Al Quran terus
diperlihatkan kebenarannya seiring berjalannya waktu. Ilmu pengetahuan terus
berkembang, satu persatu membuktikan keterkaitannya dengan apa yang telah
tertulis dalam Al Quran. Berikut di antaranya:
Sidik Jari dalam Ilmu Forensik
Bukan hal baru jika para
ahli forensik memakai sidik jari untuk mengungkap identitas seseorang. Penyelidikan
tentang suatu kejadian kriminalitas, identitas korban, bukti-bukti dengan bekas
tanda sidik jari pelaku kejahatan di tempat kejadian perkara, semua perlahan
tapi pasti akan terungkap dengan adanya data sidik jari.
Ilmu mempelajari sidik
jari sendiri sudah dimulai sejak abad 16. Setiap manusia diketahui memiliki
pola sidik jari yang sama sekali berbeda antara satu orang dengan orang lain.
Ahli forensik Jerman Johann Christoph Andreas Mayer
percaya bahwa sidik jari setiap orang punya keunikan tersendiri. Mayer semakin
menegaskan bahwa sidik jari setiap orang tidak sama persis meski kembar.
Denmark adalah negara
pertama yang mengadopsi sidik jari untuk identifikasi kriminalitas tahun 1902.
Kepolisian Inggris sebelumnya juga telah mengusulkan sidik jari dijadikan cara
untuk mengindetifikasi suatu kejadian kriminal. Alat untuk membaca sidik jari
mulai dikembangkan di Amerika Serikat oleh FBI pada tahun 60-an.
Idetifikasi manusia saat
ini semakin berkembang. Bahkan tak hanya sidik jari, tapi pada pola kornea
mata, dan DNA. Uni Emirat Arab bahkan telah
lama memberlakukan data penduduknya serta mengindetifikasi orang-orang yang
keluar masuk negaranya di imigrasi bandara dengan membandingkan pola bola matanya.
Setiap orang berbeda tak ada yang sama.
Ilmu tentang sidik jari
ini sekali lagi memperlihatkan kekuasaan Allah dalam menciptakan segala
sesuatu. Bermiliar-miliar orang yang hidup di dunia ini, tapi tak ada satu pun
yang sama sidik jarinya. Subhanallah, sangat sempurna. Seharusnya dengan ini,
orang mengambil hikmah bahwa suatu hari kita akan dimatikan dan dikumpulkan
kembali nanti setelah kiamat, semuanya satu persatu. Tidak ada satu manusia
yang sama dengan manusia lainnya, termasuk perhitungan amalnya. Itulah
kebenaran Al Quran seperti Firman Allah:
Apakah manusia mengira, bahwa
Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Qs Al Qiyamah 3-4.
Fisika membuktikan putaran poros bumi bisa berbalik arah
Masih ingatkah dengan
hadist Rasulullah SAW? “Tidak akan
terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia
telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua mereka
akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum
pernah beriman sebelum itu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah).
Seorang ilmuwan fisika
Ukraina, Demitri Bolykov, masuk Islam karena membuktikan kebenaran Al-qur’an bahwa
putaran poros bumi bisa berbalik arah. Demitri Bolykov, ahli fisika yang sangat
menggandrungi kajian serta riset-riset ilmiah, mengatakan bahwa pintu masuk ke
Islamannya adalah fisika. Ia tergabung dalam
sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Nicolai Kosinikov, pakar bidang
fisika.
Mereka melakukan penelitian sebuah teori
modern tentang perputaran bumi dan porosnya. Prof Kosinov dengan teori yang
paling baru dan berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi. Ia
menggunakan sampel berupa bola yang diisi logam dilelehkan, sebagai perumpamaan
bumi, dan membuat sebuah medan magnet dibentuk dengan dua elektroda yang saling
berlawan arus, sebagai perumpamaan medan magnet dari pengaruh matahari. Seperti
dipahami sebelumnya, perputaran bumi terjadi akibat adanya gaya magnet dari
matahari.
Saat arus listrik berjalan pada dua
elektroda menimbulkan gaya magnet, bola akan berputar. Fenomena ini dinamakan “gerak
integral elektro dinamika”, sebagai gambaran gerak bumi pada porosnya. Kecepatan
perputaran ini tergantung dari intensitas gaya magnet, atau dengan kata lain, kecepatan
bumi bergerak tergantung intensitas daya matahari.
Kecepatan perputaran bumi
pada porosnya inilah yang menjadi dasar pemikiran mengapa suatu hari bisa terjadi
matahari terbit dari barat. Kecepatan perputaran bumi akan menentukan dimana
posisi kedua kutub bumi. Pada tahun 1970-an kecepatan ini hanya 10 km setahun,
sedangkan sekarang bisa menjadi 40 km setahun. Akibatnya, kutub bumi pun
bergeser pada tahun 2001 sejauh 200 km sekali gerak! Akibat dari perpindahan
posisi, suatu saat dua kutub bumi bisa bergantian tempat. Atau, artinya, gerak
perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Saat itulah, matahari
terbit dari barat. Saat itulah kiamat.
Rasulullah SAW bersabda
sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah, “Siapa yang bertobat sebelum matahari
terbit dari Barat, Maka Allah akan menerima taubatnya.” HR Muslim.
Tuhan yang memelihara kedua
tempat terbit matahari dan Tuhan yang
memelihara kedua tempat terbenamnya QS 55 Ar Rahman 17
Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda
bagi orang-orang yang berakal, QS 3 Ali Imran 190
Al Quran menyebut madu, buah tin dan zaitun
Khasiat madu sudah tak diragukan lagi. Sebelum begitu banyak
penelitian dilakukan untuk menguji khasiat madu, Allah telah menyatakan manfaat
madu dalam firmanNya:
“…Dari perut
lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” QS.
An-Nahl: 69
Allah menyebut
madu sebagai obat. Kajian khasiat madu secara ilmiah telah diteliti oleh ilmuan
Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037). Bapak
kedokteran dunia dan ilmuwan muslim di abad ke-10 M itu tercatat sebagai dokter
yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.
Selama hidupnya
Ibnu Sina banyak mengonsumsi madu sehingga awet muda dan berumur panjang. Madu,
menurut Ibnu Sina, dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai
yang berat, seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat
menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi, sehingga dapat menghilangkan
penyakit demam.
Selain madu, Al
Quran juga menyebut buah tin dan zaitun.
“Demi buah tin
dan buah zaitun.” QS At Tin 1
Kedua buah ini
disebut dalam Al Quran karena di dalamnya mengandung zat bernama methalonids.
Zat ini adalah protein yang keluar dari otak manusia dan binatang. Jumlah zat
ini dalam tubuh sangat sedikit padahal fungsinya sangat penting, seperti mengurangi
kolesterol, menguatkan jantung dan memperkuat sistem pernafasan.
Lantaran jumlahnya
yang sangat sedikit dalam tubuh, para ilmuwan Jepang, beberapa di antaranya
kemudian masuk agama Islam, melakukan riset untuk mencari tambahan zat
methalonids dari makanan. Mereka menemukannya pada kedua buah tadi, tin dan
zaitun. Mereka bahkan telah membuat kesimpulan jumlah komposisi yang tepat
dalam mengkonsumsi buah agar lebih terasa manfaatnya. Caranya, mencampur satu
buah tin dengan enam buah zaitun.
Komposisi ini, sesuai
dengan jumlah penyebutan keduanya dalam Al Quran. Buah tin disebutkan satu kali
(Qs At Tin 1), sedangkan buah zaitun enam kali (QS Al An Aam 99, Qs Al An Aam
141, QS An Nahl 11, QS An Nur 35, QS Abasa 29, dan Qs At Tin 1). Subhanallah.
Dia
menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan. QS An Nahl 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar