50 Cara Bebas dari Hawa Nafsu Part 4


Sesungguhnya Allah mempunyai satu hari, siapa yang tunduk kepada nafsunya tidak akan bisa selamat dari siksaanNya. Di antara orang-orang yang jatuh dan tidak bisa bangkit pada hari kiamat ialah orang yang tunduk kepada nafsunya. Barangsiapa mengikuti nafsu dan menuruti syahwat, maka terputuslah tali taufik darinya. Allah memberi balasan kepada orang yang bersabar karena nafsunya dengan surga dan pakaian sutra. 
Selanjutnya dalam 50 cara membebaskan diri dari hawa nafsu...


31.Nafsu itu merupakan penyakit dan obat penawarnya adalah menentangnya. Sebagian orang arif bijaksana berkata, “Jika engkau mau kuberitahukan apa penyakitmu, dan jika engkau mau akan kuberitahukan apa obatnya. Penyakitmu adalah nafsumu dan obat penawarnya adalah meninggalkan nafsu dan menentangnya.”

Bisyr Al Hafy berkata, ”Semua bencana terletak pada nafsumu dan obat penawarnya adalah penentanganmu terhadap nafsu.”

32.Memerangi nafsu lebih hebat dan lebih besar daripada memerangi orang-orang kafir. Seseorang bertanya kepada Al Hasan Al Bashry, “Wahai Abu Said, apakah jihad yang paling utama?”
Dia menjawab, “Jihadmu memerangi nafsumu. Saya juga pernah mendengar Syaikh kami berkata, “Jihad memerangi nafsu adalah dasar jihad memerangi orang-orang kafir dan munafik. Seseorang belum disebut mampu memerangi mereka sehingga dia sendiri memerangi nafsunya terlebih dahulu, baru kemudian pergi memerangi mereka.”

33.Nafsu itu merupakan keguncangan dan kebingungan, sedangkan memerangi nafsu merupakan pertahanan diri. Orang yang terlalu dicekam kebingungan dan menghindari penjagaan, dikhawatirkan akan dikalahkan penyakit yang mendekam di dalam dirinya sendiri. 

Abdul Malik bin Quraib berkata, “saya melewati seorang Araby yang sedang termenung sendu. Air matanya mengalir di kedua pipinya. Saya bertanya kepadanya, “Mengapa engkau tidak menghapus air matamu?”
Dia menjawab, “Tabib melarangku menghapusnya. Tidak baik jika dilarang tidak memperhatikan, jika diperintah tidak menurut.”
“Apakah engkau ingin sesuatu?”
“Sebenarnya ingin. Tetapi saya berusaha menahan diri. Sesungguhnya syahwat para penghuni neraka itu mengalahkan pertahanan dirinya, sehingga mereka menjadi rusak.”

34.Mengikuti hawa nafsu bisa menutup pintu taufik bagi manusia dan membukakan pintu penyesalan. Dia suka jika Allah memberi taufik andaikata dia berbuat begini dan begitu. Padahal Allah telah menutup pintu taufik karena dia mengikuti nafsunya.

Al Fudhail bin Iyadh berkata, “Barangsiapa mengikuti nafsu dan menuruti syahwat, maka terputuslah tali taufik darinya.

Sebagian ulama berkata, “Kufur itu ada dalam empat perkara. Dalam kemarahan, syahwat, kebencian dan kesenangan. Pernah kulihat dua dari empat perkara itu, yaitu seseorang marah lalu membunuh ibunya, dan orang yang jatuh cinta lalu dia masuk agama nashara.”

Ada seorang dari kalangan salaf yang thawaf di sekitar Kabah, lalu dia melihat seorang wanita yang cantik. Dia berjalan mendekati wanita itu dan berkata, “Hasrat agama dan kesenangan membuatku terpesona bagaimana hasratku dengan kesenangan dan agama?” Wanita itu menjawab, “Tinggalkan yang satu, tentu engkau akan mendapatkan yang lain.”

35.Barangsiapa memanjakan nafsunya, maka dia merusak akal dan pikirannya. Sebab dia telah mengkhianati Allah dalam masalah penggunaan akalnya, sehingga Allah merusak akal itu. Begitulah tindakan Allah terhadap siapapun yang mengkhianatinya dalam suatu urusan, lalu Allah merusak urusan yang bersangkutan.

Al Mutashim berkata kepada seorang rekannya, “Hai Fulan, jika nafsu dimanja, maka pikirannya menjadi sirna.”
Seseorang pernah berkata kepada Syaikh kami, “Jika seorang berkhianat dalam pembayaran uang, maka Allah akan mengambil yang dia lalaikan itu.” Lalu Syaikh menimpali, “Begitu pula jika ada orang yang mengkhianati Allah dan RasulNya dalam masalah ilmu.”

36.Barangsiapa melapangkan dirinya untuk mengikuti hawa nafsu, maka dia akan disempitkan di dalam kuburnya dan saat kembalinya. Barangsiapa menyempitkan dirinya dengan cara menentang nafsu, maka akan dilapangkan kuburnya dan tempat kembalinya. Hal ini adalah diisyaratkan Allah dalam firmanNya:

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka dengan surga dan pakaian sutra.” (QS Ali Imran 12)

Karena bersabar itu sama dengan menahan diri dan nafsu, maka Allah memberikan balasan kepada mereka dengan kenikmatan mengenakan sutra dan kelapangan surga. Sulaiman Ad Darany berkata tentang ayat ini, “Allah memberikan balasan kepada mereka karena kesabaran menahan diri dari syahwat.”

37.Mengikuti nafsu membuat hamba tidak bisa bangkit untuk mencapai surga bersama-sama dengan orang yang berhasil mendapatkannya, sebagaimana dia yang telah menundukkan hatinya untuk mengikuti keduniaan.

Muhammad bin Abdul Warad berkata, “Sesungguhnya Allah mempunyai satu hari, siapa yang tunduk kepada nafsunya tidak akan bisa selamat dari siksaanNya. Di antara orang-orang yang jatuh dan tidak bisa bangkit pada hari kiamat ialah orang yang tunduk kepada nafsunya.”

38.Mengikuti hawa nafsu bisa mengendorkan semangat dan menentang nafsu bisa menguatkan semangat. Semangat merupakan tunggangan hamba yang membawanya kepada Allah dan hari akhirat. Jika tunggangannya lemah dan tidak berdaya, saat itu pula perjalanan menjadi terhenti.
Yahya bin Muadz pernah ditanya, “Siapakah orang yang semangatnya paling benar?”
Dia menjawab, “Orang yang dapat menundukkan hawa nafsunya.”

Khalaf bin Khalifah pernah memasuki tempat Sulaiman bin Habib bin Al Mahlab yang di sana ada seorang wanita yang biasa dipanggil Al Badr karena wajahnya yang cantik. Sulaiman bertanya kepada Khalaf, “Bagaimana gadis ini menurut pendapatmu?”
Khalaf menjawab, “Semoga Allah melimpahkan kebaikan kepada Amir, dia adalah gadis tercantik yang pernah kulihat.”
“Peganglah tangannya!”
“Saya tidak ingin menggusarkan hati Amir, karena saya bisa melihat Amir terpesona kepadanya.”
“Celaka engkau Peganglah tangannya justru karena aku terpesona kepadanya agar bisa kuketahui nafsuku dan menguasainya.”
Maka Khalaf memegang tangan gadis itu, dan setelah itu dia keluar seraya melantunkan syair:

Aku disayang diberi anugrah dan kemuliaan
Tanpa ada masalah yang berasal dari Sulaiman
Aku diberi bulan berupa gadis muda yang cantik jelita
Padahal bulan tidak diberikan kepada jin dan manusia
Tiada orang yang pernah mendapatkan kemuliaan
Hingga aku terbujur dalam kafan tidur di kuburan.”

39.Orang yang menunggang hawa nafsu seperti orang yang menunggang kuda besi, sulit keras dan tanpa tali kekang, sehingga terlalu mudah untuk terjerumus atau terseret kepada kerusakan. Seorang arif bijakasana berkata, “Tunggangan yang paling cepat ke surga ialah zuhud di dunia dan tunggangan yang paling cepat ke neraka ialah mencintai syahwat. Siapa yang tetap berada di atas tunggangan hawa nafsunya, maka dia akan dihela kepada kerusakan.”

Sebagian yang lain berkata, “Ulama yang paling mulia ialah yang lari dari dunia sambil membawa agamanya dan tidak kesulitan mengekang nafsunya.”

Atha berkata, “Siapa yang nafsunya dapat mengalahkan akalnya dan mengguncang kesabarannya, maka dia akan jatuh.”

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan