Empat Perubahan yang Pasti Dialami Manusia

Manusia semenjak ia diciptakan akan mengalami berbagai perubahan. Baik itu dalam kehidupannya di dunia sampai kelak nanti di akhirat. Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Insyiqaaq 19:

“Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan).



Apa saja perubahan tersebut?

Satu, Perubahan Waktu


Waktu berubah, terkadang sekarang memiliki kesempatan, besok tidak.  Dulu kita memilii waktu untuk melakukan sesuatu sekarang waktu terasa sempit. Hari ini tidak sama dengan hari kemarin, dan hari esok belum tentu sama dengan hari ini. Pencapaian kita berubah-ubah mengikuti perubahan waktu.

Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir ) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang beriman dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikanNya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim." QS Ali Imran 140

Dua, Perubahan Fisik


Perubahan fisik manusia merupakan suatu yang mutlak tak dapat ditolak. Allah SWT menerangkan dalam Al Quran:

Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendakiNya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.  QS Ar Rum 54

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, pengelihatan dan hati, agar kamu bersyukur. QS An Nahl 78

Mengenai penciptaan manusia dan perubahan  fisik yang dialaminya, secara panjang lebar diterangkan Allah SWT dalam firmannya:

Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. QS Al Hajj 5

Tiga, Perubahan Tempat


Setelah dari rahim, manusia pindah di alam dunia. Ketika mati, manusia pindah tempat ke alam kubur. Saat dibangkitkan, manusia berpindah lagi ke alam barzah, sampai suatu saat nanti, manusia ditempatkan sesuai amalnya di dunia, apakah di surga atau neraka.

Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan menghidupkan bumi sesudah matinya. Dan seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari kubur). QS Ar Rum 19

Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. QS Lukman 28

Empat, Perubahan Hati


Allah yang membolak-balik hati manusia. Manusia adakalanya sedih, kadang gembira. Merasa senang, merasa susah. Merasa tenang, merasa takut.  Merasa rindu, merasa benci. Ada pula orang yang Allah buka hatinya dengan hidayah, dan ada yang ditutupkan hidayah karena kekerasan hatinya.

(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.QS Al Baqarah 112. 

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.  QS Al Baqarah 262

Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. 
QS Ali Imran 119

Alhamdulillah


Kisah Sahabat Rasulullah SAW 1 : Abdullah Bin Mas’ud

Tidak layak bagi seseorang yang mengaku dirinya mencintai Allah dan RasulNya membenci para sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Orang-orang yang paling awal masuk Islam itu adalah para sahabat Rasulullah SAW yang mencintai Allah dan RasulNya lebih dari diri mereka sendiri. Limpahan rahmat Allah semoga dicurahkan kepada mereka, salah satunya Abdullah Bin Mas’ud.

Siapakah orang yang Rasulullah SAW minta kepadanya untuk dibacakan Al Quran? Dialah Abdullah bin Masud atau Ibnu Mas,ud. Siapakah orang yang pertama kali membacakan Al Quran di hadapan pemuka-pemuka suku Quraisy yang jahiliyah? Dialah Ibnu Mas’ud.

Abdullah bin Mas’ud lebih dikenal dengan panggilan Ibnu Mas’ud merupakan golongan pertama beriman, yaitu orang yang keenam masuk Islam. Pertemuannya pertama kali dengan Rasulullah saat ia masih remaja dan tengah menggembalakan kambing milik Uqban bin Mu’aith.  Rasulullah dan Abu Bakr ra datang kepadanya dan meminta sekiranya ada susu untuk mereka minum.

“Aku orang kepercayaan, aku tak dapat memberi Anda berdua minuman,” kata Ibnu Mas’ud. Lalu Rasulullah SAW menanyakan apakah ia memiliki kambing betina yang mandul. Ibnu Mas’ud kemudian menunjukkan salah satu kambing seperti yang diminta. Kambing itu kemudian diikat oleh Rasulullah SAW,  sementara Abu Bakr ra mengambil batu cembung untuk menampung air susu. Rasulullah SAW mengusap susu kambing itu sambil mengatakan sesuatu lalu keluarlah susunya sehingga beliau dan Abu Bakr ra dapat minum. Usai minum, Nabi berkata kepada kambing itu, “Kempislah.” Maka susu tak lagi keluar.

Ibnu Mas’ud terheran melihat apa yang telah dilakukan Rasulullah SAW. Lantas  didatanginya Rasulullah SAW dan berkata, “Ajarkanlah kepadaku kata-kata tersebut.” Nabi SAW menjawab, “Engkau akan menjadi seorang anak yang terpelajar.”

Kemudian hari, memang benarlah Ibnu Mas’ud diberi rahmat Allah SWT menjadi orang yang sangat pandai membaca, menghafal surat-surat Al Quran yang turun kepada Rasulullah SAW selama hidup Beliau. Mengenai dirinya, Ibnu mas’ud berkata, “Saya telah menampung 70 surat Al Quran yang kudengar langsung dari Rasulullah SAW, tiada seorang pun yang menyaingiku dalam hal ini.”

Pada kala lain, Ibnu Mas’ud berkata, “Tidak suatu pun dari Al Quran itu yang diturunkan kecuali aku mengetahui peristiwa apa yang diturunkannya. Dan tidak seorang pun yang lebih mengetahui tentang Kitab Allah daripadaku. Dan sekiranya aku tahu ada seorang yang dapat dicapai dengan berkendaraan unta dan ia lebih tahu tentang Kitabullah daripadaku, pastilah aku akan menemuinya. Tetapi aku bukanlah yang terbaik di antaramu.”

Sabda Rasulullah SAW, “Berpegang teguhlah kepada ilmu yang diberikan oleh Ibnu Ummi Abidin (Ibnu Mas’ud).” “Barangsiapa yang ingin mendengar Al Quran tepat seperti diturunkannya, hendaklah ia mendengarkannya dari Ibnu Ummi Abidin!” Beliau mengulangnya sampai dua kali.

Rasullullah Menangis Mendengar Bacaan Ibnu Mas’ud


Pada suatu hari Rasulullah SAW memanggil Ibnu Mas’ud. “Bacakanlah kepadaku, hai Abdullah!”

“Haruskah aku membacakannya kepada Anda, wahai Rasulullah?”

Jawab Rasulullah, “Saya ingin mendengarnya dari mulut orang lain.”

Maka Ibnu Mas’ud pun membacanya dimulai dari surat An Nissa sampai pada ayat…  “Maka betapa jadinya bila Kami jadikan dari setiap umat itu seorang saksi, sedangkan kamu Kami jadikan sebagai saksi bagi mereka. …Ketika orang-orang kafir yang mendurhakai Rasul sama berharap kiranya mereka disamaratakan dengan bumi… dan mereka tidak dapat merahasiakan pembicaraan dengan Allah…” (QS An Nissa 41-42)

Maka Rasulullah tak dapat menahan tangisnya, air matanya meleleh dan dengan tangannya diisyaratkan kepada Ibnu Mas’ud yang maksudnya, “Cukup…cukuplah sudah, hai Ibnu Mas’ud.”
Pada suatu hari serombongan sahabat berkumpul pada Ali karamallahu wajhah, lalu kata mereka kepadanya:

“Wahai Amirul Mukminin, kami tidak melihat orang yang lebih berbudi pekerti, lebih lemah lembut dalam mengajar, begitupun yang lebih baik pergaulannya dan lebih sholeh daripada Abdullah bin Mas’ud.”

Ujar Ali, “Saya minta tuan-tuan bersaksi kepada Allah, apakah ini betul-betul tulus dari hati tuan-tuan?” “Benar,” kata mereka.

Kata Ali, “Ya Allah, saya mohon Engkau menjadi saksinya, bahwa saya berpendapat mengenai dirinya seperti apa yang mereka katakan itu, atau lebih baik dari itu lagi. Sungguh, telah dibawanya Al Quran maka dihafalkannya barang yang halal dan diharamkannya barang yang haram…, seorang ahli dalam soal keagamaan dan luas ilmunya tentang as sunnah.”

Suatu ketika para sahabat memperkatakan pribadi Abdullah bin Mas’ud, kata mereka: “Sungguh, sementara kita terhalang, ia diberi restu, dan sementara kita bepergian, ia menyaksikan (tingkah laku RasulullahSAW).”

Maksud mereka, Ibnu Mas’ud beruntung mendapatkan kesempatan berdekatan dengan Rasulullah SAW, suatu hal yang jarang didapat oleh orang lain. Ia lebih sering masuk ke rumah Rasulullah SAW dan menjadi teman duduknya.  Ibnu Mas’ud menjadi tempat Rasulullah SAW menumpahkan keluhan dan mempercayakan rahasianya, hingga ia diberi gelar “Peti Rahasia”.

Membaca Surat Ar Rahman Dihadapan Pemuka Quraisy


Sebelum masuk Islam, Ibnu Masud tak berani berhadapan dengan suku Quraisy. Ia hanya seorang pemuda miskin, lemah, dengan perawakan kecil dan kurus. Namun, setelah masuk Islam di kemudian hari ia tampil berani di depan majelis yang terdiri dari pemuka dan pemimpin Quraisy yang sedang duduk berkumpul. Dengan suara merdunya ia membacakan surat Ar Rahman.

Berikut penuturan Zubair ra mengenai Ibnu  Masud yang membacakan surat Ar Rahman:

“Yang mula-mula menderas Al Quran di Mekah setelah Rasulullah SAW adalah Abdullah bin Masud. Pada suatu hari para sahabat Rasulullah SAW berkumpul. Kata mereka, “Demi Allah, orang-orang Quraisy belum lagi mendengar sedikit pun Al Quran ini dibaca dengan suara keras di hadapan mereka. Nah siapa di antara kita yang bersedia memperdengarkan kepada mereka?”

Maka berkata Ibnu Masud, “Saya!”

Kata mereka, “Kami khawatir akan keselamatan dirimu! Yang kami inginkan ialah seorang laki-laki yang mempunyai kerabat yang akan mempertahankannya dari orang-orang itu jika mereka bermaksud jahat.”

“Biarkanlah saya!” kata Ibnu Masud. “Allah pasti membela.” Maka datanglah Ibnu Masud kepada kaum Quraisy di waktu Dhuha, yakni ketika mereka sedang berada di balai pertemuannya. Ia berdiri di panggung lalu membaca: “Bismilahirahmaani rahiim. Ar Rahman…’allamal Quran…” Lalu sambil menghadap kepada mereka diteruskanlah bacaannya.

“Apa yang dibaca oleh anak si Ummu Abidin itu…? Sungguh yang dibacanya itu ialah yang dibaca oleh Muhammad!” kata salah seorang Quraisy.

Mereka bangkit mendatangi dan memukulinya, sedang Ibnu Masud meneruskan bacaannya sampai batas yang dikehendaki Allah. Setelah itu dengan muka dan tubuh yang babak beluar ia kembali kepada sahabat. Kata mereka, “Inilah yang kami khawatirkan terhadap dirimu…”

Ibnu Masud berkata, “Sekarang ini tak ada yang lebih mudah bagiku dari menghadapi musuh-musuh Allah itu! Dan seandainya tuan-tuan menghendaki, saya akan mendatangi mereka lagi dan berbuat hal yang sama esok hari!”

Ujar mereka, “Cukuplah demikian! Kamu telah membacakan mereka barang yang menjadi tabu bagi mereka!”

Umar bin Khatab ra mengatakan mengenai Ibnu Mas’ud, “Islamnya merupakan suatu kemenangan, hijrahnya merupakan pertolongan, sedang pemerintahannya menjadi rahmat.”

Pemikiran Ibnu Mas’ud


Ibnu Mas’ud jauh hari sebelum diketemukannya teori relativitas waktu pernah mengungkapkan pemahamannya mengenai waktu. Katanya, “Bagi Tuhan kalian tiada siang dan malam. Cahaya langit dan bumi itu bersumber dari cahayanya.”

Ia juga berbicara mengenai pekerja dan betapa pentingnya mengangkat taraf budaya kaum pekerja, katanya, “Saya amat benci melihat seorang laki-laki yang menganggur tak ada usahanya untuk kepentingan dunia, dan tidak pula untuk kepentingan akhirat. “

Kata-kata bersayapnya:

Sebaik-baik kaya adalah kaya hati
Sebaik-baik bekal ialah taqwa
Seburuk-buruk buta ialah buta hati
Sebesar-besar dosa ialah berdusta
Sejelek-jelek usaha ialah memungut riba
Seburuk-buruk makanan ialah memakan harta anak yatim
Siapa yang memaafkan orang akan dimaafkan Allah
Dan siapa yang mengampuni orang akan diampuni Allah


Karakter Terpuji 6 : Shidiq

Orang-orang shidiq atau orang-orang yang benar memiliki tiga kebenaran dalam dirinya. Satu, niat yang benar, kedua perkataan yang benar dan ketiga, perbuatan yang benar.

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. QS At Taubah 119.

Orang-orang shidiq, benar. Orang yang amat teguh keyakinannya akan kebenaran yang dibawa Rasulullah SAW.

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugrahi nikmat oleh Allah, yaitu:  nabi-nabi, para shidiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang yang sholeh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. 
QS 4 An Nissa 69.


Orang shidiq memiliki tiga kebenaran dalam dirinya: Satu, benar niatnya. Dua, benar perkataannya. Tiga, benar pekerjaannya. Seperti apa ketiganya?

Satu, benar niatnya.

Pada buku Riadhus Shalihin tentang orang yang shidiq disebut sebuah hadist.  Sahl bin Hunaif ra berkata, bersabda Rasulullah SAW: “Siapa yang minta kepada Allah mati syahid dengan sungguh-sungguh, niscaya Allah akan menyampaikannya ke tingkat orang mati syahid, meskipun mati di atas tempat tidurnya”.  HR Muslim.

Hadist ini menyiratkan pentingnya niat seseorang. Niat yang benar, walaupun belum sempat dilaksanakan, telah dicatat oleh Allah SWT, termasuk akan diberi pahalanya. Atau, sudah sampaikah hadist mengesankan tentang niat berikut ini?

Dari Abu Sa’id ra dari Nabi SAW beliau bersabda:
“Ada seorang laki-laki Bani Israil yang telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Kemudian ia pergi bertanya. Ia datang pada seorang rahib (pendeta), lalu ditanyakannya, “Dapatkah tobat saya diterima?” Jawab pendeta, “Tidak!” Pendeta itu pun lalu dibunuhnya. Kemudian ia terus hendak bertanya. Seorang laku-laki berkata kepadanya, “Pergilah engkau ke desa itu!”  
Lalu dia mati di dekat desa yang ditujunya. “Mendekatlah,” dan Allah mewahyukan kepada desa yang ditinggalkannya, “Jauhlah.” Allah lalu berfirman kepada malaikat tadi, “Ukurlah jarak antara kedua desa itu”. Maka kedapatanlah bahwa ia lebih dekat sejengkal ke tempat yang ditujunya. Lalu ia diampuni Allah.  HR Bukhari.

Sekali lagi, niat, yang baik dan benar, walaupun belum terlaksana telah dihitung Allah SWT. Niat yang benar akan melahirkan daya dorong yang kuat.

Kedua, benar perkataannya.

Abdullah bin Masud ra berkata, bersabda Nabi SAW, “Sesungguhnya kebenaran itu membawa kepada kebaikan (taat) dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang membiasakan dirinya berkata benar sehingga tercatat di sisi Allah shidiq. Dan dusta membawa kepada lancung sedang lancung membawa ke neraka. Dan seseorang suka berdusta sampai tercatat di sisi Allah pendusta.” HR Bukhari Muslim

Ucapan yang benar akan melahirkan daya pengaruh yang kuat.

Ketiga, benar perbuatannya.

…(juga) bagi para fuqara yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka karena mencari karunia Allah dan keridhaanNya, dan mereka menolong Allah dan Rasulnya. Mereka itulah orang-orang yang shidiqqin.” Al Hasyr 18


Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shidiqqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka. QS Al Hadiid 19.

Perbuatan yang shidiq akan melahirkan kekuatan untuk merekayasa, melahirkan kekuatan untuk melaksanakan, dan mempersiapkan perbekalan akhirat.


Ketiga kebenaran niat, perkataan dan perbuatan yang benar dalam orang shidiq tadi akan melahirkan kekuatan untuk memproduksi sesuatu kebaikan sehingga menjadi kekuatan yang bisa merobah sesuatu. Wallahu ‘alam

Alhamdulillah
Karakter Terpuji 1: Muslim, Mukmin, Muslim
Karakter Terpuji 2: Taqwa
Karakter Terpuji 3: Istiqomah
Karaker Terpuji 4: Bersyukur, Khusyu, Hanif
Karakter Terpuji 5: Sabar Sebagai Pelita

Pengaruh Dosa bagi Kita

Dosa selain dilarang oleh Alah SWT, ternyata juga telah berpengaruh bagi kita selama masih hidup di dunia. Pengaruh itu kadang tidak kita sadari.

Sebelum melihat apa pengaruh dosa bagi kita, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu, jenis-jenis dosa itu. Dosa adalah hijab (penutup) antara hamba dan Rabbnya, Allah SWT. Untuk menjauhi dosa tak akan terwujud tanpa tiga hal, satu berilmu, dua menyesal, dan tiga berniat untuk selalu menghindarinya.

Dosa mempunyai tingkatan berbeda. Berbeda dari kualitas, pengaruh, dan akibat kerusakannya.  Hukumannya berbeda baik di dunia maupun di akhirat. Semua dosa bersumber dari dua, yaitu satu,meninggalkan segala perintah Allah SWT dan dua, melanggar apa yang dilarangNya.  Sebab dosa juga dua, yaitu syahwat (nafsu yang didorong oleh setan) dan syubhat (ketidakyakinan atau keraguan).

Jika dilihat dari ukurannya, dosa dibagi menjadi dua, dosa kecil (shogir) dan dosa besar(kabair). Perbedaan pendapat tentang keduanya sangat banyak, termasuk hadist yang membahasnya. Namun, setidaknya ada lima hadist sahih yang membahas dosa-dosa tersebut:

Pertama, Abu Hurairah ra menyampaikan,sesungguhnya Rasulullah saw bersabda,” Jauhilah tujuh dosa yang menghancurkan,” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah apa saja yang dimaksud dengan tujuh dosa tersebut?” Rasulullah menjawab, “Mempesekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang telah diharamkan oleh Allah tanpa hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri dari medan perang dalam keadaan sengit, menuding wanita-wanita mukmin yang baik berzina.” HR Bukhari.

Kedua, Ibnu Masud ra berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW telah ditanya, “Apakah yang dimaksud dengan dosa besar itu?” Maka, Rasulullah SAW bersabda, “Kamu menjadikan sesuatu sebagai sekutu Allah, padahal Dia-lah yang telah menciptakanmu”. Kemudian Rasul ditanya lagi, “Apalagi?”Rasulullah menjawab, “Kamu membunuh anakmu karena takut makan bersamamu.” Kemudian ditanya lagi, “Apalagi?” Rasulullah menjawab, “Kamu melakukan zina bersama istri tetanggamu.” HR Bukhari.

Ketiga, Ibnu Umar ra berkata, sesungguhnya nabi SAW bersabda, “Dosa-dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah dan menghardik kedua orang tua.” HR Bukhari.

Keempat, Rasulullah SAW bersabda, “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar? Dia adalah perkataan yang keji” . Dalam riwayat lain, “Menjadi saksi palsu atas perbuatan yang keji.”
Kelima, Abi Barkah berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW pernah menyebutkan macam-macam dosa besar dihadapan kami. Beliau bersabda, “Dosa-dosa besar itu adalah mempersekutukan Allah dan menghardik orang tua.” Saat itu Rasulullah dalam keadaan bersandar, kemudian ia duduk dan bersabda lagi, “Ingatlah yang juga termasuk dosa besar itu adalah perkataan keji dan bersaksi atas perbuatan keji.”  Tidak henti-henti beliau mengulang itu, sehingga kami berkata dalam hati, “Mudah-mudahan beliau berhenti.”

Adapun dosa kecil jumlahnya sangat banyak. Namun, dosa kecil itu bisa menjadi dosa besar jika, dilakukan terus menerus, dianggap enteng, merasa senang melakukannya, mencari sanjungan dengan dosa itu, apalagi dilakukan oleh orang berilmu yang menjadi panutan banyak orang.

Pengaruh dosa bagi kita:


Pertama. Tterhalang dari cahaya ilmu.
Nasihat Imam Malik, “Ketahuilah, bahwasannya ilmu adalah anugrah Ilahi, dan anugrah Ilahi itu tidak akan diberikan kepada pelaku maksiat.”

Kedua. Kegalauan hati menyelimuti.
Ketenangan jiwa hanya akan didapat oleh orang yang memiliki hati yang hidup, yang selalu disirami iman dan ketaatan.  Orang yang resah, menjadi tak tenang dalam tidur, gelisah, khawatir, semua bermula dari dosa yang ada di hati.

Ketiga. Ketakutan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Orang yang memendam maksiat dalam dirinya akan merasa ada jurang untuk bergaul dengan orang sholeh. Akibatnya, ia jadi semakin jauh terbawa setan. Adakalanya juga ia menjadi terisolasi dengan dirinya sendiri.

Keempat. Kesulitan dalam setiap urusan.
“Barangsiapa yang bertaqwa pada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar baginya.” QS Ath Thalaq 2.

Kelima. Kegelapan yang hakiki dalam hati.
Saat kegelapan hati bertambah, seseorang bisa terjerumus perbuatan yang semakin menjauhkannya dari Allah SWT. Abdullah bin Abbas ra berkata, “Sesungguhnya kebaikan itu memberikan cahaya pada wajah pelakunya, menjadi pelita bagi hati, memberi kelapangan rezeki, membentuk kekuatan jasad, dan membuat orang-orang ,mencintainya. Adapun kejahatan itu membuat muka carut marut, memberi kegelapan dalam hati, kelemahan pada badan, mengurangi pintu rezeki dan membuat orang lain membencinya.”

Keenam. Lemah hati dan jasad.
 Hati menjadi lemah, maksudnya hanya dengan sedikit godaan kita mudah untuk melanggar perintah Allah SWT. Hati yang lemah biasanya juga mempegaruhi pada kelemahan atau daya tahan tubuh.  Contoh yang nyata, orang-orang Romawi dahulu kala begitu kuat fisiknya, tapi kalau hatinya lemah, dapat dikalahkan oleh pasukan muslimin.

Ketujuh. Membuat pikiran tak pernah jernih.
Melakukan satu kejahatan akan membuka peluang untuk melakukan kejahatan lainnya. Makanya sering kita mendengar istilah bahwa seseorang itu sedang gelap mata. Apa yang dilakukannya tak bisa dinilainya sendiri sebagai sebuah kejahatan.  
Wallahu’alam


Alhamdulillah

Sains Membuktikan Kebenaran Al Quran 2

Al Quran terus diperlihatkan kebenarannya seiring berjalannya waktu. Ilmu pengetahuan terus berkembang, satu persatu membuktikan keterkaitannya dengan apa yang telah tertulis dalam Al Quran. Berikut di antaranya:

Sidik Jari dalam Ilmu Forensik

Bukan hal baru jika para ahli forensik memakai sidik jari untuk mengungkap identitas seseorang. Penyelidikan tentang suatu kejadian kriminalitas, identitas korban, bukti-bukti dengan bekas tanda sidik jari pelaku kejahatan di tempat kejadian perkara, semua perlahan tapi pasti akan terungkap dengan adanya data sidik jari.

Ilmu mempelajari sidik jari sendiri sudah dimulai sejak abad 16. Setiap manusia diketahui memiliki pola sidik jari yang sama sekali berbeda antara satu orang dengan orang lain. Ahli forensik Jerman Johann Christoph Andreas Mayer percaya bahwa sidik jari setiap orang punya keunikan tersendiri. Mayer semakin menegaskan bahwa sidik jari setiap orang tidak sama persis meski kembar.

Denmark adalah negara pertama yang mengadopsi sidik jari untuk identifikasi kriminalitas tahun 1902. Kepolisian Inggris sebelumnya juga telah mengusulkan sidik jari dijadikan cara untuk mengindetifikasi suatu kejadian kriminal. Alat untuk membaca sidik jari mulai dikembangkan di Amerika Serikat oleh FBI pada tahun 60-an.

Idetifikasi manusia saat ini semakin berkembang. Bahkan tak hanya sidik jari, tapi pada pola kornea mata, dan DNA. Uni Emirat Arab bahkan  telah lama memberlakukan data penduduknya serta mengindetifikasi orang-orang yang keluar masuk negaranya di imigrasi bandara dengan membandingkan pola bola matanya. Setiap orang berbeda tak ada yang sama.  

Ilmu tentang sidik jari ini sekali lagi memperlihatkan kekuasaan Allah dalam menciptakan segala sesuatu. Bermiliar-miliar orang yang hidup di dunia ini, tapi tak ada satu pun yang sama sidik jarinya. Subhanallah, sangat sempurna. Seharusnya dengan ini, orang mengambil hikmah bahwa suatu hari kita akan dimatikan dan dikumpulkan kembali nanti setelah kiamat, semuanya satu persatu. Tidak ada satu manusia yang sama dengan manusia lainnya, termasuk perhitungan amalnya. Itulah kebenaran Al Quran seperti Firman Allah:

Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna. Qs Al Qiyamah 3-4.

Fisika membuktikan putaran poros bumi bisa berbalik arah

Masih ingatkah dengan hadist Rasulullah SAW?  “Tidak akan terjadi kiamat sehingga matahari terbit dari tempat terbenamnya, apabila ia telah terbit dari barat dan semua manusia melihat hal itu maka semua mereka akan beriman, dan itulah waktu yang tidak ada gunanya iman seseorang yang belum pernah beriman sebelum itu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah. Dan riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah).

Seorang ilmuwan fisika Ukraina, Demitri Bolykov, masuk Islam karena membuktikan kebenaran Al-qur’an bahwa putaran poros bumi bisa berbalik arah. Demitri Bolykov, ahli fisika yang sangat menggandrungi kajian serta riset-riset ilmiah, mengatakan bahwa pintu masuk ke Islamannya adalah fisika. Ia tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof. Nicolai Kosinikov, pakar bidang fisika.


Mereka melakukan penelitian sebuah teori modern tentang perputaran bumi dan porosnya. Prof Kosinov dengan teori yang paling baru dan berani dalam menafsirkan fenomena perputaran bumi. Ia menggunakan sampel berupa bola yang diisi logam dilelehkan, sebagai perumpamaan bumi, dan membuat sebuah medan magnet dibentuk dengan dua elektroda yang saling berlawan arus, sebagai perumpamaan medan magnet dari pengaruh matahari. Seperti dipahami sebelumnya, perputaran bumi terjadi akibat adanya gaya magnet dari matahari.

Saat arus listrik berjalan pada dua elektroda menimbulkan gaya magnet, bola akan berputar. Fenomena ini dinamakan “gerak integral elektro dinamika”, sebagai gambaran gerak bumi pada porosnya. Kecepatan perputaran ini tergantung dari intensitas gaya magnet, atau dengan kata lain, kecepatan bumi bergerak tergantung intensitas daya matahari.

Kecepatan perputaran bumi pada porosnya inilah yang menjadi dasar pemikiran mengapa suatu hari bisa terjadi matahari terbit dari barat. Kecepatan perputaran bumi akan menentukan dimana posisi kedua kutub bumi. Pada tahun 1970-an kecepatan ini hanya 10 km setahun, sedangkan sekarang bisa menjadi 40 km setahun. Akibatnya, kutub bumi pun bergeser pada tahun 2001 sejauh 200 km sekali gerak! Akibat dari perpindahan posisi, suatu saat dua kutub bumi bisa bergantian tempat. Atau, artinya, gerak perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Saat itulah, matahari terbit dari barat. Saat itulah kiamat.

Rasulullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan Abu Hurairah, “Siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari Barat, Maka Allah akan menerima taubatnya.” HR Muslim.

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya QS 55  Ar Rahman 17

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, QS 3 Ali Imran 190

Al Quran menyebut madu, buah tin dan zaitun

Khasiat madu sudah tak diragukan lagi. Sebelum begitu banyak penelitian dilakukan untuk menguji khasiat madu, Allah telah menyatakan manfaat madu dalam firmanNya:

“…Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” QS. An-Nahl: 69

Allah menyebut madu sebagai obat. Kajian khasiat madu secara ilmiah telah diteliti oleh ilmuan Muslim terkemuka di era keemasan Islam, yakni Ibnu Sina (890-1037). Bapak kedokteran dunia dan ilmuwan muslim di abad ke-10 M itu tercatat sebagai dokter yang mengulas mengenai khasiat madu dari segi kesehatan dan dunia kedokteran.

Selama hidupnya Ibnu Sina banyak mengonsumsi madu sehingga awet muda dan berumur panjang. Madu, menurut Ibnu Sina, dapat menyembuhkan berbagai penyakit dari yang ringan sampai yang berat, seperti tekanan darah tinggi dan jantung. Madu juga dapat menurunkan suhu badan serta mengatur sekresi, sehingga dapat menghilangkan penyakit demam.

Selain madu, Al Quran juga menyebut buah tin dan zaitun.

“Demi buah tin dan buah zaitun.” QS At Tin 1

Kedua buah ini disebut dalam Al Quran karena di dalamnya mengandung zat bernama methalonids. Zat ini adalah protein yang keluar dari otak manusia dan binatang. Jumlah zat ini dalam tubuh sangat sedikit padahal fungsinya sangat penting, seperti mengurangi kolesterol, menguatkan jantung dan memperkuat sistem pernafasan.

Lantaran jumlahnya yang sangat sedikit dalam tubuh, para ilmuwan Jepang, beberapa di antaranya kemudian masuk agama Islam, melakukan riset untuk mencari tambahan zat methalonids dari makanan. Mereka menemukannya pada kedua buah tadi, tin dan zaitun. Mereka bahkan telah membuat kesimpulan jumlah komposisi yang tepat dalam mengkonsumsi buah agar lebih terasa manfaatnya. Caranya, mencampur satu buah tin dengan enam buah zaitun.

Komposisi ini, sesuai dengan jumlah penyebutan keduanya dalam Al Quran. Buah tin disebutkan satu kali (Qs At Tin 1), sedangkan buah zaitun enam kali (QS Al An Aam 99, Qs Al An Aam 141, QS An Nahl 11, QS An Nur 35, QS Abasa 29, dan Qs At Tin 1). Subhanallah.

Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan. QS An Nahl 11

Alhamdulillah
Artikel Terkait:
Sains Membuktikan Kebenaran Al Quran 1

Derajat Manusia dalam Berangan-Angan

Orang yang memikirkan kematian dan kehidupan setelah di dunia ini tak akan memanjangkan angan-angannya. Hidup di dunia hanyalah sementara, tujuan akhir adalah akhirat yang kekal. Imam Al Ghazali dalam bukunya “Metode Menjemput Maut” membagi beberapa derajat manusia dalam hal berpanjang dan berpendek angan-angan.

Orang yang berangan-angan hidup abadi.


Allah SWT berfirman, “Salah seorang di antara mereka ingin agar diberi umur seribu tahun." (QS Al Baqarah 96). Ada pula yang berharap untuk hidup sampai tua, setua umur manusia yang pernah disaksikannya. Inilah orang yang memendam rasa cinta yang sangat kuat pada dunia. Rasulullah SAW bersabda, “Dalam kecintaan mencari kesenangan duniawi, orang tua akan seperti anak muda walaupun tulang lehernya telah bengkok dimakan usia, kecuali orang-orang yang taqwa,namun sesungguhnya jumlah mereka sedikit sekali.” (HR Al Tirmidzi)

Orang yang berangan-angan hidup selama setahun saja.


Orang ini tak terlalu disibukkan oleh aktivitas merenungkan sesuatu yang telah berlalu. Orang seperti ini tidak memperkirakan dirinya masih akan hidup di tahun berikutnya sehingga pada musim kemarau hanya mempersiapkan untuk musim hujan. Ketika ia berhasil mengumpulkan kebutuhannya untuk satu tahun, dia pun segera menyibukkan diri dengan beribadah. Ada juga orang yang hanya berharap dapat hidup selama musim panas atau musim dingin saja, sehingga pada musim panas ia tidak mempersiapkan apa-apa untuk musim dingin atau sebaliknya.

Orang yang berangan-angan hidup selama sehari semalam.


Orang-orang ini hanya melakukan persiapan untuk sehari saja dan tidak untuk hari berikutnya. Isa AS berkata, “Janganlah memikirkan rezekimu untuk esok hari sebab jika esok hari merupakan takdir kematianmu, maka rezekimu akan datang bersamaan dengan ajalmu, sedangkan jika ajalmu belum tiba, maka tak layak bagimu untuk memikirkan umur orang lain.”

Orang yang berangan-angan umurnya hanya sesaat saja.


Rasullullah SAW bersabda, “Wahai Abdullah, pada waktu pagi janganlah engkau berbicara dengan dirimu tentang sore hari nanti, dan pada waktu sore janganlah engkau berbicara dengan dirimu tentang pagi hari nanti.” Rasulullah SAW biasa melakukan tayamum meskipun beliau bisa mendapatkan air tak lama lagi, seraya bersabda, “Boleh jadi aku tak akan pernah mencapainya.”

Orang yang baginya kematian telah berada di depan kedua pelupuk matanya.


Bahkan bagi mereka, maut seolah-olah tengah dirasakannya sehingga dia pun selalu menanti datangnya kematian. Manusia seperti ini selalu melakukan sholat seakan-akan yang terakhir kalinya. Mengenai orang seperti ini terdapat hadist yang diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra. ketika dia ditanya oleh Rasulullah SAW tentang hakikat imannya. Dia pun menjawab, “Tak pernah sekali pun kakiku melangkah kecuali aku yakin bahwa langkah itu tak akan diiringi oleh langkah lainnya.” Dan seperti yang diriwayatkan tentang Al Aswad, hamba sahaya dari Ethiopia bahwa ketika dia sholat pada malam hari, dia biasa berpaling ke kanan dan ke kiri. Dan ketika ditanya apa yang dilakukannya itu, ia menjawab, “Aku menoleh untuk melihat dari arah mana Malaikat Maut akan mendatangiku.”


Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. QS Ali Imran 185







Alhamdulillah

Karakter Terpuji 5: Sabar Sebagai Pelita

Bismillahi Rahmani Rahim, ketika sampai pada karakter orang yang sabar  ini, saya tidak tahu harus menuliskan apa. Saya telah menuliskan beberapa karakter terpuji lain sebelumnya, seorang muslim,  orang yang bertaqwa, bersyukur, atau karakter orang yang khusyu. Tapi, tentang orang yang sabar, apa yang bisa saya tuliskan?

Saya telah membaca beberapa ayat Al Quran atau tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kesabaran. Namun, belum satu kesimpulan pun yang muncul dalam benak saya mengenainya. Satu yang paling terkenal, yang sering ditulis dan diulas orang adalah surat Az Zumar 10 :

Katakanlah:  “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.”

Pahala mereka tanpa batas… berarti kesabaran pun tanpa batas. Itulah yang banyak diulas orang mengenai kesabaran. Tapi, yang tanpa batas itu yang seperti apa?

Maka saya berputar-putar dan mencoba berpikir untuk membahas sesuatu yang lain. Mencari pemahaman-pemahaman mengenai Islam dengan sesuatu hal yang lebih ringan untuk melupakan pemikiran seperti apa sabar yang tanpa batas itu.

Rasanya tidak pantas saya menuliskan mengenai kesabaran, apalagi mendakwahi, apalagi mengajari orang. Saya pun harus banyak belajar sabar. Saat suatu kali sedang emosi, marah pada anak, marah pada keadaan hidup, marah pada situasi yang ada di luar rumah, sepertinya saya lupa kalau disitulah saya harus bersabar.  Masih jauh dari layak untuk mengatakan diri sendiri sebagai orang yang sabar.

Saat melintasi pasar, ada pemulung,  seorang nenek tua bungkuk memanggul di punggungnya barang hasil pulungannya yang berat dalam karung, mengais-ngais  rezeki Allah. Bukankah dia lebih sabar daripada saya? Seorang pemuda, meskipun kelihatannya lebih muda dari saya, badannya begitu kurus. Ia berkeliling-keliling kampung, berkeringat dan berteriak-teriak, “Peci… peci… “, dan tak seorang pun mempedulikan apa yang ia dagangkan. Bukankah ia lebih sabar daripada saya?

Sabar memang tak pernah ada batas. Saat seorang seperti saya mungkin sudah tak sabar menghadapi sesuatu hal yang sepele. Ada orang lain yang lebih sabar dari saya. Semua orang diberi kadar ujian dari Allah berbeda-beda untuk menguji tingkat kesabarannya.  Saat satu masalah selesai dan kita bersabar dengannya, maka Allah mendatangkan lagi masalah lain untuk menambah kadar kesabaran kita.

Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu. QS 47 Muhammad 31.

Seperti itulah mungkin sabar yang tak berbatas itu…
Sabar dalam keadaan apapun tetap menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.

Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun


Saat peritiwa tsunami Aceh 2004 silam, seorang ustad yang sering mengajari di lingkungan keluarga dan teman-teman kami mengajarkan ayat dalam Al Quran berkenaan dengan kejadian tersebut. Beliau hanya ustad biasa yang tak memiliki popularitas, apalagi muncul di media atau televisi, kecuali berkeliling membantu anak yatim, para janda, orang yang kekurangan. Ayat yang diajarkannya surat Al Baqarah  153-157.

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (153)
Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya. (154)
Dan  sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (155)
Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun”. (156)
Mereka itulah yang mendapat keberkahan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (157)

Allah menggambarkan dalam ayat-ayat tersebut berbagai ujian kesabaran yang akan diberikan kepada manusia. Mulai dari ketakutan, kelaparan sampai kehilangan harta dan jiwa. Itulah ujian terberat yang akan dihadapi manusia di dunia. Orang yang bersabar cukup mengucapkan Innalillaahi wa innaa ilaihi raaji uun. Artinya, sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNyalah kami kembali.  Setelah itu pahala tanpa batas akan mengalir baginya.

Namun, kadangkala saat ada musibah,  kita sama sekali tak menyadari bahwa tepatnya pada saat itulah kita harus sepenuhnya memasang kesabaran. Ada satu hadist yang teringat.

 Anas bin Malik ra berkata: Pada suatu hari SAW berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis di atas kuburan. Maka Nabi SAW bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah.”  Dijawab oleh wanita itu, “Enyahlah engkau daripadaku. Kau tak menderita musibahku ini.”

Wanita itu tidak mengetahui bahwa yang berbicara itu Rasulullah SAW. Kemudian ia diberi tahu bahwa itu tadi Nabi SAW. Maka segeralah wanita itu pergi ke rumah Nabi dan disana ia tidak menemukan juru kunci atau penjaga sehingga dapat masuk tanpa bersusah payah, lalu ia berkata, “Sebenarnya saya tidak mengetahui bahwa yang berbicara tadi adalah engkau ya Rasulullah.” Maka sabda Nabi, “Sesungguhnya kesabaran itu hanyalah pada pukulan pertama dari musibah.” HR Bukhari Muslim

Riwayat lain menyebutkan, Abu Yahya (Shuaib) bin Sinan Arrumy ra berkata, bersabda Rasulullah SAW, “Sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin, sebab segala keadaannya untuk ia sangat baik, dan tidak mungkin terjadi demikian kecuali bagi seorang mukmin. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, maka syukur itu lebih baik baginya, dan bila menderita kesusahan bersabar, maka kesabarannya itu lebih baik baginya.” HR Muslim

Rasulullah bersabda: “… Sabar itu Pelita…” HR Muslim. Pelita, atau dalam bahasa arabnya dhiyaaun, atau torch dalam bahasa Inggris atau suluh, obor, lampu, sumbernya cahaya.

Seringkali saat mendapat masalah, kita menjadi pemarah. Padahal marah-marah itu tidak menyelesaikan masalah. Pada kala yang lain, saat bermasalah kita lari dari padanya, dan hal itu pun tak menyelesaikan masalah. Maka, masalah harus tetap diselesaikan dengan hati tenang dan kesabaran. Memang, bersabar menjadi pilihan yang paling baik.

Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. QS Al Anfaal 66

Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. 
QS 70 Al Ma’arij 5

Alhamdulillah
Karakter Terpuji 1: Muslim, Mukmin, Muslim
Karakter Terpuji 2: Taqwa
Karakter Terpuji 3: Istiqomah
Karaker Terpuji 4: Bersyukur, Khusyu, Hanif
Karakter Terpuji 6: Shidiq
Karakter Terpuji 7: Amanah

Karakter Tercela:
Karakter Tercela 1: Lalai, La'im dan Kafir
Karakter Tercela 2: Munafik
Karakter Tercela 3: Fasik, Zalim, Isrof
Karakter Tercela 4 : Banyak Membantah, Ingkar Nikmat, Angkuh

Kurma untuk Perut dan Jiwaku

Kurma menduduki tempat yang istimewa di hati muslimin. Ia adalah obat dan makanan. Ia dianggap sebagai salah satu makanan paling baik yang dinasihatkan oleh Rasulullah SAW. 

Kurma memiliki banyak manfaat dan kaya dengan mineral, vitamin dan fosfor. Ia lebih bagus daripada zat besi dan kalsium. Bahkan beberapa butir kurma berkhasiat lebih besar daripada segelas minuman mengandung zat besi atau satu suntikan kalsium. Kurma memiliki zat yang terdepan selain dari magnesium yang dikandungnya. Padahal magnesium itu sangat berkhasiat untuk mencegah kanker.

Diriwayatkan Sa’ad bin Abi Waqqash bahwa ia menuturkan, “Suatu saat aku sedang sakit kemudian Rasulullah SAW datang menjengukku. Lalu beliau meletakkan tangannya di antara dada kanan dan dada kiriku sehingga aku merasakan hawa dingin merasuk dalam hatiku”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau menderita sakit lever, temuilah Al Harits bin Klidah dari Bani Tsaqif karena dia seorang tabib. Suruh dia mengambil tujuh kurma Ajwah kota Madinah, tumbuk dan suruh dia menyuapkan ke dalam mulutmu.”

Beberapa jenis kurma:
* Tamr (kurma kering) berfungsi untuk menguatkan sel-sel usus dan dapat membantu melancarkan saluran kencing karena mengandung serabut-serabut yang bertugas mengontrol laju gerak usus dan menguatkan rahim terutama ketika melahirkan.
* Ruthab (kurma basah) mencegah terjadi pendarahan bagi perempuan-perempuan ketika melahirkan dan mempercepat proses pengembalian posisi rahim seperti sediakala sebelum hamil.
* Kurma segar mengandung hormon yang menyerupai hormon oxyticine yang dapat membantu proses kelahiran.

Ilmu kedokteran modern telah banyak membahas kurma melalui kajian-kajian, penelitian akademis dan lapangan yang terus berkembang. Kajian dan penelitian ini membuktikan bahwa kurma memiliki banyak manfaat di antaranya:
* Kurma tidak mentransfer bakteri, mikroba dan ulat yang ada di dalamnya.
* Kurma dapat memusnahkan amuba.
* Kurma dapat membunuh bakteri yang mungkin menyerang manusia.
* Kurma adalah makanan dan obat paling penting bagi astronot dan lebih sehat daripada kaviar.
*Kurma mengandung zat yang dapat merangsang kontraksi rahim dan menguatkan otot-ototnya pada bulan-bulan terakhir kehamilan sehingga dapat membantu proses kelahiran.
* Kurma dapat membersihkan usus besar (colon) dan menurunkan tekanan darah.
* Kurma mengandung vitamin A, B1, B2, dan D. kurma mengandung gula berstruktur sederhana.

Dari Aisyah dari Rasulullah SAW beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menumbuhkan satu biji kurma dan sesuap makanan yang disedekahkan salah seorang dari kalian sebagaimana salah seorang dari kalian membesarkan anak kudanya atau anak untanya sehingga biji kurma dan sesuap makanan itu menjadi seperti gunung Uhud. (Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam shahihnya, Shahih At Targib Wa At-Tarhib, jilid 2).

Dalam kitabnya, Zad Al Ma’ad Ibu Qayyim menyebutkan bahwa kurma dapat menguatkan perut yang dingin, menyamankan dan menyuburkan badan. Ia termasuk buah yang paling mulia dan paling bermanfaat. Ia adalah raja buah-buahan, penguat lever, dan pelembut tabiat. Ia adalah buah yang paling banyak memberikan nutrisi. Memakannya sebelum makan pagi dapat membunuh cacing. Panas yang dikandungnya adalah penawar racun. Oleh karena itu, apabila ia dimakan secara terus menerus sebelum makan pagi, maka ia dapat melemahkan cacing dan menguranginya. Ia adalah makanan, obat, minuman, dan manisan sekaligus.

Terhindar dari Sihir 

Dari Amir bin Sa’ad dari ayahnya bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menyantap tujuh butir kurma Ajwah antara dua labah (tanah berbatu hitam) di pagi hari, ia tidak akan terkena bahaya racun dan sihir hingga sore harinya.”
Fulaih menjelaskan, “Aku pun meyakini bahwa beliau juga bersabda, “Dan jika ia menyantap kurma itu di sore hari, ia tidak akan terkena bahaya apapun hingga pagi harinya.”
Umar berkata, “Lihat, wahai Amir, hadist apa yang engkau sampaikan dari Rasulullah!” Amir menjawab, “Demi Allah, aku tidak berdusta atas nama Sa’ad dan Sa’ad juga tidak berdusta atas nama Rasulullah.”

Pernah dikaruniakan kepadaku seorang anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan Nabi SAW, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan mentahniknya dengan sebuah kurma. (Dikeluarkan oleh Al Bukhari dan Muslim, Al Baihaqi dalam Al Kubra dan Asy-Syuab.

DR JabbarAn-nuaimi dan DR Al-Amir Abbas Ja’far, mengungkapkan kurma mengandung unsur sejenis pengikat rahim yang dapat membantu pencegah pendarahan seusai melahirkan. Kurma merupakan bahan dasar dari obat baru yang dikenal dengan diostolen, zxat ini sangat penting untuk mengatasi reumatic dan beberapa jenis penyakit mata.

Al-Hafizh Ibu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Amr bin Maimun di  dalam tafsirnya, “Tidak ada sesuatu yang lebih baik bagi perempuan nifas kecuali kurma kering dan kurma basah.”  Dokter Muhammad An-Nasimi dalam kitabnya Ath-Thibb An-Nabawy wal ilmil Hadist mengatakan, “Hikmah dari aya yang mulia ini secara kedokteran adalah perempuan hamil yang akan melahirkan itu sangat membutuhkan minuman dan makanan yang kaya akan unsur gula, hal ini karena banyaknya kontraksi otot-otot rahim ketika akan mengeluarkan bayi, terlebih lagi apabila hal itu membutuhkan waktu yang lama.

Dalam sanad Abu Daud dari Anas bin Malik ra, ia berkata, “Rasulullah SAW pernah berbuka dengan buah kurma yang sudah matang sebelum sholat, kalau tidak ada buah kurma yang matang maka beliau memakan buah kurma (tamar) dan kalau tak ada buah tamar maka beliau meminum air sedikit demi sedikit.” (HR Abu Daud)


Salamah binti Qais meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Berikanlah kurma kepada wanita yang akan melahirkan, agar anaknya menjadi murah hati. Itu adalah makanan Maryam saat akan melahirkan Isa. Sekiranya Allah mengetahui ada yang lebih baik dari itu, tentu Dia akan telah memberikannya kepadanya.” 

Alhamdulillah

Kisah Nabi Yaqub AS dan Malaikat Maut


Nabi Yaqub as adalah cucu nabi Ibrahim as dari anaknya Ishaq as. Beliau memiliki anak bernama Yusuf as yang kemudian juga diangkat Allah SWT sebagai nabi.

Pada kitab Zahri Riyadh disebutkan bahwa nabi Yaqub pernah bersahabat dengan malaikan maut. Suatu ketika malaikat maut datang mengunjunginya. Nabi Yaqub bertanya kepadanya, “Hai malaikat maut, engkau datang sekadar mengunjungiku atau hendak mencabut nyawaku?”

Malaikat maut menjawab, “Aku hanya datang berkunjung.”

Lalu Yaqub berkata, “Aku mohon engkau mau memenuhi satu permintaanku.”

Malaikat maut bertanya, “Apakah permintaanmu itu?”

Yaqub berkata, “Bila ajalku telah mendekat, tolong Engkau beritahukan kepadaku.”

Malaikat maut pun berkata, “Baiklah, nanti akan aku kirimkan kepadamu dua atau tiga orang utusan.”

Ketika Yaqub sampai ajalnya, datanglah malaikat maut padanya. Dan sebagaimana biasanya Yaqub pun bertanya, “Apakah kamu hanya berkunjung atau hendak mencabut nyawaku?”

Malaikat maut menjawab, “Kali ini aku datang untuk mencabut nyawamu.”

Dengan keheranan Yaqub bertanya,  “Bukankah telah berjanji kepadaku akan mengirimkan dua atau tiga utusan?”


Malaikat maut pun menjawab, “Telah aku lakukan itu. Keputihan rambutmu setelah hitam sebelumnya, kelemahan tubuhmu setelah kuat sebelumnya, kebongkokan tubuhmu setelah tegak sebelumnya. Tidakkah engkau sadar bahwa semua itu adalah utusanku pada anak Adam sebelum ia mati?”

Utusan mana yang telah datang kepada kita?

Alhamdulillah

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan