Sesungguhnya Allah mempunyai satu hari, siapa yang tunduk kepada nafsunya tidak akan bisa selamat dari siksaanNya. Di antara orang-orang yang jatuh dan tidak bisa bangkit pada hari kiamat ialah orang yang tunduk kepada nafsunya. Barangsiapa mengikuti nafsu dan menuruti syahwat, maka terputuslah tali taufik darinya. Allah memberi balasan kepada orang yang bersabar karena nafsunya dengan surga dan pakaian sutra.
Selanjutnya dalam 50 cara membebaskan diri dari hawa nafsu...
31.Nafsu itu merupakan penyakit dan obat penawarnya adalah
menentangnya. Sebagian orang arif bijaksana berkata, “Jika engkau mau
kuberitahukan apa penyakitmu, dan jika engkau mau akan kuberitahukan apa
obatnya. Penyakitmu adalah nafsumu dan obat penawarnya adalah meninggalkan
nafsu dan menentangnya.”
Bisyr Al Hafy berkata, ”Semua bencana terletak pada nafsumu
dan obat penawarnya adalah penentanganmu terhadap nafsu.”
32.Memerangi nafsu lebih hebat dan lebih besar daripada
memerangi orang-orang kafir. Seseorang bertanya kepada Al Hasan Al Bashry, “Wahai
Abu Said, apakah jihad yang paling utama?”
Dia menjawab, “Jihadmu memerangi nafsumu. Saya juga pernah
mendengar Syaikh kami berkata, “Jihad memerangi nafsu adalah dasar jihad
memerangi orang-orang kafir dan munafik. Seseorang belum disebut mampu
memerangi mereka sehingga dia sendiri memerangi nafsunya terlebih dahulu, baru
kemudian pergi memerangi mereka.”
33.Nafsu itu merupakan keguncangan dan kebingungan,
sedangkan memerangi nafsu merupakan pertahanan diri. Orang yang terlalu dicekam
kebingungan dan menghindari penjagaan, dikhawatirkan akan dikalahkan penyakit
yang mendekam di dalam dirinya sendiri.
Abdul Malik bin Quraib berkata, “saya
melewati seorang Araby yang sedang termenung sendu. Air matanya mengalir di
kedua pipinya. Saya bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak menghapus air
matamu?”
Dia menjawab, “Tabib melarangku menghapusnya. Tidak baik
jika dilarang tidak memperhatikan, jika diperintah tidak menurut.”
“Apakah engkau ingin sesuatu?”
“Sebenarnya ingin. Tetapi saya berusaha menahan diri.
Sesungguhnya syahwat para penghuni neraka itu mengalahkan pertahanan dirinya,
sehingga mereka menjadi rusak.”
34.Mengikuti hawa nafsu bisa menutup pintu taufik bagi
manusia dan membukakan pintu penyesalan. Dia suka jika Allah memberi taufik
andaikata dia berbuat begini dan begitu. Padahal Allah telah menutup pintu
taufik karena dia mengikuti nafsunya.
Al Fudhail bin Iyadh berkata, “Barangsiapa mengikuti nafsu
dan menuruti syahwat, maka terputuslah tali taufik darinya.”
Sebagian ulama berkata, “Kufur itu ada dalam empat perkara.
Dalam kemarahan, syahwat, kebencian dan kesenangan. Pernah kulihat dua dari
empat perkara itu, yaitu seseorang marah lalu membunuh ibunya, dan orang yang
jatuh cinta lalu dia masuk agama nashara.”
Ada seorang dari kalangan salaf yang thawaf di sekitar
Kabah, lalu dia melihat seorang wanita yang cantik. Dia berjalan mendekati
wanita itu dan berkata, “Hasrat agama dan kesenangan membuatku terpesona
bagaimana hasratku dengan kesenangan dan agama?” Wanita itu menjawab,
“Tinggalkan yang satu, tentu engkau akan mendapatkan yang lain.”
35.Barangsiapa memanjakan nafsunya, maka dia merusak akal
dan pikirannya. Sebab dia telah mengkhianati Allah dalam masalah penggunaan
akalnya, sehingga Allah merusak akal itu. Begitulah tindakan Allah terhadap
siapapun yang mengkhianatinya dalam suatu urusan, lalu Allah merusak urusan
yang bersangkutan.
Al Mutashim berkata kepada seorang rekannya, “Hai Fulan,
jika nafsu dimanja, maka pikirannya menjadi sirna.”
Seseorang pernah berkata kepada Syaikh kami, “Jika seorang
berkhianat dalam pembayaran uang, maka Allah akan mengambil yang dia lalaikan
itu.” Lalu Syaikh menimpali, “Begitu pula jika ada orang yang mengkhianati
Allah dan RasulNya dalam masalah ilmu.”
36.Barangsiapa melapangkan dirinya untuk mengikuti hawa
nafsu, maka dia akan disempitkan di dalam kuburnya dan saat kembalinya.
Barangsiapa menyempitkan dirinya dengan cara menentang nafsu, maka akan
dilapangkan kuburnya dan tempat kembalinya. Hal ini adalah diisyaratkan Allah
dalam firmanNya:
“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran
mereka dengan surga dan pakaian sutra.” (QS Ali Imran 12)
Karena bersabar itu sama dengan menahan diri dan nafsu, maka
Allah memberikan balasan kepada mereka dengan kenikmatan mengenakan sutra dan
kelapangan surga. Sulaiman Ad Darany berkata tentang ayat ini, “Allah
memberikan balasan kepada mereka karena kesabaran menahan diri dari syahwat.”
37.Mengikuti nafsu membuat hamba tidak bisa bangkit untuk
mencapai surga bersama-sama dengan orang yang berhasil mendapatkannya,
sebagaimana dia yang telah menundukkan hatinya untuk mengikuti keduniaan.
Muhammad bin Abdul Warad berkata, “Sesungguhnya Allah
mempunyai satu hari, siapa yang tunduk kepada nafsunya tidak akan bisa selamat
dari siksaanNya. Di antara orang-orang yang jatuh dan tidak bisa bangkit pada
hari kiamat ialah orang yang tunduk kepada nafsunya.”
38.Mengikuti hawa nafsu bisa mengendorkan semangat dan
menentang nafsu bisa menguatkan semangat. Semangat merupakan tunggangan hamba
yang membawanya kepada Allah dan hari akhirat. Jika tunggangannya lemah dan
tidak berdaya, saat itu pula perjalanan menjadi terhenti.
Yahya bin Muadz pernah ditanya, “Siapakah orang yang
semangatnya paling benar?”
Dia menjawab, “Orang yang dapat menundukkan hawa nafsunya.”
Khalaf bin Khalifah pernah memasuki tempat Sulaiman bin
Habib bin Al Mahlab yang di sana ada seorang wanita yang biasa dipanggil Al
Badr karena wajahnya yang cantik. Sulaiman bertanya kepada Khalaf, “Bagaimana
gadis ini menurut pendapatmu?”
Khalaf menjawab, “Semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada
Amir, dia adalah gadis tercantik yang pernah kulihat.”
“Peganglah tangannya!”
“Saya tidak ingin menggusarkan hati Amir, karena saya bisa
melihat Amir terpesona kepadanya.”
“Celaka engkau Peganglah tangannya justru karena aku
terpesona kepadanya agar bisa kuketahui nafsuku dan menguasainya.”
Maka Khalaf memegang tangan gadis itu, dan setelah itu dia
keluar seraya melantunkan syair:
“Aku disayang diberi anugrah dan kemuliaan
Tanpa ada masalah yang berasal dari Sulaiman
Aku diberi bulan berupa gadis muda yang cantik jelita
Padahal bulan tidak diberikan kepada jin dan manusia
Tiada orang yang pernah mendapatkan kemuliaan
Hingga aku terbujur dalam kafan tidur di kuburan.”
39.Orang yang menunggang hawa nafsu seperti orang yang
menunggang kuda besi, sulit keras dan tanpa tali kekang, sehingga terlalu mudah
untuk terjerumus atau terseret kepada kerusakan. Seorang arif bijakasana
berkata, “Tunggangan yang paling cepat ke surga ialah zuhud di dunia dan
tunggangan yang paling cepat ke neraka ialah mencintai syahwat. Siapa yang
tetap berada di atas tunggangan hawa nafsunya, maka dia akan dihela kepada
kerusakan.”
Sebagian yang lain berkata, “Ulama yang paling mulia ialah
yang lari dari dunia sambil membawa agamanya dan tidak kesulitan mengekang
nafsunya.”
Atha berkata, “Siapa yang nafsunya dapat mengalahkan akalnya
dan mengguncang kesabarannya, maka dia akan jatuh.”
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar