Benang putih dan benang hitam



Bismillahi Rahmani Rahiim
dan makanlah dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar…QS Al Baqarah 187

Allah SWT selalu memberi petunjuk kepada hambaNya. Perkataan benang putih dari benang hitam (khoithul abyadu minal khoitil aswadi) terdapat pada Al Quran bagian dari ayat 187. Menerangkan mengenai lama waktu berpuasa. Sebelum Rasulullah SAW menjelaskan maksud kata tersebut, dan sebelum turun sambungan ayatnya yaitu sampai fajar (minal fajri), beberapa orang di masa kehidupan Rasulullah SAW salah mengartikan maksud kata benang itu.

Benang diartikan sebagai benang yang sebenarnya yang diikatkan pada kaki mereka. Beberapa riwayat Bukhari menceritakan mengenai kisah lamanya waktu puasa para muslim pada awal Islam serta bagaimana mereka mengartikan kata benang dengan cara memakai benang di kaki.

Dari Al Barra ra katanya: “Biasanya apabila ada orang di antara para sahabat Nabi SAW yang puasa, maka apabila tiba waktu berbuka sedangkan ia tidak tidur sebelum berbuka itu, ia tidak makan malamnya dan keesokan hari sampai sore.
Dan bahwasannya Qais bin Shirmah Al Anshari puasa. Setelah tiba waktu berbuka, ia pergi kepada istrinya dan bertanya, “Apakah engkau sedia makanan?”
Jawab istrinya, “Tidak! Tetapi aku akan mencarikannya untukmu.”
Hari itu dia bekerja karena itu matanya sangat mengantuk (sehingga ia tertidur). Kemudian istrinya datang. Setelah dilihatnya suaminya, ia berkata, “Rugilah engkau.”
Waktu tengah hari ia jatuh pingsan. Maka diceritakan kejadian itu kepada Nabi SAW lalu turunlah ayat (Al Baqarah 187), “Dihalalkan bagimu pada malam hari bulan puasa campur dengan istrimu.”
Mereka sangat girang dengan turunnya ayat itu, kemudian turun pula ayat, “Makanlah dan minumlah sehingga nyata bagimu benang putih dan benang hitam.” HR Bukhari

Hadist tadi menceritakan, seorang sahabat Nabi SAW tidak makan dan minum pada malam bulan Ramadan karena tertidur setelah tibanya waktu berbuka puasa. Pada malam hari itu ia tidak makan sama sekali, dan keesokan harinya ia bershaum lagi. Seorang sahabat lainnya bernama Qais bin Shirmah (dari golongan Anshar) ketika tibanya waktu berbuka shaum, meminta makanan kepada istrinya yang kebetulan belum tersedia. Ketika istrinya menyediakan makanan, ia mendapatkan suaminya tertidur. Berkatalah ia, “Rugilah engkau.” Pada tengah hari keesokan harinya, Qais Shirmah pingsan. Kejadian ini disampaikan kepada Nabi SAW. Maka turunlah ayat tersebut di atas (QS Al Baqarah 187) sehingga gembiralah kaum muslimin.

Kata minal fajri dalam surat Al Baqarah 187 diturunkan berkenaan dengan orang-orang pada malam hari, mengikat kakinya dengan tali putih dan tali hitam, apabila hendak shaum. Mereka makan dan minum sampai jelas terlihat perbedaan antara kedua tali itu. Maka turunlah “minal fajri”. Kemudian mereka mengerti bahwa khaitul abyadu minal khaitil aswadi itu maksudnya tiada lain adalah siang dan malam.

Dari Adi bin Hatim ra, katanya: “Ketika turun ayat…sehingga jelas bagimu mana benang putih dan mana benang yang hitam (Al Bawarah 2:187), lantas aku ikatkan seutas benang hitam kepada seutas benang putih, lalu kuletakkan di bawah bantalku. Tengah malam kulihat benang itu, tetapi tidak pernah jelas bagiku (mana yang hitam dan mana yang putih). Pagi-pagi kutemui Rasulullah SAW dan kuceritakan kepada beliau pengalamanku itu.
Sabda beliau, “Sesungguhnya (yang dimaksud dengan yang) demikian itu ialah, gelap malam dan cahaya siang.” HR Bukhari

Dari Sahl bin Sa’d ra, katanya:  Ayat “Wa kuluu wasyrabuu hatta yatabayyana lakul khaitul abyadhu minal khaitil aswadi (dan makanlah dan minumlah kamu sehingga jelas bagimu benang putih daripada benang hitam), ayat itu seperti itu dan belum turun kata-kata “minal fajri”. Maka orang yang bermaksud hendak puasa mengikatkan benang putih dan benang hitam di kakinya, dan ia senantiasa makan sehingga jelas kelihatan baginya kedua macam benang itu.
Kemudian Allah SWT menurunkan firmanNya: “minal fajri” (yaitu fajar), barulah mereka tahu bahwa yang dimaksud dengan ayat itu adalah malam dan siang. HR Bukhari

dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus. QS Al Hajj 54

Allah SWT selalu memberi petunjuk. Pada masa kini, kita menyaksikan petunjuk Allah SWT digunakan oleh muslimin yang tersebar di seluruh dunia. Batasan benang putih dari benang hitam, yaitu siang dan malam, menjadi petunjuk lamanya waktu puasa bagi seluruh umat manusia yang tersebar di muka bumi. Orang yang tinggal di Jepang, akan berbeda lama puasanya dari kita di Indonesia. Orang yang berada di Alaska akan berbeda lama puasanya dengan mereka yang di khatulistiwa. Maha Besar Allah dan Maha KuasaNya.


Alhamdulillah

Puasa Mengendalikan Gejolak Hawa Nafsu

Puasa, asy syiam atau ash shoum ialah menahan diri atau mawas diri, agar manusia dapat mengendalikan dirinya dari gejolak-gejolak nafsu dalam jiwanya.

Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS Yusuf 12:53





Adapun nafsu yang terdapat dalam diri manusia ada tiga:

SATU, Nafsu yang diberikan Allah kepada manusia


Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allahlah tempat kembali yang baik. QS Ali Imran 3:14

a.Senang kepada wanita atau sebaliknya
b.Senang kepada anak-anak
c.Senang kepada kekayaan yang berlimpah
d.Senang kepada emas dan perhiasan lainnya
e.Senang kepada perak dan perhiasan lainnya
f.Senang kepada kuda kendaraan dan lainnya
g.Senang kepada binatang ternak
h.Senang kepada sawah ladang


DUA, Nafsu yang berasal dari iblis
 


Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, saya benar-benar akan menghalang-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur. QS Al Araaf 7:16-17

Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjukKu kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjukKu, niscaya tidak ada kekhawatiran akan mereka, dan tidak pula mereka bersedih hati.” Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami , mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. QS Al Baqarah 2:38-39

a.Kesombongan, menghina sesama makhluk Allah
b.Keragu-raguan, bimbang dan was-was
c.Sifat-sifat yang menentang kepada kebenaran dari Allah
d.Gerak tipu daya
e.Perasaan lebih mulia dari pada yang lainnya
f.Bersekutu dengan harta dan anak-anak
g.Apa-apa perbuatan jahat dipandangnya sebagai suatu kebaikan dan sebaliknya memandang kebaikan itu sebagai kejahatan, kebenaran sebagai suatu kesalahan.

TIGA, Nafsu yang berasal dari setan


Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jaha dan keji dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.  QS Al Baqarah 2:169

Setan menjanjikan kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan, sedang Allah menjanjikan untuk mu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. Qs Al Baqarah 2:268

Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan, “Tidak ada seorang manusia pun yang dapat menang terhadap kamu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu.” Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat, setan itu balik ke belakang seraya berkata, “Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kmu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat, sesungguhnya saya takut kepada Allah.” Dan Allah sangat keras siksaNya. QS Al Anfaal 8:48

setan itu mengatakan, “Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bagian yang sudah ditentukan dan saya benar-benar akan menyesatkan mereka dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak) lalu mereka benar-benar memotongnya dan akan saya suruh mereka (merubah ciptaan Allah) lalu benar-benar mereka akan merubahnya. Barangsiapa yang menjadikan setan pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.
Setan itu memberikan (janji-janji) kepada mereka  dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. QS An Nissa 118-120

a.Perbuatan yang menyesatkan dirinya dan manusia lainnya
b.Memberi harapan-harapan dan angan-angan yang kosong
c.Tidak mau mendengar keterangan-keterangan dari Allah
d.Mengubah makhluk ciptaan Allah
e.Mengada-ngadakan tentang Allah padahal ia sendiri tidak tahu
f.Perbuatan yang mendatangkan kemiskinan
g.Menyanjung-nyanjung dan gila hormat
h.Menyuruh keborosan dan menghambur-hamburkan uang atau berfoya-foya
i.Sifat-sifat yang menimbulkan kedengkian, dendam dsb
j.Sifat-sifat yang akan menjadikan manusia mabuk dan menjadi racun bagi dirinya.

Sebagai kenyataan dari hasil puasa, maka manusia harus bisa menahan diri dari:

a.Apa yang didengar
b.Apa yang dirasa dengan rasa dan perasaan
c.Apa yang diraba
d.Apa yang disuarakan
e.Apa yang didiamkan
f.Apa yang yang digerak-gerakkan
g.Apa saja yang dapat menyesatkan, baik dalam bentuk harta, tahta maupun wanita/pria.

Apabila hal ini dapat dilaksanakan berdasarkan iman dan mengharap ridho Allah semata, maka manusia pasti akan selamat dan tidak sesat. Sebab jika manusia telah sesat, iblis dan setan akan berkata: “Sesatlah kamu, sebab kami pun sebenarnya takut kepada Allah, janganlah kamu salahkan kami, akan tetapi salahkan dirimu sendiri. Aku berlepas diri dari kamu dan aku melihat apa-apa yang tidak  kamu lihat.


Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.QSYunus  10:44.

Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 3: Abdullah Ibnu Rawahah


Tidak layak bagi seseorang yang mengaku dirinya mencintai Allah dan RasulNya membenci para sahabat Rasulullah SAW. Orang-orang yang paling awal masuk Islam itu adalah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang mencintai Allah dan RasulNya lebih dari diri mereka sendiri.  Limpahan rahmat Allah semoga dicurahkan kepada mereka, salah satunya Abdullah Ibnu Rawahah.

Seorang panglima perang, syuhada, penyair dan pemberi semangat yang ulung. Itulah Abdullah Ibnu Rawahah.

Abdullah Ibnu Rawahah termasuk kaum Anshar yang pertama-tama masuk Islam pada Baiat Aqabah. Beliau adalah orang yang banyak usaha dan kegitannya dalam membela Islam setelah Nabi hijrah ke Madinah. Ia juga yang mengawasi sepak terjang Abdullah bin Ubay, pemimpin golongan munafik.

Ibnu Rawahah adalah seorang penulis yang tinggal di lingkungan pandai baca tulis. Ia seorang penyair yang lancar. Suatu hari saat sedang duduk-duduk, Nabi SAW bertanya padanya, “Apa yang Anda lakukan bila hendak mengucapkan syair?”

Jawabnya kepada Nabi SAW,  “Kurenungkan dulu, kemudian ku ucapkan.” Lalu teruslah ia mengucapkan syairnya tanpa tangguh:

Wahai putra Hasyim yang baik, sungguh Allah telah melebihkanmu dari seluruh manusia, dan memberimu keutamaan, dimana orang tak usah iri, dan sungguh aku menaruh firasat baik yang kuyakini terhadap dirimu, suatu firasat yang berbeda dengan pandangan hidup mereka. Seandainya Anda bertanya dan meminta pertolongan mereka dalam memecahkan persoalan, tiadalah mereka hendak menjawab atau membela. Karena itu Allah mengukuhkan kebaikan dan ajaran yang Anda bawa sebagaimana Ia telah mengukuhkan dan memberi pertolongan kepada Musa.”

Mendengar itu, Rasulullah SAW gembira dan ridho padanya dan berkata, “Dan engkau pun akan diteguhkan Allah.”

Sewaktu Rasullullah sedang tawaf di Mekah pada umrah qadla, Ibnu Rawahah berada di muka beliau seraya membaca syair:

Oh Rabb, kalaulah tidak karena Engkau, niscaya tidaklah kami akan mendapat petunjuk, tidak akan bersedekah dan sholat.  Maka mohon diturunkan sakinah atas kami dan diteguhkan pendirian kami jika musuh datang menghadang. Sesungguhnya orang-orang yang telah aniaya terhadap kami, bila mereka membuat fitnah akan kami tolak dan kami tentang.”

Ibnu Rawahah sempat berduka saat turun ayat:

“Dan para penyair banyak pengikut mereka adalah orang-orang yang sesat”. QS Asy Syuara 224
Namun, ia menjadi lega, saat Allah meneruskan firmanNya:
“Kecuali orang-orang (penyair) yang beriman dan beramal saleh dan banyak ingat kepada Allah dan menuntut bela sesudah mereka dianiaya”. QS asy Syuara 227.

Ibnu Rawahah juga dikenang sebagai orang yang suka berpuasa. Dari Abu Darda ra katanya: 
"Kami pergi beserta Nabi SAW dalam sebagian di antara beberapa perjalanan beliau, pada suatu hari yang sangat panas, sehingga ada orang yang meletakkan tangannya di atas kepala karena sangat panasnya, dan tidak ada di antara kami yang puasa selain Nabi SAW dan Ibnu Rawahah." HR Bukhari

Pejuang Perang dan Motivator Ulung


Ibnu Rawahah adalah salah seorang pejuang yang turun ke berbagai perang melawan kaum kafir di pertempuran Badar, Uhud, Khandak, Hudaibiah dan Khaibar. Kalau Indonesia punya Bung Tomo, umat Islam dahulu sudah punya Abdullah Ibnu Rawahah. Ia adalah seorang motivator ulung.

"Wahai diri! Seandainya engkau tidak tewas terbunuh, tetapi engkau pasti akan mati juga!"

Ia meneriakkan semangat tempurnya:

“Menyingkir kalian anak-anak kafir dari jalanNya! Menyingkir kamu, setiap kebaikan akan ditemui pada RasulNya!”

Syahid di Perang Muktah


Sebelum berperang  Muktah di negeri Syam, Ibnu Rawahah melantunkan syairnya:

Yang kuminta kepada Allah Yang Maha Rahman
Keampunan dan kemenangan di medan perang
Dan setiap ayunan pedangku memberi ketentuan
Bertekuk luturnya angkatan perang setan
Akhirnya aku tersungkur memenuhi harapan
Mati syahid di medan perang”

Abdullah bin Rawahah adalah panglima ketiga dalam pasukan Islam. Pasukan muslim melihat jumlah pasukan Romawi pimpinan Heraklius kala itu sekitar dua ratus ribu orang seperti tak habis-habis. Seseorang dari pasukan muslim ketakutan dan berkata, “Baiknya kita kirim utusan kepada Rasulullah memberi tahu jumlah musuh yang besar. Mungkin kita bisa mendapat bantuan tambahan pasukan.”
Ibnu Rawahah langsung berdiri dan berteriak:

Kawan-kawan sekalian! Demi Allah, sesungguhnya kita berperang melawan musuh-musuh kita bukan dalam bilangan, kekuatan atau banyaknya jumlah! Kita tidak memerangi mereka, melainkan karena mempertahankan agama kita ini, yang dengan memeluknya kita telah dimuliakan Allah! Ayolah kita maju, salah satu dari dua kebaikan pasti kita capai, kemenangan atau syahid di jalan Allah!”

Pasukan muslimin langsung tersengat semangatnya. Mereka maju menghadapi pasukan kafir yang jumlah berlipat-lipat.  Sampai akhirnya kedua pasukan bertemu dan pecahlah peperangan.
Pemimpin pertama Zaid bin Haritsah gugur sebagai syahid, disusul Jafar bin Abi Thalib.Melihat keduanya syahid, Ibnu Rawahah berkata:

Aku telah bersumpah wahai diri, maju ke medan laga
Tetapi kulihat, engkau menolak  surga…
Wahai diri, bila kau tak tewas terbunuh, kau kan pasti mati
Tibalah waktunya apa yang engkau idam-idamkan selama ini
Jika kau ikuti jejak keduanya, itulah kesatria sejati…!”

Ibnu Rawahah pun menyerbu pasukan Romawi menjemput takdirnya sebagai syahid berikutnya. Pedangnya tak berhenti menebas, sampai tubuhnya tak sanggup lagi menahan tebasan pedang  kepadanya. Allah telah mengangkatnya sebagai syuhada.

Prajurit muslim yang melewati jenazahnya berkata, “Wahai prajurit perang yang dipimpin Allah, dan benar ia telah terpimpin. Benar Engkau ya Ibnu Rawahah! Anda adalah prajurit yang telah dipimpin oleh Allah!”

Saat terjadi perang Muktah, Rasulullah SAW di Madinah langsung terdiam diliputi berita yang dirahmatkan Allah pada Beliau. Mata Nabi SAW  berkaca-kaca. Beliau berkata pada sahabatnya, “Panji perang dipegang oleh Zaid bin Haritsah, ia bertempur bersamanya hingga gugur sebagai syahid. Kemudian diambil alih oleh Jafar dan ia bertempur pula bersamanya sampai syahid pula…”
Nabi SAW diam sebentar, “Kemudian panji itu dipegang oleh Abdullah bin Rawahah dan ia bertempur bersama panji itu sampai akhirnya ia pun syahid pula.” 

Rasulullah SAW terdiam lalu wajahnya berubah cerah, “Mereka bertiga diangkatkan ke tempatku ke surga…”

Salam atasmu Ibnu Rawahah, salam atasmu Para Syuhada.

Kisah Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW

Isra yang berarti perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha. Miraj saat Rasulullah berjalan ke langit sidratul Muntaha. Isra Mi'raj adalah peritiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW saat Beliau diperintah Allah melaksanakan sholat. Adanya perintah sholat ini menjadi pemisah dengan jelas siapa golongan orang Islam dan siapa yang bukan.





Maka Suci Allah yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi  sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda kebenaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. QS Al Israa 1.

Hadist yang shohih mengenai peristiwa Isra Miraj salah satunya pada riwayat Bukhari. Berikut adalah kisah perjalanan Rasulullah SAW ketika Isra Miraj:

Berita dari Annas bin Malik mengatakan, “Abu Dzar pernah bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Pada suatu waktu ketika aku berada di Mekah, tiba-tiba atap rumahku dibuka orang. Maka turunlah Jibril, lalu dibedahnya dadaku, kemudian dibersihkannya dengan air zam-zam. Setelah itu dibawanya sebuah bejana emas penuh berisi hikmat dan iman, lalu dituangkannya ke dalam dadaku, dan sesudah itu dadaku dipertautkannya kembali.

Kemudian ditariknya tanganku, dan ia membawaku naik ke langit dunia. Setelah tiba di langit pertama, Jibril berkata kepada pengawal, “Buka pintu!” Malaikat pengawal bertanya, “Siapa itu?” Kata Jibril, “Saya Jibril.” Kata pengawal, “Adakah orang beserta Anda?” Jawab Jibril, “Ada! Muhammad besertaku.” Tanya pengawal, “Sudah diputuskah dia?” Jawab Jibril, “Ya, sudah!”

Setelah pintu terbuka, maka kami naik ke langit pertama. Sekonyong-konyong kami bertemu dengan seorang laki-laki sedang duduk, di kanan kirinya tampak menghitam kelompok orang banyak. Apabila dia menengok ke kanan dia tertawa, tetapi apabila dia menengok ke kiri dia menangis.  Orang itu berujar, “Selamat datang wahai Nabi dari anak yang saleh.”

Aku bertanya pada Jibril, “Siapakah orang ini?”

Jawabnya, “Inilah Adam. Kumpulan orang yang banyak di kanan kirinya ialah roh anak cucunya. Yang sebelah kanan penduduk surga dan yang sebelah kiri penduduk neraka. Maka apabila ia menengok ke kanan, ia tertawa dan apabila ia menengok ke kiri ia menangis.”

Kemudian Jibril membawaku naik ke langit kedua. Ia berkata kepada pengawal, “Buka pintu!”
Penjaga pintu bertanya kepada Jibril seperti penjaga pintu yang pertama bertanya, kemudian ia membukakan pintu.

Kata Anas, “Rasulullah SAW menceritakan, bahwa di beberapa langit beliau bertemu dengan para Nabi, Adam, Idris, Musa, Isa, dan Ibrahim shalawatullahi alaihim, tetapi tidak diceritakannya di langit mana masing-masing berada, selain hanya menyebutkan, Adam di langit pertama, dan Ibrahim di langit ke enam.”

Kata Anas, “Tatkala Jibril beserta Nabi SAW bertemu dengan Idris, Idris mengucapkan salam, “Selamat datang, wahai Nabi dan Saudara yang saleh.”

Nabi SAW bertanya kepada Jibril, “Siapa ini?” Jawab Jibril, “Inilah Idris.”

Rasulullah meneruskan, “Aku bertemu Musa. Dia pun mengucapkan, Selamat datang, wahai Nabi dan Saudara yang saleh.” Aku bertanya, “Siapa ini?” Jawab Jibril, “Ini Musa.”

Kemudian aku bertemu dengan Isa. Isa pun berkata, “Selamat datang, wahai Saudara dan Nabi yang saleh.” Aku bertanya, “Siapa ini?” Kata Jibril, “Ini Isa.”

Setelah itu aku bertemu dengan Ibrahim. Dia pun mengucapkan, “Selamat datang, wahai Nabi dan anak yang saleh.” Aku bertanya pula, “Siapa ini?” Jawab Jibril, “Inilah Ibrahim alaihisalatu was salam.”

Sesungguhnya Ibnu Abbas dan Abu Hayyah al Anshari, kedua-duanya pernah bercerita bahwa Nabi SAW bersabda:

“Kemudian aku dibawanya naik ke tempat yang lebih tinggi, dimana aku dapat mendengar bunyi goretan pena.”

Kata Ibnu Hazm dan Anas bin Malik, Nabi SAW bersabda, “Allah SWT mewajibkan sholat atas umatku lima puluh kali sehari semalam. Maka aku turun membawa perintah itu. Ketika aku lewat di hadapan Musa, ia bertanya kepadaku, “Apa yang diperintah Allah kepadamu untuk dilaksanakan umatmu?”

Jawabku, “Allah SWT mewajibkan sholat lima puluh kali.” Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, karena umatmu tidak akan sanggup melaksanakan.”

Maka kembalilah aku kepada Tuhanku, lalu dikuranginya sebagian. Kemudian aku kembali kepada Musa dan berkata, “Allah mengurangi seperdua.” Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup melaksanakannya.”

Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku. Lalu Allah menguranginya pula seperdua. Sesudah  itu aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa . “Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu, sesungguhnya umatmu tidak sanggup melaksanakannya.”

Maka kembali pulalah aku kepada Tuhanku. Allah berfirman, “Walaupun lima, namun lima puluh juga. PutusanKu tak dapat dirubah lagi.”

Maka aku kembali pula mengabarkannya kepada Musa. Kata Musa, “Kembalilah kepada Tuhanmu.”
Jawabku, “Malu aku kepada Tuhanku.”

Kemudian Jibril membawaku hingga sampai di Sidratul Muntaha. Tempat mana ditutup dengan aneka raha, warna yang aku tak tahu warna-warna apa namanya. Sesudah itu aku masuk ke dalam surga, di mana di dalamnya terdapat mutiara bersusun-susun sedangkan buminya bagaikan kasturi.” HR Muslim
  
Alhamdulillah

Penolak-Penolak Musibah

Musibah dan ujian kepada seorang hamba adalah kehendak Allah SWT. Seorang diujinya dan diberi musibah untuk mengetahui siapa yang bersabar dan siapa yang berjihad di jalanNya.

Namun, ada beberapa hal yang dapat menghindarkan seorang hamba dari suatu musibah, di antaranya adalah:

Satu, yakin dan berbaik sangka kepada Allah SWT. 

Hendaknya seseorang tidak mengatakan, “Saya akan coba dengan Al Quran ini,” akan tetapi ia harus meyakini bahwa di dalam Al Quran tersebut merupakan sumber dari segala obat.

Allah berfirman:
Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-rang yang zalim selain kerugian. QS Al Isra 82

Dua, mengagungkan Allah SWT Sang Pencipta, lalu bersandar, bergantung dan bertaubat serta berdoa kepadaNya

Bahwa hanya Dialah satu-satunya Yang Maha Menyembuhkan. Bacaan ruqyah yang engkau baca untuk dirimu sendiri apabila ditimpa suatu bala atau musibah, maka hal itu lebih baik daripada orang lain yang membacakan ruqyah kepadamu.

Tiga, senantiasa diawasi oleh Allah, yaitu dengan melaksanakan segala perintahNya. 

Misalnya, senantiasa melakukan sholat berjamaah di masjid. Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa yang sholat subuh maka ia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu janganlah Allah sampai menuntut kalian atas suatu jaminan yang telah Dia berikan. HR Muslim

Begitu pula halnya dengan menjauhi segala larangan Allah SWT seperti memandang kepada hal-hal yang diharamkan, baik itu berupa tontonan layar kaca yang dapat membahayakan keluarga dan membawa dampak buruk terhadap mereka maupun lainnya, meninggalkan musik dan nyanyian serta berbagai kemungkaran lainnya. Dengan demikian, Anda akan menjadi orang yang beruntung karena Anda senantiasa menjaga Allah (dengan menjalankan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya) sebagaimana kabar gembira yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:

"Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu". HR Ahmad dan at Tirmidji.

Empat, memperbanyak wirid dan dzikir yang bersumber dari Al Quran dan Hadist Nabi SAW dan senantiasa mengamalkannya setiap waktu. 

Seperti dzikir setelah sholat lima waktu, wirid sehari-hari yang bersumber dari Al Quran, dzikir pagi dan petang serta dzikir sebelum tidur dan ketika bangun  dari tidur. Allah berfirman:

Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. QS Thaha 124

Lima, senantiasa beramal sholeh karena hal tersebut dapat menguatkan keimanan.

Nabi SAW pernah ditanya, “Amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Yang terus menerus walaupun sedikit.” HR Bukhari.

Alhamdulillah
Sumber Buletin Jumat Yayasan Al Sofwa

Hari kiamat adalah...

Persiapkan dirimu, wahai manusia yang malang, untuk menyongsong hari sangat penting dan panjang yang kekuasaannya tak bisa ditolak dan saatnya telah dekat. Imam Al Ghazali menerangkan beberapa pengertian hari kiamat. Apakah hari kiamat itu?

Hari kebangkitan. Hari kerugian. Hari penyesalan. Hari perhitungan. Hari pemeriksaan. Hari perlombaan. Hari perselisihan. Hari persaingan. Hari gempa bumi. Hari yang menyita perhatian. Hari menakutkan. Hari kejadian besar. Hari qari’ah. Hari tiupan awal. Hari tiupan terakhir. Hari penutup. Hari yang menimpa. Hari kejadian yang pasti terjadi. Hari kejadian yang sebenarnya. Hari malapetaka. Hari penyeru. Hari penyatuan. Hari pemisahan. Hari penggiringan. Hari pembalasan. Hari saling berteriak. Hari perhitungan. Hari kembali. Hari siksaan. Hari pelarian. Hari penetapan. Hari perjumpaan. Hari kekekalan. Hari keputusan. Hari pembalasan. Hari kemalangan. Hari menangis. Hari berkumpul. Hari ancaman. Hari pembuktian. Hari peradilan. Hari kebenaran. Hari perkumpulan. Hari kebangkitan. Hari pembukaan. Hari kehinaan. Hari yang sangat menentukan. Hari yang mandul. Hari kesulitan. Hari imbalan. Hari kepastian. Hari kebangkitan. Hari penentuan nasib. Hari tiupan sangkakala. Hari teriakan. Hari keguncangan. Hari guncangan. Hari pencelaan. Hari memabukkan. Hari teror. Hari kekecewaan. Hari kesimpulan. Hari pengungsian. Hari masa. Hari yang ditentukan. Hari perangkap. Hari peringatan. Hari keringat. Hari kemiskinan. Hari perubahan warna. Hari bintang-bintang berjatuhan.   Hari terbelahnya langit. Hari wukuf. Hari keberangkatan. Hari keabadian. Hari saling menyombong. Hari mengerutkan dahi. Hari yang diketahui. Hari yang dijanjikan. Hari yang disaksikan.

Hari saat tidak ada keraguan (QS Ali Imran 9 dan 25). Hari dibukanya rahasia-rahasia (QS At thariq 9). Hari ketika tak seorang pun bisa menolong orang lain (Qs Al Baqarah 48 dan 123). Hari ketika mata menatap ke atas (QS Ibrahim 42). Hari ketika seorang majikan tidak akan bisa menolong majikan yang lain (Qs Al Dukhan 41). Hari ketika seorang tidak boleh menolong orang lain (QS Al Infithaa0r 19). Hari ketika mereka dipanggil menuju api neraka (QS Al Thur 13). Hari ketika mereka dijerumuskan ke neraka (QS Al Qomar 48). Hari ketika wajah mereka dihadapkan ke dalam neraka (QS Al Ahzab 66). Hari ketika seorang ayah tidak dapat menolong anaknya (QS Lukman 33). Hari ketika orang lari meninggalkan saudaranya, ibunya, dan ayahnya ( QS Abasa 34-36). Hari ketika mereka tidak akan berbicara (QS Al Mursalat) 35-36. Hari ketika mereka tidak diijinkan mengajukan dalih (QS Ar Rum 43 dan As syura 47). Hari ketika mereka akan berdiri (QS Al Mu’min 16). Hari ketika mereka berada di dalam neraka (QS Al Dzariyat 13). Hari ketika kekayaan ataupun  anak-anak tidak akan bisa menolong seseorang (QS As Syuara 88). Hari ketika alasan-alasan dari pelaku kejahatan tidak akan bisa menyelematkan mereka, bagi mereka kutukan dan tempat tinggal yang buruk (QS Al mukmin 52).

Hari ketika dalih-dalih ditolak, ketika rahasia diungkapkan dan yang tersembunyi dijelaskan, ketika tabir diangkat. Hari ketika mata dibuat meredup dan suara-suara diheningkan, ketika orang sedikit sekali menaruh kepedulian mereka kepada orang lain, ketika hal-hal yang disembunyikan muncul ke permukaan dan pelanggaran-pelanggaran diperlihatkan. Hari ketika manusia digiring bersama saksi-saksi mereka, ketika rambut anak kecil menjadi beruban dan orang dewasa berjatuhan karena mabuk.
Pada hari itu neraca ditegakkan dan catatan dibuka. Api neraka didekatkan dan air panas dididihkan, neraka mengeluh, orang-orang kafir berputus asa, api-api dinyalakan, warna-warni berubah, lidah-lidah menjadi bisu, dan anggota-anggota tubuh manusia berbicara.

Hari itu adalah hari yang penyebutannya saja telah membuat rambut Rasulullah SAW memutih, yaitu ketika Abu Bakr As shidiq berkata, “Kulihat rambut Anda telah memutih, wahai Rasulullah!” dan beliau menjawab. “Ia telah dibuat putih oleh surat Hud dan saudari-saudarinya, yaitu Al Waqiah (kejadian besar), Al Mursalat (angin yang diutus), Amma yatasa’alum (tentang apa mereka saling bertanya), dam Idza asyams kuwwirat (ketika matahari diredupkan) HR Tirmidzi.  Masing-masing adalah surat Hud, Al Waqiah, Al Mursalat, An Naba, dan At Takwir.


“Wahai manusia! Apakah  yang telah memperdaya kamu hingga melupakan Rabbmu yang Pemurah?” QS Al Infithaar 6.      
                                                                     
Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Bisyir bin Al Mufadldlal telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu 'Arubah dari Qatadah dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu, bahwa penduduk Makkah meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau menunjukkan tanda-tanda (mukjizat). Maka beliau memperlihatkan kepada mereka dimana bulan terbelah menjadi dua bagian hingga dapat terlihat gua Hira dari celah diantaranya. HR Bukhari


Telah dekat datangnya saat itu (kiamat) dan telah terbelah bulan. 
QS Al Qomar 1
                                                                                                                                                                                                                                                                              
Alhamdulillah

Kisah Sahabat Rasulullah SAW 2: Mush’ab bin Umair

Tidak layak bagi seseorang yang mengaku dirinya mencintai Allah dan RasulNya membenci para sahabat Rasulullah SAW. Orang-orang yang paling awal masuk Islam itu adalah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang mencintai Allah dan RasulNya lebih dari diri mereka sendiri.  Limpahan rahmat Allah semoga dicurahkan kepada mereka, salah satunya Mush’ab bin Umair.

Masih ingatkah kisah seorang syuhada yang gugur di medan perang dan tak sehelai kain yang cukup untuk menutupi tubuhnya?  Dialah Mush’ab bin Umair. Seorang pahlawan yang berjuang membawa bendera pasukan Islam di perang Uhud.

Siapakah awalnya Mush’ab bin Umair? Ia merupakan pemuda gagah, anak Umair orang kaya Mekah, yang pakaiannya selalu bagus, rapih dan apik, dibesarkan di lingkungan serba berkecukupan dalam keluarga Quraisy. Ibunya Khunas binti Malik, berkepribadian kuat dan tak bisa ditawar, namun kemudian merupakan seorang yang menjadi kendala terbesarnya saat pertama kali memeluk Islam.

Mush’ab biasa mengendap-ngendap untuk belajar Islam di rumah Arqam bin Abil Arqam di bukit Shafa.  Namun, rahasianya untuk memeluk Islam lama-kelamaan terkuak karena diketahui secara kebetulan oleh Usman bin Thalhah. Usman melihatnya memasuki rumah Arqam. Pada kali lain juga mendapatinya sedang sholat seperti Rasulullah SAW.  Mengetahui itu, Mush’ab dikurung dirumahnya sendiri oleh sang ibu.

Sampai akhirnya ada berita mengenai hijrahnya kaum muslimin ke Habsyi, ia mencari jalan untuk meloloskan diri dan berhasil.  Ia sempat pergi ke Habsyi lalu pulang menemui ibunya. Akhir pertemuan Mush’ab dengan ibunya ketika perempuan itu hendak mencoba mengurungnya  kembali.  Mush’ab  pun bersumpah dan menyatakan tekad untuk membunuh orang suruhan ibunya bila rencana itu dilakukan. Mengetahui kebulatan tekad putranya, sang ibu akhirnya mengucapkan selamat berpisah dengan berat hati dan tak mengakuinya sebagai putranya lagi karena ia tak bersedia mengikuti Islam.

Berpisahlah Mush’ab dari keluarga dan segala kemewahannya. Pemuda yang biasa berpakaian bagus itu memilih menjadi  seorang muslim sederhana dengan pakaian seadanya.  Sampai suatu hari ia diutus Rasulullah SAW menjadi duta untuk kalangan Anshar.

Rasulullah SAW menggambarkan Mush’ab, “Dahulu saya lihat Mush’ab ini tak ada yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya, kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan RasulNya.”

Duta di Madinah


Sesampai di Madinah, Mush’ab mendapati kaum muslimin kala itu tak lebih dari 12 orang, yakni mereka yang berbai’at di bukit Aqabah. Pilihan Rasulullah SAW atas diri Mush’ab sebagai duta di sana cukuplah tepat. Ia menyampaikan ajaran Islam secara bijak saat tinggal sebagai tamu di rumah As’ad bin Zararah.

Suatu kali saat sedang menyampaikan ajaran, ia disergap oleh Usaid bin Hudlair, kepala suku kabilah Abdul Asyhal di Madinah. Usaid menodong Mush’ab dan menyentakkan lembingnya. Ia marah karena Mush’ab dianggap akan menyelewengkan anak buah dan agamanya. Masalahnya  bagi Usaid, Tuhan itu dianggap sesuatu yang mudah ditemui. Tidak seperti tuhannya Muhammad SAW yang tak seorang pun dapat melihatNya.

Sambil berdiri Usaid berteriak, “Apa maksud kalian datang ke kampung kami? Apakah hendak membodohi rakyat kecil kami? Tinggalkan tempat ini segera, jika tak ingin nyawa kalian melayang!”
Mush’ab tetap tenang layaknya samudra. “Kenapa Anda tidak duduk dan mendengarkan dulu? Seandainya Anda menyukainya nanti, anda akan menerimanya. Sebaliknya, jika tidak, kami akan menghentikan apa yang Anda tidak sukai itu,” katanya lembut.  Akhirnya, Usaid mau juga mendengarkan, dan hatinya terbuka. Ia mendengarkan indah dan berartinya bacaan Al Quran Mush’ab.

Usaid meninggalkan Mush’ab dan orang-orang di situ beberapa saat kemudian kembali lagi. Namun, rambutnya basah lantaran mandi bersih. Setelah itu, Usaid menyatakan pengakuannya pada Islam. Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad SAW adalah utusan Allah.
Setelah berita mengenai keislaman Usaid tersebar, menyusul pula Sa’ad bin Mu’adz, juga Sa’ad bin Ubadah masuk Islam, yang menjadi penanda berakhirnya pertentangan suku-suku di Madinah. Warga Madinah pun berbondong masuk Islam.

Syahid di Perang Uhud


Perang Uhud merupakan satu ujian perang yang sulit bagi kaum muslim. Pada perang inilah diuji siapa di antara muslim kala itu yang benar-benar menuruti Rasulullah SAW dan yang tidak. Awal kekacauan pasukan muslim dimulai saat pasukan panah meninggalkan bukit karena dikiranya mereka telah mengalahkan kaum musyrikin. Padahal, Rasulullah SAW meminta mereka untuk tidak meninggalkan bukit.

Tanpa diduga ternyata pasukan berkuda kaum kafir menyerbu dari belakang dari atas bukit. Melihat pasukan muslim porak poranda, tentara kafir segera saja akan menyerang Rasulullah SAW. Saat itulah, Mush’ab mengorbankan dirinya untuk menarik perhatian pasukan kafir agar tidak menyerang Nabi. Ia mengangkat bendera setinggi-tingginya dan berteriak sehingga pasukan kafir mengarah padanya.

Ibnu Sa’ad berkata, diceritakan kami oleh Ibrahim bin Muhammad bin Syurahnil al Abdari dari bapaknya, ia berkata:

Mush’ab bin Umair adalah pembawa bendera di perang Uhud. Tatkala barisan kaum muslimin pecah, Mush’ab bertahan pada kedudukannya. Datanglah seorang musuh berkuda, Ibnu Qumaiah namanya, lalu menebas tangan kanannya hingga putus. Sementara Mushab mengucapkan, “Muhammad itu tiada lain hanyalah seorang Rasul, yang sebelumnya telah didahului oleh beberapa orang Rasul.”

Maka dipegangnya bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. Musuh pun menebas tangan kirinya itu sampai putus pula. Mush’ab membungkuk ke arah bendera lalu dengan kedua pangkal lengannya ia meraih bendera itu ke dadanya.

“Muhammad itu tidak lain adalah seorang Rasul dan sebelumnya telah didahului oleh beberapa Rasul.”

Lalu orang berkuda itu menyerangnya ketiga kali dengan tombak dan menusuknya hingga tombak itu pun patah. Mush’ab pun gugur dan bendera jatuh.
Allah menurunkan firmannya dalam AlQuran:

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. QS Ali Imran 144

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang Rasul,” itulah kata-kata terakhir Mush’ab sebelum akhirnya ia gugur sebagai syuhada.

Sehelai Burdah


Rasulullah SAW bersama para sahabat mendatangi medan pertempuran untuk menyampaikan salam perpisahan pada para syuhada. Ketika sampai pada jasad Mush’ab, bercucuran air matanya.

Berkata Khabbah Ibnul Urrat:

Kami hijrah di jalan Allah, bersama Rasulullah SAW dengan mengharap keridhoannya. Di antara kami ada yang telah berlalu sebelum menikmati pahalanya di dunia ini sedikit pun juga. Diantaranya adalah Mush’ab bin Umair yang tewas di perang Uhud. Tak sehelai kain pun menutupinya selain sehelai burdah. Andainya ditaruh di atas kepalanya, terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya, bila ditutupkan ke kakinya, terbukalah kepalanya. Maka sabda Rasulullah SAW,”Tutupkanlah ke bagian kepalanya, dan kakinya tutuplah dengan rumput idzkir.”

Rasulullah SAW mendekati jasad Musha’b dan membacakan ayat:

“Di antara orang-orang mukmin terdapat pahlawan-pahlawan yang telah menepati janjinya dengan Allah.” QS Al Ahzab 23.

Setelah itu Rasulullah SAW berucap,

“Ketika di Mekah dahulu, tak seorang pun aku lihat yang lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya daripadamu. Tetapi sekarang ini, dengan rambutmu yang kusut, hanya dibalut sehelai burdah.

Sungguh Rasulullah akan menjadi saksi nanti di hari kiamat, bahwa tuan-tuan semua adalah syuhada di sisi Allah.”

Kemudian Rasulullah SAW berpaling ke arah sahabat yang masih hidup,

“Hai manusia, berziarahlah dan berkunjunglah kepada mereka, serta ucapkanlah salam. Demi Allah yang menguasai nyawaku, tak seorang muslim pun sampai hari kiamat yang memberi salam kepada mereka, pasti mereka akan membalasnya.”

Salam atasmu Mush’ab bin Umair. Salam padamu para Syuhada.


Alhamdulillah

Sifat-Sifat Hamba Allah yang Mendapat Kemuliaan



Mencatat ulang Al Quran surat Al Furqon 63-74. Begitu banyak yang terlupakan, Begitu banyak yang harus dirubah. Begitu banyak yang harus diamalkan. Hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu, seperti apakah mereka?

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ 

SATU, berjalan dengan rendah hati.


وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنً۬ا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَـٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَـٰمً۬ا ٦٣

Dan hamba-hamba Allah yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.

DUA, sholat malam.
وَٱلَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمۡ سُجَّدً۬ا وَقِيَـٰمً۬ا ٦٤ 
Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Rabbnya.

TIGA, orang-orang yang berdoa.


وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا ٱصۡرِفۡ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ‌ۖ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا ٦٥

إِنَّهَا سَآءَتۡ مُسۡتَقَرًّ۬ا وَمُقَامً۬ا ٦٦

Dan orang-orang yang berkata, “Ya Rabb kami, jauhkan azab jahanam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal.” Sesungguhnya jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.

EMPAT, orang yang bijaksana dalam harta.


وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُواْ لَمۡ يُسۡرِفُواْ وَلَمۡ يَقۡتُرُواْ وَڪَانَ بَيۡنَ ذَٲلِكَ قَوَامً۬ا ٦٧

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan harta mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.

LIMA, orang yang tidak syirik, tidak membunuh dan tidak berzina.


وَٱلَّذِينَ لَا يَدۡعُونَ مَعَ ٱللَّهِ إِلَـٰهًا ءَاخَرَ وَلَا يَقۡتُلُونَ ٱلنَّفۡسَ ٱلَّتِى حَرَّمَ ٱللَّهُ إِلَّا بِٱلۡحَقِّ وَلَا يَزۡنُونَ‌ۚ وَمَن يَفۡعَلۡ ذَٲلِكَ يَلۡقَ أَثَامً۬ا ٦٨
يُضَـٰعَفۡ لَهُ ٱلۡعَذَابُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ وَيَخۡلُدۡ فِيهِۦ مُهَانًا ٦٩
 إِلَّا مَن تَابَ وَءَامَنَ وَعَمِلَ عَمَلاً۬ صَـٰلِحً۬ا فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ يُبَدِّلُ ٱللَّهُ سَيِّـَٔاتِهِمۡ حَسَنَـٰتٍ۬‌ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورً۬ا رَّحِيمً۬ا ٧
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosanya, yaitu akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang taubat, beriman, dan mengerjakan amal sholeh, maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

ENAM, orang yang bertaubat dan mengerjakan amal sholeh.٠
 وَمَن تَابَ وَعَمِلَ صَـٰلِحً۬ا فَإِنَّهُ ۥ يَتُوبُ إِلَى ٱللَّهِ مَتَابً۬ا ٧١
Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal sholeh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.

TUJUH, Orang yang tidak bersaksi palsu.


وَٱلَّذِينَ لَا يَشۡهَدُونَ ٱلزُّورَ وَإِذَا مَرُّواْ بِٱللَّغۡوِ مَرُّواْ ڪِرَامً۬ا ٧٢

Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan orang-orang yang mengerjakan amal yang tidak berfaedah mereka lalui saja dengan menjaga kehormatan dirinya.

DELAPAN, orang yang tidak ‘tuli’ dan tidak ‘buta’.


وَٱلَّذِينَ إِذَا ذُڪِّرُواْ بِـَٔايَـٰتِ رَبِّهِمۡ لَمۡ يَخِرُّواْ عَلَيۡهَا صُمًّ۬ا وَعُمۡيَانً۬ا ٧٣

Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabbnya, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta.

SEMBILAN, orang-orang yang berdoa:


وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٲجِنَا وَذُرِّيَّـٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٍ۬ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا ٧٤

“Ya Rabbi, anugrahkanlah kepada kami istri-istri kami dari keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan  jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.”

Maha Benar Allah dengan segala firmanNya.

Alhamdulillah

Questions and Answers: Al Quran

Apakah Al Quran itu?


- Petunjuk bagi manusia.

Al Quran tak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. QS Al Baqarah 2

Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus. QS Al Israa 9

- Sebagai obat bagi jiwa.

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. QS Yunus 57

- Bukti kebenaran.

Kami telah menurunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu… QS Al Maidah 48

Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini. QS Al Haqqah 51

- Pedoman hukum dan sumber ilmu.

Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. QS Al Jaatsiyah 20

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnah), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya. QS An Nissa 59

(Al Quran) ini adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia, dan supaya mereka diberi peringatan dengannya, dan supaya mereka mengetahui bahwasannya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran. QS Ibrahim 52


 Siapakah pembaca AlQuran?


Orang yang paling baik.

Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya.” HR Bukhari

- Orang yang tak pernah rugi.

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami anugrahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharap perniagaan yang tidak akan merugi. QS Fathir 29

- Orang yang diberi rahmat.

Dan Al Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertaqwalah agar kamu diberi rahmat. QS Al An aam 155


Bagaimana Membaca Al Quran?


Berlindung kepada Allah.

Apabila kamu membaca Al Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.  QS AN Nahl 98

- Membaca dengan tartil atau perlahan-lahan.

Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan. QS Muzamil 4

Maka Maha Tinggi Allah Raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al Quran, sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan berkatalah, “Ya Rabbi, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” Qs Thaha 114


 Apa balasan membaca Al Quran?


-  Mendapat Karunia Allah.

Agar Allah menyempurnakan kepada mereka dan menambah kepada mereka dari karuniaNya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. QS Fathir 30

- Berlipat untungnya daripada perniagaan.

“Siapakah di antara kalian yang mau pergi setiap pagi menuju Bathan atau al Aqiq (lembah tempat jual beli unta dekat Madinah), lalu kembali darinya dengan membawa dua ekor unta (yang gemuk lagi berharga) tanpa melakukan perbuatan dosa dan memutus hubungan kekerabatan?” Mereka menjawab, “Kami menginginkannya wahai Rasulullah.”
Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang di antara kalian pergi ke masjid kemudian memahami aau membaca dua ayat Kitabullah melainkan itu lebih baik baginya dari dua ekor unta dan membaca tiga ayat lebih baik baginya dari tiga ekor unta, juga membaca empat ayat lebih baik baginya dari empat ekor unta dan begitulah seterusnya.” HR Muslim

Diliputi kedamaian.

“Tidaklah suatu kaum berkumpul dalam suatu rumah-rumah Allah, lalu mereka membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di antara mereka, kecuali ketenangan akan turun kepada mereka, kasih sayang akan menyelimuti mereka, Malaikat akan menaungi mereka, dan Allah akan membanggakan mereka di tengah para Malaikat yang ada di sisiNya. HR Muslim.

- Bersama-sama malaikat di surga.

Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang pandai membaca AlQuran, akan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sementara yang membacanya dengan terbata-bata dan dia mendapat kesulitan maka baginya dua pahala.” HR Bukhari Muslim

Alhamdulillah

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan