Manusia Seperti Kera dan Babi


Manusia adalah makhluk berakal yang mulia. Manusia yang tak berakhlaq diibaratkan Allah Subhana wa Ta’ala sebagaimana binatang kera dan babi.
 
Bismillahi Rahmaani Rahiim
 
QS Al Maidah 5:60




 
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?". Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus .
 
Shodaqollahul’adziim
 
Rasulullah Shallallahu Alaihi wassalam diperintahkan oleh Allah Subhana wa Ta’ala untuk menyampaikan pada manusia berita tentang pembalasan Allah yang paling buruk terhadap pada penentang, orang yang suka mengolok-olok. Allah membalas dengan mengutuk dan memurkai mereka. Kutukan Allah karena kelakuan buruk menjadikan mereka tak lebih seperti kera dan babi.

Maksud kera dan babi di sini bukan berarti kedua binatang tersebut dikutuk. Namun, manusia lah yang dikutuk sehingga mereka tidak lebih seperti binatang kera atau babi.

Imam Muslim dari Ibnu Masud ra, mengatakan kami pernah bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kera dan babi, apakah kera dan babi yang ada sekarang merupakan keturunan dari orang-orang Yahudi yang dikutuk Allah SWT. Maka Rasulullah SAW menjawab. “TIdak, sesungguhnya Allah sama sekali belum pernah mengutuk suatu kaum, lalu membiarkan mereka berketurunan. Tetapi kera dan babi yang ada merupakan makhluk yang telah ada sebelumnya. Dan ketika Allah murka terhadap orang-orang Yahudi, maka Dia mengutuk mereka dan menjadikan mereka seperti kera dan babi.
 
Kutukan Allah ini berkaitan dengan orang Yahudi berkenaan dengan peribadatan mereka di hari Sabtu.

Kebanyakan mata pencaharian kaum Yahudi kala itu adalah nelayan. Mereka dilarang mencari ikan pada hari Sabtu yang telah dipilih sebagai hari untuk beribadah. Padahal pada hari Sabtu itu, justru sedang banyak sekali ikan. Kaum Yahudi tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Jadi mereka menebar jaring pada hari Jumat supaya bisa beribadah di hari Sabtu tanpa harus kehilangan tangkapan ikannya. Secara fisik mereka berada di tempat peribadahan namun secara mental pikiran mereka berada pada keperluan dunia yaitu pencahariannya mencari ikan.

Allah mengutuk perbuatan mereka ini sehingga menjadikan mereka layaknya kera dan babi. Hal ini juga disebutkan dalam ayat lain dalam Al Quran yaitu di surat Al Baqarah 2:65 “Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina".

Kera adalah binatang yang dianggap paling pintar, namun tetaplah ia binatang, seperti demikianlah kelakuan orang Yahudi. Sebagaimana babi, mereka tak dapat membedakan mana keperluan dan mana nafsu, sehingga mereka pun memakan apa saja, bahkan anak atau kotoran mereka sendiri.

Demikianlah Allah mengibaratkan kelakuan terburuk manusia yang seperti binatang kera dan babi. Pengibaratan ini diperuntukkan bagi manusia yang memiliki derajat keimanan terendah. Allahu ‘alam.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan