Berhijab Bukanlah Suatu Tren

Berhijab Bukanlah Suatu Tren





Banyak sekali gaya berbusana dan berjilbab muslimah yang bermunculan akhir-akhir ini, sampai-sampai dikatakan berhijab sedang menjadi tren. Bagaimana bisa dikatakan berhijab itu sebuah tren padahal Allah telah menurunkan perintah dalam Al Quran kepada wanita muslim untuk berhijab ratusan tahun lalu? Lantas jika tren itu berlalu, apakah berhijab akan ditinggalkan?



Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
 Qs Al Ahzab 59


Sebagian besar wanita muslim berhijab pasti telah mengetahui perintah Allah dalam ayat di atas.  Perintah Allah tersebut  tak menjadikan suruhan berhijab sebuah tren yang baru muncul akhir-akhir ini saja. Sudah sejak ratusan tahun lalu wanita muslim berbeda gaya pakaiannya dengan wanita musryik dan itu tak akan pernah berubah.


Seperti apa petunjuk Allah kepada wanita beriman?


Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutup kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita, atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan, janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” 
Qs An Nuur 31

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. QS Al Ahzab 33.


Tata Cara Berbusana Muslimah

“Dan dari Abu Hurairah ra berkata, sabda Rasulullah SAW: “ Ada dua golongan ahli neraka yang aku belum pernah melihatnya, yaitu kaum lelaki memegang cemeti bagaikan ekor sapi dipukulkan pada orang lain, dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, serong menyerongkan, kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang miring. Mereka tidak bisa masuk sorga, padahal bau sorga itu sebenarnya dapat dirasakan dari jarak sekian… sekian.” Hadist riwayat Ahmad dan Muslim.

Keterangan hadist di atas seperti ditulis Ibrahim Muhammad Al Jamal dalam bukunya Fiqih Wanita diterjemahkan oleh Anshori Umar Sitanggal penerbit CV Asy Syifa Semarang, 1981, adalah:

  • Kata-kata berpakaian tapi telanjang maksudnya, mau menikmati anugrah Allah tapi enggan mensyukurinya. Ada juga yang mengartikan, menutupi sebagian tubuhnya dan membiarkan sebagian yang lain terbuka biar kecantikannya dilihat orang, berarti mereka telanjang juga. Ada juga yang mengartikan, memakai pakaian tipis sehingga kulitnya tetap kelihatan. Atau, berpakaian tetapi terlalu ketat.
  • Kata-kata serong menyerongkan, serong maksudnya tak sudi memelihara apa yang diperintahkan Allah memeliharanya. Menyerongkan maksudnya, mengajak wanita lain meniru perbuatannya. Ada juga yang mengartikan, berlenggak-lenggok jalannya. Atau ada yang mengartikan berjalan meniru tingkah laku pelacur.
  • Kata-kata kepala mereka seperti punuk-punuh unta, maksudnya mereka mengatur kepala mereka sedemikian rupa dengan kerudung, ikat kepala atau lainnya yang menarik sehingga orang tertawan melihatnya. “Al Bukht” adalah unta Khurasan dengan punuk yang tinggi, yaitu gambaran wanita yang menyasak rambut kepalanya tinggi-tinggi.

Kesimpulannya, pakaian wanita muslimah wajib memiliki sifat:
  •          Menutupi seluruh badan selain yang dikecualikan, yakni wajah dan dua telapak tangan.
  •          Tidak ketat sehingga masih menampakkan bentuk tubuh yang ditutupinya.
  •          Tidak tipis temaram sehingga warna kulit masih bisa dilihat.
  •          Tidak menyerupai pakaian lelaki.
  •          Tidak berwarna mencolok sehingga menarik perhatian orang.
  •          Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.
  •          Dipakai bukan dalam rangka pamer.

Wanita berhijab dalam rangka bertakwa pada Allah SWT. Bukan karena meniru orang lain, bukan karena diperintah orang lain, bukan karena tren, bukan karena ingin pamer pada orang lain. Allah menyukai keindahan tapi Allah tak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan sehingga menjadi sombong.


Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki masjid. Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan
Qs Al A’raaf 31



Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan,  dan pakaian takwa itulah yang paling baik, yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. 
Qs Al A’raaf 26

----- 

Kalimat dalam huruf miring (hijau) adalah pendapat saya pribadi, mohon maaf jika ada kesalahan. Wallahu’alam.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Taubatnya Sang Pencuri Kain Kafan