50 Cara Bebas dari Hawa Nafsu Part 1

Nafsu adalah fitrah yang diberikan Allah SWT pada manusia. Ia menjadi jalan mencari kebahagiaan jika kita mampu mengendalikannya. Sebaliknya menjadi petaka jika tak mampu menguasainya. Jika ada yang bertanya, bagaimanakah cara membebaskan diri dari nafsu, padahal nafsu itu harus terjadi ada dirinya? Jawabannya dengan pertolongan dan taufik Allah. Inilah cara untuk membebaskannya:




1.Harus ada hasrat sehingga dia merasa cemburu terhadap diri sendiri dan hawa nafsunya.

2.Harus memiliki seteguk kesabaran dalam menghadapi kepahitan yang dirasakan saat itu.

3.Kekuatan jiwa yang bisa mendorongnya untuk meminum seteguk kesabaran tu, sebab semua bentuk keberanian merupakan kesabaran sekalipun hanya sesaat, dan sebaik-baik hidup adalah jika seseorang mengetahui hidup itu dengan kesabarannya.

4.Mempertimbangkan kelanjutan yang baik dan kesembuhan yang terjadi di kemudian hari.

5.Mempertimbangkan penderitaan yang semakin menjadi-jadi sebagai akibat dari menuruti kenikmatan hawa nafsu.

6.Mementingkan kedudukannya di sisi Allah dan di hati hambaNya. Ini jauh lebih baik dan lebih bermanfaat daripada mendapatkan kenikmatan karena menuruti hawa nafsu.

7.Lebih mementingkan kehormatan diri dan kelezatannya daripada kenikmatan kedurhakaan.

8.Kebanggaan dapat menundukkan dan menaklukkan musuhnya Allah suka jika hambaNya berani menghadapi musuhnya, sebagaimana firmanNya:
“Dan mereka tidak menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir dan tidak menimpakan suatu bencara kepada musuh melainkan dituliskan bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal sholeh.” QS At Taubah 120
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak.” QS An Nissa 100
Di antara tanda cinta yang tulus adalah melibas musuh Allah dan mengalahkannya.

9.Harus berpikir bahwa dia diciptakan bukan untuk kepentingan nafsu, tetapi untuk suatu urusan yang besar, yang tidak bisa dicapai kecuali dengan menentang nafsunya.

10.Tidak bolehh memilih bagi dirinya bahwa hewan lebih baik keadaannya daripada dirinya. Dengan tabiatnya hewan saja bisa membedakan mana yang membahayakan dan mana yang bermanfaat bagi dirinya, lalu dia mementingkan mana yang bermanfaat dan meninggalkan mana yang membahayakan. Manusia diberi akal untuk masalah ini. Jika dia tidak bisa membedakan mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya bagi dirinya, atau dia mengetahui tapi justru dia memilih yang berbahaya bagi dirinya, berarti keadaan hewan lebih baik dari keadaan dirinya.

Sebagai bukti, hewan bisa menikmati makan, minum dan bersetubuh, yang tidak bisa dinikmati manusia tanpa ada pikiran dan hasrat, sekalipun dia hidup tenang. Pada hewan, sekalipun akan disembelih dan diikat lehernya, nafsu syahwat binatangnya tak surut. Manusia tidaklah demikian, memiliki akal, jika dengan sadar bahwa dirinya akan segera mati, tentu manusia segera kehilangan hasrat  syahwatnya. 

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan