Asmaul Husna: Al Wakil



Al Wakil - Maha Mewakili

  وَكَفٰى بِاللَّهِ وَكِيلًا
"...Cukuplah Allah sebagai pelindung."
Quran An Nissa 81

Allahﷻ Maha Baik dan Maha Berkuasa. Segala urusan kita paling bauk kalau dipercayakan kepada-nya untuk diurus karena Dia-lah Pelindung yang terbaik  dari segala kepentingan. Allahﷻ bebas dari segala kekurangan sebagaimana halnya manusia sehingga Dia-lah yang paling layak untuk dipercayai.  Mempercayai Allahﷻ sebagai Al Wakil berarti bertawakal kepada-Nya.

إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ  ۖ  وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِى يَنْصُرُكُمْ مِّنۢ بَعْدِهِۦ  ۗ  وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
"Jika Allah menolong kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu, tetapi jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapa yang dapat menolongmu setelah itu? Karena itu, hendaklah kepada Allah saja orang-orang beriman bertawakal."
Quran Ali 'Imran 160

Menaruh kepercayaan kepada-Nya berarti melakukan segala ikhtiar seperti petunjuk yang diberikan-nya dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang-Nya. Setelah itu menyerahkan segala hasilnya di tangan Allah. Allahﷻ mengetahui jalannya setiap peristiwa lebih baik dari apa yang dapat dipikirkan manusia.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ  ۖ  وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ  ۖ  فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْأَمْرِ  ۖ  فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ  ۚ  إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal."
Quran Ali 'Imran 159

Rasulullah ﷺ mengajarkan doa sebelum tidur sebagaimana dimuat dalam riwayat Bukhari dari Al-Bara' bin `Azib:

 "‏ يَا فُلاَنُ إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَقُلِ
 اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِي إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ، وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ‏.‏
فَإِنَّكَ إِنْ مُتَّ فِي لَيْلَتِكَ مُتَّ عَلَى الْفِطْرَةِ، وَإِنْ أَصْبَحْتَ أَصَبْتَ أَجْرًا ‏"‏‏.‏

"Hai fulan,  jika kalian hendak tidur ucapkanlah:
'Allahumma,  aku menyerahkan diriku kepada Mu,  aku memalingkan wajahku kepada Mu,  aku menyerahkan urusan-urusanku kepada Mu dengan penuh harapan dan rasa takut kepada Mu,  tidak ada perlindungan,  tidak ada pelarian dari Mu kecuali di dalam diri Mu.  Aku percaya kepada kitab Mu yang Engaku turunkan dan kepada Nabi Mu yang Engkau kirim.'
Jika kau meninggal malam itu,  maka kau meninggal sebagai muslim dan bila terbangun di pagi hari maka engkau mendapat pahala."

Buah dari tawakal adalah ridho pada qadha atau takdir Allahﷻ.

Alhamdulillah

Kembali Kepada yang Kekal




Janganlah berhenti setelah membaca:
Bismillahi Rahmaani Rahiim
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa,"
Quran Ar Rahman 26
Sebelum meneruskan membaca:
وَيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْإِكْرَامِ
"Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan."
Quran Ar Rahman 27
Shodaqollahul'adziim
Serelah semua penduduk bumi mati, dan bahwa mereka akan dikembalikan ke negeri akhirat, lalu Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang memiliki kebesaran dan keagungan akan memutuskan terhadap seluruh manusia dengan hukum­-Nya yang adil.
Sebuah doa:
يَا حَيُّ، يَا قَيُّومُ، يَا بديع السموات وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، بِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيثُ، أَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا كُلَّهُ، وَلَا تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَلَا إِلَى أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ
Wahai (Rabb) Yang Hidup Kekal Yang terus-menerus mengurus makhluk-Nya, wahai (Rabb) Pencipta langit dan bumi, wahai (Rabb) yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau, dengan memohon rahmat-Mu kami meminta pertolongan, perbaikilah bagi kami semua urusan kami, dan janganlah Engkau serahkan diri kami kepada hawa nafsu kami barang sekejap mata pun, dan jangan pula kepada seseorang dari makhluk-Mu

Alhamdulillah
#Quran

Pohon Tauhid Dan Pohon Syirik

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan sebuah perumpamaan tentang kalimat-kalimat.  Kalimat yang baik adalah kalimat tauhid,  dimisalkan sebagai pohon yang kuat.  Sebaliknya kalimat yang buruk adalah kalimat syirik ibarat pohon yang rapuh.

Menulis ulang Al Quran surat Ibrahim ayat 24-27. Pohon tauhid sebagai perumpamaan kalimat yang baik digambarkan pada ayat 24 dan 25. Sedangkan pohon syirik sebagai gambaran kalimat buruk pada ayat 26 dan 27.

Bismillahi Rahmaani Rahiim

Pohon tauhid:
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِى السَّمَآءِ
"Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya (menjulang) ke langit," (24)

تُؤْتِىٓ أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍۢ بِإِذْنِ رَبِّهَا  ۗ  وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
"(pohon) itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu dengan seizin Rabbnya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat." (25)

Pohon syirik:
وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ
"Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun." (26)

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْأَاخِرَةِ  ۖ  وَيُضِلُّ اللَّهُ الظّٰلِمِينَ  ۚ  وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَآءُ
"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki." (27)
Shodaqollahul'adziim

Ibnul Qoyim Al Jauziyah memberikan gambaran tentang perumpamaan pohon ini:

السنة شجرة والشهور فروعها والأيام أغصانها والساعات أوراقها والأنفاس ثمرها فمن كانت أنفاسه في طاعة فثمرة شجرته طيبة ومن كانت في معصية فثمرته حنظل وإنما يكون الجداد يوم المعاد فعند الجداد يتبين حلو الثمار من مرها

Hitungan tahun ibarat sebatang pohon, hitungan bulan ibarat cabangnya, hitungan hari ibarat rantingnya, dan hitungan jam ibarat dedaunan, sementara bilangan nafas adalah buahnya. Karena itu, siapa yang sepanjang nafasnya berisi ketaatan, maka akan muncul buah pohon yang nikmat. Dan siapa yang hitungan nafasnya berisi maksiat, buahnya seperti handzal (buah sangat pahit). Dan musim panennya adalah saat kiamat. Ketika panen, barulah kita tahu rasa buahnya, manis ataukah pahit.

Lebih lanjut Beliau menjelaskan:

والإخلاص والتوحيد شجرة في القلب فروعها الأعمال وثمرها طيب الحياة في الدنيا والنعيم المقيم في الآخرة وكما أن ثمار الجنة لا مقطوعة ولا ممنوعة فثمرة التوحيد والإخلاص في الدنيا كذلك

Ikhlas dan tauhid adalah pohon dalam hati. Cabangnya amal soleh, buahnya adalah kehidupan yang baik di dunia dan kenikmatan yang abadi di akhirat. Sebagaimana buah surga tidak pernah terhenti dan tidak pernah putus, demikian pula buah dari tauhid dan ikhlas ketika di dunia, juga demikian.

والشرك والكذب والرياء شجرة في القلب ثمرها في الدنيا الخوف والهم والغم وضيق الصدر وظلمة القلب وثمرها في الآخرة الزقوم والعذاب المقيم

Syirik, dusta, dan riya juga pohon dalam hati. Buahnya ketika di dunia bentuknya rasa takut, bingung, cemas, hati yang sempit, dan gelapnya hati. Sementara buah di akhirat adalah buah zaqqum dan siksa yang abadi. (al-Fawaid, hlm. 164).

Demikian. Semoga pohon tauhid senantiasa terpelihara dalam hati kita.

Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 39: Salamah bin Al-Akwa


"Ayahku tak pernah berdusta," kata Iyas menggambarkan pribadi ayahnya. Iyas adalah putra dari Salamah bin Al Akwa. Bagi seorang sholeh,  orang yang tak pernah berdusta cukup menggambarkan sifat-sifat mulia pada dirinya.

Salamah bin Al Akwa adalah salah satu dari orang-orang Bai'atur Ridwan.  Ini adalah peristiwa bai'at yang dilakukan para sahabat Rasulullah ﷺ di bawah naungan sebuah pohon pada tahun 6 Hijriah.  Kala itu Rasulullah ﷺ bermaksud kembali ke Mekah hendak berziarah dengan damai ke Kabah. Beliau ﷺ mengutus Ustman bin Affan untuk menyampaikan kehendak kaum muslimin kepada pemuka Quraisy.  Namun,  tersiar kabar bahwa Ustman bin Affan telah mereka bunuh.  Maka Rasulullah ﷺ meminta para sahabat dan kaum muslim kala itu untuk tetap bersamanya dan berbai'at kepada Beliau.

Salamah pun ikut berjanji setia kepada Rasulullah ﷺ pada peristiwa itu.  Salamah bercerita:

"Aku mengangkat bai'at kepada Rasulullah di bawah pohon dengan pernyataan menyerahkan jiwa raga ku untuk Islam,  lalu aku mundur dari tempat itu. Tatkala mereka tidak berapa banyak lagi,  Rasulullah bertanya,  "Hai Salamah,  mengapa engkau tidak ikut bai'at?"
"Aku telah bai'at ya Rasulullah, " ujarku.
"Ulanglah kembali, " perintah Nabi ﷺ.
Maka kuucapkanlah bai'at itu kembali."

Salamah selalu membuktikan janjinya.  Ia selalu setia bersama agama yang dianutnya,  berjuang bersama-sama.  "Aku berperang bersama Rasulullah sebanyak tujuh kali dan bersama Zaid bin Haritsah sebanyak sembilan kali."

Salamah adalah seorang pejuang yang tangguh,  kuat dalam berjalan kaki.  Ia mahir memanah dan melempar tombak serta lembing. Ia layaknya seorang gerilya.  Jika musuh menyerang,  ia akan sedikit mundur.  Namun,  saat lawan beristirahat,  diserangnya tanpa ampun.

Hanya seorang diri ia pernah mampu melakukan siasat ini.  Bahkan seorang diri ia mampu menghalau pasukan kafir yang akan menyerang dari luar kota Madinah yang kala itu dipimpin oleh Uyainah bin Hishan al Fizari dalam perang Dzi Qarad.

Salamah membuntuti mereka seorang diri lalu menghalau mereka agar lebih lama masuk ke Madinah,  sebelum akhirnya bala bantuan Rasulullah ﷺ  datang dan menghalau lawan bersama-sama.

Kepada para sahabat,  karena kemampuan Salamah itu,  Rasulullahﷺ berkata,  "Tokoh pasukan jalan kaki kita yang terbaik ialah Salamah bin Al Akwa."

Sungai Surga

Salamah tak pernah menyesal apalagi kesal berperang di jalan Allah.  Kecuali rasa kecewa saat saudaranya bernama Amir bin Al Akwa tewas di perang Khaibar.

Saat perang,  Amir mengucapkan kata-kata: "Kalau tidak karena-Mu,  tidaklah kami akan dapat hidayah.  Tidak akan sholat dan tidak pula berzakat.  Maka turunkanlah ketetapan ke dalam hati kami dan dalam berperang nanti,  teguhkanlah kaki-kaki kami."

Lalu saat berperang itu,  Amir akan memukulkan pedangnya kepada salah seorang tentara musyrik.  Tiba-tiba pedang yang dipegangnya itu meleset sehingga berbalik dan mengenai kepalanya sendiri.  Pedang itu menghujam ubun-ubunnya sehingga menyebabkan kematiannya.

Beberapa orang Islam yang menyaksikan kala itu berkata,  "Kasihan Amir,  ia terhalang mendapatkan mati syahid."

Salamah sangat kecewa mendengar perkataan itu.  Ia sangat tidak rela jika saudaranya itu dikatakan tidak mati syahid lantaran dianggap mati bunuh diri.

Maka Salamah mendatangi Rasulullah ﷺ dan menanyakan perihal saudaranya. "Wahai Rasulullah,  betulkah pahala Amir telah gugur?"

Rasulullah ﷺ menjawab,  "Ia gugur sebagai pejuang,  bahkan mendapat dua macam pahala.  Dan sekarang ia sedang berenang di sungai-sungai surga."

Demikian salah satu kisah seorang Salamah bin Al Akwa.  Ia juga seorang yang sangat dermawan.  Ada kalanya orang mengetahui kedermawanannya dan memenuhi permintaan mereka kepada Salamah atas nama Allah.  "Ku pinta pada anda atas nama Allah... " ungkap mereka. Maka,  Salamah akan memenuhinya. "Jika bukan atas nama Allah,  atas nama siapa lagi kita akan memberi?"

Kembali ke Madinah

Kala Ustman bin Affan dibunuh orang,  saat itu fitnah mulai melanda kaum muslim,  Salamah memilih untuk tidak berada dalam pusaran konflik. Ia yang selama ini telah banyak berjuang,  berperang di jalan Allah,  tak ingin berperang melawan saudara sesama muslim.

Maka,  dipilihlah Rabdzah,  sebuah daerah baginya untuk meninggalkan Madinah sementara waktu saat fitnah tengah berkobar. Ia mengemasi barang-barangnya dan pergi ke sana.  Rabdzah adalah juga tempat bagi Abu Dzar untuk mengasingkan diri dari permusuhan sesama muslim setelah terbunuhnya khalifah.

Salamah menghabiskan sisa hidupnya di Rabdzah,  beramal ibadah kepada Allah.  Sampai suatu hari di tahun 74 Hijriah,  ia merasa rindu untuk kembali ke Madinah. Maka,  pergilah ia kembali ke Madinah.  Setelah sehari,  dua hari,  tiga hari Salamah tinggal di Madinah,  Allah subhanahu wa ta'ala memanggilnya.  Demikianlah kerinduannya itu kepada Madinah sebagaimana kerinduannya menghadap Sang Khalik.  Ia kembali ke tanah suci untuk menghadap Rabb,  di tanah yang sama saat ia pernah berkumpul bersama sahabat-sahabat  Rasulullah ﷺ yang mulia.

Salam untukmu Salamah bin Al Akwa,  semoga Ridho Allah atasmu.

Alhamdulillah
Kisah Sahabat lainnya:
Kisah Sahabat Rasulullah SAW






Asmaul Husna: Al Muizz



Al Muizz - Maha Pemberi Kemuliaan

وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ
"Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki."
Quran Ali Imran 26

Allah adalah Aziz,  Pemilik Kemuliaan, dan Muizz,  Pemberi Kemuliaan. Dia memberi kemuliaan kepada hamba-hambanya yang patuh dan pengasih. Kemuliaan bisa berarti derajat yang lebih tinggi di alam baka.

إِذْ قَالَ اللَّهُ يٰعِيسٰىٓ إِنِّى مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَىَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوٓا إِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ  ۖ  ثُمَّ إِلَىَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
"(Ingatlah), ketika Allah berfirman, Wahai 'Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan."
Quran Ali 'Imran  55

Allah memberikan kekuatan berupa materi kepada siapa yang dikehendakiNya untuk menambah kemuliannya. Bagi sebagian yang lain,  materi ini tak lebih dari sebuah ujian.

بِيَدِكَ الْخَيْرُ  ۖ  إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
"Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Quran Ali Imran 26

Saat materi adalah sebuah ujian,  maka saat manusia menjadi budak materi,  hilanglah kemuliaan dirinya.

وَابْتَغِ فِيمَآ ءَاتٰىكَ اللَّهُ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ  ۖ  وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا  ۖ  وَأَحْسِنْ كَمَآ أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ  ۖ  وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْأَرْضِ  ۖ  إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
Quran Al-Qasas 77

Seorang yang beriman akan yakin bahwa Allah akan membimbing dan mendukungnya.

إِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ ءَامَنُوا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهٰدُ
"Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat),"
Quran Ghafir 51

Hanya mementingkan diri sendiri menjauhkan seseorang dari kemuliaan dirinya.

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Basit



Al Basit- Maha Melapangkan

Allahﷻ mampu melapangkan kehidupan bagi hamba-Nya.  Allahﷻ menjadikannya luas dan terasa mudah.

  ...وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"... Dan Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."
Quran Al-Baqarah  245

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ  ۚ  وَفَرِحُوا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْأَاخِرَةِ إِلَّا مَتٰعٌ
"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat."
Quran Ar-Ra'd 26

وَقَالَتِ الْيَهُودُ يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ  ۚ  غُلَّتْ أَيْدِيهِمْ وَلُعِنُوا بِمَا قَالُوا  ۘ  بَلْ يَدَاهُ مَبْسُوطَتَانِ يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَآءُ  ۚ  وَلَيَزِيدَنَّ كَثِيرًا مِّنْهُمْ مَّآ أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ طُغْيٰنًا وَكُفْرًا  ۚ  وَأَلْقَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدٰوَةَ وَالْبَغْضَآءَ إِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ  ۚ  كُلَّمَآ أَوْقَدُوا نَارًا لِّلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللَّهُ  ۚ  وَيَسْعَوْنَ فِى الْأَرْضِ فَسَادًا  ۚ  وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Dan orang-orang Yahudi berkata, Tangan Allah terbelenggu. Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu, padahal kedua tangan Allah terbuka; Dia memberi rezeki sebagaimana Dia kehendaki. Dan (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu itu pasti akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan mereka. Dan Kami timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari Kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. Dan mereka berusaha (menimbulkan) kerusakan di bumi. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."
Quran Al-Ma'idah  64

اللَّهُ الَّذِى يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهُۥ فِى السَّمَآءِ كَيْفَ يَشَآءُ وَيَجْعَلُهُۥ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهِۦ  ۖ  فَإِذَآ أَصَابَ بِهِۦ مَنْ يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦٓ إِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُونَ
"Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira."
Quran Ar-Rum 30: Ayat 48

Allahﷻ Maha Melapangkan manusia dengan cara memberi pengampunan yang seluas-luasnya.  

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda,

إن الله عز وجل يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل، حتى تطلع الشمس من مغربها

“Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Ta’ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim)

Untuk mendapatkan keluasan dari Allah,  seorang muslim berserah diri dan beramal tanpa rasa khawatir menjadi miskin. 

مَّنْ ذَا الَّذِى يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً  ۚ
"Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak."
Quran Al-Baqarah  245

Allahﷻ melapangkan jalan bagi manusia untuk mencari karunia-Nya. 

وَمِنْ ءَايٰتِهِۦٓ أَنْ يُرْسِلَ الرِّيَاحَ مُبَشِّرٰتٍ وَلِيُذِيقَكُمْ مِّنْ رَّحْمَتِهِۦ وَلِتَجْرِىَ الْفُلْكُ بِأَمْرِهِۦ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِۦ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran) Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan agar kamu merasakan sebagian dari rahmat-Nya dan agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur."
Quran Ar-Rum  46

Berpuas hatilah dengan apa yang telah ditakdirkan Allah. 

Asmaul Husna:Al Qabid


Al Qabid - Maha Penahan

Salah satu tanda-tanda kekuasaan Allahﷻ kepada manusia adalah memberi atau menahan pemberian.  Salah satunya menahan rezeki.   Al Qabid juga visa berarti Maha Penyempit,  Allahﷻ menahan perasaan pada hati manusia,  adakalanya merasa lapang atau sempit. 

مَّنْ ذَا الَّذِى يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهُۥ لَهُۥٓ أَضْعَافًا كَثِيرَةً  ۚ  وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۜطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

"Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan."
Quran Al-Baqarah 245

اللَّهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ وَيَقْدِرُ  ۚ  وَفَرِحُوا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْأَاخِرَةِ إِلَّا مَتٰعٌ

"Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat."
Quran Ar-Ra'd 26

Al Qabid bisa juga berarti Maha Penyita.  Allahﷻ mampu menahan nyawa manusia setiap kali tidur. Tapi,  Allahﷻ juga mampu menyita roh itu keluar dari jasad kapan saja.

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِى لَمْ تَمُتْ فِى مَنَامِهَا  ۖ  فَيُمْسِكُ الَّتِى قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرٰىٓ إِلٰىٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى  ۚ  إِنَّ فِى ذٰلِكَ لَءَايٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
"Allah memegang nyawa (seseorang) pada saat kematiannya dan nyawa (seseorang) yang belum mati ketika dia tidur; maka Dia tahan nyawa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia lepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran) Allah bagi kaum yang berpikir."
Quran Az-Zumar 42

Allahﷻ mampu menahan kejahatan agar tidak menimpa seorang manusia.

إِنَّ عِبَادِى لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ  ۚ  وَكَفٰى بِرَبِّكَ وَكِيلًا
"Sesungguhnya (terhadap) hamba-hamba-Ku, engkau (Iblis) tidaklah dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Rabbmu sebagai penjaga."
Quran Al-Isra' 17: Ayat 65

Hendaklah seseorang itu banyak memohon ampunan kepada Sang Maha Penahan. Dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu berkata, “Wahai Rasûlullâh, ajari aku do’a yang akan aku panjatkan dalam shalatku.” Nabi ﷺ  bersabda, ”Katakanlah :

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

‘Ya Allâh, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku dan tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, karenanya, ampunilah dosa-dosaku dengan ampunan dari-Mu dan berilah rahmat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’” HR Bukhari

Doa hanya kepada Allahﷻ untuk memganpuni dosa dan mencurahkan rahmat-Nya.


Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 38: Al Barra bin Malik




Al Bara bin Malik adalah saudara dari Anas bin Malik. Mengenai Anas, ibu mereka, Ummu Sulaim, pernah menyerahkan Anas kepada Rasulullah ﷺ untuk dijadikan sebagai khadam, orang yang membantu di sisi Rasulullah ﷺ.

"Ya, Rasulullah ini Anas, pelayan Anda yang akan melayani Anda, doakanlah ia kepada Allah."

Maka, Rasulullah ﷺ mencium keningnya dan mendoakannya, "Ya, Allah banyakkanlah harta dan anaknya, berkatilah ia dan masukkanlah ia ke surga." Anas kemudian hidup sampai usia 99 tahun, dengan banyak anak, cucu serta memiliki kebun luas dan subur dengan panen buah-buahan dua kali setahun.

Bagaimana halnya dengan Al Barra bin Malik? Ia adalah golongan terkemuka yang memiliki semboyan hidup, 'Allah dan surga'.

Al Barra bin Malik tak pernah melewatkan perang di jalan Allah. Mati syahid adalah tujuan hidupnya.

Suatu kali ia sakit dan dikunjungi teman-temannya. Al Barra berkata, "Mungkin kalian takut aku mati di atas tempat tidurku, tetapi tidak. Demi Allah, Rabb tidak akan menghalangiku mati syahid."

Barra memang dikenal berani menghadang maut dalam peperangan. Sampai-sampai dalam perang Yamamah, lantaran begitu beraninya Barra, khalifah Umar bin Khattab mewasiatkan agar tidak menjadikannya komandan pasukan karena bisa membahayakan anak buahnya.

Perang Yamamah adalah perang melawan nabi palsu Musailamah. Ibarat binatang pemburu, Al Barra menunggu detik-detik saat pemimpin pasukan kala itu, Khalid bin Walid, meneriakkan perintah maju. Ia tak sabar menunggu momentum penyerbuannya kepada pasukan musuh.

Barra berdiri di medan perang Yamamah. Ia berdiri dan merasakan detik-detik itu, yakni sebelum panglimanya memerintahkan untuk maju, terasa baginya begitu lama.

Khalid mengumandangkan takbir, "Allahu Akbar! " Maka majulah pasukan muslim, demikian pula Barra bin Malik. Jumlah pasukan muslim lebih sedikit dibanding pasukan kafir.

Barra menyerbu dengan beraninya, menyerang pasukan Musailamah yang juga sengit dan keras. Pasukan musuh ini begitu keras sehingga hampir mengambil alih pertempuran karena selalu bisa menyerang balik. Situasi ini membuat pasukan muslim sulit dan terpojok.

Allah dan Surga


Kala pasukan muslim mendapati suasana genting di perang Yamamah, pemimpin pasukan, Khalid bin Walid, memerintahkan Barra untuk berteriak menyemangati seluruh pasukan.

Barra berteriak, "Wahai penduduk Madinah, tidak ada Madinah bagi kalian sekarang, yang ada hanya Allah dan surga!"

Seruan ini seketika membakar semangat pasukan muslim, menyala berkobar-kobar. Tidak ada lagi yang mereka khawatirkan, tidak lagi keluarga, Madinah, dunia, semuanya menjadi tidak berarti dibandingkan bertempur sampai mati dan mendapatkan kenikmatan surga yang dijanjikan Allah. Inilah seruan yang tak lekang menempel dalam citra diri Al Barra bin Malik.

Pasukan musuh pun mulai mundur. Mereka mundur dengan cepat dan masuk ke sebuah perkebunan yang dijadikan sebuah benteng yang terkunci.

Pasukan muslim kala itu tidak dapat menyerbu ke dalam benteng. Sampai akhirnya terbitlah sebuah ide dari Barra agar dirinya melompat ke dalam benteng dan segera membuka kunci pintu dari dalam.

"Wahai kaum muslimin, bawalah aku dan lemparkan ke tengah-tengah mereka ke dalam kebun itu! " Demikian Barra berkata kepada anggota pasukan, seolah tak mempedulikan dirinya yang pasti bakal ditebas pedang oleh pasukan musyrik di dalam benteng jika dirinya berusaha membuka pintu.

Namun, tanpa menunggu dilemparkan, Barra sudah memanjat dan meloncat ke dalamdala Benteng.  Benarlah, pedang-pedang berseliweran menebas tubuhnya. Tapi memang itulah tujuannya sejak semula, mencari mati syahid. Tidak kurang dari 80 lubang menembus tubuhnya, luka yang parah dan menganga agar ia berhasil membuka pintu.

Usaha Barra tak sia-sia. Pintu berhasil dibuka. Pasukan muslim berhasil menyerbu masuk dan kekalahan menimpa pasukan Musailamah. Tapi,  Barra tidaklah gugur lantaran luka itu. Sungguh takdir Allah berkata lain, bahkan pemimpin pasukan Khakid turut merawat lukanya sehingga Barra bisa sembuh dan di kemudian hari terus ikut berperang.

Pengait Besi yang Panas

Barra turut berperang melawan orang Persia di Iraq bersama saudaranya Anas bin Malik. Orang-orang Persia lebih sadis dan biasab dalam berperang. Mereka memakai rantai-rantai yang ujungnya dipasangkan pengait yang panas membara. Mereka melempar rantai-rantai ini keluar benteng sehingga jika mengenai pasukan muslimin akan sulit dilepaskan.

Barra dan Anas mendapat tugas untuk merebut benteng ini. Namun, sayang, Anas terkena pengait berantai besi yang sungguh panas di kulit. Tubuhnya tersangkut dan tertarik ke arah dinding benteng. Anas kesulitan melepaskan diri karena panasnya besi pengait. Barra yang menyaksikan saudaranya lantas berlari dan tanpa mau merasakan panasnya bara itu, dilepaskannya sehingga saudaranya terbebas.

Setelah saudaranya terlepas dari rantai, Barra baru menyadari kedua telapak tangannya sudah tak berbentuk karena hangus. Butuh waktu lama setelah peristiwa itu bagi Barra untuk memulihkan lukanya.

Perang Tutsur

Penduduk Ahwaz dan Persi telah berhimpun dalam suatu pasukan tentara yang amat besar hendak menyerang kaum muslimin. Amirul mukminin, Umar bin Khattab, menulis surat kepada Saad bin Abi Waqqash di Kuffah agar mengirimkan pasukan ke Ahwaz. Begitu pula surat kepada Abu Musa Al Asyari di Basrah agar mengirim pasukan ke Ahwaz.

"Angkatlah sebagai komandan pasukan Suhail bin Adi dan hendaklah ia didampingi Al Barra bin Malik." Demikian pesan Khalifah.

Saudara Barra, Anas bin Malik juga turut berperang kali ini. Pertempuran dimulai dengan perang tanding satu lawan satu. Barra sanggup menjatuhkan 100 penantang dari Persia.

Penyerbuan tak terhindari sehingga perang besar yang berkecamuk terjadi setelah adanya perang tanding ini. Sebagian sahabat mendekati Barra dan berkata kepadanya:

"Masih ingatkah engkau hai Barra akan sabda Rasulullah tentang dirimu: Berapa banyak orang yang berambut kusut Masai dan berdebu dan punya hanya dua pakaian lapuk sehingga tidak diperhatikan orang sama sekali padahal seandainya ia memohon kutukan kepada Allah bagi mereka pastilah akan diluluskannya!. Dan diantara orang-orang itu adalah Barra bin Malik. Wahai Barra, bersumpahlah kamu kepada Tuhanmu agar Dia mengalahkan musuh dan menolong kita! "

Barra mengangkat kedua tangannya ke arah langit kemudian membuat permohonan kepada Allah Subhanahu wa Taala.

"Ya Allah, kalahkanlah mereka dan tolonglah kami atas mereka dan pertemukanlah daku hari ini dengan nabi-Mu."

Sejenak dilayangkannya pandangan kepada saudaranya, Anas, seolah ingin mengucapkan selamat tinggal. Kemudian berkecamuklah perang dahsyat yang besar dan korban berjatuhan dari kedua belah pihak.

Demikianlah Barra bin Malik. Pada perang inilah ia mendapati impiannya selama ini, gugur sebagai syuhada. Di tengah-tengah para syuhada yang gugur di medan perang, wajahnya tersenyum dan bercahaya dengan pedang yang masih tergeletak di samping jasadnya. Pedangnya yang telah digunakan untuk menebas musuh terlihat tetap kuat tanpa goresan ataupun rusak sedikitpun.

Barra menemui impiannya dengan memenuhi panggilan Allah.

وَنُودُوٓا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Diserukan kepada mereka, Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan."
Quran Al Araf 43

Salam untukmu Al Barra bin Malik. Salam untukmu para syuhada.

Alhamdulillah

Kisah Sahabat lainnya:
Kisah Sahabat Rasulullah SAW

Asmaul Husna: Al Baqi



Al Baqi - Maha Kekal

وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقٰىٓ
Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya).
Quran Taha 73

Keberadaan Allahﷻ tidak akan pernah tiada.  Sedangkan makhluk akan punah. Allah ﷻ tidak bergantung kepada apapun untuk menunjang keberadaan-Nya.

كُلُّ شَىْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُۥ
Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah
Quran Al Qasas 88

Kemuliaan dan kemegahan di dunia akan berlalu,  alam semesta akan berakhir sesuai waktunya. Namun,  Allah ﷻ tetap hidup selamanya.

وَيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْإِكْرَامِ
"Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan."
Quran Ar-Rahman 27

Mereka yang bijaksana memilih untuk bisa berlama-lama menikmati kekekalan yang akan diberikan-Nya daripada kegembiraan sementara di dunia.

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ  ۖ  وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ  ۗ  وَلَنَجْزِيَنَّ الَّذِينَ صَبَرُوٓا أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
Quran An-Nahl 96

وَسَارِعُوٓا إِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Rabbmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,"
Quran Ali 'Imran 133

Mereka yang bijaksana akan selalu mempersiapkan jawaban akan pertanyaan yang akan diajukan kepada setiap manusia di hari kiamat.

Dari Ibnu Mas'ud ra,  Rasulullah ﷺ bersabda:
ا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan, serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi)

Kesholehan menjadikan seseorang teguh menggapai ridha-Nya.

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Khabir



Al Khabir - Maha Mengetahui 

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
"Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Maha Halus, Maha Mengetahui."
Quran Al-Mulk 67: Ayat 14

Pengetahuan Allahﷻ sangat dalam dan menyeluruh. Dia memiliki pengetahuan dan pemahaman Sang Pencipta, Sang Pembuat.

وَأَسِرُّوا قَوْلَكُمْ أَوِ اجْهَرُوا بِهِۦٓ ۖ إِنَّهُۥ عَلِيمٌۢ بِذَاتِ الصُّدُورِ
"Dan rahasiakanlah perkataanmu atau nyatakanlah. Sungguh, Dia Maha Mengetahui segala isi hati."
Quran Al-Mulk 67: Ayat 13

وَاللَّهُ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
"Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Quran Ali 'Imran 3: Ayat 153

Semua orang harus mempertanggung-jawabkan perbuatannya, walaupun hanya dirinya dan Allahﷻ yang mengetahui. Pengetahuan Allahﷻ sudahlah mencukupi sebagai saksi perbuatan manusia.

أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِى الْقُبُورِ
وَحُصِّلَ مَا فِى الصُّدُورِ
إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَّخَبِي

"Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan, dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan? Sungguh, Rabb mereka pada hari itu Maha Mengetahui terhadap keadaan mereka.
Quran Al-'Adiyat 100: Ayat 9-11

وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنَ الْقُرُونِ مِنۢ بَعْدِ نُوحٍ ۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًۢا بَصِيرًا
"Dan berapa banyak kaum setelah Nuh, yang telah Kami binasakan. Dan cukuplah Rabbmu Yang Maha Mengetahui, Maha Melihat dosa hamba-hamba-Nya."
Quran Al-Isra' 17: Ayat 17

Segala sesuatu terwujud dengan ijin Allahﷻ dan tak ada yang tertutup dari pengetahuannya.

Alhamdulillah

Huru Hara Hari Kiamat: Langit dan Bumi yang Patuh


Kepatuhan kepada Rabb Semesta Alam dilaksanakan langit dan bumi sampai hari kiamat. Maka, jika telah sampai pada waktunya, langit akan mendapat ijin untuk membelah, sedangkan bumi menjadi rata serta mengeluarkan seluruh isinya.

Kepatuhan langit dan bumi disampaikan dalam Al Quran surat Al Insyiqaq ayat 2 dan 5.
وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
"dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya patuh"

Pada ayat tersebut terdapat kata أَذِنَتْ yang bisa berarti telinga atau mendengar, bisa juga berarti ijin. Bisa dipahami sebagai langit dan bumi yang mendengarkan dengan seksama perintah Allahﷻ, apakah memberi perijinan sehingga dengan sendirinya nanti langit dan bumi akan hancur. Sebelum kiamat, Allahlah menjaga keduanya agar tetap berada dan berfungsi semestinya.

Saat langit terbelah, bumi akan diibaratkan sebuah kain yang ditarik menjadi datar sehingga keluarlah semua isi yang ada di dalamnya. Semua manusia yang terkubur, yang durhaka dan yang berbakti kepada Rabb, semua peradaban sejak ribuan tahun akan dikeluarkan dari dalam perut bumi. Bisa juga diibaratkan bumi seperti seorang ibu yang tengah mengandung. Bumi senantiasa mendengar perintah dari Allah, sampai hari kiamat nanti akan melahirkan semua yang ada dalam perutnya.

Setelah semua manusia dikeluarkan dari perut bumi, setiap orang akan diberikan buku catatan amalnya. Semoga kita termasuk yang mendapat buku dari arah kanan dan mendapatkan pemeriksaan yang mudah, bukan mereka yang diberikan catatan amal dari arah belakang lantaran mendurhakai Allahﷻ. Aamiin.

Allahu'alam.

Al Quran surat Al Insyiqaq
Bismillahi Rahmani Rahiim

1.
إِذَا السَّمَآءُ انْشَقَّتْ
Apabila langit terbelah

2.
وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya patuh

3.
وَإِذَا الْأَرْضُ مُدَّتْ
dan apabila bumi diratakan

4.
وَأَلْقَتْ مَا فِيهَا وَتَخَلَّتْ
dan memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong

5.
وَأَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْ
dan patuh kepada Rabbnya, dan sudah semestinya patuh

6.
يٰٓأَيُّهَا الْإِنْسٰنُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلٰى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلٰقِيهِ
Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras menuju Rabbmu, maka kamu akan menemui-Nya

7.
فَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ
Maka adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah kanannya

8.
فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيرًا
maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah

9.
وَيَنْقَلِبُ إِلٰىٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا
dan dia akan kembali kepada keluarganya (yang sama-sama beriman) dengan gembira

10.
وَأَمَّا مَنْ أُوتِىَ كِتٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهْرِهِۦ
Dan adapun orang yang catatannya diberikan dari sebelah belakang

11.
فَسَوْفَ يَدْعُوا ثُبُورًا
maka dia akan berteriak, Celakalah aku!

12.
وَيَصْلٰى سَعِيرًا
Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka)

13.
إِنَّهُۥ كَانَ فِىٓ أَهْلِهِۦ مَسْرُورًا
Sungguh, dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan keluarganya (yang sama-sama kafir)

14.
إِنَّهُۥ ظَنَّ أَنْ لَّنْ يَحُورَ
Sesungguhnya dia mengira bahwa dia tidak akan kembali kepada Rabbnya.

15.
بَلٰىٓ إِنَّ رَبَّهُۥ كَانَ بِهِۦ بَصِيرًا
Tidak demikian, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya

16.
فَلَآ أُقْسِمُ بِالشَّفَقِ
Maka Aku bersumpah demi cahaya merah pada waktu senja

17.
وَالَّيْلِ وَمَا وَسَقَ
demi malam dan apa yang diselubunginya

18.
وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ
demi bulan apabila jadi purnama

19.
لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عَنْ طَبَقٍ
sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)

20.
فَمَا لَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Maka mengapa mereka tidak mau beriman?

21.
وَإِذَا قُرِئَ عَلَيْهِمُ الْقُرْءَانُ لَا يَسْجُدُونَ
Dan apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka tidak (mau) bersujud

22.
بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا يُكَذِّبُونَ
bahkan orang-orang kafir itu mendustakannya

23.
وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يُوعُونَ
Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka)

24.
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
Maka sampaikanlah kepada mereka (ancaman) azab yang pedih

25.
إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍۢ
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya.
Shodaqollahul'adziim

Alhamdulillah

Buku Catatan Amal: Apa yang Dikerjakan dan yang Dilalaikan

Saat belum lagi buku catatan amal dibagikan nanti di hari pembalasan, setiap manusia sesungguhnya telah mengetahui dan mengingat segala perbuatan yang sering dilakukannya selama hidup di dunia.

Manusia akan menyadarinya secara langsung perbuatan itu, sebagaimana firman Allah ﷻ dalam surat Al Infitar:
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ
"(maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya)" (ayat5)

Ayat ini memiliki dua pengertian, sebagaimana dijelaskan Nouman Ali Khan. Pertama, bahwa setiap manusia akan dengan sendirinya mengingat segala perbuatannya selama hidup di dunia.

Kedua, ada dua hal yang akan dialami akibat dari perbuatan itu. مَّا قَدَّمَتْ atau apa yang telah dikerjakan atau bisa juga bermaksud apa yang dibawa, yaitu apa yang dikerjakan sebagai persiapan untuk akhiratnya. Semua perbuatan di dunia yang memiliki keuntungan di akhirat. Ibarat seorang penumpang yang akan bepergian dengan pesawat, maka barang-barangnya yang banyak, dalam hal ini segala amal ibadahnya, dikirimnya terlebih dahulu sebelum menaiki pesawat. Keuntungan dari amal ibadah itu akan dinikmatinya setelah sampai, atau setelah kematian. Amal ibadah ini bermacam-macam, bisa dari sholat, doa, puasa, sedekah, ilmu yang bermanfaat dll.

Sedangkan وَأَخَّرَتْ apa yang dilalaikan, bisa juga bermaksud hal-hal yang ditinggalkan. Segala hal yang dilakukan manusia didunia namun pada akhirnya hal itu tetaplah harus ditinggalkan dan tidak bisa dibawa mati. Harta, tahta, jabatan, gelar, status pendidikan, dll. Semua hal ini tak memberi manfaat secuilpun di akhirat kelak.

Saat buku catatan amal dibagikan, tak ada satu hal pun terlewatkan yang telah dicatat oleh malaikat.
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِينَ
Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu) (ayat 10).

Manusia pada hari itu akan dibalas sesuai amal perbuatannya, berbakti atau durhaka kepada Allah. Seorang tak kuasa menolong orang lain dan segala urusan dikembalikan kepada Allah.


Demikian sebagian hikmah surat Al InfitarInfitar . Dari Ibnu Umar,  Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa ingin melihat hari kiamat seperti melihat dengan mata kepalanya sendiri maka bacalah إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (surat At Takwir), إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ ( sirat Infitar)  dan إذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ (surat Insyiqaq)."
HR Tirmidzi,  derajat hasan.

Al Quran surat Al Infitar
Bismillahi Rahmani Rahiim
1.
إِذَا السَّمَآءُ انْفَطَرَتْ
Apabila langit terbelah

2.
وَإِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْ
dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan

3.
وَإِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْ
dan apabila lautan dijadikan meluap

4.
وَإِذَا الْقُبُورُ بُعْثِرَتْ
dan apabila kuburan-kuburan dibongkar

5.
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَأَخَّرَتْ
(maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya)

6.
يٰٓأَيُّهَا الْإِنْسٰنُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ
Wahai manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pengasih.

7.
الَّذِى خَلَقَكَ فَسَوّٰىكَ فَعَدَلَكَ
Yang telah menciptakanmu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang

8.
فِىٓ أَىِّ صُورَةٍ مَّا شَآءَ رَكَّبَكَ
dalam bentuk apa saja yang dikehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

9.
كَلَّا بَلْ تُكَذِّبُونَ بِالدِّينِ
Sekali-kali jangan begitu! Bahkan kamu mendustakan hari Pembalasan

10.
وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِينَ
Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu)

11.
كِرَامًا كٰتِبِينَ
yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu)

12.
يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan

13.
إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِى نَعِيمٍ
Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan

14.
وَإِنَّ الْفُجَّارَ لَفِى جَحِيمٍ
dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

15.
يَصْلَوْنَهَا يَوْمَ الدِّينِ
Mereka masuk ke dalamnya pada hari Pembalasan

16.
وَمَا هُمْ عَنْهَا بِغَآئِبِينَ
Dan mereka tidak mungkin keluar dari neraka itu.

17.
وَمَآ أَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ
Dan tahukah kamu apakah hari Pembalasan itu?

18.
ثُمَّ مَآ أَدْرٰىكَ مَا يَوْمُ الدِّينِ
Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari Pembalasan itu?

19.
يَوْمَ لَا تَمْلِكُ نَفْسٌ لِّنَفْسٍ شَيْئًا ۖ وَالْأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِّلَّهِ
(Yaitu) pada hari (ketika) seseorang sama sekali tidak berdaya (menolong) orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.
Shodaqollahul'adziim

Alhamdulillah

Huru Hara Hari Kiamat dalam surat At Takwir


Maka ke manakah kamu akan pergi?

Orang-orang yang tidak mengikuti petunjuk dalam Al Quran tak akan menemukan arah kemana tempat menuju.  فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ Maka ke manakah kamu akan pergi? Allahﷻ mempertanyakan kepada manusia dalam mengisi hidupnya di dunia,  karena saat huru hara hari kiamat itu terjadi,  barulah setiap manusia mengetahui kemana tempatnya kembali,  ke surga atau neraka.

Pertanyaan tersebut difirmankan Allahﷻ dalam surat At Takwir ayat 26. Surat At Takwir merupakan surat dalam Al Quran yang diturunkan di Mekah berisi 29 ayat. Kejadian mengenai huru hara hari kiamat diterangkan dalam surat ini.

Dari Ibnu Umar,  Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barangsiapa ingin melihat hari kiamat seperti melihat dengan mata kepalanya sendiri maka bacalah إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ (surat At Takwir), إِذَا السَّمَاءُ انْفَطَرَتْ ( sirat Infitar)  dan إذَا السَّمَاءُ انْشَقَّتْ (surat Insyiqaq)."
HR Tirmidzi,  derajat hasan.

Nama At takwir diambil dari kata di ayat pertama كُوِّرَتْ (kuwwirat)  artinya menggulung. Pada hari kiamat nanti matahari akan digulung. Demikian pula bintang,  gunung akan dimusnahkan, juga lautan.

Pada surat At Takwir disebutkan bahwa nanti manusia akan diberikan catatan amal (ayat 10). Saat itulah manusia mengetahui dengan pasti bagaimana tindak tanduknya selama hidup di dunia. عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّآ أَحْضَرَتْ
"Setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya" ( ayat 14). Mendapati catatan itu,  manusia akan mengetahui dengan pasti,  ke tempat mana ia akan menuju,  surga atau neraka.

Allahﷻ menurunkan Al Quran sebagai petunjuk untuk diimani dan diamalkan selama manusia hidup di dunia. Siapa yang mengikutinya,  manakala sampai di hari kiamat dan memperoleh catatan amal nanti, ia telah mengetahui kemana ia akan menuju,  yaitu surga,  sesuai petunjuk dalam Al Quran.

Al Quran adalah peringatan bagi semesta alam (ayat 27) supaya manusia bisa melangkah kepada jalan yang lurus.  Tapi,  tak semua manusia bisa memperoleh petunjuk dan menempuh jalan yang lurus itu jika tak dikehendaki Allahﷻ (ayat 29). Maka,  semoga Allahﷻ selalu memberi kita petunjuk untuk menempuh jalan-Nya yang lurus.

Al Quran surat At Takwir
Bismillahi Rahmaani Rahiim

1.
إِذَا الشَّمْسُ كُوِّرَتْ
Apabila matahari digulung

2.
وَإِذَا النُّجُومُ انْكَدَرَتْ
dan apabila bintang-bintang berjatuhan

3.
وَإِذَا الْجِبَالُ سُيِّرَتْ
dan apabila gunung-gunung dihancurkan

4.
وَإِذَا الْعِشَارُ عُطِّلَتْ
dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak terurus)

5.
وَإِذَا الْوُحُوشُ حُشِرَتْ
dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan

6.
وَإِذَا الْبِحَارُ سُجِّرَتْ
dan apabila lautan dipanaskan

7.
وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ
dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh)

8.
وَإِذَا الْمَوْءُۥدَةُ سُئِلَتْ
dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya

9.
بِأَىِّ ذَنۢبٍ قُتِلَتْ
karena dosa apa dia dibunuh?

10.
وَإِذَا الصُّحُفُ نُشِرَتْ
Dan apabila lembaran-lembaran (catatan amal) telah dibuka lebar-lebar,

11.
وَإِذَا السَّمَآءُ كُشِطَتْ
dan apabila langit dilenyapkan

12.
وَإِذَا الْجَحِيمُ سُعِّرَتْ
dan apabila Neraka Jahim dinyalakan

13.
وَإِذَا الْجَنَّةُ أُزْلِفَتْ
dan apabila surga didekatkan

14.
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّآ أَحْضَرَتْ
setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya

15.
فَلَآ أُقْسِمُ بِالْخُنَّسِ
Aku bersumpah demi bintang-bintang

16.
الْجَوَارِ الْكُنَّسِ
yang beredar dan terbenam

17.
وَالَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ
demi malam apabila telah larut

18.
وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ
dan demi subuh apabila fajar telah menyingsing

19.
إِنَّهُۥ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ
sesungguhnya (Al-Qur'an) itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril)

20.
ذِى قُوَّةٍ عِنْدَ ذِى الْعَرْشِ مَكِينٍ
yang memiliki kekuatan, memiliki kedudukan tinggi di sisi (Allah) yang memiliki `Arsy,

21.
مُّطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
yang di sana (di alam malaikat) ditaati dan dipercaya.

22.
وَمَا صَاحِبُكُمْ بِمَجْنُونٍ
Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah orang gila.

23.
وَلَقَدْ رَءَاهُ بِالْأُفُقِ الْمُبِينِ
Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (Jibril) di ufuk yang terang.

24.
وَمَا هُوَ عَلَى الْغَيْبِ بِضَنِينٍ
Dan dia (Muhammad) bukanlah seorang yang kikir (enggan) untuk menerangkan yang gaib.

25.
وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَيْطٰنٍ رَّجِيمٍ
Dan (Al-Qur'an) itu bukanlah perkataan setan yang terkutuk,

26.
فَأَيْنَ تَذْهَبُونَ
maka ke manakah kamu akan pergi?

27.
إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ لِّلْعٰلَمِينَ
(Al-Qur'an) itu tidak lain adalah peringatan bagi seluruh alam

28.
لِمَنْ شَآءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ
(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang menghendaki menempuh jalan yang lurus.

29.
وَمَا تَشَآءُونَ إِلَّآ أَنْ يَشَآءَ اللَّهُ رَبُّ الْعٰلَمِينَ
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb seluruh alam.
Shodaqollahul'adziim

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Ar Rafi


Al Rafi - Maha Memuliakan

Allahﷻ adalah yang Maha Tinggi derajatnya. Hanya Dia-lah yang mampu merendahkan atau memuliakan derajat manusia.


رَفِيعُ الدَّرَجٰتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِى الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِۦ عَلٰى مَنْ يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلَاقِ
"(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, yang memiliki 'Arsy, yang menurunkan wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, agar memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari Kiamat),"
Quran Ghafir Ayat 15 

Kehormatan atau kemuliaan seseorang tak akan mampu menyaingi-Nya. Kemuliaan manusia didapatkan selama hadir bersama kebaikan. Kemuliaan tergantung iman dan pengetahuan. Hanya dengan iman dan ilmu, seseorang akan dinaikkan derajatnya oleh Allahﷻ, bukan disebabkan orang itu memiliki hal lainnya.

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوٓا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan."
Quran Al-Mujadilah ayat 11 

Di antara manusia, para rasul dan nabi dinaikkan derajatnya. Ada juga mereka yang telah diberi tugas menyampaikan amanah Allahﷻ diberi kesempatan untuk berbicara langsung dengan Sang Pencipta.


تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۘ مِّنْهُمْ مَّنْ كَلَّمَ اللَّهُ ۖ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجٰتٍ ۚ 

"Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat..."
Quran Al-Baqarah Ayat 253 

Kemuliaan telah dilimpahkan kepada para rasul Allah.

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنٰهَآ إِبْرٰهِيمَ عَلٰى قَوْمِهِۦ ۚ نَرْفَعُ دَرَجٰتٍ مَّنْ نَّشَآءُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
"Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana, Maha Mengetahui."
Quran Al-An'am Ayat 83 

Kepada nabi Muhammad ﷺ dikatakan,

وَرَفَعْنَا لَكَ ذِكْرَكَ
"dan Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu."
Quran Al-Insyirah Ayat 4

Demikian pula kepada nabi Idris alaihissalam,

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ إِدْرِيسَ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا
وَرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا
"Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam Kitab (Al-Qur'an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenaran dan seorang nabi, dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."
Quran Maryam ayat 56-57 

Jabatan, harta dan tahta, tak akan membuat seseorang menjadi lebih mulia.

قَالَ إِنَّمَآ أُوتِيتُهُۥ عَلٰى عِلْمٍ عِنْدِىٓ  ۚ  أَوَلَمْ يَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَهْلَكَ مِنْ قَبْلِهِۦ مِنَ الْقُرُونِ مَنْ هُوَ أَشَدُّ مِنْهُ قُوَّةً وَأَكْثَرُ جَمْعًا  ۚ  وَلَا يُسْئَلُ عَنْ ذُنُوبِهِمُ الْمُجْرِمُونَ
"Dia (Qarun) berkata, Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku. Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka."
Quran Al-Qasas Ayat 78

Mengimani ketentuan Allah adalah bagian dari membangun kemuliaan diri.

Alhamdulillah

Asmaul Husna: Al Khafid





Al Khafid - Maha Menghinakan 

Allahﷻ mampu mengangkat atau merendahkan derajat seseorang.

ثُمَّ رَدَدْنٰهُ أَسْفَلَ سٰفِلِينَ
"kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya."
Quran At-Tin 95: Ayat 5 

Kehormatan atau kenistaan dalam kehidupan ini bukan suatu harga mati. Allahﷻ dapat mengangkat derajat seseorang dan merendahkan derajat orang lainnya sebagai ujian.

فَأَمَّا الْإِنْسٰنُ إِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهُۥ فَأَكْرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَكْرَمَنِ
وَأَمَّآ إِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّىٓ أَهٰنَنِ
"Maka adapun manusia, apabila Rabb mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, Rabbku telah memuliakanku.
Namun apabila Rabb mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, Rabbku telah menghinaku."
Quran Al-Fajr 89: Ayat 15 dan 16 

Kehormatan dan kenistaan datang seiring dengan perbuatan. Setiap perbuatan terkait dengan apakah ada upaya untuk penyucian diri.

وَنَفْسٍ وَمَا سَوّٰىهَا
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوٰىهَا
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَا
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَا
"demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya."
Quran Asy-Syams 91: Ayat 7-10 

Siksaan Allahﷻ di dunia adalah sebuah bentuk perendahan derajat terhadap manusia dan derajat serendah-rendahnya akan diberikan pada hari kiamat kelak.

فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيحًا صَرْصَرًا فِىٓ أَيَّامٍ نَّحِسَاتٍ لِّنُذِيقَهُمْ عَذَابَ الْخِزْىِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَعَذَابُ الْأَاخِرَةِ أَخْزٰى ۖ وَهُمْ لَا يُنْصَرُونَ
"Maka Kami tiupkan angin yang sangat bergemuruh kepada mereka dalam beberapa hari yang nahas, karena Kami ingin agar mereka itu merasakan siksaan yang menghinakan dalam kehidupan di dunia. Sedangkan azab akhirat pasti lebih menghinakan dan mereka tidak diberi pertolongan."
Quran Fussilat 41: Ayat 16 

Hari kiamat digambarkan sebagai hari memuliakan atau hari menghinakan.

خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ
"(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain)."
Quran Al-Waqi'ah 56: Ayat 3 

Pada hari kiamat kebenaran akan menang dan kepalsuan akan direndahkan. Segala hal akan nampak sebagaimana aslinya.

Tak lagi berguna sebuah penyesalan di hari akhir.

Alhamdulillah

Kisah Abu Nahzurah Sang Muazin Mekah



Ada seorang yatim bernama Abdullah ibnu Muhairi. Ia berada dalam pemeliharaan Abu Mahzurah. Suatu hari Abdullah Ibnu Muhairi bertanya kepada Abu Mahzurah.

'Hai paman, sesungguhnya aku akan berangkat ke negeri Syam, dan aku merasa enggan untuk bertanya kepadamu tentang peristiwa azan yang dilakukan olehmu'."

Abu Mahzurah menjawab dan menceritakan kisahnya. Ia pernah mengadakan suatu perjalanan dengan sejumlah orang, dan ketika dia bersama teman-temannya berada di tengah jalan yang menuju ke Hunain, saat itu Rasulullah ﷺ dalam perjalanan pulang dari Hunain. Kemudian kami (Abu Mahzurah dan kawan-kawannya) bersua dengan Rasulullah ﷺ di tengah jalan.

Kemudian juru azan Rasulullah ﷺ menyerukan azan untuk salat di dekat Rasulullah ﷺ dan kami mendengar suara azan itu saat kami mulai menjauh darinya, lalu kami berseru dengan suara keras meniru suara azan dengan maksud memperolok-olokkan suara azan itu.

"Ternyata Rasulullah ﷺ mendengar suara kami, lalu beliau mengirimkan seorang utusan kepada kami, dan akhirnya kami dihadapkan ke hadapannya. Maka Rasulullah ﷺ bertanya, 'Siapakah di antara kalian yang suaranya tadi terdengar keras olehku?' "

Maka mereka memberi jawaban dengan isyarat ke arah Abu Mahzurah, sarta mereka memang benar.

Nabi ﷺ melepaskan semua­nya, sedangkan Abu Mahzurah ditahannya, lalu beliau bersabda,

"Berdi­rilah dan serukanlah azan!"

Abu Mahzurah bercerita mengenai perintah dari Rasulullahﷺ tersebut,

"Maka aku terpaksa berdiri. Saat itu tiada yang aku segani selain Rasulullah ﷺ dan apa yang beliau perintahkan kepadaku. Lalu aku berdiri di hadapan Rasulullah ﷺ., dan Rasulullah ﷺ sendiri mengajarkan kepadaku kalimat azan, yaitu:

Allah Mahabesar, Allah Mahabesar.
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.
Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Marilah salat, marilah salat,
Marilah kepada keberuntungan
Marilah kepada keberuntungan.
Allah Mahabesar. Allah Mahabesar,
Tidak ada Tuhan selain Allah.

Setelah aku selesai menyerukan azan, Nabi ﷺ memanggilku dan memberiku sebuah kantong yang berisi sejumlah mata uang perak."

Kemudian Beliau ﷺ meletakkan tangannya ke atas ubun-ubun Abu Mahzurah, lalu mengusapkannya sampai ke wajahnya, lalu turun ke kedua sisi dadanya, ulu hatinya, hingga tangan Rasulullah ﷺ sampai kepada pusar Abu Mahzurah.

Setelah itu Rasulullah ﷺ bersabda, mendoakan Abu Mahzurah
"Semoga Allah memberkati dirimu, dan semoga Allah memberkati perbuatanmu."

Lalu aku (Abu Mahzurah) berkata, "Ya Rasulullah, perintahkanlah aku untuk menjadi juru azan di Mekah."

Rasulullah ﷺ bersabda, "Aku telah perintahkan engkau untuk mengemban tugas ini."

Sejak saat itu lenyaplah semua kebenciannya terhadap Rasulullah ﷺ dan kejadi­an tersebut membuatnya menjadi berubah, seluruh jiwa raganya sangat mencintai Rasulullah ﷺ. Kemudian ia datang kepada Attab ibnu Usaid, Amil Rasulullahﷺ (di Mekah), lalu ia menjadi juru azan salat bersama Attab ibnu Usaid atas perintah dari Rasulullah ﷺ.

Kisah dari si yatim Abdullah ibnu Muhairiz mengenai paman angkatnya ini disampaikan kepada Abdul Aziz ibnu Abdul Malik yang kemudian berkata, "Semua orang yang sempat aku jumpai dari keluarga­ku yang pernah menjumpai masa Abu Mahzurah menceritakan kisah yang sama seperti apa yang diceritakan oleh Abdullah ibnu Muhairiz kepadaku."

Kisah ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim dan ahlus Sunan yang empat.

Peristiwa ini berkaitan dengan ayat dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 58

Bismillahi Rahmani Rahiim
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلٰوةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ۚ ذٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْقِلُونَ
"Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (melaksanakan) sholat, mereka menjadikannya bahan ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka orang-orang yang tidak mengerti."
Shodaqollahul'adzim

Demikianlah kisah Abu Mahzurah atau dikenal juga bernama Samurah ibnu Mu'ir ibnu Luzan, salah seorang dari empat orang muazin Rasulullah ﷺ. Dia adalah muazin Mekah dalam waktu yang cukup lama.

Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 37: Qeis bin Sa'ad bin Ubadah



Orang-orang Anshar mengatakan, "Seandainya kami dapat membelikan janggut untuk Qeis dengan harta kami niscaya akan kami lakukan."

Qeis bin Sa'ad bin Ubadah, memang berwajah licin tanpa janggut. Pemuda Anshar ini dicintai umat, selain karena ia berasal dari keturunan keluarga yang dermawan.

"Kedermawanan menjadi tabiat anggota keluarga ini," demikian Rasulullah ﷺ menyebutkan mengenai keluarganya.
Qeis sendiri adalah orang yang lihai dalam tipu muslihat. Ia mahir, licin dan cerdik. Namun, ketika mengenal Islam, ia adalah orang yang jujur dan berterus terang mengenai keadaan dirinya.

"Kalau bukan karena Islam, saya sanggup membuat tipu muslihat yang tidak dapat ditandingi oleh orang Arab manapun! "
Pada peristiwa Shiffin,, Qeis berada di pihak Ali bin Abi Thalib dan menentang Muawiyah. Ia pernah duduk dan merencanakan segala tipu muslihat untuk melaksanakan dukungannya itu. Namun, Qeis kembali teringat akan sebuah ayat Al Quran.

وَلَا يَحِيقُ الْمَكْرُ السَّيِّئُ إِلَّا بِأَهْلِهِۦ
Dan tidak menimpa rencana jahat (makar) itu kecuali kepada orang yang merencanakannya sendiri.

Quran surat Fathir 43

Maka Qeis mengurungkan niatnya dan memohon ampun kepada Allah. Hampir-hampir ucapannya tak terdengar manakala ia mengatakan, "Demi Allah seandainya Muawiyah dapat mengalahkan kita nanti, maka kemenangannya itu bukanlah karena kepintarannya, terapi hanyalah karena keshalehan dan ketaqwaan kita."

Keluarga Dermawan

Qeis adalah anak dari Sa'ad bin Ubadah, keluarga Anshar dari suku Khazraj. Ayahnya adalah salah seorang pemimpin dikaumnya. Kala masuk Islam, Sa'ad membawa Qeis lalu menyerahkannya kepada Rasulullah ﷺ. Sa'ad berkata, "Inilah khadam Anda ya Rasulullah."

Rasulullah ﷺ menatap Qeis dan melihat tanda keutamaan serta ciri kebaikan. Maka dirangkullah Qeis. Anas, salah seorang sahabat Nabi ﷺ mengatakan bahwa kedudukan Qeis bin Sa'ad tak ubahnya seperti ajudan.

Qeis merupakan seorang Yang berwatak lihai serta licik. Namun, setelah masuk Islam, is belajar mengenaj kejujuran. Setiap kali menghadapi suatu kendala, ia teringat akan perilaku jahilnya dan segera sadar untuk tidak mengulanginya. Ia berkata, "Kalau bukan karena Islam, akan kubuat tipu muslihat yang tidak dapat ditandingi oleh bangsa Arab."

Salah satu sifat baik yang ia warisi dari keluarganya adalah kedermawanan. Mereka yang merupakan suku Khazraj suka membantu suku Arab lainnya. Contohnya, memanggil para tamu dari suatu tempat ketinggian untuk mengajak makan siang bersama, atau menyalakan api di malam hari sebagai petunjuk bagi para musafir.

Orang-orang berkata, "Siapa yang ingin memakan lemak dan daging, silakan mampir ke benteng perkampungan Dulaim bin Haritsah. "

Dulaim bin Haritsah adalah kakek kedua bagi Qeis. Disana ia dididik dan mendapat contoh perilaku dermawan.

Suatu hari Unar bin Khattab kepada Abu Bakr radhiyallahu'anhum bercakap-cakap sehingga sampai pada sebuah kesimpulan, "Kalau kita biarkan terus pemuda ini dengan kepemurahannya niscaya akan habis licin harta orang tuanya."

Rupanya pembicaraan ini sampai kepada Sa'ad bin Ubadah, ayahanda Qeis, dan membuatnya tidak berkenan. Ia lalu berkata, "Siapa dapat membela diriku terhadap Abu Bakr dan Umar? Diajarkannya anakku kikir dengan memperalat namaku."

Demikian pula kemurahan mereka dalam masalah utang piutang. Sekali waktu seseorang pernah meminjam uang pada Qeis. Saat ia mengembalikan pinjaman uang itu, Qeis menerima kemudian memberikan kembali uang tersebut kepada orang tadi. "Kami tak hendak menerima kembali apa-apa yang telah kami berikan."

Membela Ali bin Abi Thalib

Kepemurahan dan keberanian adalah dua sifat yang saling melengkapi. Orang yang pemurah sudah pasti berani. Orang yang berani, tanpa sifat pemurah biasanya hanya berlagak saja.

Demikian pula Qeis. Ia adalah seorang pemurah dan seorang pemberani, yaitu dengan selalu turut berperang di jalan Allah bahkan sampai setelah Rasulullah wafat ﷺ.

Qeis awalnya adalah seorang licik yang pandai bersilat lidah. Diam-diam tapi menusuk dari belakang. Setelah mengenal Islam, ia membuang jauh-jauh semua perangai buruknya. Salah satu caranya adalah dengan bersifat terbuka, terus terang dengan penuh keberanian.

"Apabila bendera kemuliaan telah dikibarkan, maka segala kekejian berubah menjadi kebaikan." Demikian Qeis bersyair.
Sewaktu timbul pertikaian antara Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah, Qeis yang memihak pada Ali pada awalnya memencilkan dirinya. Ia selalu mencari cara penuh kelicikan dalam pikirannya dan mencari pembenaran akan tindakannya itu. Sampai pada satu batas waktu ia berpikir bahwa keberpihakannya kepada Ali telah jelas dan meyakini kebenaran dari sisi Ali, sehingga tak perlu lagi memencilkan diri.

Qeis pun membuang jauh-jauh semua pikiran muslihatnya, dan tampil berani membela Ali. Ia tampil di medan perang Shiffin, Jamal dan Nashrawan. Ia berperang tanpa takut mati sambil juga membawa bendera Anshar.

Qeis berteriak, "Bendera inilah bendera persatuan. Berjuang bersama Nabi dan Jibril pembawa bantuan. Tiada gentar andaikan hanya Anshar pengibarnya. Dan tiada orang lain menjadi pendukungnya."
Sebelumnya, Qeis pernah diangkat oleh Imam Ali sebagai gubernur Mesir.

Sementara itu, kekuasaan di Mesir merupakan salah satu hal yang paling berharga yang diinginkan Muawiyah.
Sampai suatu hari ia ditarik kembali dari Mesir oleh Imam Ali. Qeis paham itu adalah salah satu upaya dari Muawiyah. Namun, Qeis tidak merasa itu adalah sebuah pemecatan yang tidak mulia. Kedekatan dengan Ali bin Abi Thalib di Madinah baginya merupakan hal yang lebih baik.
Keberanian Qeis mencapai puncaknya saat Imam Ali meninggal sebagai syuhada. Qeis kemudian membaiatkan dirinya kepada putra Imam Ali, Hassan ra.

Saat Muawiyah memaksa mereka menghunus pedang. Qeis memimpin 5000 orang pasukan dari orang-orang yang telah mencukur kepala mereka tanda berkabung atas wafatnya Ali bin Abi Thalib.

Namun, sejarah berbicara lain. Perang tak akhirnya tidak meletus karena Hassan bin Ali bin AbinThalib memilih untuk mengalah daripada berperang menghadapi Muawiyah. Bukan lantaran takut, namun karena menghindari lebih banyak lagi pertumpahan darah di kalangan muslimin.
Hassan akhirnya bersedia berunding dengan Muawiyah dan merelakannya menjadi pemimpin.

Sementara itu, Qeis masih mempimpin 5000 orang pasukan. Maka dengan kebesaran hati, Qeis berpidato dan bertanya kepada mereka "Jika kalian menginginkan perang, aku akan tabah berjuang bersama kalian sampai salah satu di antara kita diambil maut lebih dulu. Tetapi jika kalian memilih perdamaian maka aku akan mengambil langkah-langkah untuk itu."

Pasukan Qeis memilih untuk melaksanakan perdamaian. Maka mereka meminta keamanan dari Muawiyah. Hal tersebut tentu membuat Muawiyah senang karena ia telah bebas dari perlawanan Qeis. Sementara bagi Qeis, hal tersebut semata-mata dilakukan sebagai sebuah perilaku keshalehan.

Meninggal di Madinah

Qeis menghembuskan nafas terakhirnya di Madinah pada 59 Hijriah. Qeis dikenang sebagai sahabat yang selalu mengatakan apa yang pernah disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:

المكر والخد يعة في النار
"Tipu daya dan muslihat licik itu di dalam neraka."
Qeis berkata, "Kalau tidaklah aku pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda tentang ini, niscaya akulah yang paling lihai di antara umat ini."

Qeis berpulang dengan nama baik, kepercayaan, kejujuran dan keberanian.
Salam untukmu Qeis bin Sa'ad bin Ubadah, semoga Allah ﷻ meridhoimu.

Alhamdulillah

Lihat kisah sahabat lainnya:

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan