Berkata Baik dan Memberi Maaf

Pernahkah kita memberi sedekah lantas menyebut-nyebut sedekah itu sehingga tanpa sadar menyakitkan orang yang kita beri? Allah melarang keras perkataan yang menyakitkan perasaan orang lain.

QS Al Baqarah 263-264
Bismillahi Rahmani Rahiim
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun. (263)

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. (264)
Shodaqollahul’azim

Salah satu sumber dosa kita adalah lidah. Adakalanya kita berkata-kata tanpa mempedulikan perasaan orang lain. Kita memberi tapi menyebut-nyebutnya, padahal kalaupun kita hanya berkata-kata baik pada seseorang dan memaafkan tanpa harus memberi orang itu sesuatu, itu adalah lebih baik. Demikianlah gambaran salah satu dosa lidah yang dilakukan manusia dalam ayat 263

Dalam riwayat Muslim, dari Abu Zar mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
Ada tiga macam orang yang Allah tidak mau berbicara kepada mereka di hari kiamat dan tidak mau memandang mereka serta tidak mau menyucikan mereka (dari dosa-dosa) dan bagi mereka siksa yang pedih, yaitu orang yang suka menyebut-nyebut pemberiannya, orang yang suka memanjankan kainnya, dan orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah dusta.

Allah mempertegas larangan akan berbuat dosa karena lidah ini pada ayat berikutnya, 264. Pahala sedekah akan terhapus manakala kita menyebut-nyebutnya  dengan maksud riya, apalagi sampai menyakiti perasaan orang yang menerima. Allah mengibaratkan sedekah orang yang berbuat riya itu seperti tanah yang menempel di batu dan terhapus air hujan. Seperti itulah sedekah yang dipamer-pamerkan, pahalanya akan terhapus.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan