Kisah Sahabat Rasulullah SAW 36: Utsman bin Mazh'un





Utsman Bin Mazh'un merupakan sahabat yang pertama-tama masuk Islam yakni kala masih disebarkan secara diam-diam. Ia adalah orang yang keempat belas masuk Islam, berhijrah ke Madinah dan yang pertama meninggal disana.

Saat awal masa keislaman, Utsman juga turut merasakan siksaan yang diterima dari kaum Quraisy. Sampai suatu hari Rasulullah ﷺ memerintahkan sebagian muslim kala itu untuk berhijrah ke Habsyi.

Utsman bin Mazh'un pun turut berhijrah ke Habsyi bersama putranya, Saib. Kaum Nasrani di Habsyi telah lama menjalankan peribadatan mereka. mereka memiliki gereja, rahib, pendeta dan patung-patung untuk disembah. Namun, sama sekali hal tersebut tak mengganggu keimanan kaum muslimin di sana.

Kaum muslimin di Habsyi selalu menanti-nantikan kapan kembali ke kampung halaman. Namun, Utsman bin Mazh'un masih belum bisa melupakan rencana jahat sepupunya, Umayah bin Khalaf.

Adakalanya ia menghibur dirinya dengan bersyair berisi sindiran dan peringatan tentang saudaranya itu:

"Kamu melengkapi panah dengan bulu-bulunya.
Kamu runcingi ia setajam-tajamnya
Kamu perangi orang-orang yang suci lagi mulia.
Kamu cela orang-orang yang berwibawa.
Ingatlah nanti saat bahaya datang menimpa.
Perbuatanmu akan mendapat balasan dari rakyat jelata."

Demikian keteguhan sebagian kaum muslimin yang kala itu berhijrah ke Habsyi. Tetap berpegang kokoh kepada Al Quran.

Menghadapi Orang Quraisy

Suatu hari tiba kabar berita bahwa orang Quraisy telah masuk agama Islam. Kaum muslim yang berhijrah pun bersiap kembali ke Mekah. Namun ternyata berita tersebut tidaklah benar.

Kaum muslimin yang hampir tiba di Mekah tak mungkin berbalik arah. Sementara itu, kaum Quraisy mengetahui bahwa kaum muslim dari Habsyi telah tiba. Mereka menanti waktunya untuk menghabisi beberapa orang muslim sasarannya, termasuk Utsman bin Mazh'un.

Untunglah kala itu Utsman bin Mazh'un mendapat perlindungan dari seorang Quraisy bernama Walid bin Mughirah sehingga dirinya aman. Namun, siksaan dan penderitaan kaum muslimin lain yang posisinya lemah semakin menjadi-jadi.

Hal ini tentu membuat hati Utsman bin Mazh'un bergejolak. Ia tak kuasa menyaksikan saudara seimannya menderita sedangkan dirinya sendiri aman terlindungi.

Seorang yang menyaksikan kejadian kala itu menceritakan:

"Ketika Utsman bin Mazh'un menyaksikan penderitaan yang dialami oleh para sahabat Rasulullah sementara ia sendiri pulang pergi dengan aman disebabkan perlindungan Walid bin Mughirah."

Utsman bin Mazh'un berkata, "Demi Allah, sesungguhnya mondar-mandirku dalam keadaan aman disebabkan perlindungan seorang tokoh golongan musyrik, sedang teman-teman sejawat dan kawan-kawan seagama menderita adzab dan siksa yang tidak kualami, merupakan suatu kerugian besar bagiku ."

Lalu Utsman bin Mazh'un pergi mendapatkan Walid bin Mughirah, katanya: "Wahai Abu Abdi Syams, cukuplah sudah perlindungan anda dan sekarang ini saya melepaskan diri dari perlindungan anda."

"Kenapa ya keponakanku?" tanya Walid. "Apakah ada anak buahku yang mengganggumu?"

"Tidak, hanya saya ingin berlindung kepada Allah dan tak suka lagi kepada selain-Nya. Karenanya pergilah anda ke masjid serta umumkanlah maksudku ini secara terbuka seperti anda dahulu mengumumkan perlindungan terhadap diriku," jawab Utsman.

Pergilah Utsman dan Walid ke masjid. Ada beberapa orang Quraisy berkumpul di sana. Walid berkata, "Utsman ini datang untuk mengembalikan kepadaku jaminan perlindungan terhadap dirinya."

Utsman berkata, "Betul apa yang dikatakannya itu. Ternyata ia seorang yang memegang Teguh janjinya. Hanya keinginan saya agar tidak lagi mencari perlindungan kecuali kepada Allah Ta'ala."

Setelah itu Utsman bin Mazh'un ingin berlalu. Tapi seorang dari mereka, Lubaid bin Rabi'ah berkata dalam sebuah syair sambil melagukannya.

Kata Lubaid, "Ingatlah bahwa apa juga yang terdapat di bawah kolong ini selain daripada Allah adalah hampa."

"Benar ucapan anda itu," kata Utsman.

Lubaid lalu berkata lagi, "Dan semua kesenangan (dunia), tiada dapat lenyap dan sirna."

"Itu dusta! " teriak Utsman bin Mazh'un. "Karena kesenangan surga takkan lenyap! " kata Utsman.

Lubaid lalu berkata kepada orang-orang Quraisy, "Demi Allah, tak pernah aku sebagai teman duduk kalian disakiti orang selama ini. Bagaimana sikap kalian kalau ini terjadi?"

Salah seorang dari orang Quraisy menjawab, "Si tolol ini telah meninggalkan agama kita. Jadi tidak usah digubris apa yang diucapkannya."

Utsman bin Mazh'un membalas ucapan itu sehingga terjadi pertengkaran. Orang itu tiba-tiba bangkit dan meninju Utsman sehingga mengenai matanya.

Walid bin Mughirah masih berada di tempat itu dan menyaksikan keponakannya dipukul. Ia berkata, "Wahai keponakanku, jika matamu kebal terhadap bahaya yang menimpa maka sungguh benteng perlindunganmu amat tangguh."

Utsman bin Mazh'un berkata, "Tidak, bahkan mataku yang sehat inipun amat membutuhkan pula pukulan yang telah dialami saudaranya di jalan Allah! Dan sungguh wahai Abu Abdi Syams, saya berada dalam perlindungan Allah yang lebih kuat dan lebih mampu daripadamu."

"Ayolah Utsman, jika kamu ingin, kembalilah masuk ke dalam perlindunganku, " kata Walid.

"Terimakasih," kata Utsman bin Mazh'un menolak tawarannya kemudian meninggalkan tempat itu dengan luka di matanya.

Saat di perjalanan Utsman bin Mazh'un melantunkan sebuah syair:

"Andaikata dalam mencapai ridha Ilahi
Mataku ditinju tangan jahil orang mulhidi
Maka Yang Maha Rahman telah menyediakan imbalannya
Karena siapa yang diridhai-Nya pasti berbahagia
Hai unat, walau menurut katamu daku ini sesat
Daku kan tetap dalam agama Rasul, Muhannad
Dan tujuanku tiada lain hanyalah Allah dan agama yang haq
Walaupun lawan berbuat aniaya dan semena-mena."

Utsman bin Mazh'un telah mantap dengan pilihannya, walaupun ia tahu siksaan dan deraan telah menantinya di depan mata.

"Demi Allah, sesungguhnya sebelah mataku yang sehat ini amat membutuhkan pukulan yang telah dialami saudaranya di jalan Allah. Dan sungguh, saat ini aku berada dalam perlindungan Allah yang lebih kuat dan lebih mampu daripadamu."

Turut Hijrah ke Madinah

Tak kurang gangguan dan cercaan diterima Utsman bin Mazh'un dari kaum Quraisy, seperti dari Abu Lahab, Umayah, Utbah atau oleh orang Quraisy lainnya. Sulit baginya tidur nyenyak di malam hari atau bergerak bebas di siang hari.

Maka kala waktunya berhijrah ke Madinah, Utsman bin Mazh'un pun turut pula. Sesampai di Madinah, Utsman hidup penuh dengan kesederhanaan.

Suatu hari Utsman bin Mazh'un datang ke masjid dengan pakaian usang yang telah sobek-sobek dan ditambalnya dengan kulit unta. Kala itu Rasulullah ﷺ tengah duduk bersama beberapa sahabat. Memandang Utsman bin Mazh'un, Rasulullah ﷺ kemudian bersabda:

"Bagaimana pendapat kalian, bila kalian punya pakaian satu setel untuk pakaian pagi hari dan sore hari diganti dengan setelan lainnya, kemudian disiapkan di depan kalian suatu perangkat wadah makanan sebagai ganti perangkat lainnya yang telah diangkat, serta kalian dapat menutupi rumah-rumah kediaman kalian sebagaimana Kabah bertutup?"

"Kami ingin hal itu dapat terjadi wahai Rasulullah," ujar mereka, "sehingga kita dapat mengalami hidup Makmur dan bahagia."

Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

"Sesungguhnya hal itu telah terjadi. Keadaan kalian sekarang ini lebih baik dari keadaan kalian waktu lalu."

Mendengar itu, Utsman bin Mazh'un lebih bersahaja. Bahkan saking dirinya menghindari dunia demi urusan ibadah, Utsman pernah ditegur oleh Rasulullah ﷺ.

Abu Ishaq ra pernah meriwayatkan bahwa istri Utsman bin Mazh'un bertamu kepada istri-istri Rasulullah ﷺ. Mereka melihat istri itu berpenampilan buruk. Karena itu, mereka berkata kepadanya, "Mengapa keadaanmu seperti ini? Tiada yang paling kaya di kalangan kaum Quraisy kecuali suamimu."

"Kami tidak memperoleh apa-apa dari dia, sebab malam hari digunakannya untuk sholat, sedangkan siang harinya digunakan untuk berpuasa."

Tiba-tiba Nabi ﷺ datang lalu mereka menceritakan keadaan istri Utsman kepada Beliau.

Beliau pergi menemui Utsman dan berkata, "Hai Utsman bin Mazh'un, apakah aku bukan merupakan teladan bagimu?"

"Sungguh aku ingin melakukan ibadah sepanjang waktu, " timpal Utsman.

"Jangan berbuat begitu, sebab kedua matamu, tubuhmu dan keluargamu memiliki hak yang wajib kamu tunaikan. Oleh karena itu, sholat dan tidurlah, berpuasa dan berbukalah."

Setelah itu istri Utsman menemui istri-istri Nabi ﷺ dengan tubuh semerbak bagaikan pengantin. Mereka berkata, "Wah! "

Dia berkata, "Kami juga mendapatkan apa yang didapatkan orang lain."

Peristiwa ini juga berkaitan dengan turunnya larangan dari Allah ﷻ dalam Al Quran surat Al Maidah 87, perihal selibat, hidup tanpa menikah seperti yang dilakukan kaum Nasrani.

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحَرِّمُوْا طَيِّبٰتِ مَاۤ اَحَلَّ اللّٰهُ لَـكُمْ وَلَا تَعْتَدُوْا ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengharamkan apa yang baik yang telah dihalalkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."


Orang Muhajirin yang Pertama Meninggal di Madinah

Utsman bin Mazh'un meninggal karena sakit di Madinah. Ia amat disayangi oleh Rasulullah ﷺ. Saat ruhnya suci sebagai orang Muhajirin di kota Madinah yang pertama telah diambil Sang Maha Kuasa, Beliau ﷺ berada di sisinya, mencium keningnya dengan kesedihan dan air mata yang membasahi pipi.

Dalam duka Rasulullah ﷺ bersabda:

"Semoga Allah ﷻ memberimu Rahmat, wahai Abu Saib. Kamu pergi meninggalkan dunia, tak satu keuntungan pun yang kamu peroleh daripadanya serta tak satu kerugian pun yang dideritanya daripadamu."

Sepeninggal sahabatnya, Nabi ﷺ tak pernah melupakan Utsman bin Mazh'un. Selalu ingat dan memujinya. Bahkan saat melepas kepergian Rukayah saat nyawa putrinya itu akan diambil, Beliau ﷺ berkata, "Pergilah, susul pendahulu kita yang pilihan, Utsman bin Mazh'un! "

Salam untukmu Utsman bin Mazh'un. Semoga Allah ﷻ merahmatimu.

Alhamdulillah
Kisah lainnya:
Kisah Sahabat Rasulullah SAW

Kebaikan Menghapus Keburukan



Sholat adalah satu amalan kebaikan. Dengan kebaikannya, Allah menghapus keburukan-keburukan.

Surat Hud 11:114
Bismillahi Rahmani Rahiim

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَـفًا مِّنَ الَّيْلِ ۗ اِنَّ الْحَسَنٰتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّاٰتِ ۗ ذٰلِكَ ذِكْرٰى لِلذّٰكِرِيْنَ
"Dan laksanakanlah sholat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)."
(QS. Hud 11: Ayat 114)

Shidaqollahul'adziim

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

"أَرَأَيْتُمْ لَوْ أن بِبَابِ أَحَدِكُمْ نَهْرًا غَمْرًا يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يُبقي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا؟ " قَالُوا: لَا يَا رَسُولَ اللَّهِ: قَالَ: "وَكَذَلِكَ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، يَمْحُو اللَّهُ بِهِنَّ الذُّنُوبَ وَالْخَطَايَا"

"Bagaimanakah pendapat kalian seandainya di depan rumah seseorang di antara kalian terdapat sebuah sungai yang airnya berlimpah, lalu ia mandi lima kali sehari di dalamnya setiap harinya, apakah masih ada yang tersisa dari kotoran yang ada pada tubuhnya?”
Mereka menjawab, "Tidak, wahai Rasulullah.”
Rasulullah ﷺ bersabda, "Demikian pula halnya salat lima waktu, Allah menghapuskan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dengannya."

Dari Abu Hurairah, Rasulullah ﷺ bersabda:


"الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَات مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ"



"Salat lima waktu dan salat Jumuah hingga salat Jumu'ah berikutnya, dan bulan Ramadan sampai dengan bulan Ramadan berikutnya dapat menghapuskan semua dosa yang dilakukan di antaranya, selagi dosa-dosa besar dihindari.' (Sahih Muslim)

Ada sebuah kisah yang terjadi saat ayat ini tururn.

Ibnu Mas'ud menceritakan bahwa ada seorang lelaki datang menghadap Rasulullah ﷺ lalu bertanya, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita di dalam sebuah kebun, lalu aku melakukan segala sesuatu terhadapnya, hanya aku tidak menyetubuhinya. Aku menciuminya dan memeluknya, lain itu tidak; maka hukumlah aku menurut apa yang engkau sukai."
Rasulullah ﷺ tidak menjawab sepatah kata pun, lalu lelaki itu pergi. Dan Umar berkata, "Sesungguhnya Allah memaafkannya jika dia menutupi perbuatan dirinya (yakni tidak menceritakannya)."
Pandangan Rasulullah ﷺ mengikuti kepergian lelaki itu, kemudian beliau bersabda, "Panggillah lelaki itu untuk menghadap kepadaku."
Lalu mereka memanggilnya, dan Rasulullah ﷺ membacakan kepadanya ayat berikut:
"Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bagian permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat." (Hud: 114)
Mu'az mengatakan menurut riwayat yang lainnya, bahwa Umar berkata, "Wahai Rasulullah, apakah hal ini khusus baginya, ataukah bagi semua orang?"
Rasulullah ﷺ menjawab:
"بَلْ لِلنَّاسِ كَافَّةً"
"Tidak, bahkan bagi semua orang."
(Riwayat Imam Ahmad, Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Ibnu Jarir)

Masih dari Ibnu Mas'ud Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

"إِنَّ اللَّهَ قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَخْلَاقَكُمْ كَمَا قَسَمَ بَيْنَكُمْ أَرْزَاقَكُمْ، وَإِنَّ اللَّهَ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الدِّينَ إِلَّا مَنْ أَحَبَّ. فَمَنْ أَعْطَاهُ اللَّهُ الدِّينَ فَقَدْ أَحَبَّهُ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَا يُسْلِمُ عَبْدٌ حَتَّى يُسْلِمَ قَلْبُهُ وَلِسَانُهُ، وَلَا يُؤْمِنُ حَتَّى يَأْمَنَ جَارُهُ بَوَائِقَهُ". قَالَ: قُلْنَا: وَمَا بَوَائِقُهُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ ؟ قَالَ: "غِشُّهُ وَظُلْمُهُ، وَلَا يكسِبُ عَبْدٌ مَالًا حَرَامًا فَيُنْفِقَ مِنْهُ فَيُبَارَكَ لَهُ فِيهِ، وَلَا يَتَصَدَّقُ فَيُقْبَلَ مِنْهُ، وَلَا يَتْرُكُهُ خَلْفَ ظَهْرِهِ إِلَّا كَانَ زادَه إِلَى النَّارِ، إِنَّ اللَّهَ لَا يَمْحُو السَّيِّئَ بِالسَّيِّئِ، وَلَكِنَّهُ يَمْحُو السَّيِّئَ بِالْحَسَنِ، إِنَّ الْخَبِيثَ لَا يَمْحُو الْخَبِيثَ"

"Sesungguhnya Allah telah membagi di antara kalian akhlak kalian sebagaimana Dia membagi di antara kalian rezeki kalian. Dan sesungguhnya Allah memberikan dunia ini kepada orang yang disukai-Nya dan orang yang tidak disukai-Nya. Tetapi Dia tidak memberi agama kecuali kepada orang yang disukai-Nya. Maka barang siapa yang diberi agama oleh Allah, berarti Allah menyukainya. Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, tidaklah seorang hamba menjadi muslim sebelum hati dan lisannya Islam, dan tidaklah seorang hamba menjadi mukmin sebelum tetangganya aman dari perbuatan jahatnya."
Kami (para sahabat) bertanya, "Wahai Nabi Allah, apakah yang dimaksud dengan bawaiq-nya (perbuatan jahatnya)?"
Rasulullah ﷺ bersabda: "Yaitu menipu dan menganiayainya. Dan tidaklah seorang hamba menghasilkan sejumlah harta haram, lalu ia membelanjakannya dan diberkati baginya dalam belanjaannya itu; dan tidaklah ia menyedekahkannya), lalu diterima sedekahnya. Dan tidaklah ia meninggalkan harta haramnya itu di belakang punggungnya (untuk ahli warisnya), melainkan akan menjadi bekalnya di neraka. Sesungguhnya Allah tidak menghapus keburukan dengan keburukan, tetapi Dia menghapuskan keburukan dengan kebaikan. Sesungguh­nya hal yang buruk itu tidak dapat menghapuskan yang buruk."
(Riwayat Imam Ahmad)

Semoga kita menjadi umat yang selalu menegakkan sholat.

Alhamdulillah

Asmaul Husna; Al Mutakabir


Al Mutakabir 
Maha Memiliki Kebesaran



هُوَ اللّٰهُ الَّذِيْ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۚ  اَلْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلٰمُ  الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيْزُ الْجَـبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ ۗ  سُبْحٰنَ اللّٰهِ  عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

"Dialah Allah, tidak ada Rabb selain Dia. Maha Raja Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Menjaga Keamanan, Pemelihara Keselamatan, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 23)

Allah ﷻ memiliki segala yang bisa disombongkan dan kemuliaan. Dia jauh dari kekurangan dan ketidaksempurnaan. Dia memiliki sifat-sifat yang melebihi apa saja yang diciptakan-Nya. 

وَلَهُ الْكِبْرِيَآءُ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ ۗ  وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
"Dan hanya bagi-Nya segala keagungan di langit dan di bumi, dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana."
(QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 37)

Kebanggaan,  atribut khusus keilahian,  tidak pernah boleh diakui oleh manusia. Hanya Dia yang memiliki segala kebesaran. Allah ﷻ membenci orang-orang sombong yang menempatkan diri mereka di atas orang-orang lain.

 وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرِ 
"Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri,"
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 23)

Hukuman atas kesombongan dalam kehidupan  ini adalah kebutaan spiritual. 

سَاَصْرِفُ عَنْ اٰيٰتِيَ الَّذِيْنَ يَتَكَبَّرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَـقِّ   ۗ  وَاِنْ يَّرَوْا كُلَّ اٰيَةٍ لَّا يُؤْمِنُوْا بِهَا   ۚ  وَاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الرُّشْدِ لَا يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا   ۚ  وَّاِنْ يَّرَوْا سَبِيْلَ الْغَيِّ يَتَّخِذُوْهُ سَبِيْلًا    ۗ  ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا وَكَانُوْا عَنْهَا غٰفِلِيْنَ
"Akan Aku palingkan dari tanda-tanda (kekuasaan-Ku) orang-orang yang menyombongkan diri di bumi tanpa alasan yang benar. Kalaupun mereka melihat setiap tanda (kekuasaan-Ku) mereka tetap tidak akan beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak (akan) menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka menempuhnya. Yang demikian adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lengah terhadapnya."
(QS. Al-A'raf 7: Ayat 146)

Bagian akhir dari orang-orang sombong adalah neraka.

اُدْخُلُوْۤا اَبْوَابَ جَهَـنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا   ۚ  فَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِيْنَ
"(Dikatakan kepada mereka), Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahanam dan kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong."
(QS. Ghafir 40: Ayat 76)

Menerima Kebesaran Rabb dalam hati mengusir rasa tak puas dan congkak dalam diri.

Alhamdulillah

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan