Karakter Terpuji 5: Sabar Sebagai Pelita

Bismillahi Rahmani Rahim, ketika sampai pada karakter orang yang sabar  ini, saya tidak tahu harus menuliskan apa. Saya telah menuliskan beberapa karakter terpuji lain sebelumnya, seorang muslim,  orang yang bertaqwa, bersyukur, atau karakter orang yang khusyu. Tapi, tentang orang yang sabar, apa yang bisa saya tuliskan?

Saya telah membaca beberapa ayat Al Quran atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kesabaran. Namun, belum satu kesimpulan pun yang muncul dalam benak saya mengenainya. Satu yang paling terkenal, yang sering ditulis dan diulas orang adalah surat Az Zumar 10 :

Katakanlah:  “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Pahala mereka tanpa batas… berarti kesabaran pun tanpa batas. Itulah yang banyak diulas orang mengenai kesabaran. Tapi, yang tanpa batas itu yang seperti apa?

Maka saya berputar-putar dan mencoba berpikir untuk membahas sesuatu yang lain. Mencari pemahaman-pemahaman mengenai Islam dengan sesuatu hal yang lebih ringan untuk melupakan pemikiran seperti apa sabar yang tanpa batas itu.

Rasanya tidak pantas saya menuliskan mengenai kesabaran, apalagi mendakwahi, apalagi mengajari orang. Saya pun harus banyak belajar sabar. Saat suatu kali sedang emosi, marah pada anak, marah pada keadaan hidup, marah pada situasi yang ada di luar rumah, sepertinya saya lupa kalau disitulah saya harus bersabar.  Masih jauh dari layak untuk mengatakan diri sendiri sebagai orang yang sabar.

Saat melintasi pasar, ada pemulung,  seorang nenek tua bungkuk memanggul di punggungnya barang hasil pulungannya yang berat dalam karung, mengais-ngais  rezeki Allah. Bukankah dia lebih sabar daripada saya? Seorang pemuda, meskipun kelihatannya lebih muda dari saya, badannya begitu kurus. Ia berkeliling-keliling kampung, berkeringat dan berteriak-teriak, “Peci… peci… “, dan tak seorang pun mempedulikan apa yang ia dagangkan. Bukankah ia lebih sabar daripada saya?

Sabar memang tak pernah ada batas. Saat seorang seperti saya mungkin sudah tak sabar menghadapi sesuatu hal yang sepele. Ada orang lain yang lebih sabar dari saya. Semua orang diberi kadar ujian dari Allah berbeda-beda untuk menguji tingkat kesabarannya.  Saat satu masalah selesai dan kita bersabar dengannya, maka Allah mendatangkan lagi masalah lain untuk menambah kadar kesabaran kita.

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. QS 47 Muhammad 31.

Seperti itulah mungkin sabar yang tak berbatas itu…
Sabar dalam keadaan apapun tetap menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun


Saat peritiwa tsunami Aceh 2004 silam, seorang ustad yang sering mengajari di lingkungan keluarga dan teman-teman kami mengajarkan ayat dalam Al Quran berkenaan dengan kejadian tersebut. Beliau hanya ustad biasa yang tak memiliki popularitas, apalagi muncul di media atau televisi, kecuali berkeliling membantu anak yatim, para janda, orang yang kekurangan. Ayat yang diajarkannya surat Al Baqarah  153-157.

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (153)
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (154)
Dan  sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (155)
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun”. (156)
Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (157)

Allah menggambarkan dalam ayat-ayat tersebut berbagai ujian kesabaran yang akan diberikan kepada manusia. Mulai dari ketakutan, kelaparan sampai kehilangan harta dan jiwa. Itulah ujian terberat yang akan dihadapi manusia di dunia. Orang yang bersabar cukup mengucapkan Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun. Artinya, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali.  Setelah itu pahala tanpa batas akan mengalir baginya.

Namun, kadangkala saat ada musibah,  kita sama sekali tak menyadari bahwa tepatnya pada saat itulah kita harus sepenuhnya memasang kesabaran. Ada satu hadist yang teringat.

 Anas bin Malik ra berkata: Pada suatu hari SAW berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis di atas kuburan. Maka Nabi SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah.”  Dijawab oleh wanita itu, “Enyahlah engkau daripadaku. Kau tak menderita musibahku ini.”

Wanita itu tidak mengetahui bahwa yang berbicara itu Rasulullah SAW. Kemudian ia diberi tahu bahwa itu tadi Nabi SAW. Maka segeralah wanita itu pergi ke rumah Nabi dan disana ia tidak menemukan juru kunci atau penjaga sehingga dapat masuk tanpa bersusah payah, lalu ia berkata, “Sebenarnya saya tidak mengetahui bahwa yang berbicara tadi adalah engkau ya Rasulullah.” Maka sabda Nabi, “Sesungguhnya kesabaran itu hanyalah pada pukulan pertama dari musibah.” HR Bukhari Muslim

Riwayat lain menyebutkan, Abu Yahya (Shuaib) bin Sinan Arrumy ra berkata, bersabda Rasulullah SAW, “Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan bersabar, maka kesabarannya itu lebih baik baginya.” HR Muslim

Rasulullah bersabda: “… Sabar itu Pelita…” HR Muslim. Pelita, atau dalam bahasa arabnya dhiyaaun, atau torch dalam bahasa Inggris atau suluh, obor, lampu, sumbernya cahaya.

Seringkali saat mendapat masalah, kita menjadi pemarah. Padahal marah-marah itu tidak menyelesaikan masalah. Pada kala yang lain, saat bermasalah kita lari dari padanya, dan hal itu pun tak menyelesaikan masalah. Maka, masalah harus tetap diselesaikan dengan hati tenang dan kesabaran. Memang, bersabar menjadi pilihan yang paling baik.

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. QS Al Anfaal 66

Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. 
QS 70 Al Ma’arij 5

Alhamdulillah
Karakter Terpuji 1: Muslim, Mukmin, Muslim
Karakter Terpuji 2: Taqwa
Karakter Terpuji 3: Istiqomah
Karaker Terpuji 4: Bersyukur, Khusyu, Hanif
Karakter Terpuji 6: Shidiq
Karakter Terpuji 7: Amanah

Karakter Tercela:
Karakter Tercela 1: Lalai, La'im dan Kafir
Karakter Tercela 2: Munafik
Karakter Tercela 3: Fasik, Zalim, Isrof
Karakter Tercela 4 : Banyak Membantah, Ingkar Nikmat, Angkuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan