Sholat yang Diterima


Melaksanakan sholat bukanlah hanya suatu kewajiban. Tapi mampu melaksanakan sholat dengan rasa senang berarti Allah SWT telah memberikan nikmat kepada hambaNya. Bukankah kita harus bersyukur Allah telah memberikan nikmat itu?

Sudahkah sholat kita diterimaNya?

Hadist qudsi R Abdullah Waqdi al Hurani (Sayyid Sabiq dalam Islaamuna hal 119) menyebutkan:

Dan sesungguhnya Aku hanya menerima sholat dari:
  • Orang yang merendahkan diri dengan sholatnya karena kebesaranKu
  • Yang tidak menyombongkan diri kepada makhlukKu
  • Yang tidak mengulangi maksiat kepadaKu
  • Yang mengisi siang harinya dengan berdzikir kepadaKu
  • Yang menyayangi orang miskin, orang dalam perjalanan/Ibnu Sabil, wanita-wanita yang ditinggalkan suaminya (para janda)
  • Yang mengasihi orang-orang yang terkena musibah

Demikian cahayaNya bagaikan cahaya matahari.

Aku lindungi dia dengan kekuasaanKu, Aku perintahkan malaikat  menjaganya. Aku jadikan cahaya dalam kegelapannya, Aku berikan ilmu dalam ketidaktahuannya, perumpamaannya dibandingkan dengan makhlukKu yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus dalam surga. “

Akhlaq dalam Sholat

Satu, tepat waktu

Maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. Qs 4 An Nissa 103

Dua, Khusyu

Yaitu orang-orang yang khusyu dalam sholatnya. Qs 23 Al Mu’minun 2

Tiga, tadhomu, merendahkan diri di hadapan Allah SWT

Berdoalah kepada TuhanMu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. QS Al A’raf 55

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. QS 7 Al A’raf 205

Empat, mengerti atau paham yang dibaca

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu sholat sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula menghampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekadar berlalu saja, sehingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit, atau sedang dalam musafir, atau kembali dari tempat buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamud dengan tanah yang baik (suci), sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Qs 4 An Nissa 43

Lima, sesuai sholat Rasulullah SAW

Barangsiapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah. Dan barang siapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu (Rasul) untuk menjadi pemelihara bagi mereka.  Qs 4 An Nissa 80.


*Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan