Pembersihan dosa dan Kesucian Hati

Islam mengajarkan bahwa seseorang menanggung dosanya sendiri, dan seseorang tidak bisa menghapus dosa orang lain. Islam mengajarkan bagaimana menjaga kesucian hati guna menghindarkan kita  memiliki perasaan bahwa diri kitalah yang  paling bersih.

QS An Nissa 4:49

Bismillahi Rahmaani Rahiim

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?* Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendakinya dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.

Shodaqollahul’adziim

Keterangan * yang dimaksud di sini ialah orang-orang Yahudi dan Nasrani yang menganggap diri mereka bersih.  Berhubungan dengan ayat pada surat Al Baqarah 2:80 dan 111 dan Al Maidah 5:18 Lihat isi ayat di akhir tulisan.

Pada suatu riwayat dikemukakan bahwa orang-orang Yahudi mementingkan menyuruh anak-anaknya sembahyang dan mementingkan anak-anaknya berkurban dan mereka menganggap bahwa dengan perbuatannya itu bebaslah kesalahan dan dosanya. Maka Allah menurunkan ayat tersebut sebagai teguran kepada orang yang menganggap dirinya bersih dari dosa dengan jalan seperti itu.

Al Hasan dan Qatadah (dari Ibnu Katsir ) mengatakan bahwa firman Allah surat An Nissa 49 diturunkan berkenaan dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani ketika mereka mengatakan, “Kami adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.” Juga sehubungan dengan ucapan mereka yang disebutkan dalam firman Allah yang lain: “Sekali-sekali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beragama Yahudi dan Nasrani.” QS Al Baqarah 111.

Mujahid mengatakan bahwa dahulu mereka orang-orang Yahudi menempatkan anak-anak di hadapan mereka dalam berdoa dan sembahyang mereka sebagai imam mereka, mereka menduga bahwa anak-anak itu tidak mempunyai dosa. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah dan Abu Malik, Ibnu Jarir meriwayatkan hal tersebut.

Al Aufi (dari Ibnu Jarir) mengatakan dari Ibnu Abbas yang mengatakan sehubungan dengan firmanNya:Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya bersih?.  Hal itu karena orang-orang Yahudi mengatakan,” Sesungguhnya anak-anak kita telah meninggal dunia dan mereka mempunyai hubungan kerabat dengan kita. Mereka pasti memberi syafaat kepada kita dan membersihkan kita (dari dosa-dosa).”  Maka Allah SWT menurunkan ayat ini.

Dahulu, orang-orang Yahudi menempatkan anak-anak mereka sebagai imam dalam sembahyangnya, juga menyerahkan korban mereka kepada anak-anak itu. Mereka berbuat demikian karena alasan anak-anak adalah belum berdosa dan tidak memiliki kesalahan. Mereka telah berdusta dan Allah menjawab mereka.

Sesungguhnya Allah tidak membersihkan dosa seseorang karena adanya orang lain yang tidak berdosa. Orang Yahudi juga suka mengatakan, “Kami tidak mempunyai dosa sebagaimana anak-anak kami tidak mempunyai dosa.”  Maka Allah menurunkan firmanNya, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?”

Pada riwayat lain, ayat ini diturunkan berkenaan dengan celaan terhadap perbuatan memuji dan menyanjung.  Pada shahih muslim, Al Mighdad ibnul Aswad menceritakan hadist:  “Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada kita agar menaburkan pasir ke wajah orang yang suka memuji.” Rasulullah SAW melarang orang terlalu memuji orang lain dengan maksud menjilat. Seseorang pun dilarang memuji dirinya sendiri sebagai seorang yang paling beriman,  alim, pandai atau merasa yakin dirinya pasti masuk surga. Karena bisa jadi ia merupakan kebalikan dari apa yang diucapkannya.

Abdullah Ibnu Masud pernah mengatakan, “Sesungguhnya seorang lelaki berangkat dengan agamanya, kemudian ia kembali, sedangkan padanya tidak ada sesuatu pun dari agamanya itu. Dia menjumpai seseorang yang tidak mempunyai kekuasaan untuk menimpakan mudarat terhadap dirinya, tidak pula memberikan manfaat kepadanya, lalu ia berkata kepadanya, “Sesungguhnya kamu, demi Allah, demikian dan demikian (memujinya).” Dia berbuat demikian dengan harapan memperoleh imbalan. Tetapi ternyata, dia tidak memperoleh sesuatu keperluan darinya bahkan kembali dalam keadaan Allah murka kepadanya.”  Kemudian Ibnu Masud membacakan firman Allah diatas. “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih?”

Wallahu’alam. Sesungguhnya Islam adalah agama yang mengajarkan kesucian hati untuk menghindari kita dari dosa.

Alhamdulillah

Keterangan:

QS Al Baqarah 2:80
Dan mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja.” Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janjiNya ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?”

QS Al Baqarah 2:111
Dan orang-orang Yahudi berkata, “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan.” Dan orang-orang Nasrani berkata, “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan.” Padahal mereka sama-sama membawa Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili di antara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.

QS Al Maidah 5:18
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan, “Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasihNya.” Katakanlah, “Maka mengapa Allah menyiksamu karena dosa-dosamu?” (Kamu bukanlah anak-anak Allah atau kekasih-kekasihNya), tetapi kamu adalah manusia biasa di antara orang-orang yang diciptakanNya. Dia mengampuni siapa yang dikehendakiNya, dan kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dan kepada Allah lah kembali (segala sesuatu).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan