Abu yang Ditiup Angin Kencang



Orang-orang yang merasa telah melakukan perbuatan baik tanpa landasan yang benar sebagaimana diatur dalam Islam, maka perbuatannya itu akan sia-sia belaka. Ibarat abu yang berterbangan ditiup angin kencang.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

مَّثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمٰلُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِى يَوْمٍ عَاصِفٍ ۖ لَّا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلٰى شَىْءٍ ۚ ذٰلِكَ هُوَ الضَّلٰلُ الْبَعِيدُ
"Perumpamaan orang yang kafir kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh."
QS. Ibrahim 14: 18
Shodaqollahul'adziim

Perumpamaan ini dibuat Allah ﷻ untuk menggambarkan tentang amal perbuatan orang-orang kafir yang menyembah selain Allah dan mendustakan rasul-rasul-Nya. 

Ada tiga landasan agar amalan itu tak hanya akan menjadi abu yang berterbangan. Pertama, dilandasi iman kepada Allah ﷻ. Dua, ikhlas semata-mata karena dan untuk Allah ﷻ. Ketiga, sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ.

Merasa telah berbuat baik saja sebagai manusia di dunia ini belumlah cukup. Hanya kepada Allah ﷻ sajalah manusia memohon untuk mendapatkan kekokohan iman untuk menjalankan perintah Islam, menjauhi segala larangan-Nya, beramal shalih yang ikhlas dan benar hanya kepada-Nya. Jangan sampai perbuatan yang baik itu hanyalah sebagaimana abu yang berterbangan ditiup angin yang kencang.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan