247

Allah tidak membutuhkan apa-apa dan siapa-siapa.

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. QS An Naas 114:1-3

Dialah yang memiliki Kedaulatan, keagungan, kekuasaan dan kekayaan.

Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. QS Yasiin 36:83

HUKUM ALLAH BERLAKU BAGI SIAPA SAJA

Alhamdulillah

Unta, langit, Gunung dan Bumi



Kuat tetapi taat seperti unta, menaungi seperti langit, kokoh berpendirian seperti gunung, berhati lapang seperti bumi. Keluar dan memperhatikan ciptaan Allah. Unta, langit, gunung dan bumi. Adakah sifat terpuji seperti taat, bijaksana, berpendirian dan berhati lapang ada pada diri kita sebagai seorang mukmin?

QS Al Ghasiyah 17-20


Bismillahi Rahmaani Rahiim

Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan ,Dan langit, bagaimana ia ditinggikan ?Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan ?Dan bumi bagaimana ia dihamparkan ?
Shodaqollahul’adziim Sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Anas ra, dia berkata:

 “Kami pernah dilarang bertanya kepada Rasulullah shallahu alaihi wassalam mengenai sesuatu. Yang mengherankan kami, ada  seseorang dari penduduk pedalaman yang berakal datang, lalu bertanya kepada beliau sedang kami mendengar. Orang Badui itu datang dan berkata: “Hai Muhammad, sesungguhnya  telah datang utusanmu kepada kami, lalu dia mengaku bahwa engkau menganggap bahwa Allah telah mengutusmu.” “Benar,” jawab beliau.  “Lalu siapa yang telah menciptakan langit?” tanya  orang itu. Beliau menjawab, “Allah.” “Siapa pula yang menciptakan bumi?” tanyanya  lebih lanjut. Beliaupun menjawab, “Allah.” Selanjutnya orang itu bertanya: “Jadi, Rabb yang telah menciptakan langit dan bumi serta menegakkan gunung-gunung itu, Allah kah yang telah mengutusmu?”
Beliau  pun menjawab, “Benar.” Orang itu melanjutkan, “Selain itu, utusanmu juga mengaku bahwa kami berkewajiban mengerjakan shalat lima waktu dalam satu hari  satu malam?” Maka beliau menjawab: “Benar.” Dia bertanya, “Demi Rabb yang telah mengutusmu, Allah kah yang telah memerintahkan hal tersebut?” Beliau mejawab,  “Benar.” Kemudian orang itu berkata, “Utusanmu mengatakan bahwa kami berkewajiban mengeluarkan zakat dari harta-harta kami.” Lalu Rasulullah menjawab, “Benar.” Orang itu pun bertanya, “Demi Rabb yang mengutusmu, Allah kah yang telah memerintahkanmu dengan hal ini?” Nabi menjawab, “Benar.” Orang itu juga berkata, “Utusanmu juga mengaku kepada kami bahwa kami berkewajiban menunaikan ibadah haji ke Baitullah bagi yang mampu melakukan perjalanan kesana.” Beliau menjawab, “Benar.” Kemudian orang itu berpaling seraya berkata, “Demi Rabb yang telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak melakukan penambahan dan pengurangan terhadapnya sedikitpun.” Maka Nabi shallallahu alaihi wassalam  bersabda, “Jika benar, dia pasti masuk surga.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim, dan diriwayatkan oleh al-Bukhari secara mu’allaq. Juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan an-Nasa-i. Serta diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, Abu Dawud, an-Nasa-i, dan Ibnu Majah dari Anas, dengan seluruh muatan hadits yang panjang. Dan pada bagian akhir dia mengatakan,  “Dan aku adalah Dhimam bin Tsa’labah, saudara Bani Sa’ad bin Bakr.” Alhamdulillah#quran   #jumatberkah  

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan