Sedikit Rezeki dengan Syukur yang Banyak



Untuk apa meminta diperbanyak rezeki jika tidak bermanfaat dan tak mampu mensyukurinya?

QS Al Maidah 5:100

Bismillahi Rahmaani Rahiim

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan ".

Shodaqoallahul’adziim

Dalam kitab tafsir Jalalain disebutkan bahwa surat Al Maidah ayat 100 ini diturunkan karena Al Wahidi dan Al Asbahani telah mengetengahkan sebuah hadist dari sahabat Jabir dalam kitab At Taqrib bahwa sewaktu Nabi SAW menuturkan ayat pengharaman khamr (minuman keras), tiba-tiba ada seorang Badui yang kaya raya berdiri seraya berkata, “Saya adalah seorang pedagang dan ini adalah barang daganganku, aku telah mendapat keuntungan harta dari hasil perniagaanku. Kemudian apakah harta itu bermanfaat bagiku jika aku gunakan untuk berbuat taat kepada Allah SWT?”

Lalu Nabi SAW menjawab, “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima (amal) kecuali hanya yang baik (halal).” Tidak lama kemudian Allah menurunkan firmannya ini.

Imam Ibnu Katsir dalam penafsirannya menerangkan mengenai ayat ini bahwa sedikit perkara halal yang bermanfaat lebih baik dari banyak perkara haram yang menimbulkan mudarat. Sesuatu yang sedikit tapi mencukupi adalah lebih baik daripada sesuatu yang banyak tapi melalaikan.

Abul Qasim Al Bagawi mengatakan di dalam kitab Mujam, dari Abu Umamah bahwa Salabah ibni Hatib Al Ansari pernah memohon, “Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia memberiku rezeki harta yang berlimpah.”

Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam bersabda, “Sedikit rezeki yang kamu dapat mensyukurinya lebih baik daripada banyak rezeki tetapi kamu tidak mampu mensyukurinya.”

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan