50 Cara Bebas dari Hawa Nafsu Part 2


Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang diberikan kelebihan berupa akal. Apakah akal ini dapat menuntunnya? Apakah akal yang kelewatan dapat dituntun oleh hatinya? Apakah setan telah mencampuri keduanya dengan hawa nafsu? Cara selanjutnya membebaskan diri dari belenggu hawa nafsu yang dicampuri setan.

11.Melibatkan hati dalam mempertimbangkan akibat nafsu, sehingga dia bisa mengetahui seberapa banyak nafsu itu meloloskan ketaatan dan berapa banyak nafsu itu mendatangkan kehinaan. Berapa banyak satu suapan yang menghalangi beberapa suapan. Berapa banyak sedikit kenikmatan yang menghilangkan lebih banyak kenikmatan. Berapa banyak sedikit syahwat yang menghancurkan kehormatan, menundukkan kepala menciptakan kenangan yang buruk, mengakibatkan celaan dan aib yang tidak bisa dicuci dengan air, sementara mata orang yang menuruti nafsu adalah mata yang buta.

12.Orang yang berakal harus menggambarkan tujuan yang terealisasir seperti yang diinginkan nafsunya, kemudian dia harus menggambarkan keadaannya setelah memenuhi kebutuhannya dan apa yang lepas darinya, sehingga dikatakan: Orang mulia yang tidak melakukan sebab sehingga di kemudian hari dia bisa membedakan akibat.

13.Dia harus mempertimbangkan hak orang lain dengan sebenar-benarnya, kemudian harus menggambarkan jika  kedudukannya seperti kedudukan orang lain itu. Sebab hukum sesuatu menurut hukum sepadannya.

14.Harus memikirkan apa yang dituntut jiwanya, lalu bertanya kepada akal dan agamanya, yang nantinya akan mengabarkan bahwa apa yang dituntut itu tidak ada artinya apa-apa.

15. Menghinakan diri sendiri karena dia tunduk kepada nafsu, sebab tidaklah seseorang menuruti nafsunya melainkan pasti akan mendapatkan kehinaan pada dirinya. Jangan tertipu kehebatan dan kesombongan orang-orang yang mengikuti nafsunya, padahal dilihat dari batinnya, mereka adalah orang-orang yang paling hina dina. Jadi memang mereka memadukan antara kesombongan dan kehinaan.

16.Mempertimbangkan keselamatan agama, kehormatan, harta dan kedudukan dengan kenikmatan yang didapatkan. Antara keduanya tidak ada perimbangan sama sekali. Perlu diketahui, dia adalah orang yang paling bodoh, karena menjual yang pertama untuk mendapatkan yang kedua.

17.Menggambarkan kehinaan dirinya andaikata dia berada di bawah kekuasaan musuhnya. Jika setan melihat hasrat dan semangat seorang hamba melemah, lalu condong kepada nafsunya, maka dia tertarik kepadanya dan membelenggunya dengan tali nafsu serta menghelanya kemanapun yang dia kehendaki. Jika dia memiliki kekuatan, semangat dan kemuliaan jiwa, maka setan tidak akan tertarik kepadanya, dan tidak mampu mengganggunya kecuali dengan cara mencuri-curi.

18.Harus mengetahui bahwa nafsu tidak mencampuri sesuatu melainkan ia merusaknya. Jika nafsu mencampuri ilmu, maka ia mengeluarkannya ke bid’ah dan kesesatan. Pelakunya menjadi kelompok orang-orang yang mengikuti nafsu. Jika nafsu mencampuri zuhud, maka ia mengeluarkan pelakunya kepada riya’ dan menyalahi sunnah.  Jika nafsu mencampuri hukum, maka ia mengeluarkan pelakunya kepada kezaliman dan menghalangi kebenaran. Jika nafsu mencampuri pembagian, maka ia mengeluarkan pembagian itu kepada ketidakadilan dan kebohongan. Jika nafsu mencampuri ibadah, maka ibadah itu akan keluar dari ketaatan dan taqarub. Jadi, selagi nafsu mencampuri sesuatu, maka ia akan merusaknya.

19.Harus mengetahui bahwa setan itu tidak mempunyai jalan masuk pada diri anak Adam melainkan melalui pintu nafsu. Setan selalu berputar-putar mengelilinginya, dari arah mana dia akan masuk ke dalam dirinya, untuk merusak hati dan amalnya. Setan tidak mendapatkan jalan masuk kecuali dari pintu hawa nafsu, lalu dia mengalir di dalam dirinya layaknya aliran racun di dalam tubuh.

20.Allah menjadikan nafsu sebagai penentang apa yang diturunkan kepada RasulNya dan menjadikan para pengikut nafsu sebagai musuh para pengikut Rasul. Karena itu manusia bisa menjadi dua bagian. Pengikut wahyu dan pengikut nafsu. Al Quran menyebutkan:


Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka.” QS Al Qashash 50

Bersambung...

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan