My Soul... (1) Apa Itu Jiwa?



Dua manusia, dua jiwa, melakukan pekerjaan yang sama. Pekerjaannya sama tapi jiwanya berbeda. Jiwa yang satu senang dan gembira, yang lainnya marah dan malas. Jiwa yang berbeda hasilnya pun akan berbeda. Hasil yang pertama kebaikan, yang kedua keburukan.

Marilah kita lihat contoh perbedaan antara kedua jiwa itu seperti dicontohkan dalam Al Quran surat At Taubah dengan penggambaran orang-orang Badui Arab:

“Di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah)  sebagai suatu kerugian, dan dia menanti-nanti marabahaya menimpamu, merekalah yang akan ditimpa marabahaya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Di antara orang-orang Arab Badui itu ada orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkan (di jalan Allah) itu sebagai jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat (surga)Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” 
QS At Taubah 98-99.

Orang-orang yang jiwanya buruk akan mendapatkan hasil keburukan, dan orang yang jiwanya baik akan mendapatkan hasil kebaikan.


What is soul?


Pertama, jiwa berarti roh.

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. QS Al Israa 85

Kedua, jiwa berarti nalar atau rasio.

Artinya pemberian nalar pada manusia, ia diberi tanggungjawab akan semua tindakannya. Manusia tak mengetahui segalanya, dulu ,kini dan nanti, tapi diberi nalar untuk berpikir apa yang akan dilakukannya, sehingga dapat mempertanggungjawabkannya.

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat dan Dia lah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” QS Lukman 34

Ketiga, jiwa yang berarti penggerak jasmani.

“Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Qs Lukman 28


Dan ji wa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. 
QS Asy Syams 7-10.


Mengapa Mensucikan Jiwa?


Pertama, jiwa sebagai amanah sehingga Allah pun mengutus RasulNya untuk mengingatkan manusia.

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). QS Ar Ruum 41

Kedua, jiwa perlu dilindungi dari gangguan hawa nafsu setan.

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedangkan Allah menjanjikan untukmu ampunan dariNya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.  QS Al Baqarah 268

Ketiga, jiwa perlu kebahagiaan.

Betapa banyak orang yang tercukupi secara materi (kebendaan) tetapi merana dalam jiwanya? Kunci kebahagiaan itu adalah jiwa yang selalu kembali kepada Allah SWT.

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lah hati menjadi tentram. QS Ar Rad 28

Keempat, jiwa yang selalu ingin bersih lebih disukai Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. QS Al Baqarah 222

Kelima, jiwa perlu tempat menuju di akhirat.

Sukses selalu dilihat sebagai keberhasilan materi di dunia. Akibatnya, saat mati jiwanya kosong.

Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. 
Qs Asy Syua’raa 87-89


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan