Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang diberikan kelebihan berupa akal. Apakah akal ini dapat menuntunnya? Apakah akal yang kelewatan dapat dituntun oleh hatinya? Apakah setan telah mencampuri keduanya dengan hawa nafsu? Cara selanjutnya membebaskan diri dari belenggu hawa nafsu yang dicampuri setan.
11.Melibatkan hati dalam mempertimbangkan akibat nafsu, sehingga
dia bisa mengetahui seberapa banyak nafsu itu meloloskan ketaatan dan berapa
banyak nafsu itu mendatangkan kehinaan. Berapa banyak satu suapan yang
menghalangi beberapa suapan. Berapa banyak sedikit kenikmatan yang
menghilangkan lebih banyak kenikmatan. Berapa banyak sedikit syahwat yang
menghancurkan kehormatan, menundukkan kepala menciptakan kenangan yang buruk,
mengakibatkan celaan dan aib yang tidak bisa dicuci dengan air, sementara mata
orang yang menuruti nafsu adalah mata yang buta.
12.Orang yang berakal harus menggambarkan tujuan yang
terealisasir seperti yang diinginkan nafsunya, kemudian dia harus menggambarkan
keadaannya setelah memenuhi kebutuhannya dan apa yang lepas darinya, sehingga
dikatakan: Orang mulia yang tidak melakukan sebab sehingga di kemudian hari dia
bisa membedakan akibat.
13.Dia harus mempertimbangkan hak orang lain dengan
sebenar-benarnya, kemudian harus menggambarkan jika kedudukannya seperti kedudukan orang lain
itu. Sebab hukum sesuatu menurut hukum sepadannya.
14.Harus memikirkan apa yang dituntut jiwanya, lalu bertanya
kepada akal dan agamanya, yang nantinya akan mengabarkan bahwa apa yang dituntut
itu tidak ada artinya apa-apa.
15. Menghinakan diri sendiri karena dia tunduk kepada nafsu,
sebab tidaklah seseorang menuruti nafsunya melainkan pasti akan mendapatkan
kehinaan pada dirinya. Jangan tertipu kehebatan dan kesombongan orang-orang
yang mengikuti nafsunya, padahal dilihat dari batinnya, mereka adalah
orang-orang yang paling hina dina. Jadi memang mereka memadukan antara
kesombongan dan kehinaan.
16.Mempertimbangkan keselamatan agama, kehormatan, harta dan
kedudukan dengan kenikmatan yang didapatkan. Antara keduanya tidak ada
perimbangan sama sekali. Perlu diketahui, dia adalah orang yang paling bodoh,
karena menjual yang pertama untuk mendapatkan yang kedua.
17.Menggambarkan kehinaan dirinya andaikata dia berada di
bawah kekuasaan musuhnya. Jika setan melihat hasrat dan semangat seorang hamba
melemah, lalu condong kepada nafsunya, maka dia tertarik kepadanya dan
membelenggunya dengan tali nafsu serta menghelanya kemanapun yang dia
kehendaki. Jika dia memiliki kekuatan, semangat dan kemuliaan jiwa, maka setan
tidak akan tertarik kepadanya, dan tidak mampu mengganggunya kecuali dengan
cara mencuri-curi.
18.Harus mengetahui bahwa nafsu tidak mencampuri sesuatu
melainkan ia merusaknya. Jika nafsu mencampuri ilmu, maka ia mengeluarkannya ke
bid’ah dan kesesatan. Pelakunya menjadi kelompok orang-orang yang mengikuti
nafsu. Jika nafsu mencampuri zuhud, maka ia mengeluarkan pelakunya kepada riya’
dan menyalahi sunnah. Jika nafsu
mencampuri hukum, maka ia mengeluarkan pelakunya kepada kezaliman dan
menghalangi kebenaran. Jika nafsu mencampuri pembagian, maka ia mengeluarkan
pembagian itu kepada ketidakadilan dan kebohongan. Jika nafsu mencampuri
ibadah, maka ibadah itu akan keluar dari ketaatan dan taqarub. Jadi, selagi
nafsu mencampuri sesuatu, maka ia akan merusaknya.
19.Harus mengetahui bahwa setan itu tidak mempunyai jalan
masuk pada diri anak Adam melainkan melalui pintu nafsu. Setan selalu
berputar-putar mengelilinginya, dari arah mana dia akan masuk ke dalam dirinya,
untuk merusak hati dan amalnya. Setan tidak mendapatkan jalan masuk kecuali
dari pintu hawa nafsu, lalu dia mengalir di dalam dirinya layaknya aliran racun
di dalam tubuh.
20.Allah menjadikan nafsu sebagai penentang apa yang
diturunkan kepada RasulNya dan menjadikan para pengikut nafsu sebagai musuh
para pengikut Rasul. Karena itu manusia bisa menjadi dua bagian. Pengikut wahyu
dan pengikut nafsu. Al Quran menyebutkan:
“Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah
bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka.” QS Al Qashash
50
Bersambung...
Alhamdulillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar