Isra yang berarti perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Miraj saat Rasulullah berjalan ke langit sidratul Muntaha. Isra Mi'raj adalah peritiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW saat Beliau diperintah Allah melaksanakan sholat. Adanya perintah sholat ini menjadi pemisah dengan jelas siapa golongan orang Islam dan siapa yang bukan.
Maka Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada
suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi
sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebenaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat. QS Al Israa 1.
Hadist yang shohih mengenai peristiwa Isra Miraj salah satunya pada riwayat Bukhari. Berikut adalah kisah perjalanan Rasulullah SAW ketika Isra Miraj:
Berita dari Annas bin Malik mengatakan, “Abu Dzar pernah
bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Pada suatu waktu ketika aku berada di Mekah, tiba-tiba atap
rumahku dibuka orang. Maka turunlah Jibril, lalu dibedahnya dadaku, kemudian dibersihkannya
dengan air zam-zam. Setelah itu dibawanya sebuah bejana emas penuh berisi
hikmat dan iman, lalu dituangkannya ke dalam dadaku, dan sesudah itu dadaku
dipertautkannya kembali.
Kemudian ditariknya tanganku, dan ia membawaku naik ke
langit dunia. Setelah tiba di langit pertama, Jibril berkata kepada pengawal,
“Buka pintu!” Malaikat pengawal bertanya, “Siapa itu?” Kata Jibril, “Saya
Jibril.” Kata pengawal, “Adakah orang beserta Anda?” Jawab Jibril, “Ada!
Muhammad besertaku.” Tanya pengawal, “Sudah diputuskah dia?” Jawab Jibril, “Ya,
sudah!”
Setelah pintu terbuka, maka kami naik ke langit pertama.
Sekonyong-konyong kami bertemu dengan seorang laki-laki sedang duduk, di kanan
kirinya tampak menghitam kelompok orang banyak. Apabila dia menengok ke kanan
dia tertawa, tetapi apabila dia menengok ke kiri dia menangis. Orang itu berujar, “Selamat datang wahai Nabi
dari anak yang saleh.”
Aku bertanya pada Jibril, “Siapakah orang ini?”
Jawabnya, “Inilah Adam. Kumpulan orang yang banyak di kanan
kirinya ialah roh anak cucunya. Yang sebelah kanan penduduk surga dan yang
sebelah kiri penduduk neraka. Maka apabila ia menengok ke kanan, ia tertawa dan
apabila ia menengok ke kiri ia menangis.”
Kemudian Jibril membawaku naik ke langit kedua. Ia berkata
kepada pengawal, “Buka pintu!”
Penjaga pintu bertanya kepada Jibril seperti penjaga pintu
yang pertama bertanya, kemudian ia membukakan pintu.
Kata Anas, “Rasulullah SAW menceritakan, bahwa di beberapa
langit beliau bertemu dengan para Nabi, Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim
shalawatullahi alaihim, tetapi tidak diceritakannya di langit mana
masing-masing berada, selain hanya menyebutkan, Adam di langit pertama, dan
Ibrahim di langit ke enam.”
Kata Anas, “Tatkala Jibril beserta Nabi SAW bertemu dengan
Idris, Idris mengucapkan salam, “Selamat datang, wahai Nabi dan Saudara yang
saleh.”
Nabi SAW bertanya kepada Jibril, “Siapa ini?” Jawab Jibril,
“Inilah Idris.”
Rasulullah meneruskan, “Aku bertemu Musa. Dia pun
mengucapkan, Selamat datang, wahai Nabi dan Saudara yang saleh.” Aku bertanya,
“Siapa ini?” Jawab Jibril, “Ini Musa.”
Kemudian aku bertemu dengan Isa. Isa pun berkata, “Selamat
datang, wahai Saudara dan Nabi yang saleh.” Aku bertanya, “Siapa ini?” Kata
Jibril, “Ini Isa.”
Setelah itu aku bertemu dengan Ibrahim. Dia pun mengucapkan,
“Selamat datang, wahai Nabi dan anak yang saleh.” Aku bertanya pula, “Siapa
ini?” Jawab Jibril, “Inilah Ibrahim alaihisalatu was salam.”
Sesungguhnya Ibnu Abbas dan Abu Hayyah al Anshari,
kedua-duanya pernah bercerita bahwa Nabi SAW bersabda:
“Kemudian aku dibawanya naik ke tempat yang lebih tinggi,
dimana aku dapat mendengar bunyi goretan pena.”
Kata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda, “Allah
SWT mewajibkan sholat atas umatku lima puluh kali sehari semalam. Maka aku
turun membawa perintah itu. Ketika aku lewat di hadapan Musa, ia bertanya
kepadaku, “Apa yang diperintah Allah kepadamu untuk dilaksanakan umatmu?”
Jawabku, “Allah SWT mewajibkan sholat lima puluh kali.” Kata
Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, karena umatmu tidak akan sanggup
melaksanakan.”
Maka kembalilah aku kepada Tuhanku, lalu dikuranginya
sebagian. Kemudian aku kembali kepada Musa dan berkata, “Allah mengurangi
seperdua.” Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak
akan sanggup melaksanakannya.”
Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku. Lalu Allah
menguranginya pula seperdua. Sesudah itu
aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa . “Kata Musa, “Kembalilah kepada
Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak sanggup melaksanakannya.”
Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku. Allah berfirman,
“Walaupun lima, namun lima puluh juga. PutusanKu tak dapat dirubah lagi.”
Maka aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa. Kata Musa,
“Kembalilah kepada Tuhanmu.”
Jawabku, “Malu aku kepada Tuhanku.”
Kemudian Jibril membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha.
Tempat mana ditutup dengan aneka raha, warna yang aku tak tahu warna-warna apa
namanya. Sesudah itu aku masuk ke dalam surga, di mana di dalamnya terdapat
mutiara bersusun-susun sedangkan buminya bagaikan kasturi.” HR Muslim
Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar