Asmaul Husna: Al Quddus


Al Quddus - Maha Suci

هُوَ اللَّهُ الَّذِى لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ 
"Dialah Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci..."
QS. Al-Hasyr 59:23

Allah bebas dari ketidaksempurnaan. Nama-nama baik dan indah adalah atribut-Nya.

شَتَمَنِى ابْنُ آدَمَ وَمَا يَنْبَغِى لَهُ أَنْ يَشْتِمَنِى ، وَتَكَذَّبَنِى وَمَا يَنْبَغِى لَهُ ، أَمَّا شَتْمُهُ فَقَوْلُهُ إِنَّ لِى وَلَدًا . وَأَمَّا تَكْذِيبُهُ فَقَوْلُهُ لَيْسَ يُعِيدُنِى كَمَا بَدَأَنِى

Dari Abu Hurairah ra, bersabda Rasulullah ﷺ:  Allah ﷻ berkata:
“Manusia  mencela-Ku dan tidak pantas baginya mencela-Ku. Dan manusia mendustakan-KU dan tidak pantas baginya berbuat seperti itu. Celaan manusia pada-Ku yaitu Aku dikatakan memiliki anak. Sedangkan mereka mendustakan-Ku dengan mengatakan bahwa Aku tidak mungkin menghidupkannya kembali sebagaimana Aku telah menciptakannya” (HR Bukhari )

Quddus berarti kemurnian.  Pikiran manusia seringkali menyamakan atribut dan sifat Allah ﷻ sebagaimana halnya sifat dan wujud makhluk. Padahal atribut dan sifat-Nya murni dari sifat makhluk. Manusia memiliki akal yang terbatas untuk sampai pada gambaran wujud Tuhan Alam Semesta yang tak terbatas ruang dan waktu serta merupakan dzat yang sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan ukuran makhluk. 

  ۚلَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ  ۖ  
"... Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia..."
QS. Asy-Syura 42:11

Keberadaan Allah ﷻ secara fisik tak akan sanggup dicapai oleh akal pikiran manusia. Hanyalah tanda-tanda kekuasaan-Nya yang terdapat dari ciptaan-Nya saja yang menjadi petunjuk dan hidayah kepada manusia.

وَهُوَ الَّذِى يَبْدَؤُا الْخَلْقَ ثُمَّ يُعِيدُهُ ۥ  وَهُوَ أَهْوَنُ عَلَيْهِ  ۚ  وَلَهُ الْمَثَلُ الْأَعْلٰى فِى السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ  ۚ  وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
"Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
QS. Ar-Rum 30: 27

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
"Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada Allah. Maha Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
QS. Al-Jumu'ah 62: 1

Mengikuti  hanya jalan dari Yang Maha Suci

Alhamdulillah

La'alakum... Harapan-Harapan Allah ﷻ



Menulis ulang surat Al Baqarah ayat 183-189. Pada beberapa bagian akhir ayat-ayat ini, Allah ﷻ menyampaikan beberapa harapan kepada kaum beriman. 

Kata-kata لَعَلَّكُمْ terdapat pada bagian akhir ayat 183, 185, 186, 187 dan 189. Kata la'alakum,  yaitu لعل  dan كم،  maksudnya 'agar kamu',  atau 'semoga kamu',  atau 'mudah-mudahan kamu',  sebagai sebuah pengharapan Allah ﷻ untuk menjadikan manusia sebagaimana dikehendaki-Nya apabila manusia itu beriman dan melaksanakan apa-apa yang diperintahkan dalam ayat-ayat tersebut. 

La'alakum... 

1. La'alakum tattaquun  لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Semoga menjadi menusia yang bertaqwa (QS 2: 183 dan 187).  Berkaitan halnya dengan shaum atau puasa.  Puasa adalah penjagaan atau perisai diri,  dengannya manusia lebih berhati-hati dalam menjaga hawa nafsunya selama menjalankan kehidupan dunia.  Puasa sebagai bentuk ketaqwaan,  artinya manusia harus konsisten dalam menjaga diri dari hawa nafsu duniawi secara terus menerus.  

2. La'alkum tasykuruun لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Semoga menjadi manusia yang bersyukur (QS 2:185). Rasa syukur manusia atas rahmat Allah ﷻ yang telah menurunkan kitab suci Al Quran di bulan Ramadhan.  Pada kitab tersebut disebutkan petunjuk dan perintah apa yang harus dilakukan orang beriman. 

3. La'alakum yarsyuduun لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُون َ
Semoga menjadi manusia yang mendapat petunjuk kepada kebenaran (QS 2::186). Untuk mendapat petunjuk kepada kebenaran,  Allah ﷻ memerintahkan kaum beriman untuk banyak berdoa seperti disebutkan di awal ayat ini bahwa Allah ﷻ menjawab doa mereka yang berdoa. Selama manusia melaksanakan perintah-Nya,  dengan doa itu semoga manusia beroleh petunjuk kepada kebenaran. 

4. La'alakum tuflihuun لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُو
Semoga menjadi manusia yang beruntung (QS 189).  Hendaklah manusia memperhatikan masalah waktu. Sebagaimana pertanyaan orang mengenai masalah bulan sabit.  Allah ﷻ  menjelaskan perkara bulan sebagai tanda waktu bagi manusia yang dengannya orang muslim menjadikan tanda masuknya waktu beribadah,  seperti puasa atau berhaji. Sesiapa mereka yang memperhatikan masalah waktu ini dan menggunakan sebaik-baiknya untuk beribadah serta beramal sholeh,  selalu istiqomah dalam ketaqwaan, maka mereka akan menjadi manusia yang beruntung. 

Demikian beberapa harapan Allah ﷻ sebagaimana tercantum dalam surat Al Baqarah 183-189. Wallahu' alam

Berikut adalah ayat-ayat tersebut:

Bismillahi Rahmaani Rahiim

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,"
QS 2:183

أَيَّامًا مَّعْدُودٰتٍ  ۚ  فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيضًا أَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ  ۚ  وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ ۥ  فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ  ۖ  فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۥ   ۚ  وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ  ۖ  إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"(yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barang siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barang siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
QS 2: 184

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِىٓ أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ  ۚ  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ  ۖ  وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ  ۗ  يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."
QS 2:185

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ  ۖ  أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ  ۖ  فَلْيَسْتَجِيبُوا لِى وَلْيُؤْمِنُوا بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."
QS 2: 186

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلٰى نِسَآئِكُمْ  ۚ  هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ  ۗ  عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ  ۖ  فَالْئٰنَ بٰشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ  ۚ  وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ  ۖ  ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى الَّيْلِ  ۚ  وَلَا تُبٰشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عٰكِفُونَ فِى الْمَسٰجِدِ  ۗ  تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا  ۗ  كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ ءَايٰتِهِۦ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
"Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka ketika kamu beritikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa."
QS 2: 187

وَلَا تَأْكُلُوٓا أَمْوٰلَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبٰطِلِ وَتُدْلُوا بِهَآ إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ أَمْوٰلِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui."
QS 2: 188

يَسْئَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ  ۖ  قُلْ هِىَ مَوٰقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ  ۗ  وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقٰى  ۗ  وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوٰبِهَا  ۚ  وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang bulan sabit. Katakanlah, Itu adalah (penunjuk) waktu bagi manusia dan (ibadah) haji. Dan bukanlah suatu kebajikan memasuki rumah dari belakangnya, tetapi kebajikan adalah (kebajikan) orang yang bertakwa. Masukilah rumah-rumah dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."
QS 2:189

Shodaqollahul'adziim. 
Semoga menjadi motivasi kepada kita untuk menjadi muslim yang lebih baik lagi. 

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Afuw


Al Afuw - Maha Memaafkan

 إِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ
"Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun."
QS. Al-Hajj 22: 60

Allah ﷻ mengampuni dosa-dosa para hambaNya karena kelembutan dan kasih sayang-Nya, Dia mengabaikan perbuatan buruk dan menghapusnya sama sekali.

وَهُوَ الَّذِى يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِۦ وَيَعْفُوا عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
"Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,"
QS. Asy-Syura 42: 25

Meskipun Allah ﷻ mampu memberi hukuman, Dia memilih untuk memberi pengampunan kalau manusia meninggalkan kejahatan dan menyesalinya.

ذٰلِكَ الَّذِى يُبَشِّرُ اللَّهُ عِبَادَهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ  ۗ  قُل لَّآ أَسْئَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِلَّا الْمَوَدَّةَ فِى الْقُرْبٰى  ۗ  وَمَنْ يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ ۥ  فِيهَا حُسْنًا  ۚ  إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
"Itulah (karunia) yang diberitahukan Allah untuk menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Katakanlah (Muhammad), Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan. Dan barang siapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri."
QS. Asy-Syura 42: Ayat 23

Inilah sifat Allah ﷻ yang Maha Memaafkan. Allah yang Al Ghaffar akan mengampuni dengan memperhitungkan dosa-dosa sebelumnya. Namun,  Allah yang Al Afuw akan memaafkan dosa-dosa seluruhnya tanpa terkecuali. Untuk mendapatkan pengampunan yang seutuhnya, Rasulullah ﷺ mengajarkan umat muslim untuk memanjatkan doa pengampunan khususnya di malam Lailatul Qadr.

Pada suatu ketika Aisyah ra, istri Nabi Muhammad ﷺ bertanya doa apakah yang dapat dipanjatkan di malam kemuliaan bulan Ramadhan. Inilah doa tersebut:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
Allahumma innaka 'afuwwun, tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii...'
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan senang memaafkan, maka maafkanlah kesalahanku." 
(HR. al-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Imam al-Tirmidzi dan al-Hakim menshahihkannya)

Mulailah dengan meninggalkan segala perbuatan buruk yang lalu dan berhijrah kepada amalan yang diridhoi-Nya. 

Alhamdulillah

Asmaul Husna: At Tawwab



At Tawwab - Maha Penerima Tobat

 إِنَّهُ ۥ  هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Sungguh, Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang.
QS. Al-Baqarah 2: 37

Allah adalah Sang Penerima Tobat hamba-hamba-Nya  saat kembali kepada jalan yang lurus.  

إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولٰٓئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ  ۚ  وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"kecuali mereka yang telah bertobat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya), mereka itulah yang Aku terima tobatnya dan Akulah Yang Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang."
QS. Al-Baqarah 2: 160

Sudah menjadi sifat manusia apabila ia lemah,  berkali-kali melakukan keaalahan.  Namun Allah itu lunak bagi hamba-Nya yang memohon ampun dan menyesal, selama permohonan ampun itu dalam ketulusan. 

وَهُوَ الَّذِى يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِۦ وَيَعْفُوا عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
"Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan,"
QS. Asy-Syura 42: 25

 "‏ اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ، وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضِ فَلاَةٍ ‏"‏‏.‏

Dari Anas ra katanya: Rasulullah ﷺ bersabda:
"Allah lebih gembira dengan tobat salah seorang hamba-Nya daripada kegembiraan seseorang kamu karena menemukan ontanya kembali setelah tadinya hilang di tengah padang pasir yang luas." (HR Bukhari)

" وَاللَّهِ إِنِّي لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً ‏"‏‏.‏

Dari Abu Hurairah ra katanya, saya dengar Rasulullah ﷺ bersabda: " Demi Allah saya meminta ampun dan bertobat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali. " (HR Bukhari) 

Janganlah pernah berputus asa dari-Nya. 

Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 27: Mu'adz bin Jabal


Seorang pemuda berwajah berseri, bergigi putih, memikat perhatian, sikapnya penuh ketenangan, itulah Mu'adz bin Jabal. Seorang dari 70 kaum Anshar yang pertama masuk Islam, yaitu saat perjanjian Aqabah kedua.

Salah satu keistimewaan Mu'adz ialah penguasaannya pada masalah fiqh dan hukum. Rasulullah ﷺ pernah memujinya dalam sebuah sabda: "Umatku yang paling tahu akan halal dan yang haram ialah Mu'adz bin Jabal."

Itu lantaran kecerdasan dan keberanian Mu'adz dalam mengemukakan pendapat. Saat akan mengirim Mu'adz ke Yaman, Rasulullah ﷺ memberinya pertanyaan:

"Apa yang menjadi pedomanmu dalam mengadili sesuatu hai Mu'adz?"
"Kitabullah," jawab Mu'adz.
"Bagaimana jika kamu tidak jumpai dalam Kitabullah?" Tanya Rasulullah ﷺ.
"Saya putus dengan sunnah Rasul," jawab Mu'adz.
"Jika tidak kamu temui dalam sunnah Rasulullah?"
"Saya pergunakan pikiranku untuk berijtihad dan saya tak akan berlaku sia-sia."
Maka berseri-serilah wajah Rasulullah ﷺ, sabdanya "Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah sebagai yang diridhai oleh Rasulullah."

Banyak orang yang meminta pendapat pada Muadz bin Jabal tentang sesuatu hal.  Suatu kali di masa awal pemerintahan Khalifah Umar, seorang A'idzullah bin Abdillah berkisah. Ia masuk masjid bersama beberapa orang sahabat. A'idzullah berkata:

"Maka duduklah saya pada suatu majelis yang dihadiri oleh tiga puluh orang lebih, masing-masing menyebutkan sebuah hadist yang mereka terima dari Rasulullah ﷺ. Pada halaqah atau lingkaran itu ada seorang anak muda yang amat tampan, hitam manis warna kulitnya, bersih, manis tutur katanya dan termuda usianya di antara mereka. Jika pada mereka terdapat keraguan tentang suatu hadist, mereka tanyakan kepada anak muda itu yang segera memberikan fatwanya, dan ia tak hendak berbicara kecuali diminta. Dan tatkala majelis itu berakhir, saya dekati anak muda itu dan saya tanyakan siapa namanya. Ujarnya, 'Saya adalah Mu'adz bin Jabal'"

Abu Muslim al Khaulani  berkata:

"Saya masuk ke masjid Hamsh, kiranya saya dapati segolongan orang-orang tua sedang duduk ditengah-tengah mereka ada seorang anak muda yang berkilat-kilat giginya. Anak muda itu diam tak buka suara. Tetapi bila orang-orang itu merasa ragu tentang sesuatu masalah, mereka berpaling dan bertanya kepadanya. Kepada teman karibku saya bertanya, "Siapakah orang ini?" "Itulah dia Mu'adz bin Jabal," ujarnya dan dalam diriku timbullah perasaan suka dan sayang kepadanya."

Shahar bin Hausyab berkata:

"Bila para sahabat berbicara sedang di antara mereka hadir Mu'adz bin Jabal, tentulah mereka akan sama meminta pendapatnya karena kewibawaannya."

Amirul Mukminin Umar bin Khattab ra juga pernah meminta pendapat Mu'adz. "Kalau tidaklah berkat Mu'adz bin Jabal, akan celakalah Umar!"

Itulah sebagian dari kelebihan Mu'adz. Ia memiliki otak yang terlatih, pendiam dan hanya bicara saat saat diminta.  Mu'adz dihormati kaum muslimin karena pengetahuannya yang tinggi, walau ia meninggal usia di masa muda yaitu saat masih berusia 33 tahun.

Mengikhlaskan Harta

Saat Rasulullah ﷺ wafat, Mu'adz masih tinggal di Yaman sejak dikirim Nabi untuk mengajari kaum muslimin di sana. Pada masa kekhalifahan Abu Bakr, Umar bin Khattab mengusulkan agar kekayaan Mu'adz yang didapatinya selama di Yaman dibagi dua.

Mu'adz adalah seorang yang suci hati. Semua hartanya didapat dengan cara halal. Meski demikian, ia tetap rela membagi hartanya. 

Mu'adz pergi menemui Umar, lalu memeluknya. Mu'adz berkata, "Malam tadi saya bermimpi masuk kolam dengan air, sehingga saya cemas akan tenggelam. Untunglah anda datang, hai Umar dan menyelamatkan saya."

Mereka berdua kemudian  pergi menuju rumah Abu Bakr ra. Namun, Abu Bakr berkata, "Tidak suatu pun yang akan saya ambil darimu." Lalu Umar bin Khattab ra berkata,  "Sekarang harta itu telah halal dan menjadi harta yang baik." Mu'adz telah melewati ujiannya, yaitu mengikhlaskan hartanya. 

Bagian dari Ulama

Mu'adz pernah juga pindah Suriah.  Ia tinggal bersama penduduk dan orang yang berkunjung ke sana sebagai guru dan ahli hukum. Kala itu Abu Ubaidah, amir di Suriah meninggal dunia. Maka Mu'adz ditunjuk oleh Khalifah Umar menggantikannya. Mu'adz memegang jabatan itu beberapa bulan saja sebelum menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Umar bin Khattab ra berkata, "Sekiranya saya mengangkat Mu'adz sebagai pengganti (ket: sebagai penggantinya menjadi khalifah), lalu ditanya Allah kenapa saya mengangkatnya, maka akan saya jawab, saya dengar Nabi ﷺ bersabda: 'Bila ulama menghadap Allah Azza wa Jalla, pastilah Mu'adz berada di dalamnya'."

Pada suatu hari, Nabi Muhammad ﷺ pernah bersabda:
"Hai Mu'adz! Demi Allah saya sungguh sayang kepadamu. Maka jangan lupa setiap habis sholat mengucapkan,
اللهم اعني علي ذكرك وشكرك وحسن عبادتك 
 'Ya Allah, bantulah aku untuk selalu ingat kepadaMu dan bersyukur kepadaMu dan beribadah dengan ikhlas kepadaMu'."

Pada suatu pagi yang lain, Rasulullah ﷺ bertemu Mu'adz lalu bertanya:
"Bagaimana keadaanmu di pagi hari ini hai Mu'adz?"
"Pagi hari ini aku benar-benar telah beriman ya Rasulullah," jawab Mu'adz.
"Setiap kebenaran ada hakikatnya, maka apakah hakikat keimananmu?" tanya Rasulullah ﷺ.
"Setiap berada di pagi hari, aku menyangka tidak akan menemui lagi waktu sore. Dan setiap berada di waktu sore, aku menyangka tidak akan mencapai lagi waktu pagi... Dan tiada satu langkahpun kulangkahkan kecuali aku menyangka tiada akan diiringi lagi dengan langkah lainnya... Dan seolah-olah kesaksian setiap umat jatuh berlutut, dipanggil melihat buku catatannya... Dan seolah-olah kusaksikan penduduk surga menikmati kesenangan surga sedang penduduk neraka menderita siksa dalam neraka," kata Mu'adz.
"Memang, kamu mengetahuinya, maka pegang teguhlah jangan dilepaskan."

Mu'adz senantiasa menyeru manusia untuk mencapai ilmu dan berdizkir kepada Allah ﷻ, sebagaimana nasehatnya:

"Waspadalah akan tergelincirnya orang yang berilmu dan kenalilah kebenaran itu dengan kebenaran pula, karena kebenaran itu mempunyai cahaya."

Menurutnya ibadah hendaknya dilaksanakan dengan cermat dan jangan berlebihan. Seseorang pernah memintanya memberi sebuah pelajaran, maka Mu'adz berkata, "Apakah anda sedia mematuhinya bila saya ajarkan?"
"Sungguh saya amat berharap akan mentaati anda," ujar orang itu.
Maka Mu'adz berkata:

"Shaum dan berbukalah. Lakukan sholat dan tidurlah. Berusahalah mencari nafkah dan janganlah berbuat dosa, dan janganlah kamu mati kecuali dalam beragama Islam serta jauhilah doa orang yang teraniaya."

Mu'adz suatu kali berkata tentang ilmu, "Pelajarilah ilmu yang kalian sukai, tetapi Allah tidak akan memberi kalian manfaat dengan ilmu itu sebelum kalian mengamalkannya terlebih dahulu."

Bagi Mu'adz, imam dan dzikir kepada Allah ﷻ ialah kegiatan yang tiada putus-putusnya. Suatu kali Al-Aswad bin Hilal berkata, "Mari kita berjalan bersama Mu'adz." Namun Mu'adz malah berkata kepadanya, "Marilah kita duduk sebentar meresapi iman." Mu'adz selalu beranggapan bahwa setiap langkah haruslah didasari keikhlasan dan tujuan kepada Allah ﷻ dan satu langkah belum tentu memiliki kesempatan untuk mendapatkan langkah berikutnya.

Mengharapkan Rabb

Pada akhir hayatnya, Muadz bin Jabal memandang langit dan bermunajat:

 "Ya Allah, sesungguhnya selama ini aku takut kepada-Mu, tetapi hari ini aku mengharapkan-Mu. 
Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa aku tidaklah mencintai dunia demi untuk mengalirkan air sungai atau menanam kayu-kayuan tetapi hanyalah untuk menutup haus di kala panas dan menghadapi saat-saat yang gawat, serta untuk menambah ilmu pengetahuan, keimanan dan ketaatan.
Selamat datang wahai maut.
Kekasih tiba di saat diperlukan."

Salam untukmu Mu'adz bin Jabal, semoga ridho Allah atasmu.

Alhamdulillah
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 7:Zubair bin Awwam
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 8: Abu Dzar Al Ghifari
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 9: Hudzaifah ibnul Yaman
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 10: Miqdad Bin Amr
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 11: Bilal bin Rabah
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 12: Zaid bin Haritsah
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 13: Khubaib bin Adi
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 14: Abbas bin Abdul Muttalib
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 15: Abdullah bin Umar
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 16: Jafar bin Abi Thalib
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 17: Khalid bin Walid
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 18: Ammar bin Yasir
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 19: Abu Hurairah
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 20: Utbah bin Ghazwan
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 21: Saad bin Abi Waqqash
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 22: Khalid bin Said bin Ash
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 23: Ubadah bin Shamit
Kisah Sahabat Rasulullah SAW 24: Abdullah bin Amr bin Haram




Asmaul Husna: As Sami'


As Sami' - Maha Mendengar

 إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌۢ بَصِيرٌ
"Sesungguhnya Allah Maha Mendengar, Maha Melihat."
QS. Luqman 31:28

Allah mendengar segalanya,  tidak ada yang luput dari pendengaran-Nya dan tidak ada pujian ditujukan kepada-Nya yang terlewatkan.  

قَالَ لَا تَخَافَآ  ۖ  إِنَّنِى مَعَكُمَآ أَسْمَعُ وَأَرٰى
"Dia (Allah) berfirman, Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat."
QS. Ta-Ha 20:46

Apa yang manusia nyatakan,  apakah itu secara berbisik ataupun dengan teriakan keras,  Allah sanggup mendengarnya.  

وَإِنْ تَجْهَرْ بِالْقَوْلِ فَإِنَّهُ ۥ  يَعْلَمُ السِّرَّ وَأَخْفَى
"Dan jika engkau mengeraskan ucapanmu, sungguh, Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi."
QS. Ta-Ha 20: 7

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، عَنْ أَيُّوبَ، عَنْ أَبِي عُثْمَانَ، عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فِي سَفَرٍ فَكُنَّا إِذَا عَلَوْنَا كَبَّرْنَا فَقَالَ ‏"‏ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، فَإِنَّكُمْ لاَ تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلاَ غَائِبًا، تَدْعُونَ سَمِيعًا بَصِيرًا قَرِيبًا ‏"‏‏.‏ ثُمَّ أَتَى عَلَىَّ وَأَنَا أَقُولُ فِي نَفْسِي لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ‏.‏ فَقَالَ لِي ‏"‏ يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ‏.‏ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ ‏"‏‏.‏ أَوْ قَالَ أَلاَ أَدُلُّكَ بِهِ‏.‏

Dari Abu Musa:
Kami sedang dalam perjalanan bersama Rasulullah ﷺ dan apabila kami mendaki ke bukit yang tinggi kami berteriak 'Allahu Akbar'.
Bersabda Rasulullah ﷺ, "Janganlah kalian menyusahkan diri kalian. Kalian tidak memanggil orang yang tuli dan bukan orang yang tidak ada.  Dia adalah yang Maha Mendengar,  Maha Melihat dan sangat dekat."
Lalu Beliau ﷺ menghampiriku saat hatiku sedang mengatakan 'La hawla wala quwwatta illa billah'. Beliau ﷺ berkata padaku,  "Hai Abdullah bin Qais,  katakanlah la hawla wala quwwatta illa billah (tidak ada daya  dan tidak ada kekuatan selain dari Allah) karena ia adalah perhiasan di surga." (HR Bukhari) 

Allah bisa mendengar bisikan terkecil sekalipun

Alhamdulillah


Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan