Olok-Olok Kaum Munafik

Kaum munafik adalah mereka yang pandai bersilat lidah. Mereka berkata indah di depan kita, tapi menyumpahi di belakang kita. Semasa Rasulullah SAW, para sahabat pun tak lepas dari ulah para penjilat ini. Kalau bukan karena rahmat Allah SWT, tingkah polah kaum munafik yang bermuka dua tak akan terungkapkan. Seperti halnya firman Allah dalam Surat Al Baqarah 14.

Bismillahi Rahmaani Rahiim
Dan bila mereka dengan orang-orang beriman mereka mengatakan, “Kami telah beriman.” Dan bila berjumpa mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.”

Asbabun nuzul:
Surat Al Baqarah ayat 14 diturunkan tentang Abdullah bin Ubay dan kawan-kawannya dalam suatu peristiwa saat mereka bertemu beberapa sahabat Nabi SAW. Abdullah bin Ubay berkata kepada teman-temannya, “Lihatlah bagaimana caranya aku mempermainkan mereka yang bodoh-bodoh itu!”

Ia pun mendekat dan menjabat tangan Abu Bakar sambil berkata, “Selamat Penghulu Bani Taim dan Syaikhil Islam dan orang kedua beserta Rasulullah di gua (Thur)  yang mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk Rasulullah.”

Kemudian Abdullah bin Ubay menjabat tangan Umar sambil berkata, “Selamat penghulu Bani Adl bin Kab yang mendapat gelaran al Faruq, yang kuat memegang agama Allah yang mengorbankan jiwa dan harta bendanya untuk Rasulullah.”

Setelah  menjabat tangan Umar, ia berpindah menjabat tangan Ali bin Abi Thalib sambil berkata, “Selamat saudara sepupu Rasulullah, menantunya dan penghulu Bani Hasyim sesudah Rasulullah.”

Setelah itu mereka berpisah. Berkatalah Abdullah bin Ubay kepada kawan-kawannya. “Sebagaimana kamu lihat perbuatanku tadi jika kamu bertemu dengan mereka, berbuatlah seperti apa yang kulakukan.”

Kawan-kawannya pun memuji-muji Abdullah bin Ubay. Setibanya kaum muslimin (Abu Bakar, Umar dan Ali bin Abi Thalib) kepada Nabi SAW mereka memberitahukan peristiwa tadi. Maka turunlah ayat 14. Allah membukakan kepalsuan golongan munafik terhadap kaum muslimin.

Alhamdulillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan