Dosa selain dilarang oleh Alah SWT, ternyata juga telah berpengaruh
bagi kita selama masih hidup di dunia. Pengaruh itu kadang tidak kita sadari.
Sebelum melihat apa pengaruh dosa bagi kita, ada baiknya
kita mengenal terlebih dahulu, jenis-jenis dosa itu. Dosa adalah hijab
(penutup) antara hamba dan Rabbnya, Allah SWT. Untuk menjauhi dosa tak akan
terwujud tanpa tiga hal, satu berilmu, dua menyesal, dan tiga berniat untuk
selalu menghindarinya.
Dosa mempunyai tingkatan berbeda. Berbeda dari kualitas,
pengaruh, dan akibat kerusakannya.
Hukumannya berbeda baik di dunia maupun di akhirat. Semua dosa bersumber
dari dua, yaitu satu,meninggalkan segala perintah Allah SWT dan dua, melanggar
apa yang dilarangNya. Sebab dosa juga
dua, yaitu syahwat (nafsu yang didorong oleh setan) dan syubhat (ketidakyakinan
atau keraguan).
Jika dilihat dari ukurannya, dosa dibagi menjadi dua, dosa
kecil (shogir) dan dosa besar(kabair). Perbedaan pendapat tentang keduanya
sangat banyak, termasuk hadist yang membahasnya. Namun, setidaknya ada lima
hadist sahih yang membahas dosa-dosa tersebut:
Pertama, Abu Hurairah ra menyampaikan,sesungguhnya
Rasulullah saw bersabda,” Jauhilah tujuh dosa yang menghancurkan,” Para sahabat
bertanya, “Ya Rasulullah apa saja yang dimaksud dengan tujuh dosa tersebut?”
Rasulullah menjawab, “Mempesekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah
diharamkan oleh Allah tanpa hak, memakan riba, memakan harta anak yatim,
melarikan diri dari medan perang dalam keadaan sengit, menuding wanita-wanita
mukmin yang baik berzina.” HR Bukhari.
Kedua, Ibnu Masud ra berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW
telah ditanya, “Apakah yang dimaksud dengan dosa besar itu?” Maka, Rasulullah
SAW bersabda, “Kamu menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah, padahal Dia-lah
yang telah menciptakanmu”. Kemudian Rasul ditanya lagi, “Apalagi?”Rasulullah
menjawab, “Kamu membunuh anakmu karena takut makan bersamamu.” Kemudian ditanya
lagi, “Apalagi?” Rasulullah menjawab, “Kamu melakukan zina bersama istri
tetanggamu.” HR Bukhari.
Ketiga, Ibnu Umar ra berkata, sesungguhnya nabi SAW
bersabda, “Dosa-dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah dan menghardik
kedua orang tua.” HR Bukhari.
Keempat, Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kalian aku
beritahukan dosa yang paling besar? Dia adalah perkataan yang keji” . Dalam riwayat
lain, “Menjadi saksi palsu atas perbuatan yang keji.”
Kelima, Abi Barkah berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah
menyebutkan macam-macam dosa besar dihadapan kami. Beliau bersabda, “Dosa-dosa
besar itu adalah mempersekutukan Allah dan menghardik orang tua.” Saat itu
Rasulullah dalam keadaan bersandar, kemudian ia duduk dan bersabda lagi, “Ingatlah
yang juga termasuk dosa besar itu adalah perkataan keji dan bersaksi atas
perbuatan keji.” Tidak henti-henti
beliau mengulang itu, sehingga kami berkata dalam hati, “Mudah-mudahan beliau
berhenti.”
Adapun dosa kecil jumlahnya sangat banyak. Namun, dosa kecil
itu bisa menjadi dosa besar jika, dilakukan terus menerus, dianggap enteng,
merasa senang melakukannya, mencari sanjungan dengan dosa itu, apalagi
dilakukan oleh orang berilmu yang menjadi panutan banyak orang.
Pengaruh dosa bagi kita:
Pertama. Tterhalang dari cahaya ilmu.
Nasihat Imam Malik, “Ketahuilah, bahwasannya ilmu adalah
anugrah Ilahi, dan anugrah Ilahi itu tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.”
Kedua. Kegalauan hati menyelimuti.
Ketenangan jiwa hanya akan didapat oleh orang yang memiliki
hati yang hidup, yang selalu disirami iman dan ketaatan. Orang yang resah, menjadi tak tenang dalam tidur,
gelisah, khawatir, semua bermula dari dosa yang ada di hati.
Ketiga. Ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Orang yang memendam maksiat dalam dirinya akan merasa ada
jurang untuk bergaul dengan orang sholeh. Akibatnya, ia jadi semakin jauh
terbawa setan. Adakalanya juga ia menjadi terisolasi dengan dirinya sendiri.
Keempat. Kesulitan dalam setiap urusan.
“Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah akan
memberikan jalan keluar baginya.” QS Ath Thalaq 2.
Kelima. Kegelapan yang hakiki dalam hati.
Saat kegelapan hati bertambah, seseorang bisa terjerumus
perbuatan yang semakin menjauhkannya dari Allah SWT. Abdullah bin Abbas ra
berkata, “Sesungguhnya kebaikan itu memberikan cahaya pada wajah pelakunya,
menjadi pelita bagi hati, memberi kelapangan rezeki, membentuk kekuatan jasad,
dan membuat orang-orang ,mencintainya. Adapun kejahatan itu membuat muka carut
marut, memberi kegelapan dalam hati, kelemahan pada badan, mengurangi pintu
rezeki dan membuat orang lain membencinya.”
Keenam. Lemah hati dan jasad.
Hati menjadi lemah,
maksudnya hanya dengan sedikit godaan kita mudah untuk melanggar perintah Allah
SWT. Hati yang lemah biasanya juga mempegaruhi pada kelemahan atau daya tahan
tubuh. Contoh yang nyata, orang-orang
Romawi dahulu kala begitu kuat fisiknya, tapi kalau hatinya lemah, dapat
dikalahkan oleh pasukan muslimin.
Ketujuh. Membuat pikiran tak pernah jernih.
Melakukan satu kejahatan akan membuka peluang untuk
melakukan kejahatan lainnya. Makanya sering kita mendengar istilah bahwa
seseorang itu sedang gelap mata. Apa yang dilakukannya tak bisa dinilainya
sendiri sebagai sebuah kejahatan.
Wallahu’alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar