Bismillahi Rahmani Rahim, ketika sampai pada karakter orang
yang sabar ini, saya tidak tahu harus
menuliskan apa. Saya telah menuliskan beberapa karakter terpuji lain
sebelumnya, seorang muslim, orang yang
bertaqwa, bersyukur, atau karakter orang yang khusyu. Tapi, tentang orang yang
sabar, apa yang bisa saya tuliskan?
Saya telah membaca beberapa ayat Al Quran atau
tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kesabaran. Namun, belum satu kesimpulan
pun yang muncul dalam benak saya mengenainya. Satu yang paling terkenal, yang
sering ditulis dan diulas orang adalah surat Az Zumar 10 :
Katakanlah: “Hai
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat
baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka
tanpa batas.”
Pahala mereka tanpa batas… berarti kesabaran pun tanpa
batas. Itulah yang banyak diulas orang mengenai kesabaran. Tapi, yang tanpa
batas itu yang seperti apa?
Maka saya berputar-putar dan mencoba berpikir untuk membahas
sesuatu yang lain. Mencari pemahaman-pemahaman mengenai Islam dengan sesuatu
hal yang lebih ringan untuk melupakan pemikiran seperti apa sabar yang tanpa
batas itu.
Rasanya tidak pantas saya menuliskan mengenai kesabaran,
apalagi mendakwahi, apalagi mengajari orang. Saya pun harus banyak belajar
sabar. Saat suatu kali sedang emosi, marah pada anak, marah pada keadaan hidup,
marah pada situasi yang ada di luar rumah, sepertinya saya lupa kalau disitulah
saya harus bersabar. Masih jauh dari
layak untuk mengatakan diri sendiri sebagai orang yang sabar.
Saat melintasi pasar, ada pemulung, seorang nenek tua bungkuk memanggul di
punggungnya barang hasil pulungannya yang berat dalam karung, mengais-ngais rezeki Allah. Bukankah dia lebih sabar
daripada saya? Seorang pemuda, meskipun kelihatannya lebih muda dari saya, badannya
begitu kurus. Ia berkeliling-keliling kampung, berkeringat dan
berteriak-teriak, “Peci… peci… “, dan tak seorang pun mempedulikan apa yang ia
dagangkan. Bukankah ia lebih sabar daripada saya?
Sabar memang tak pernah ada batas. Saat seorang seperti saya
mungkin sudah tak sabar menghadapi sesuatu hal yang sepele. Ada orang lain yang
lebih sabar dari saya. Semua orang diberi kadar ujian dari Allah berbeda-beda
untuk menguji tingkat kesabarannya. Saat
satu masalah selesai dan kita bersabar dengannya, maka Allah mendatangkan lagi
masalah lain untuk menambah kadar kesabaran kita.
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar
Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar
Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. QS 47 Muhammad 31.
Seperti itulah mungkin sabar yang tak berbatas itu…
Sabar dalam keadaan apapun tetap menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun
Saat peritiwa tsunami Aceh 2004 silam, seorang ustad yang
sering mengajari di lingkungan keluarga dan teman-teman kami mengajarkan ayat
dalam Al Quran berkenaan dengan kejadian tersebut. Beliau hanya ustad biasa
yang tak memiliki popularitas, apalagi muncul di media atau televisi, kecuali
berkeliling membantu anak yatim, para janda, orang yang kekurangan. Ayat yang
diajarkannya surat Al Baqarah 153-157.
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada
Allah dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar. (153)
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang
gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak
menyadarinya. (154)
Dan sungguh akan Kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar. (155)
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan, “Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun”. (156)
Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan
rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
(157)
Allah menggambarkan dalam ayat-ayat tersebut berbagai ujian kesabaran
yang akan diberikan kepada manusia. Mulai dari ketakutan, kelaparan sampai
kehilangan harta dan jiwa. Itulah ujian terberat yang akan dihadapi manusia di
dunia. Orang yang bersabar cukup mengucapkan Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji
uun. Artinya, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNyalah kami
kembali. Setelah itu pahala tanpa batas
akan mengalir baginya.
Namun, kadangkala saat ada musibah, kita sama sekali tak menyadari bahwa tepatnya pada
saat itulah kita harus sepenuhnya memasang kesabaran. Ada satu hadist yang
teringat.
Anas bin Malik ra
berkata: Pada suatu hari SAW berjalan melalui seorang wanita yang sedang
menangis di atas kuburan. Maka Nabi SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah dan
bersabarlah.” Dijawab oleh wanita itu,
“Enyahlah engkau daripadaku. Kau tak menderita musibahku ini.”
Wanita itu tidak mengetahui bahwa yang berbicara itu
Rasulullah SAW. Kemudian ia diberi tahu bahwa itu tadi Nabi SAW. Maka segeralah
wanita itu pergi ke rumah Nabi dan disana ia tidak menemukan juru kunci atau
penjaga sehingga dapat masuk tanpa bersusah payah, lalu ia berkata, “Sebenarnya
saya tidak mengetahui bahwa yang berbicara tadi adalah engkau ya Rasulullah.”
Maka sabda Nabi, “Sesungguhnya kesabaran itu hanyalah pada pukulan pertama dari
musibah.” HR Bukhari Muslim
Riwayat lain menyebutkan, Abu Yahya (Shuaib) bin Sinan
Arrumy ra berkata, bersabda Rasulullah SAW, “Sangat mengagumkan keadaan seorang
mukmin, sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi
demikian kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka
syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan bersabar, maka
kesabarannya itu lebih baik baginya.” HR Muslim
Rasulullah bersabda: “… Sabar itu Pelita…” HR Muslim.
Pelita, atau dalam bahasa arabnya dhiyaaun, atau torch dalam bahasa Inggris
atau suluh, obor, lampu, sumbernya cahaya.
Seringkali saat mendapat masalah, kita menjadi pemarah.
Padahal marah-marah itu tidak menyelesaikan masalah. Pada kala yang lain, saat
bermasalah kita lari dari padanya, dan hal itu pun tak menyelesaikan masalah.
Maka, masalah harus tetap diselesaikan dengan hati tenang dan kesabaran. Memang,
bersabar menjadi pilihan yang paling baik.
Sekarang Allah telah
meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka
jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang
sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin
Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. QS Al Anfaal 66
Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik.
QS 70 Al
Ma’arij 5
Alhamdulillah
Karakter Terpuji 1: Muslim, Mukmin, MuslimKarakter Terpuji 2: Taqwa
Karakter Terpuji 3: Istiqomah
Karaker Terpuji 4: Bersyukur, Khusyu, Hanif
Karakter Terpuji 6: Shidiq
Karakter Terpuji 7: Amanah
Karakter Tercela:
Karakter Tercela 1: Lalai, La'im dan Kafir
Karakter Tercela 2: Munafik
Karakter Tercela 3: Fasik, Zalim, Isrof
Karakter Tercela 4 : Banyak Membantah, Ingkar Nikmat, Angkuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar